Catatan :
1. Beban gempa adalah gaya inersia, yang besarnya tergantung dari percepatan gempa (a) dan
massa dari bangunan (m). Menurut Newton, besarnya gaya inersia adalah perkalian antara
massa dengan percepatan.
Untuk perhitungan beban gempa dengan menggunakan Software SAP2000, diperlukan data
masukan berupa percepatan gempa dan massa dari tiap-tiap lantai bangunan. Respon Spektra
Gempa adalah percepatan gempa yang maksimum yang dihitung pada periode getar tertentu
dari bangunan
Massa dari lantai-lantai gedung dimodelkan sebagai Sistem MDOF (Multy Degrees Of Freedom)
dengan massa-massa yang terpusat pada titik berat lantai gedung (model massa terpusat).
Berat dari setiap lantai diperhitungkan sebagai berat efektif sesmik, yang besarnya
diperhitungkan dari penjumlahan 100% beban mati dari lantai, ditambah 25% dari beban
hidup yang bekerja pada lantai tersebut. Massa pada setiap lantai diperhitungkan sebagai
berat efektif seismik dibangi dengan percepatan gravitasi.
2. Akibat percepatan gempa pada arah sumbu-x atau sumbu-y, massa dari setiap l;antai gedung
akan bergerak kearah sumbu-x atau sumbu-y. Pergerakan massa lantai akan mengakibatkan
terjadinya gaya-gaya inersi (beban gempa) pada struktur (Gambar B).
My2
Mx2
My1
Mx1
Kursus SAP2000 1
3. Desain elemen struktur beton (pondasi, balok, dan kolom) dapat dilakukan dengan pilihan :
SRPMB (Sway Ordinary), SRPMM (Sway Intermediate), dan SRPMM (Sway Special).
Penentuan pilihan desain ditentukan berdasarkan Kategori Desain Seismik (KDS) dari
bangunan. KDS dari suatu bangunan tergantung dari : Kategori Risiko Bangunan dan
Parameter Respon Percepatan Gempa pada Periode Pendek (0,2 Detik) dan Periode 1 Detik.
Gaya Gempa adalah gaya inersia. Menurut Newton, besarnya gaya inersia adalah perkalian
antara massa (m) dengan percepatan (a). Untuk perhitungan beban gempa pada gedung dengan
software SAP2000, diperlukan data masukan berupa Kurva Respon Spektra Gempa dan massa
dari lantai gedung.
Massa dari setiap lantai gedung diperhitungkan berdasarkan Berat Effektif Sesimik (W),
dibagi dengan Percepatan Gravitasi (g). Berat Efektif Sesimik dari setiap lantai gedung
diperhitungkan berdasarkan 100% beban mati dari lantai, ditambah 25% dari beban hidup yang
bekerja pada lantai. Beban mati yang diperhitungkan terdiri : berat sendiri pelat dan balok, berat
dinding, dan berat dari penutup lantai dan plafond. Berat sendiri dari kolom, dapat diabaikan
beratnya pada saat menghitung Berat Efektif Seismik.
Kursus SAP2000 2
Massa efektif seismik Lantai 1 :
Berat balok arah sumbu X = (0,70x0,35) x (32 x 5) x 2400 = 94.080 kg
Berat balok arah sumbu Y = (0,50x0,25) x (24x 5) x 2400 =36.000 kg
Berat balok anak = (0,35x0,20) x (24x4) x 2400 = 16.128 kg
Berat dinding sekeliling = (24+32) x 2 x 750 = 84.000 kg
Berat Pelat = (24x32) x 0,14 x 2400 = 258.048 kg
Beban mati pada pelat = (24x32) x 75 = 57.600 kg
Beban hidup pada pelat = 0,25 x (24x32) x 350 = 67.200 kg
Berat Lantai 1 = 613.056 kg = 613 ton
Massa Lantai 1 = 613/9,8 = 63 ton.dt2/m
Untuk memasukkan data massa seismik efektif pada titik berat lantai bangunan pada software
SAP2000, pilih (klik) titik yang akan diinput masaa-nya (misal lantai atap bangunan), kemudian
gunakan menu : Assign, Joint, Masses
Kursus SAP2000 3
Lantai 1
Klik joint 70 (titik berat Lantai 1), pilih menu : Assign, Joint, Masses
Specify : As Mass
Coordinate System : Global
Mass : Global X Axis Direction = 63
: Global X Axis Direction = 63
Options : Replace Existing Masses
