Anda di halaman 1dari 27

SOP PEMASANGAN KOMPONEN PRACETAK/

PRATEGANG PADA BANGUNAN GEDUNG


PENDAHULUAN
Berbicara tentang pemasangan elemen precast
dalam suatu system,
maka kita perlu mempelajari terlebihi dahulu
metoda kerja pemasangannya.

Setiap sistem pracetak dapat berbeda cara


pemasangannya baik dari siklus/ tahapan
pemasangan, cara joint, alat bantu yang
digunakan dll.
Komponen umum beton precast pada Bangunan Gedung
ASAS-ASAS YANG BERLAKU PADA PEMASANGAN KOMPONEN PRACETAK
PADA GEDUNG
• Pemasangan komponen dipasang
berurutan setiap lantai, sehingga
demikian pula dengan proses
produksinya.

Teknologi BIM untuk


beton precast pada
Bangunan Gedung
Matriks Prosedur beton precast pada Bangunan Gedung
ASAS-ASAS YANG BERLAKU PADA PEMASANGAN KOMPONEN PRACETAK
PADA GEDUNG
• Akurasi, elevasi dan toleransi memegang peran penting pada saat
instalasi komponen pracetak.

[Selama pemasangan elemen-elemen precast dilakukan, pekerjaan


surveyor memegang peranan yang penting untuk mengetahui
apakah elemen precast tersebut sudah dalam posisi yang benar,
tegak lurus dengan elevasi sesuai rencana]

[Dalam Pelaksanaan tentu tidak memungkinkan Elemen Precat


Terpasang sesuai gambar rencana. Ada timbul pergeseran (deviasi)
yang disebut Toleransi Ereksi. Selain karena deviasi pemasangan
toleransi ini juga ditimbulkan oleh adanya toleransi produk precast
(Dimensi / Ukuran)]
Alat Untuk Pengukuran

Cat semprot
ASAS-ASAS YANG BERLAKU PADA PEMASANGAN KOMPONEN PRACETAK
PADA GEDUNG
• Perencanaan alat angkat
mempertimbangkan kapasitas
berat komponen, kapasitas alat
angkat dan jangkauannya.
Jenis alat angkat dan Support komponen
Diagram alur umum erection beton precast

Elemen precast di ambil / Dikirim


(Diproduksi di Pabrik atau di Site)

Elemen Precast Disusun atau ditempatkan


sesuai gambar dan Tahapan rencana

Elemen Precast diangkat dan dipasang sesuai


gambar dan koordinat Rencana

Elemen Precast disupport dengan penyangga,


Perancah atau scafolding

Elemen Precast di
joint Sesuai dengan
spesikasinya

Selesai
Flow chart Ereksi Kolom

START

Persiapan
TIDAK
YA

Angkat Kolom

Letakkan Kolom pada koordinatnya

Pasang Bracing utk Menyangga Kolom

Lepas seling dari Titik Angkat Kolom

Setting Posisi Kolom

Joint Kolom Bagian Bawah

END
Flow chart Ereksi Balok

START

Persiapan
TIDAK
YA
Angkat Balok

Letakkan Balok pada koordinatnya

Pasang Supporting utk Menyangga Balok Jika Perlu

Pasang Pembesian Topping Balok dan Joint Balok Kolom

Pasang Bekisting Topping Balok dan Joint Balok Kolom

Cor Topping Dan Joint Balok Kolom

END
Flow chart Ereksi Pelat Lantai Precast

START

Persiapan
TIDAK
YA
Angkat Pelat

Letakkan Pelat pada koordinatnya

Pasang Supporting utk Menyangga Pelat Jika Perlu

Pasang Pembesian Topping Pelat

Pasang Bekisting Pinggir dan Celah Antar Pelat

Cor Topping Pelat

END
Flow chart Ereksi Tangga Precast

START

Persiapan
TIDAK
YA

Angkat Tangga Precast

Letakkan Tangga pada Balok Tangga

Pasang Supporting utk Menyangga Tangga Jika Perlu

Pasang Pembesian Joint Tangga


Atau Pasang Baut Joint Tangga

END
Standar Kesuksesan Prosedur:
Efektif, Efisien dan Aman !
Jadikan
Standard !!
Evaluasi prosedur
ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2 ALTERNATIF 3
Why? Why? Why? Standard
How? How? How? Operation
Who? Who? Who? Procedure
What? What? What? (SOP)
When? When? When?
Where? Where? Where?

Result: Tidak Tidak


Sukses!
Sukses! Sukses!
Secara umum terdapat beberapa factor yang menentukan kualitas
pemasangan elemen pracetak, factor – factor yang perlu diperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
• Toleransi produk
• Tipe elemen precast yang mau dipasang
• ukuran (size) elemen precast
• Lokasi elemen precast akan dipasang
• Fungsi elemen precast yang mau dipasang
• Volume elemen yang mau dipasang
• Toleransi pemasangan
• Elemen pendukung lain yang akan ditempel atau digabung dengan
elemen precast (seperti embeded plate, baut, angkur dll)
• Keselamatan Kerja (K3)
QUALITY CONTROL ERECTION BETON PRECAST

ITEM YANG DIPERIKSA MEMENUHI PERSYARATAN?


1. PRODUK FINISH (Kolom, DIMENSI REF. TOLERANSI PRODUK
Balok, Slab, Dinding dll) SURFACE REF. VISUAL
2. MUTU PRODUK MUTU BETON REF. DESAIN/ GAMBAR
MUTU BESI REF. PENGUJIAN/ SERTIFIKAT
3. ACCESSORIES TITIK ANGKAT REF. PERHITUNGAN
DUDUKAN
4. BAHAN JOINT (angkur joint, MUTU BETON REF. PENGUJIAN/ SERTIFIKAT
strand, pelat baja, grouting MUTU BESI
pengisi dll) MUTU GROUTING
MUTU LAS
5. METODA CONNECTION METODA/ TAHAPAN REF. SPESIFIKASI TEKNIS
(JOINTING) PERALATAN REF. FUNGSI/ KEGUNAAN
BEKISTING JOINT KOKOH DAN TIDAK MUDAH
BERGESER

6. KAPASITAS ALAT ANGKAT DAYA ANGKAT/ JANGKAUAN REF. MANUAL BOOK


(Tower crane, mobile crane dll) OPERATOR REF. SERTIFIKAT (SIO)

7. POSISI, JARAK, ELEVASI POSISI KOODINAT REF : TOLERANSI YANG DIIJINKAN


PEMASANGAN ELEMEN ELEVASI
PRECAST JARAK
Checklist persiapan pra-installasi komponen beton precast
pada Bangunan Gedung
BAR SCHEDULE PEMASANGAN KOMPONEN PRACETAK
GEDUNG (Contoh)

• Tahapan instalasi berdasarkan


urut-urutan lantai.
• Start lantai 1 dimulai setelah
finish lantai dasar.
Peralatan Quality Control

Rebar Locator:
Hammer Test Profometer PM650
Peralatan Quality Control

UPV Pundit 250 Array: Deteksi kualitas beton


Peralatan Quality Control

Shear Wave Tranducer:


Pengambilan nilai Modulus elastis
beton
Erection Kolom, Balok, Pelat dgn Mobile Crane / Tower Crane

PERSYARATAN
1. Kapasitas Alat Angkat Mobile Crane / Tower Crane harus lebih besar dari
tabel kapasitas angkat terhadap radius boom (jangkauan TC)
2. Kapasitas Sling minimal 2 kali dari kapasitas Elemen Precast
3. Pemeriksaan fisik alat angkat crane dilakukan sebelum proses erection
dan kondisi alat baik dan layak digunakan
4. Landasan Crane harus kuat dan stabil dan jika perlu dapat menggunakan
Pelat baja tebal minimal 20mm untuk landasan crane
5. Kondisi cuaca tidak hujan dan angina tdk mengganggu operasi pengangkatan
6. Area sekitar yang berdampak pada manuver boom dan badan crane harus
steril dari orang dan benda yg dapat mengganggu alat bekerja
7. Titik angkat (lifting point) elemen precast dipastikan terpasang benar dan
dalam kondisi bias diangkat
8. Elemen precast diangkat secara perlahan-lahan dan jangan sampai ada kejutan
dan dicek kestabilan elemen precast diangkat sampai pada tempatnya
9. Jangan melepaskan sling dari titik angkat sebelum elemen pracetak sudah
menumpu dengan baik dan benar serta perlu men dapat persetujuan dari
Pengawas lapangan
Tabel Toleransi Ereksi untuk Komponen Struktur Precast
Toleransi Ereksi Tipe produk

Panel dinding berusuk (Gbr 3.5)

Peniggi stadium (Gbr 3.7)


