Anda di halaman 1dari 4

PERAWATAN DAN PERBAIKAN STRUKTUR BETON

1. Pendahuluan Beton yang telah dibuat dan menjadi sebuah struktur harus dirawat selama usia strukturnya. Sifat yang penting dari beton adalah keawetannya mampu menahan serangan pengaruh kimia dan fisika serta mekanis (ductility), Antara lain : 1. Tahan terhadap korosi dan air 2. Tahan terhadap api 3. Tahan terhadap beban kejut dan gempa 4. Tahan terhadap perubahan suhu Keawetan yang baik didapatkan jika perencanaan , pelaksanaan dan perawatan beton pada struktur dilakukan dengan baik.

Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap perencanaan adalah : 1. Gambaran pembagian beban 2. Ketidaktelitian detail 3. Kesalahan Hitung 4. Selimut beton kurang diperhatikan 5. Detail sambungan

Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap pelaksanaan adalah : 1. Ketidakkokohan bekisting 2. Kurangnya perhatian pada sambungan beton 3. Tidak adanya selimut beton 4. Penghentian pengecoran 5. Jenis Semen 6. Penggunaan bahan kimia tambah 7. Tinggi penuangan

8. Cara pemadatan Indikasi dari pengeluaran biaya untuk pengerjaan beton meliputi : 1. Biaya perawatan selama pelaksanaan 2. Biaya pemeriksaan dan biaya perbaikan 3. Perawatan 4. Penggantian bagian-bagian yang rusak Kecerobohan pada saat perencanaan dan pelaksanaan : 1. Pemberian beban yang berlebih 2. Perubahan fungsi 3. Penambahan struktur

2. Kerusakan-kerusakan Pada Beton Kerusakan akibat pengaruh mekanis pengaruh mekanis yang paling umum adalah gempa,beton harus direncanakan agar dapat berpengaruh daktail. Variasi kerusakan yang timbul dapat berupa goresan (retak rambut)< untuk mengindarinya harus mengikuti ketentuan SK.SNI,T-15-199103. Kerusakan akibat pengaruh fisika Kerusakan akibat pengaruh temperatur yang dapat menimbulkan kehilangan panas dan kebakaran. Kerusakan lainnya akibat waktu dan suhu misalnya crack pada penurunan tanah dasarnya.

Kerusakan akibat pengaruh Kimia Kerusakan yang paling banyak terjadi pada struktur beton, kerusakan ini

berkaitan langsung dengan struktur dan lingkungan setempat, misalnya akibat korosi, tingkat keasaaman yang tinggi.

3. Pemeriksaan Dan Perawatan Kemudian Metode Pemeriksaan Pemeriksaan dimulai dari historisnya atau sejarah, sambungan selama pelaksanaan, campuran beton, tulangan, perawatan kemudian. Finishing. Pemeriksaan harus tetap memperhatikan aspek ekonomis dan teknisnya, sehingga kekuatan struktur tetap terjaga dan melibatkan biaya perbaikan yang rendah.

1. Pemeriksaan Visual Ditujukan pada tempat-tempat rawan misalnya elemen tipis, pemasangan pagar berkisi,saluran air, sambungan-sambungan.

2. Pemeriksaan Detail pengukuran selimut beton dengan steel detector Pengukuran karbonat dengan pengujian bor inti Pengukuran Kadar klorida Pemeriksaan kekerasan dan permeabilitas beton.

3. Perawatan Dan Tindakan Perbaikan a) Perawatan Langkah-langkah perlindungan yang diberikan pada beton, langkah ini dapat berupa pemberian lapisan pelindung agar gangguan luar dapat diperkecil. Perlindungan dapat berupa pengecatan, pemlesteran, pemberian penutup karet dan baja. b) Perbaikan Tindakan perbaikan meliputi perbaikan pada fase pelaksanaan setelah beton mengeras. Penggasaran lapis permukaan, penggasaran sedikit bagian permukaan, pemberian lapisan pada permukaan yang diperbaiki.

4. Bekisting Arti Bekisting dan kegunaannnya Bekisting untuk beton dan beton bertulang menuntut biaya dari seluruh pembangunan.

Bekisting ini harus menampung dan menumpu beton basah ditempatnya dan menurut bentuknya, bekisting akan meneruskan beban itu kepondasi bawahnya atau dasar beton dibawahnya. Bekisting mempunyai tugas terbatas dan bisa dianggap bagian darurat dalam pembangunan. Pada bangunan sederhana biasanya cukup dilakukan perhitungan sederhana yang didasarkan pada pengalaman, Pada loteng atau kubah berketinggian lebih dari 8.0 m atau bagian-bagian tertentu yang berat maka diperlukan bekisting ilmiah, dan jelas membutuhkan perhitungan statis. Beban kerja pada bekisting harus ditentukan sebesar 250 kg/cm, s/d 350 kg/cm, ditambah dengan berat beton basah sekitar 2.5 ton/m, kalau bekisting digunakan kembali sebaiknya digunakan papan bekisting bisa lebarnya antara 10 16 cm dan tebalnya 25mm. Untuk lantai bekisting loteng berkolom papan bekisting ukurannnya 30 mm s/d 50 mm , sebagai balok jangan digunakan ukuran lebih kecil dari 2 x 3

Bahan Bangunan Pada bekisting Pada pembangunan bekisting biasanya kita menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, tetapi karena harga kayu sudah semakin maahal, bisa juga digunakan kayu multipex, sebgai alat sambungan kita menggunakan Paku. - Papan : kayu biasanya meranti, keruing, dsb kelas II, III, dan IV, tebalnya 2,5 cm s/d 5 cm. lebar maksimal 16 cm; - Balok : Kayunya hampir sama dengan pada papan, panjangnya sampai 6,00 m , berukuran 5/7, 6/10, 6/12, 10/10.. 10 /15 cm - Kayu bulat : Kayu kelas IV, bergaris tengah 10-20 cm, kayu galam sebagai talang -Papan penghubung : papan untuk menghubungkan kayu yang diletakkan dan dipaku sebelah-menyebelah, dibuat menurut keperluan, ukuran 3x10 s/d 3 x15 atau 4x10 s.d 4x15

Anda mungkin juga menyukai