DESAIN PONDASI
Dr. Ir. HIJRIAH, ST,
MT
UNIVERSITAS BOSOWA
1. Peserta memahami jenis pondasi yang umum digunakan pada jembatan
2. Peserta mengetahui aspek-aspek yang akan menjadi faktor penentu untuk pemilihan tipe
pondasi
3. Peserta memahami perhitungan daya dukung pondasi
4. Peserta memahami terhadap penyusunan konfigurasi pondasi dalam kelompok tiang
5. Peserta memahami dalam menentukan dan menggunakan parameter penurunan kelompok
tiang
6. Peserta mengetahui faktor-faktor yang menentukan terhadap perhitungan interaksi tanah-
struktur
7. Peserta mengetahui tata cara perhitungan interaksi tanah-struktur
1. Tipe Pondasi, Pemilihan Tipe Pondasi
2. Korelasi Parameter Tanah secara Umum
3. Perhitungan Kapasitas Aksial Tiang Tunggal
• Pondasi Tiang Pancang
• Bored Pile
4. Kapasitas Lateral Tiang Tunggal
5. Kapasitas Gaya Angkat Aksial Tiang Tunggal
6. Perhitungan Negative Skin Friction
7. Efisiensi Grup Tiang
8. Keruntuhan Blok Tiang
9. Perkiraan Penurunan Tiang
10. Interaksi Tanah dan Struktur
Fondasi dari suatu struktur harus direncanakan dan dibangun agar aman dalam memikul beban-
beban yang bekerja padanya tanpa mengurangi kestabilan ataupun menyebabkan deformasi yang
besar pada bangunan tersebut, atau bangunan lain di sekitarnya, jalan, ataupun lereng yang ada.
Untuk mengatasi kedua hal tersebut, maka perancangan fondasi harus:
a) Memenuhi persyaratan kekuatan, baik untuk struktur fondasinya maupun untuk lapisan
tanah pendukung fondasi tersebut;
b) Memenuhi peryaratan penurunan yang ditentukan.
SNI 8460-2017 Persyaratan Perancangan
Geoteknik
Draft Konsensus
Komisi Keamanan Jembatan Dan Terowo
ngan Jalan (KKJTJ)
31 Mei 2018
Jenis-jenis Pondasi yang umum
digunakan Pada Jembatan dan
Tipikal Pemakaiannya
Jenis Pondasi Dalam yang Umum
Digunakan Pada Jembatan
Pondasi dibedakan
berdasarkan Material
Pembentuk
Proses
Pembentukkan
ya Pondasi Dangkal
Lapisan tanah
Data Tanah keras terdapat di
permukaan
tidak Pondasi Dalam
Data Preliminary
ya Pondasi Dangkal
Jenis / Panjang Struktur Jembatan
sederhana dan
Struktur Jembatan
bentang pendek
tidak Pondasi Dalam
Pondasi
ya Pondasi Dangkal
Jembatan Terletak
Kondisi Gempa di Zona Gempa
Kecil
tidak Pondasi Dalam
Data Teknis
ya Pondasi Dangkal
Tidak terdapat
Scouring/ Gerusan gerusan atau
Scouring
tidak Pondasi Dalam
Tiang Pancang
ya
Peningkatan kekuatan Peningkatan kekuatan tanah
tanah (dilihat dari beraturan berdasarkan
data SPT/Bor log) kedalaman tanah`
tidak Tiang Bor
ya Tiang pancang
Kondisi Lensa dilihat dari Terdapat lensa dengan
data investigasi
ketebalan <3m
Lapangan
tidak Tiang bor
Pemilihan Tipe
Pondasi