Panel dinding datar (Gbr 3.5)
Balok dan spandrel (Gbr 3.3)

Modul ruang (Gbr 3.8)


Unit Tangga (Gbr 3.6)
Panel dinding HC (Gbr 3.5)
T Tunggal (Gbr 3.1)

Slab HC (Gbr 3.2)


T dobel (Gbr 3.1)

Kolom (Gbr 3.4)


Joist (Gbr 3.1)
1. Deviasi dari dimensi horizontal antara permukaan atau garis vertikal dab garis referensi bangunan yang disyaratkan
13 mm • • • • • •
25 mm • • • • • •
a. Deviasi dari dimensi vertikal antara permukaan atau garis horizontal dab garis referensi bangunan yang disyaratkan
±25 mm •
1. Deviasi dari lebar yang disyaratkan
a. Dari elevasi atas
+6 mm, -13 mm •
10 mm • •
a. Dari permukaan horizontal
Permukaan tumpuan birai jendela atau haunch
+6 mm, -13 mm • • • • •
Pra-topping
±6 mm • • •
±13 mm •
Topping di lapangan atau tanpa topping
±10 mm •
±20 mm • • •
Karpet langsung
±6 mm •
1. Deviasi dari pipa dari permukaan atau garis vertikal pengontrol
10 mm per m ketinggian •
13 mm (balok L) •
20 mm (balok T terbalik) •
6 mm diatas ketinggian komponen •
6 mm pada 3m dari tinggi komponen • • • •
25 mm maks. untuk tinggi struktur 30 m atau kurang • • • •
50 mm maks untuk tinggi struktur melebihi 30 m • • • •
1. Deviasi dari kelurusan garis bersama
±25 mm • • • •
Terekspos ke pandangan
6 mm •
13 mm • • •
Tidak terekspos ke pandangan
13 mm •
a. pada permukaan horizontal
6 mm, pra-topping • •
10 mm, topping di lapangan •
a. pada permukaan vertikal
13 mm •
Tabel Toleransi Ereksi untuk Komponen Struktur Precast (Lanjutan)
Toleransi Ereksi Tipe produk

Peniggi stadium (Gbr 3.7)


Panel dinding berusuk (Gbr 3.5)

Panel dinding datar (Gbr 3.5)


Balok dan spandrel (Gbr 3.3)

Modul ruang (Gbr 3.8)


Unit Tangga (Gbr 3.6)
Panel dinding HC (Gbr 3.5)
T Tunggal (Gbr 3.1)

Slab HC (Gbr 3.2)


T dobel (Gbr 3.1)

Kolom (Gbr 3.4)


Joist (Gbr 3.1)
1. Deviasi dari kelurusan muka bersama
Terekspos ke pemandangan

6 mm • •
10 mm • • •

Tidak terekspos ke pemandangan


13 mm •
20 mm • • •

1. Deviasi dari lebar tumpuan overhang yang disyaratkan


±13 mm • • • •

1. Deviasi dari panjang di atas tumpuan yg disyaratkan


±20 mm • • • • • •
-25 mm •
1. Deviasi dari elevasi antara unit bersebelahan dengan desain dan panjang yang sama
a. di atas
Pra-topping pada lajur lintas garasi parkir
6 mm • •
Atap tanpa topping
20 mm • • •
Topping di lapangan
20 mm • • •
Karpet langsung
6 mm •
a. di bawah
Permukaan bawah yang terekspos
6 mm •
1. Deviasi dari lebar joint yang disyaratkan
±10 mm vertikal •
±10 mm horizontal atau vertikal • • •
±13 mm •
±20 mm •
Pada ujung miring
±16 mm •
Secara visual tidak kritis
±13 mm •
Tersembunyi
±20 mm •
<12 m, ±13 mm • • •
12 hingga 18 m, ±20 mm • • •
>18 m, ±25 mm • • •
a. joint yang ditipiskan di atas panjang joint
13 mm • • •
a. joint yang ditipiskan di atas panjang 3 m
10 mm • • •
1. Deviasi dari lebar joint horizontal yang disyaratkan (diukur pada ujung-ujung komponen
±13 mm •
1. Deviasi dalam busur antara komponen-komponen yang berdekatan dengan desain yang sama
13 mm • • •
1. Deviasi dalam camber atau sweep diukur pada tengah bentang antar komponen yang bersebelahan dengan desain yang sama
±5 mm per 3 m panjang komponen •
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai