Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL

PERCOBAAN TARIK & TEKUK BAJA BETON

KELOMPOK 7 :
Christian

1106011814

Fitri Suryani

1106003964

Junaidi Sidiq

1106015825

M. Ardan M Corny

1106068693

Sepinia Indrawati

1106001353

Tanggal Praktikum

: 6 Oktober 2012

Asisten Praktikum

: Muhammad Azmi

Tanggal Disetujui

Nilai

Paraf

LABORATORIUM BAHAN
DEPARTEMEN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2012

PERCOBAAN KEKUATAN TARIK DAN TEKUK BAJA BETON


A. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan
kekuatan tarik dan tekuk baja beton. Kekuatan tarik baja beton adalah gaya
tarik tiap satuan luas penampang yang menyebabkan baja beton putus,
sedangkan kekuatan tekuk baja adalah gaya tekan yang diberikan kepada baja
sampai baja tersebut mengalami tekuk.
B. PERALATAN
1. Mesin uji tarik (Universal Machine)
2. Alat ukur geser
3. Alat pemotong baja
4. Alat penggores batang percobaan
5. Mesin bubut bila diperlukan
6. Mesin tekuk baja
C. BAHAN
1. Baja polos diameter 10 mm (L0 = 30 cm)
2. Baja ulir diameter 16 mm (L0 = 30 cm)
D. PROSEDUR
Percobaan tarik baja :
1. Menjepit kedua ujung benda uji pada pegangan alat penjepit mesin uji
tarik. Sumbu alat penjepit harus berimpit dengan sumbu benda uji.
2. Menarik benda uji dengan kecepatan tarik 1kg/mm tiap detik dan amatilah
kenaikan beban dan kenaikan panjang yang terjadi sampai benda uji putus.
Percobaan tekuk baja :
1. Meletakkan benda uji pada alat tekuk baja.
2. Menekan tombol pada mesin penekuk hingga baja terdorong dan
menekuk. Amati hingga mesin menunjukkan angka yang maksimal.
NB : lakukan percobaan pada baja polos dan baja ulir.

E. HASIL PENGAMATAN & PERHITUNGAN


Percobaan Tarik Baja
Baja polos :
Diameter
(mm)

L0
(cm)

Lc
(cm)

9.5

50

58.2

Tegangan (kN)
Leleh
Maximum
Putus
28
44
20

Diameter Terkecil
(mm)

*diameter 9.5 merupakan diameter aktual hasil pengukuran, dr referensi 10 mm


Keterangan :
L0 = Panjang awal
L1 = Panjang setelah tarikan
S = Luas Penampang
Luas Penampang mula-mula (So)
So = r2
= 22/7 x (4.75)2 = 70.88 mm2
Luas Penampang akhir (Si)
Su = r2
= 22/7 x (3.25)2 = 33.18 mm2

Kekuatan tarik : B =

P = 44000 N

So = 70.88 mm2

(N/mm2)

=
=

(N/mm2)

44000
70.88

= 620.77 N/mm2
Batas ulur : V

Q = 28000 N

So = 70.88 mm2

V=

28000
70.88

(N/mm2), untuk baja lunak

6.5

= 395.03 N/mm2

Kekuatan putus : f =

R = 20000 N

R
So

R
So
=

20000
70.88

= 282.17 N/mm2

Regangan

Lc = 58.2 cm

Lo = 50.0 cm

Kontraksi

58.250
50

x 100%

x 100 % = 16.4 %

SoSu
So

So = 70.88 mm2

Su = 33.18 mm2

70.8833.18
70.88

x 100 %

x 100% = 53.2 %

Baja ulir :
Diameter
(mm)

L0
(cm)

Lc
(cm)

10

52.5

58.5

Tegangan (kN)
Leleh
Maximum
Putus
35
54
20

Luas Penampang mula-mula (So)


So = r2
= 22/7 x (5)2 = 78.54 mm2

Luas Penampang akhir (Si)


Su = r2
= 22/7 x (3.75)2 = 44.18 mm2

Kekuatan tarik : B =

P = 54000 N

So = 78.54 mm2

(N/mm2)

=
=

(N/mm2)

54000
78.54

= 687.55 N/mm2
Batas ulur : V =

(N/mm2), untuk baja lunak

Q = 35000 N

So = 78.54 mm2

V=

35000
78.54

= 445.63 N/mm2

Kekuatan putus : f =

R = 20000 N
So = 78.54 mm2

R
So

Diameter Terkecil
(mm)
7.5

R
So

20000
78.54

= 254.65 N/mm2

Regangan

Lc = 58.5 cm

Lo = 52.5 cm

Kontraksi

58.552.5
52.5

x 100%

x 100 % = 11.4 %

SoSu
So

x 100 %

So =78.54 mm2

Su = 44.18 mm2
78.5444.18
=
78.54

x 100% = 43.75 %

Hasil Perhitungan Olah Data Percobaan


Baja

Regan
gan

Tegangan

Jeni
s

Diamet
er (mm)