Dalam
ya Tiang pancang
Dimana:
Qu = daya dukung ultimit tiang
Rs = tahanan friksi
Rt = tahanan ujung
Perhitungan DAYA DUKUNG SISI TIANG (Rs) Tanah Kohesif
Keterangan :
fs fs
Cu
= Tahanan gesek tiang persatuan luas (kPa)
= kuat geser tak teralirkan
.Cu = faktor adhesi
Keterangan :
Rs = Tahanan gesek ultimit (kN)
Rs fs.As fs = Tahanan gesek tiang persatuan luas (kPa)
Δd
Perhitungan DAYA DUKUNG SISI TIANG (Rs) Tanah non-Kohesif
Keterangan :
fs = Tahanan sisi tiang persatuan luas
f s 2 N ' 100 = N`-SPT rata - rata
kPa N
Keterangan :
Rs = Tahanan gesek ultimit (kN)
Rs fs.As fs = Tahanan gesek tiang persatuan luas (kPa)
As = Luas Selimut Tiang (m2)
fs.Cd.d = Keliling tiang pada kedalaman d (m)
Cd = Panjang dari segmen tiang (m)
Δd
Perhitungan Daya DUKUNG UJUNG TIANG (Rt) Tanah Kohesif
qt cu.Nc
9.cu
Keterangan :
qt = tahanan ujung tiang persatuan luas (kPa)
cu = kuat geser tak teralirkan
Rt qt.At
Keterangan :
Rt = Daya dukung ujung
qt = Tahanan ujung tiang persatuan luas (kPa)
At = Luas ujung tiang
Perhitungan DAYA DUKUNG UJUNG TIANG (Rt) Tanah non-Kohesif
'
40 N B '
40 N o DB
qt 400 N o 400 N 'B
b
Keterangan :
d = lebar tiang atau diameter tiang (m)
DB = kedalaman penanaman tiang pada lapisan pendukung (m)
Nb = nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan di atas lapisan pendukung
= adalah nilai N’-SPT koreksi rata-rata dari lapisan pendukung
No = tahanan ujung tiang persatuan luas (kPa)
qt
Untuk tiang pancang yang berada pada tanah non kohesif seragam
'
40 N B D '
qt B 400 N B Keterangan :
b
Rt = Daya dukung ujung
qt = Tahanan ujung tiang persatuan luas (kPa)
Rt qt.At At = Luas ujung tiang
Mula
i
Daya Dukung
Ujung Tiang (Rt)
Lanju
t
Ke B
A
Daya Dukung
Sisi Tiang (Rs)
Selesai
Perhitungan DAYA DUKUNG SISI TIANG (Rs) Tanah Kohesif
Keterangan :
Rs = Tahanan gesek (kN)
Rs fs.As fs = Tahanan gesek tiang persatuan luas (kPa)
= Luas selimut tiang
As
Perhitungan DAYA DUKUNG SISI TIANG (Rs) Tanah Non Kohesif
𝑓𝑠= 𝛽𝑝𝑜
Rs fs.As
Perhitungan DAYA DUKUNG UJUNG TIANG (Rt) Tanah Kohesif
Keterangan :
𝑅𝑡 = 𝑞 𝑡 𝐴 𝑡 qt = tahanan ujung tiang persatuan luas
(kPa)
At = luas ujung tiang (m2)
Perhitungan DAYA DUKUNG UJUNG TIANG (Rt) Tanah non Kohesif
Keterangan :
𝑅𝑡 = 𝑞 𝑡 𝐴 𝑡 qt = tahanan ujung tiang persatuan luas (kPa)
At = luas ujung tiang (m2)
Mulai
Perhitungan Daya
Dukung Tiang Tunggal
Pondasi Bored Pile
Tanah Pasir
Tanah Lempung
Menentukan
Untuk nilai
Menentukan
nilai Untuk Untuk
0.55
Hitung daya
dukung sisi
tiang
Lanjut
ke B
A
Daya Dukung
Ujung Tiang ( )
Tanah
Tanah Pasir
Lempung
Hitung daya
dukung izin
Selesai
Perhitungan DAYA DUKUNG SISI TIANG (Qs) Tanah Kohesif
