Anda di halaman 1dari 9

UJI CORE /INTI BETON (SNI 03-2492-2002)

 Uji core/inti beton adalah pengujian kuat tekan


beton terhadap struktur bangunan
 Benda uji diambil dari struktur bangunan dengan
cara di bor
 Uji terhadap core/inti beton dilakukan jika :
a. Data kuat tekan hasil uji laboratorium yang tidak
memenuhi persyaratan kualitas
b. Atau kebutuhan mengetahui kuat tekan nyata
struktur konstruksi
1. Aturan pengambilan benda uji

a. Perbandingan ukuran agregat maksimum dalam beton dengan diameter


beton inti harus lebih besar dari 1:3, atau diameter benda uji beton inti
untuk uji kuat tekan harus lebihdari tiga kali ukuran nominal maksimum
dan agregat kasar dalam beton keras.
b. Benda uji beton inti yang akan digunakan untuk pengujian kekuatan harus
diambilkan dari beton keras yang umumnya tidak boleh kurang dari 14 hari.
c. Diameter beton inti dengan ukuran minimum 100 mm;
d. Diameter dan panjang beton inti (dm), diukur sampai ketelitian 1%, dan
rata-rata dua kali pengukuran, masing-masing pada bagian titik tengah dan
perempat arah panjang inti;
e. Permukaan bidang tekan benda uji harus rata dan tegak lurus terhadap
sumbu benda uji;
f. Perbandingan panjang terhadap diameter yang lebih tepat adalah : 2,0 jika
kuat tekan yang dihasilkan dibandingkan terhadap kuat tekan
silinder/kubus;
2. Hal yang diperhatikan dlm pengambilan sampel

a. Pada titik yang jauh dan sambungan atau bagian tepi dan elemen
struktur daripada tempat-tempat yang sedikit mungkin atau tidak
ada tulangan.
b. Tegak lurus pada komponen struktur beton yang posisinya
horisontal/vertikal, harus dipilihkan pada tempat yang tidak boleh
membahayakan struktur, yaitu tidak boleh terlalu dekat dengan
sambungan.
c. Sedapat mungkin dihindari pengeboran yang melalui tulangan.
Pastikan bahwa beton inti untuk penentuan kuat tekan beton tidak
mengandung batang tulangan didalamnya, atau dekat dengan arah
sumbu longitudinal.
d. Benca uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya
sepihan/agregat kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan
ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk uji kuat
tekan.
3. Pengujian
a. Pengujian harus dilakukan sesuai dengan SNI 03-
1974-1990 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
b. Kondisi penyimpangan benda uji harus dicatat.
Sebelum diuji, jika diperlukan pengujian benda uji
dalam keadaan jenuh, rendam dalam air pada
temperatur (23 ± 2)oC sekurangkurangnya 40 jam.
c. Beton inti tidak boleh diuji dalam keadaan retak,
atau kepas lapisan kapingnya.
d. Kuat tekan benda uji ditentukan dengan membagi
beban maksimum dengan luas penampang yang
dihitung dan diameter rata-rata dan dinyatakan
hasilnya sampai ketelitian 0,5 MPa atau 0,5 N/mm2.
e. Kuat tekan beton adalah = P/A; P adalah gaya
tekan aksial dinyatakan dalam Mpa atau
N/mm2; A adalah luas penampang benda uji
dinyatakan dalam mm2.
f. Jika perbandingan panjang (L) terhadap
diameter (D) kurang dari 1,8, hasil uji harus
dikoreksi dengan dikalikan faktor koreksi
berikut ini.
g. (SNI 1974 : 2011)
ANGKA KOREKSI PERBANDINGAN L/D

L/D 2,00 1,75 1,5 1,25 1,00

FAKTOR 1,00 0,98 0,96 0,93 0,87


4. Pelaporan
Pelaporan uji inti beton setidaknya memuat
a. Uraian dan identifikasi benda uji;
b. Ukuran nominal agregat maksimum;
c. Tanggal pengambilan;
d. Pengamatan secara visual, identifikasi tidak hanya
kelainan;
e. Tulangan, jika ada diameter dan posisi dalam mm;
f. Panjang dan diameter beton inti;
g. Ratio panjang dan diameter dan benda uji yang telah
dipersiapkan;
h. Tanggal pengujian;
i. Kuat tekan beton inti dalam mengapaskal atau N/mm2;
j. Adanya deviasi/penyimpangan terhadap standar.

Anda mungkin juga menyukai