Pertama saya mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Yang Maha
Penolong, karena berkat pertolongan-Nya lah makalah ini bisa saya buat dan
dapat selesai. Makalah ini di susun agar kita dapat memperluas wawasan kita
tentang Perawatan Beton.
Makalah ini di buat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Teknologi
Bahan Konstruksi. Pemahaman tentang perawatan beton dan hal-hal yang
berkaitan dengannya sangat di perlukan. Dengan suatu masalah dapat di
selesaikan dan di hindari kelak, sekaligus menambah wawasan bagi kita semua.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Devie Indriani Moha,
ST., M.SP selaku dosen Teknologi Bahan Konstruksi Yayasan Bina Taruna
Gorontalo. Dalam menyusun makalah ini yang berjudul Perawatan Beton
sebagai bahan pembelajaran bagi saya. Makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Terima kasih.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
1.3 Manfaat
Ada beberapa manfaat dalam penulisan Makalah ini, diantaranya:
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan campuran tambahan
yang membentuk massa padat. Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan
bangunan dan kontruksi yang sifat-sifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu
dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-
bahan yang dipilih (Dr. Wuryati Samekto, M.Pd dan Candra Rahmadiyanto, S.T.,
2001). Berikut kita akan membahas tahap tahap perawatan pada beton :
A. Perawatan Beton
Perawatan Beton ini dilakukan setelah beton mencapai final setting,
artinya beton telah mengeras. perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi
selanjut nya tidak mengalami gangguan. jika hal ini terjadi, beton akan menjadi
keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. perawatan dilakukan minimal
selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal 3 (tiga) hari serta
harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuwali dilakukan dengan perawatan
yang dipercepat. (PB. 1989:29).
Perawatan ini tidak dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan tekan
beton yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari keawetan
beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari
dimensi struktur.
Perawatan yang di percepat
perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan atmosferik,
pemanasan pelembaban atau proses lain yang dapat diterima, boleh digunakan
a. Tipe I, Curing Compound tanpa Dye, biasanya terdiri dari parafin sebagai
selaput lilin yang dicampur dengan air.
b. Tipe I-D, Curing Compound dengan Fugitive Dye (warna akan hilng selama
beberpa minggu)
Di pasaran, kita dapat menjumpai beberapa merek sikament, misalnya antisol Red
(termasuk tipe I-D), antisol white (termasuk tipe II) dan antisol E (termasuk tipe I,
non pigmented Curing Compound). Curing Compound ini selain berguna untuk
perawatan daerah vertikal juga berguna untuk daerah yang mempunyai temperatur
yang tinggi, karena bersifat memntulkan cahaya (terutama tipe I).
3.2 Saran
Pembangunan yang semakin pesat memicu pekerjaan yang harus di lakukan
dengan cekatan tetapi tidak boleh melupakan aspek aspek penting dalam hal
perawatan terhadap pekerjaan konstruksi tersebut. Khususnya beton.
Panduan-pengecoran-dan-Perawatan-beton.pdf
Perawatan Beton (Curing) _ Media Poject.html
http://kampus-sipil.blogspot.co.id/2013/03/cara-perawatan-beton-terbaru.html.