Anda di halaman 1dari 5

Tabel 1.

Inspeksi Fabrikasi

FABRIKASI Kondisi Kondisi ( Perbaikan)


No Profil Baja Memenuhi Tidak Memenuhi Memenuhi Tidak Memenuhi
1 Kecocokan Ukuran
2 Kesikuan
3 Kelurusan
4 Keutuhan (tidak retak)
5 Kerapian Pemotongan
6 Kebersihan Terhadap Karat
Pekerjaan Sambungan Las
7 Posisi Sambungan Las
8 Panjang Las
9 Keserasian Tebal Las
10 Kelekatan Las
11 Retak Pada Las
12 Lolos Uji test
Pekerjaan Sambungan Baut
13 Diameter Lubang Baut
14 Jumlah Lubang Baut
15 Posisi Lubang Baut
16 Kerapian Lubang
17 Kebersihan Lubang
Proses Penyimpanan
18 Tempat Penyimpanan
Finishing
19 Proteksi Terhadap Karat
20 Pengecatan
( - = tidak dilakukan )

Tabel 2. Jumlah Faktor Inspeksi Ereksi Profil Baja


1
EREKSI Kondisi Kondisi ( Perbaikan)
Tidak Tidak
No Pekerjaan Angker Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi
1 Jarak antara Angker ke Angker
2 Lokasi Angker
3 Tegak Lurus Dengan Bidangnya
4 Proteksi Angker
5 Kebersihan Ulir Angker
6 Kebersihan Dari Karat
Profil Baja
7 Kecocokan Posisi
8 Elevasi
9 Lokasi dan ukuran Base Plate
Pekerjaan Sambungan Baut
10 Mutu Baut
11 Jumlah Baut
12 Diameter Baut
13 Ring Baut
14 Tegak Lurus Dengan Bidangnya
15 Penggunaan Kunci Momen
16 Retak
17 Kebersihan Ulir
18 Karat Pada Lubang
19 Baut Baru
20 Lolos Uji Tes
Proses Penyimpanan
21 Tempat Penyimpanan
( - = tidak dilakukan )

1. Pengujian Tarik Baja

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat
tarik baja. Benda uji yang digunakan adalah  batang logam yang berpenampang bulat atau
persegi empat dengan ukuran sesuai standard benda uji menurut Standardisasi Industri
Indonesia (SII) atau PUBI 1982.

Sedangkan alat yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut :

A. Mesin uji Tarik


B. Cetok
C. Mesin gambar X-Y (X-Y Plotter)
D. Kaliper

Cara pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :

a) Ukur dimensi benda uji, beserta jarak dua titik ukur awal.
b) Pasang penolok ukur regangan pada benda uji.
c) Perhatikan 2 indikator yaitu perpanjangan (mm) dan juga beban (kN), catat beban
untuk setiap perpanjangan terjadi kelipatan 1 mm. Data ini yang akan digunakan
dalam membuat grafik hubungan antara tegangan dan regangan.
2
d) Setelah selesai pengujian (benda uji telah putus), catat diameter pada tempat putus
dari keadaan putusnya benda uji.

Berikut adalah contoh hasil pengujian dan cara mengolah data hasil pengujian

A. Benda uji :

Diameter pengenal : 5,85 mm


Diameter terukur :

Jarak dua titik ukuran awal (sebelum diuji) = 100 mm

B. Hasil pengujian dan perhitungan

i. Beban leleh : 10,23 KN


ii. Beban maksimum : 12,38 KN
iii. Pertambahan panjang : ΔL = (a + b) – l0
ΔL = (92,4 + 39,48) – 100 = 131,88 – 100 = 31,88 mm
iv. Diameter ditempat putus

v. Luas penampang awal

3
Luas (A) = ¼ π d² = ¼ x 3,14 x 5,93² = 27,60 mm²

vi. Luas penampang akhir

Luas (A) = ¼ π d² = ¼ x 3,14 x 3,25² = 8,2 mm²

vii. Tegangan leleh (batas ukur)

Tegangan leleh = P/A = 10,23 / 27,60 = 0,3706 kN/mm² = 370,6 MPa

viii. Tegangan maksimum (kuat tarik)

Tegangan maksimum = P/A = 12,86 / 27,60 = 0,4659 kN/mm²

ix. Perpanjangan akhir (regangan)

Regangan = { ΔL / l0 } x 100 % = { 31,88 / 200 } x 100 % = 15,94 %

x. Pengurangan luas ditempat putus

Pengurangan luas ditempat putus = { (A1 – A2) / A1 } x 100% = { (27,60 –


8,2) / 27,60 } x 100% = 70,28 %

E. Kesimpulan

Tegangan leleh (batas ukur) = 370,6 MPa


Tegangan maksimum (kuat tarik) = 465,9 MPa
Perpanjangan akhir (regangan) = 15,94 %
Pengurangan luas ditempat putus = 70,28 %
Menurut PUBI 1982 tabel 74-6, baja ini termasuk BJTP 24

4
F. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai