Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ARIF

NIM:2101001
MATERIAL TEKNIK
TERIMAKASIH KEPADA TEMAN – TEMAN YANG TELAH MEMBANTU
DENGAN MEMBERIKAN SUMBANGAN BAIK PIKIRAN MAUPUN MATERINYA.
SAYA SELAKU PENULIS DAN DESMALIA SAPITRI
PENCARI MATERI :RISMAYANI AFSARI,HENDRI GUNAWAN,TRISNA DWI
OKTAVIA,DIAN PUTRA GULO,FIRA ANGGRESTA,AGUNG PRAYOGA.
umber:ilmu teknik sipil.com,ksatria budi

PENGUJIAN TARIK BAJA

Baja merupakan material logam dengan paduan besi yang memiliki unsur karbon sekitar 0,2
% sampai 2,1 % sesuai jenisnya. Baja biasanya digunakan pada kontruksi bangunan untuk
pengganti beton, untuk keperluan industry pada pabrik dan masih banyak lagi.
 
Contoh untuk membuat jembatan memerlukan baja yang kokoh untuk menahan beban yang
setiap hari dilewati oleh berbagai macam kendaraan, material baja juga harus memiliki
elastisitas agar saat terjadi pembebanan dari standart sampai pembebanan yang berlebih tidak
mengalami patah.
 
Sebagai penunjang pada pekerjaan baja pun harus diuji untuk mengetahui sifat kelenturannya
dan regangan yang terjadi pada baja, sehingga kita dapat mengetahui karateristik pada baja
apakah kuat atau akan patah.

Biasanya baja diuji melalui pengujian menggunakan mesin uji Tarik. Untuk uji tarik itu
sendiri merupakan pengujian untuk menguji kekuatan suatu bahan dengan cara memberi
beban gaya yang sesumbu, setelah diuji akan mendapatkan data yang dapat menjadi acuan
untuk kepentingan pada kontruksi bangunan atau pada industri pabrik.

Semua bahan padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan bentuk tergantung
pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi beban, bentuk benda uji, suhu, kecepatan
pembebanan, dan sebagainya. Suatu kurva yang menghubungkan antara beban dan perubahan
bentuk pada benda uji (deformasi) merupakan bagian utama dari studi tentang sifat mekanika
dari bahan benda uji itu. Akan tetapi, biasanya pengujian itu agak berbeda bila bentuk
geometrinya berbeda, walaupun bahannya sama. Oleh karena itu bentuk benda uji dibuatkan
suatu standard yang sedemikian rupa sehingga kurva tegangan-tegangan diperoleh juga
merupakan standard pula.
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui besarnya tegangan leleh dan kuat
tarik baja. Benda uji yang digunakan adalah  batang logam yang berpenampang bulat
atau persegi empat dengan ukuran sesuai standard benda uji menurut Standardisasi
Industri Indonesia (SII) atau PUBI 1982.

Sedangkan alat yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut :

1. Mesin uji tarik


2. Cetok
3. Mesin gambar X-Y (X-Y Plotter)
4. Kaliper

Cara pelaksanaan pengujian adalah sebagai berikut :

1. Ukur dimensi benda uji, beserta jarak dua titik ukur awal.
2. Pasang penolok ukur regangan pada benda uji.
3. Perhatikan 2 indikator yaitu perpanjangan (mm) dan juga beban (kN),
catat beban untuk setiap perpanjangan terjadi kelipatan 1 mm. Data ini
yang akan digunakan dalam membuat grafik hubungan antara tegangan
dan regangan.
4. Setelah selesai pengujian (benda uji telah putus), catat diameter pada
tempat putus dari keadaan putusnya benda uji.
contoh hasil pengujian dan cara mengolah data hasil pengujian

A. Benda uji :
Diameter pengenal : 5,85 mm
Diameter terukur :
Jarak dua titik ukuran awal (sebelum diuji) = 100 mm

B. Hasil pengujian dan perhitungan

1. Beban leleh : 10,23 KN

2. Beban maksimum : 12,38 KN

3. Pertambahan panjang : ΔL = (a + b) – l0

ΔL = (92,4 + 39,48) – 100 = 131,88 – 100 = 31,88 mm

4. Diameter ditempat putus

5. Luas penampang awal

Luas (A) = ¼ π d² = ¼ x 3,14 x 5,93² = 27,60 mm²

6. Luas penampang akhir


Luas (A) = ¼ π d² = ¼ x 3,14 x 3,25² = 8,2 mm²

7. Tegangan leleh (batas ukur)

Tegangan leleh = P/A = 10,23 / 27,60 = 0,3706 kN/mm² = 370,6 MPa

8. Tegangan maksimum (kuat tarik)

Tegangan maksimum = P/A = 12,86 / 27,60 = 0,4659 kN/mm²

9. Perpanjangan akhir (regangan)

Regangan = { ΔL / l0 } x 100 % = { 31,88 / 200 } x 100 % = 15,94 %

10. Pengurangan luas ditempat putus

Pengurangan luas ditempat putus = { (A1 – A2) / A1 } x 100% = { (27,60 – 8,2) /


27,60 } x 100% = 70,28 %

C. Kesimpulan

 Tegangan leleh (batas ukur) = 370,6 MPa


 Tegangan maksimum (kuat tarik) = 465,9 MPa
 Perpanjangan akhir (regangan) = 15,94 %
 Pengurangan luas ditempat putus = 70,28 %
 Menurut PUBI 1982 tabel 74-6, baja ini termasuk BJTP 24
 tabel hasil pengujian (perhatikan langkah pengujian no 3 diatas)
adalah grafik yang didapatkan dari tabel diatas

Anda mungkin juga menyukai