Dengan :
Qs = Daya dukung selimut tiang
Qs cu l i = Faktor adhesi antara tiang dan tanah
= Undrained Shear Strength [kPa]
p cu = Panjang lapisan tanah [m]
Li = Keliling tiang [m]
P
Perhitungan DAYA DUKUNG UJUNG TIANG (Qp) Tanah Kohesif
Qp Ap .cu .9
Dengan :
Qp = Daya dukung ujung tiang
cu = Undrained Shear Strength [kPa]
Ap = Luas Ujung Tiang [m2]
Perhitungan DAYA DUKUNG SISI TIANG (Qs) Tanah Non-Kohesif
Dengan :
K = Koefisien Tanah Lateral, = 1 (full displacement piles)
’ = Tegangan overburden efeketif
Qs (K. '.tan ) li x δ = Sudut gesekan antara tiang dengan tanah,
p untuk tiang beton =3/4’ (Simons and Menzies, 1977)
Li = Panjang lapisan tanah [m]
= Keliling tiang [m]
P
Dengan :
’ = Tegangan overburden efeketif
Qp '.Nq = Faktor Daya Dukung
.Ap Nq = Luas Ujung tiang
Ap
MULAI
Perhitungan Daya
Dukung Tiang Tunggal
Pondasi Tiang Pancang
Lempung Pasir
Pasir Lempung
Qp= qp x Ap Qs = (K.σ’ tanδ) x
Qp= σ’ x Nq x Ap Qs = α x cu x li x p Li x p
qp = 9 x cu
Perhitungan Daya
Dukung Tiang Tunggal
Qu= Qp + Qs
Perhitungan Daya
Dukung
Ijin
SELESAI
Perhitungan DAYA DUKUNG SISI TIANG (Qs) Tanah Kohesif
Dengan :
Qs = Daya dukung selimut tiang
Qs cu l i = Faktor adhesi antara tiang dan tanah
Nilai yang digunakan untuk Bored Pile adalah 0.55
p cu = Undrained Shear Strength [kPa]
Li = Panjang lapisan tanah [m]
P = Keliling tiang [m]
Dengan :
Qp Ap .cu .9 Qp = Daya dukung ujung tiang
cu = Undrained Shear Strength [kPa]
Ap = Luas Ujung Tiang [m2]
Perhitungan DAYA DUKUNG SISI TIANG (Qs) Tanah non-Kohesif
Ground Surface
Dengan :
Qs = Daya dukung selimut tiang
Li = Panjang lapisan tanah [m] N1 (10 x D)
= Keliling Bored PIle [m]
p = (N1 + N2)/2
N1, nilai N rata-rata dari dasar pondasi ke
N jarak 10D ke arah atas D N2 (4 x D)
N2, nilai N rata-rata dari dasar pondasi ke
jarak 4D ke arah bawah
Perhitungan DAYA DUKUNG UJUNG TIANG (Qs) Tanah non-Kohesif
Ground Surface
Q p 70.NSPT .Ap 4000.Ap (kN)
Tiang
Dengan :
Ap = Luas Penampang Bored Pile
NSPT = (N1 + N2)/2
N1, nilai N rata-rata dari N1 (10 x D)
dasar pondasi ke
jarak 10D ke arah atas
N2, nilai N rata-rata dari
dasar pondasi ke D N2 (4 x D)
jarak 4D ke arah bawah
MULA
I
Perhitungan Daya
Dukung Tiang
Tunggal Pondasi
Bored Pile
Daya Dukung Daya Dukung Sisi
Ujung Tiang (Qp) Tiang (Qs)
SELESAI
Selain mengalami beban aksial tekan, beban tarik, tiang juga
mengalami beban lateral, beban lateral ini terdiri dari beban
angin, tekanan tanah lateral, beban gelombang air, benturan
kapal dan kendaraan, gempa, dll. Deformasi fondasi akibat
beban lateral harus berada dalam kriteria kinerja yang ditetapkan
untuk struktur.