Panjan
g (cm)

Leleh
(N/
mm2)

Maksimu
m
(N/
mm2)

Putus
(N/
mm2)

Pol
os

9,5

50

395,03

620,77

282,17

16,4 %

Ulir

10

52.5

445,63

687,55

254,65

11,4 %

Kontr
aksi

53,17
%
43,75
%

Percobaan Tekuk Baja


Baja polos :
Diameter
(mm)
10

L0 (cm)

Beban

Hasil Test

50

(N)
300

Tekuk
Tidak retak

L0 (cm)

Beban

Hasil Test

52.5

(N)
600

Tekuk
Tidak retak

Baja ulir :
Diameter
(mm)
10

F. GRAFIK PERCOBAAN

700

500

400

Tegangan (N/mm2)

600

300

200
Regangan

100

0
0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

800

600

500

Tegangan (N/mm2)

700

400

300

200

Regangan
100

0
0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

0.1

0.11

0.12

G. ANALISIS

Analisis Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kekuatan tarik dan tekuk suatu

baja beton. Baja yang digunakan dalam percobaan ini adalah baja polos dan baja
ulir.
Percobaan kuat tarik baja ini tidak dilakukan oleh praktikan, melainkan
dilakukan oleh laboran. Hal ini dikarenakan karena keterbatasan alat dan karena
percobaan ini harus dilakukan oleh orang yang ahli. Sebelum melakukan
percobaan semua praktikan diperkenalkan akan bentuk baja polos dan baja ulir
sebagai bahan percobaan. Laboran juga menjelaskan tentang semua rumus yang
dipakai dalam pengujian ini, hal ini dimaksudkan agar praktikan mengerti datadata apa saja yang harus diambil dan perubahan apa saja yang akan diaamati pada
percobaan ini.
Percobaan yang dilakukan pertama kali adalah uji tarik. Awalnya kedua
ujung baja dijepit oleh pegangan alat penjepit mesin uji tarik. Kemudian
menyalakan mesin uji (Universal Testing Machine). Kecepatan mesin diatur
sebesar 1 kg/mm2 tiap detik. Kemudian diberikan gaya untuk dapat menentukan
tida titik, yaitu titik leleh, titik maksimum dan titik putus. Baja ditarik dengan
gaya yang berubah-ubah, mulai dari nol sampai gaya yang mengakibatkan baja
putus. Pada saat baja ditarik, besar tegangan pada saat leleh, maksimum, dan
putus dan regangan diamati untuk mengetahui dat yang dibutuhkan.
Percobaan tekuk

baja,

pemeriksaan kekuatan tekuk

baja

beton

menggambarkan ketahanan baya terhadap gaya tekan yang diberikan. Pengujian


dilakukan dengan meletakkan benda uji pada alat tekuk baja, kemudian praktikan
menekan tombol pada mesin penekuk hingga baja terdorong dan menekuk.
Praktikan bertugas mengamati mesin hingga menunjukkan angka yang maksimal.
Setelah itu praktikan melihat hasil penekukan dari baja-baja tersebut. Hasil dari
uji tekuk ini dapat menunjukkan apakah baja tersebut tahan terhadap gaya yang
diberikan atau tidak.

Analisis Hasil

Berdasarkan bercobaan tarik baja telah didapatkan tegangan leleh,


tegangan maksimum, tegangan putus yang menjadi acuan dalam penggolongan
baja.
Tegangan leleh yang diperoleh untuk baja polos adalah 3.95 x
m2

dan baja ulir 4.45 x

108

10

N/

N/ m 2 . Tegangan leleh adalah perbandingan

antara gaya tarik yang diberikan dengan luas penampang pada saat baja tersebut
meleleh. Keadaan ini akan menyebabkan baja mengalami perubahan bentuk fisik
seperti perubahan panjang dan diameter.
Tegangan maksimum untuk baja polos adalah 6.21 x
baja ulir 6.88 x

108

10

N/ m2 dan

N/ m2 . Tegangan maksimum adalah tegangan yang

dapat diterima oleh baja sebelum baja tersebut putus, atau keadaan dimana gaya
tarik sebagai aksi yang diberikan kepada baja akan sama besar dengan gaya
perlawanan sebagai reaksi yang ditimbulkan oleh baja.
Sedangkan tegangan putus yang didapatkan adalah 2.82 x
dan baja ulir 2.54 x

