a. Pada titik yang jauh dan sambungan atau bagian tepi dan elemen
struktur daripada tempat-tempat yang sedikit mungkin atau tidak
ada tulangan.
b. Tegak lurus pada komponen struktur beton yang posisinya
horisontal/vertikal, harus dipilihkan pada tempat yang tidak boleh
membahayakan struktur, yaitu tidak boleh terlalu dekat dengan
sambungan.
c. Sedapat mungkin dihindari pengeboran yang melalui tulangan.
Pastikan bahwa beton inti untuk penentuan kuat tekan beton tidak
mengandung batang tulangan didalamnya, atau dekat dengan arah
sumbu longitudinal.
d. Benca uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga, adanya
sepihan/agregat kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan
ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk uji kuat
tekan.
3. Pengujian
a. Pengujian harus dilakukan sesuai dengan SNI 03-
1974-1990 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
b. Kondisi penyimpangan benda uji harus dicatat.
Sebelum diuji, jika diperlukan pengujian benda uji
dalam keadaan jenuh, rendam dalam air pada
temperatur (23 ± 2)oC sekurangkurangnya 40 jam.
c. Beton inti tidak boleh diuji dalam keadaan retak,
atau kepas lapisan kapingnya.
d. Kuat tekan benda uji ditentukan dengan membagi
beban maksimum dengan luas penampang yang
dihitung dan diameter rata-rata dan dinyatakan
hasilnya sampai ketelitian 0,5 MPa atau 0,5 N/mm2.
e. Kuat tekan beton adalah = P/A; P adalah gaya
tekan aksial dinyatakan dalam Mpa atau
N/mm2; A adalah luas penampang benda uji
dinyatakan dalam mm2.
f. Jika perbandingan panjang (L) terhadap
diameter (D) kurang dari 1,8, hasil uji harus
dikoreksi dengan dikalikan faktor koreksi
berikut ini.
g. (SNI 1974 : 2011)
ANGKA KOREKSI PERBANDINGAN L/D