Beban lateral dan momen pada tiang vertikal ditahan oleh
kekakuan lentur dari tiang dan mobilisasi dari tahanan di
sekitar tanah sebagai defleksi tiang
Kekakuan lentur dari tiang didefensikan oleh modulus
elastisitas tiang (E) dan momen inersia (I)
Gambar tahanan tanah akibat beban lateral Tahanan tanah akibat beban lateral adalah suatu kombinasi
dari tekanan tanah dan tahanan geser tanah
Pendekatan perencanaan dasar untuk analisa kapasitas tiang lateral dari tiang vertikal dapat ditentukan
dengan dua metode, yaitu :
1. Metode uji beban lateral
2. Metode Analitik
a. Metode Brom (Metode dengan perhitungan tangan)
b. Metode Reese (Metode dengan penyelesaian komputer)
Dari beberapa metode di atas, metode yang relatif mudah adalah dengan menggunakan metode brom,
karena menggunakan prosedur perhitungan tangan (manual) untuk menentukan beban lateral dan
defleksi pada permukaan tanah. Pada metoda ini mempertimbangkan tiang sebagai suatu balok di
atas pondasi elastis dan mengabaikan beban aksial pada tiang. Metode brom dapat digunakan
untuk mengevaluasi tiang ujung bebas dan tiang ujung jepit pada profil tanah kohesif murni dan
tanah non kohesif murni.
Untuk tahapan pelaksanaan mengenai metode ini dijelaskan secara detail pada Panduan
Perencanaan Jembatan, BMS, bagian 8, sub bab 8.3 Kapasitas Lateral Tiang
P-y Curves mensimulasikan tahanan tanah arah lateral sebagai serangkaian spring
nonlinear yang bervariasi dengan kedalaman tanah.
• Tipe tanah
• Tipe beban(static, dynamic,
atau kombinasi).
• Diameter dan bentuk
fondasi
• Kedalaman fondasi
• Boundary Conditions
kepala
tiang
• Konfigurasi grup tiang.
Berdasarkan beberapa pendapat peneliti, kapasitas gaya angkat dari tiang tunggal harus diambil
sebesar 1/3 dari tahanan gesek dinding tiang ultimit (Rs).
Persamaan lain yang digunakan untuk menentukan kapasitas gaya angkat dari tiang tunggal ini adalah
Dimana :
Quplift 0.7 Qs Wp Qs = Daya dukung sisi
Wp = berat tiang (kN)
AASHTO Specifications (2002) menggunakan nilai terendah dari tiga kriteria di bawah ini untuk perhitungan kapasitas
gaya angkat dari kelompok tiang. Tiga kriteria tersebut adalah :
1. Kapasitas gaya angkat dari kelompok tiang adalah kapasitas gaya angkat dari tiang tunggal dikali dengan
jumlah tiang dalam satu kelompok tiang. Kapasitas gaya angkat tiang tunggal adalah 1/3 dari tahanan sisi tiang
yang dihitung dengan metode analisa statis, atau 1/2 dari beban runtuh yang ditentukan dari uji gaya angkat
tiang
2. 2/3 dari berat efektif dari kelompok tiang dan tanah dalam suatu blok yang didefinisikan sebagai keliling
dari kelompok tiang dan tanah dalam suatu blok yang didefinisikan sebagai keliling dari kelompok tiang dan
Panjang tiang yang tertanam
3. 1/2 dari berat efektif dari kelompok tiang dan tanah dalam suatu blok yang didefinisikan oleh keliling dari
kelompok tiang dan panjang tiang yang tertanam ditambah 1/2 total tahanan geser tanah pada keliling
permukaan dari kelompok tiang.