108

10

N/ m2

N/ m 2 . Tegangan putus adalah yang menyebabkan

baja tersebut putus dimana tegangan yang diterima oleh baja lebih besar dari
tegangan ijin yang dimiliki.
Gaya yang diberikan juga mengakibatkan adanya perubahan panjang dan
diameter baja sebelum dan sesudah pengujian. Baja polos mengalami
pertambahan panjang dari 50 cm menjadi 58.2 cm Perubahan panjang tersebut
menyebabkan adanya regangan pada baja yang dapat dikur dengan membagi
perubahan panjang dan didapatkan regangan untuk baja polos adalah 16 %. Bagitu
juga dengan baja ulir mengalami pertambahan panjang dari 52.5 cm menjadi 58.5
cm dan diperoleh regangan sebesar 11 %. Regangan yang diperoleh pada saat baja
putus menentukan tingakat keuletan baja. Semakin tinggi regangan yang dicapai
pada saat baja putus maka keuletan baja itu juga semakin tinggi. Regangan juga
menentukan kuat tarik yang dimiliki oleh baja. Baja yang mempunyai kuat tarik
tinggi pada umumnya regangan batasnya rendah atau getas, sedang baja yang kuat
tariknya rendah mempunyai regangan batas yang tinggi sehingga dapat dinyatakan
daktail.
Dari tegangan dan regangan yang diperoleh dapat dikalsifikasikan kelas
baja tulangan. Dari hasil yang didapatkan kelas baja tulangan polos adalah BjTP

(Baja Tulangan Polos) 30 dan kelas baja tulangan sirip adalah BjTS (Baja
Tulangan Sirip) 40.
Untuk uji tekuk baja, dapat disimpulkan bahwa baja memiliki kualitas baik
karena tahan terhadap gaya tekan yang diberikan, sehingga tidak menimbulkan
keretakan.

Analisis Grafik
Grafik kekuatan tarik baja merupakan hubungan antara tegangan yang

dialami batang baja terhadap regangan yang terjadi ketika batang baja
mengalami perubahan panjang ketika penarikan. Dari grafik yang ditampilkan,
terlihat bahwa baja akan mengalami penarikan hingga mencapai titik leleh
kemudian berlanjut kepada titik maksimum baja ini hingga akhirnya baja ini akan
putus. Dari grafik terlihat sekali bagaimana grafik naik hingga mencapai titik
maksimum kemudian turun dan akhirnya putus.

Analisis Kesalahan
Kesalahan yang mungkin terjadi dalam percobaan ini relatif kecil.

Percobaan kali ini dilaksanakan oleh laboran, sehingga peran praktikan dalam
percobaan in tidak terlalu dominan. Kesalahan dapat diakibatkan karena kesalahan
pembacaan jarum penunjuk pada mesin uji tarik oleh praktikan maupun
perhitungan hasil data pengamatan seperti penghitungan tegangan, dan regangan
pada baja. Kesalahan pembacaan jarum sering terjadi pada fase pengukuran gaya
tarik maksimum dengan gaya tarik putus, pada fase ini, pembacaan terjadi dalam
waktu yang cukup singkat. Sehingga, tingkat keakuratan pembacaan skala akan
menurun.
Perbedaan nilai diameter aktual dan tertulis juga dapat dijadikan indikasi
perbedaan hasil perhitungan terhadap data acuan yang ada. Ha tersebut
mengakibatkan hasil perhitungan mengalami sedikit penyimpangan nilai dari nilai
standar yang ada.
Pada pengujian tekuk baja, kesalahan dapat disebabkan karena kurangnya
pemahaman praktikan dalam melihat fisik material hasil uji tekuk, mengalami
peretakan atau tidak.

G. KESIMPULAN
1. Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kekuatan tarik dan tekuk baja
beton.
2. Pada pemeriksaan kekuatan tarik baja, diperoleh hasil sebagai berikut :
Baja Polos :
Kekuatan leleh

= 395,03 N/mm2

Kekuatan maksimum

= 620.77 N/mm2

Kekuatan putus

= 282.17 N/mm2

Baja Ulir :
Kekuatan leleh

= 445.63 N/mm2

Kekuatan maksimum

= 687.55 N/mm2

Kekuatan putus

= 254.65 N/mm2

3. Semakin besar beban maka kekuatan tarik juga akan semakin besar karena
kekuatan tarik berbanding lurus dengan beban yang dimiliki oleh baja,
dimana aksi yang diberikan akan mengimbangi reaksi yang ditimbulkan
4. Dengan melakukan percobaan ini dapat diketahui jenis kelas baja tulangan
baja berdasarkan SNI 07-2052-2002. Dengan baja polos digolongkan
sebagai BjTP 30 dan baja ulir digolongkan sebagai BjTS 40.

H. LAMPIRAN

Gbr.1 Mesin Uji Tarik

Gbr.2 Mesin Uji Tekuk


Gbr.3 Baja hasil Uji Tekuk

I. REFERENSI
Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu Beton.
Laboratorium Struktur dan Material. Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 07-2052-1997, Baja tulangan


beton

Anda mungkin juga menyukai