Units : Tonf,m,C
Gambar 1. Data Masukan Massa Pada Titik Berat Lantai 1 (Joint 70)
Kursus SAP2000 4
Lantai 2
Klik joint 71 (titik berat Lantai 2), pilih menu : Assign, Joint, Masses
Specify : As Mass
Coordinate System : Global
Mass : Global X Axis Direction = 61
: Global X Axis Direction = 61
Options : Replace Existing Masses
Units : Tonf,m,C
Gambar 2. Data Masukan Massa Pada Titik Berat Lantai 2 (Joint 71)
Kursus SAP2000 5
Lantai 3
Klik joint 40 (titik berat Lantai 3), pilih menu : Assign, Joint, Masses
Specify : As Mass
Coordinate System : Global
Mass : Global X Axis Direction = 61
: Global X Axis Direction = 61
Options : Replace Existing Masses
Units : Tonf,m,C
Gambar 3. Data Masukan Massa Pada Titik Berat Lantai 3 (Joint 40)
Kursus SAP2000 6
Atap (Lantai 4)
Klik joint 243 (titik berat Atap), pilih menu : Assign, Joint, Masses
Specify : As Mass
Coordinate System : Global
Mass : Global X Axis Direction = 45
: Global X Axis Direction = 45
Options : Replace Existing Masses
Units : Tonf,m,C
Gambar 4. Data Masukan Massa Pada Titik Berat Lantai 4 / Atap (Joint 243)
Kursus SAP2000 7
Gambar 5. Massa efektif seismik (Joint Masses) Pada Titik Berat Lantai Gedung
B. DIAPHRAGM CONSTRAINT
Pada saat terjadi gempa, beban-beban gempa akan bekerja pada pusat-pusat massa dari
setiap lantai bangunan. Karena lantai tingkat dari suatu bangunan pada umumnya sangat kaku
dengan adanya pelat, balok induk, dan balok anak (disebut sebagai Lantai Diafragma Kaku), maka
pada saat terjadi gempa, pelat lantai dan beban yang ada diatasnya akan bergerak bersama.
Akibat gempa, pada satu lantai gedung dapat terjadi 2 gerakan translasi kearah sumbu-x dan
sumbu-y, dan 1 gerakan rotasi dengan sumbu-z sebagai sumbu rotasinya. Jadi pada satu lantai
gedung, dapat terjadi 3 gerakan, atau disebut pada setiap lantai gedung mempunyai 3 DOF
(Degree OF Freedom/Derajat Kebebasan).
Agar suatu lantai gedung dapat bergerak bersama secara translasi dan rotasi, maka pada
model struktur gedung, perlu dilakukan Diaphragm Constraint pada setiap lantainya. Cara
memasukkan Diaphragm Constraint pada setiap lantai gedung sebagai berikut :
Constraint Lantai 1
Klik semua pelat, balok, dan balok anak pada Lantai 1, klik menu : Assign, Joint, Constraint.
Pada kotak Assign/Define Constraint, masukkan data :
Choose Constraint Type : Diaphragm, klik Add New Constraint
Pada kotak Diaphragm Constraint , ketik/masukkan data :
Constraint Name : DIAPRAGMA-1
Coordinate System : GLOBAL
Constraint Axis :Z
Klik OK
Klik Display
Klik Show Undeformed Shape
Kursus SAP2000 8
Gambar 6. Diaphragm Constraint Pada Lantai 1
Constraint Lantai 2
Klik semua pelat, balok, dan balok anak pada Lantai 2, klik menu : Assign, Joint, Constraint.
Pada kotak Assign/Define Constraint, masukkan data :
Choose Constraint Type : Diaphragm, klik Add New Constraint
Pada kotak Diaphragm Constraint , ketik/masukkan data :
Constraint Name : DIAPRAGMA-2
Coordinate System : GLOBAL
Constraint Axis :Z
Klik OK
Klik Display
Klik Show Undeformed Shape
Constraint Lantai 4
Klik semua pelat, balok, dan balok anak pada Lantai 4, klik menu : Assign, Joint, Constraint.
Pada kotak Assign/Define Constraint, masukkan data :
Choose Constraint Type : Diaphragm, klik Add New Constraint
Pada kotak Diaphragm Constraint , ketik/masukkan data :
Constraint Name : DIAPRAGMA-4
Coordinate System : GLOBAL
Constraint Axis :Z
Klik OK
Klik Display
Klik Show Undeformed Shape
Kursus SAP2000 10
Gambar 9. Diaphragm Constraint Pada Lantai 4 (Atap)
Kursus SAP2000 11