Gesek dinding negatif (Negative Skin
Friction) atau bahasa lain disebut downdrag
disebabkan penurunan akibat
oleh tanah
beban
penambahan
dipancangkan. setelah (Seperti gambartiang
di
samping). pada
Briaud dan Tucker (1993) memberikan beberapa kriteria untuk mengidentifikasi kapan gaya gesek dinding
negatif terjadi. Jika salah satu dari kriteria ini ditemui maka gaya gesek dinding negatif harus
dipertimbangkan dalam perencanaan. Kriteria tersebut adalah :
6. Penurunan total dari permukaan tanah akan lebih besar dari 100 mm (4 in)
7. Penurunan total dari permukaan tanah sesudah pemancangan tiang lebih besar dari 10 mm (0.4 in)
8. Tinggi timbunan yang diletakan di atas permukaan tanah lebih dari 2 m (6.5 ft)
9. Ketebalan lapisan lempung lunak lebih besar dari 10 m (33 ft)
10. Muka air tanah terendah lebih dari 4 m (13 ft)
11. Panjang tiang lebih dari 25 m (82 ft)
Tahap-tahap Prosedur untuk Menganalisa Gaya Gesek Dinding Negatif :
Tahap 1. Menentukan sifat-sifat tanah dan profil tanah untuk menghitung penurunan
Tahap 2. Menentukan kenaikan tegangan (Dp) terhadap kedalaman akibat beban timbunan
B1
p q
B
1 2
B1 B2 2
2 B2
Dimana:
q H
B1 B2 B1
1 radian
z
1 ta 1 2 tan1
B1
tan n z z
Beban timbunan
adalah berat volume tanah timbunan (kN/m ) 3
Tahap 8. Pertimbangkan alternatif untuk memperoleh kapasitas tiang ultimit netto yang
lebih tinggi
Alternatif yang digunakan mencakup :
Penggunaan coating bitumen pada tiang untuk mengurangi tahanan
gesek
dinding negative
Penggunaan tiang yang lebih panjang
Penggunaan pembebanan awal (preloading) atau drainase vertikal untuk
mengurangi penurunan sebelum pemasangan tiang
Penggunaan timbunan ringan untuk mengurangi gaya gesek dinding negatif
Mulai
A
1 radian tan 1
B1 B 2 tan 1 B1 Hitung kapasitas tiang ultimit dari
z tahanan gesek dinding tiang positif
z
dan tahanan ujung tiang (Q+u)
2 tan1 B1
z Hitung kapasitas tiang ultimit netto
(Qnetu)
B1
p q B1 B 2 1 2 2 Pertimbangkan alternatif untuk
B2
B2 memperoleh kapasitas tiang ultimit
netto yang lebih tinggi
Lanjut
ke A Selesai
Coduto, Foundation Design Priciples and Practices
Penurunan Kelompok Tiang Pada Tanah Non Kohesif
Mayerhoff (1976), merekomendasikan bahwa penurunan dari kelompok tiang pada endapan pasir homogen
dapat diperkirakan sbb :
0.96 p f BI
s '
(Mayerhoff, 1976)
f N
Untuk pasir berlanau :
Dimana :
1.92 pf f s = perkiraan penurunan total (mm)
s BI pf = tekanan pondasi (kPa)
N B = lebar dari kelompok tiang (m)
Dimana : ' N’ = nilai N’-SPT koreksi rata-rata pada kedalaman B di bawah ujung
tiang
D = kedalaman pemancangan tiang (m)
I f 1
D If = faktor pengaruh dari kelompok tiang
8B
0.5
Penurunan Kelompok Tiang Pada Tanah Non Kohesif
Metode Berdasarkan Data Uji CPT
Mayerhoff (1976), menganjurkan hubungan berikut untuk memperkirakan penurunan maksimum
menggunakan hasil uji data sondir pada tanah non kohesif jenuh :
42 p f BI f
s
(Mayerhoff, 1976)
qc
Dimana :
s, pf, B dan If sudah didefinisikan sebelumnya pada metoda berdasarkan data uji SPT
qc = Tahanan ujung rata-rata (kPa) pada kedalaman B di bawah ujung tiang
Penurunan Kelompok Tiang Pada Tanah Kohesif
Persamaan yang digunakan untuk menghitung penurunan pada tanah kohesif tergantung pada
kenaikan tegangan dan apakah tanah terlalu terkonsolidasi (Overconsolidated) atau
terkonsolidasi normal (Normally Consolidated).
Istilah yang digunakan dalam persamaan ini adalah sbb :
s = penurunan total (mm)
H = ketebalan lapisan tanah (mm)
Ccr = indeks pemuaian
eo = angka pori awal
Po = tegangan
overburden efektif
pada bagian tengah
dari lapisan tanah
(kPa)
Cc = indeks
pemampatan
p po p
= Ccrkenaikan
pc Cc
s H pada lapisan
tegangan log H log p
1 (kPa)
kompresibel o po 1 o c
e e
• Tanah kohesif terlalu
terkonsolidasi
dimana p p p :
Penurunan Kelompok Tiang Pada Tanah Kohesif
po p
C
s H cr p
1 o o
log
•
e
Tanah kohesif terkonsolidasi normal, Penurunan dapat dihitunhg sbb :
po
s
Cc
H
ppo
1 o
log
e
Gambar di bawah menunjukan distribusi tekanan di bawah fondasi ekivalen untuk kelompok tiang yang didukung
oleh berbagai kondisi tanah.
Tiang yang didukung oleh Tiang yang didukung Tiang yang didukung Tiang yang didukung oleh
tanah lempung oleh tanah oleh pasir di tanah berlapis
keras/pasir di atas lempung atas`tanah lempung
lempung lunak
Gambar : Distribusi tekanan di bawah fondasi ekivalen untuk kelompok tiang (Cheney dan Chassie, 1993)
Penurunan Kelompok Tiang Pada Tanah Berlapis
Tiang sering dipasang pada profil tanah berlapis yang terdiri dari tanah non kohesif dan tanah
kohesif, atau profil tanah dimana setiap lapisan tanah memiliki konsistensi yang
berbeda dipengaruhi oleh pembebanan kelompok tiang.
Persamaan yang digunakan untuk menghitung penurunan pada lapisan tanah berbutir.
1 po p
s H ' log Nilai C’ dapat dilihat dari grafik pada Gambar di bawah
po
C
1. Pada Saat Kondisi Pondasi Free Standing, dimana kondisi seperti ini terjadi pada pilar
yang berada di sungai
2. Jembatan yang akan didesain berada pada zona gempa kuat
Menggunakan teknik superposisi, masalah di bagi
menjadi dua bagian. • Tanah dan struktur di modelkan dan di
1. Free field Analysis: Reaksi dari tanah di analisa dalam satu tahapan langsung.
tentukan terlebih dahulu. • Dapat respon dari tanah dan struktur
2. Analisis struktur. secara berkesinambungan.
o Tanah bisa di modelkan sebagai
spring.
o Superstruktur di modelkan
dengan
line dan/atau shell element.
Metoda substructure (Substructure method) Metoda langsung (Direct Method)
Ujungnya di beri
Fondasi di modelkan condense marix 6x6 Rotational
seluruhnya per masing masing stiffness
pile
P-y Curves mensimulasikan tahanan tanah arah lateral sebagai serangkaian
spring nonlinear yang bervariasi dengan kedalaman tanah.
• Tipe tanah
• Tipe beban(static, dynamic,
atau kombinasi).
• Diameter dan bentuk fondasi
• Kedalaman fondasi
• Boundary Conditions kepala
tiang
• Konfigurasi grup tiang.
Ahmed dkk. (2014) melakukan penelitian yang menyimpulakan bahwa hasil dari bending
moment pile Antara L-pile dan SAP 2000 menggunakan p-y curve mempunyai kemiripan
yang cukup signifikan. Dengan catatan jarak antar spring tidak terlalu jauh (sekitar 1 m)
• Walaupun hasil analisis menggunakan P-y curves spring mendekati
hasil dari hasil metoda finite different dan finite element, akan tetapi
pengunaan non linear spring tidak praktis untuk keperluan design
yang sering trial dan error. Apalagi untuk model yang kompleks, waktu
analis akan menjadi cukup lama.