Anda di halaman 1dari 11

BETON RINGAN

DISUSUN OLEH :

Ahmad Fahmi Husaeni (119130066)

M.Hilmy Haedar (119130057)

M. Sovy Syariffudin (119130046)

Rindi Tamala (119130041)

Tri Bayu Pamungkas (119130042)

1D/Teknik Sipil

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi a wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
kita tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya
di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata
kuliah Teknologi Bahan Konstruksi dengan judul “Beton Ringan”.

Dengan sepenuh hati, penulis pun sadar bahwa makalah ini masih penuh
dengan kekurangan dan keterbatasan, oleh sebab itu penulis memerlukan saran
serta kritik yang membangun yang dapat menjadikan makalah ini lebih baik.
Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Cirebon, 9 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………….i


Daftar Isi ………………………………………………………………….............ii
BAB I : Pendahuluan ……………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………….. ...1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………..………………… ..1
1.3 Tujuan Penulisan ……………………………………………………….. ……2
BAB II : PEMBAHASAN …………………………………………………… ….3
2.1 Definisi Beton Ringan …………………………………………………….. …3
2.2 Sejarah Beton Ringan …………………………………………………….. ….3
2.3 Pembuatan Beton Ringan ……………………………………………….. …...4
2.4 Penerapan Beton Ringan ………………………………………………….. …4
2.5 Keuntungan Beton Ringan ……………………………………………………5
2.6 Kekurangan Beton Ringan ……………………………………………………5
BAB III : PENUTUP ……………………………………………………………..7
3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………...7
3.2 Saran ………………………………………………………………………….7
Daftar Pustaka …………………………………………………………………….8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dengan semakin pesatnya pertumbuhan pengetahuan dan teknologi di
bidang konstruksi yang mendorong kita lebih memperhatikan standar mutu serta
produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah
pembangunan konstruksi dengan lebih berkualitas. Diperlukan suatu bahan
bangunan yang memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan bahan
bangunan yang sudah ada selama ini. Selain itu bahan tersebut harus memiliki
beberapa keuntungan seperti bentuk yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan,
spesifikasi teknis dan daya tahan yang kuat, kecepatan pelaksanaan konstruksi
serta ramah lingkungan. Jenis bahan bangunan pada bangunan konstruksi tersebut
sangat bervariasi misalnya beton, pasir, kerikil.

Dewasa ini kata “Beton” sudah tidak asing lagi di kalangan para Engineer.
Karena sudah hampir sebagian besar gedung-gedung dan sarana infrastruktur di
daerah kota menggunakan beton sebagai bahan dasar dari bangunan mereka.
Penggunaan beton pada gedung dilakukan dalam rangka menghemat pengeluaran
dalam suatu proses konstruksi. Selain harganya yang terjangkau beton juga
memiliki kuat tekan yang tinggi.

Rasa tertarik pada penggunaan beton ini, akhirnya menimbulkan


banyaknya jenis dari beton itu sendiri. Salah satu yang kita kenal adalah Beton
Ringan (lightweight concrete) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hebel.
Dalam tugas makalah ini saya akan menjelaskan mengenai “Beton Ringan”.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi dari beton ringan ?
b. Bagaimana sejarah beton ringan ?
c. Bagaimana cara pembuatan beton ringan ?
d. Bagaimana penerapan beton ringan dalam konstruksi ?

1
e. Apa keuntungan menggunakan beton ringan ?
f. Apa kekurangan menggunakan beton ringan ?
1.3 Tujuan Penulisan
a. Mengetahui definisi dari beton ringan
b. Mengetahui sejarah dari beton ringan
c. Mengetahui cara pembuatan beton ringan
d. Mengetahui penerapan beton ringan dalam konstruksi
e. Mengetahui keuntungan beton ringan
f. Mengetahui kekurangan beton ringan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Beton Ringan

Beton ringan aerasi (Hebel) atau (Aerated Lightweight Concrete/ALC)


atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC), Autoclaved
Concrete, Cellular Concrete, Porous Concrete, di Inggris disebut Aircrete and
Thermalite adalah material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan
air dan api, awet (durabel) yang dibuat di pabrik menggunakan mesin. Beton ini
cukup ringan, halus, dan memiliki tingkat kerataan yang baik. Beton / bata ringan
ini diciptakan agar dapat memperingan beban struktur dari sebuah bangunan
konstruksi, mempercepat pelaksanaan, serta meminimalisasi sisa material yang
terjadi pada saat proses pemasangan dinding berlangsung.

Beton ringan adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik
yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan
yang membentuk masa padat (Surya Sebayang, 2000). Beton normal merupakan
bahan bangunan yang relatif cukup berat dengan berat jenis berkisar 2,4 atau
berat 2400 kg/m3. Untuk mengurangi beban mati suatu struktur beton, maka telah
banyak dipakai beton ringan. Berdasarkan SNI 03 - 2847 - 2002, beton ringan
adalah beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai berat satuan tidak
lebih dari 1900 kg/m3. Pada dasarnya beton ringan diperoleh dengan cara
penambahan pori-pori udara ke dalam campuran betonnya.

2.2 Sejarah Beton Ringan

Hebel atau Beton Ringan pertama kali diciptakan di Swedia pada tahun
1923. Saat itu, pembuatan bata ringan ini adalah alternatif material bangunan,
dalam rangka mengurangi penggundulan hutan. Pada tahun 1943, beton ringan
lalu dikembangkan lagi di Jerman oleh seseorang bernama Joseph Hebel. Sejak
saat itu bata ringan ini dianggap sempurna, dengan alasan ramah lingkungan dan
dibuat dari sumber daya alam yang berlimpah. Bata ringan bersifat kuat, tahan

3
lama, mudah dibentuk, efisien, dan berdaya guna tinggi. Di Indonesia sendiri bata
ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya Pabrikasi AAC di
Karawang, Jawa Barat. Sekarang jenis bata ringan yang beredar di negara ini ada
2 : CLC (Cellular Lightweight Concrete), AAC (Autoclaved Aerated Concrete).

2.3 Pembuatan Beton Ringan

Menurut Tjokrodimuljo (2007) pembuatan beton ringan dapat dilakukan


dengan cara :
1. Membuat gelembung-gelembung gas udara dalam adukan semen. Dengan
demikian akan terjadi banyak pori-pori udara di dalam betonnya. Bahan
Tambahan Khusus (pembentuk gelembung udara dalam beton)
ditambahkan ke dalam semen dan akan terbentuk gelembung udara.
2. Dengan menggunakan agregat ringan, misalnya tanah liat bakar dan batu
apung. Dengan demikian beton yang terjadi pun akan lebih ringan
daripada beton normal.
3. Pembuatan beton tidak dengan butir-butir agregat halus. Dengan demikian
beton ini disebut “beton non-pasir” dan hanya dibuat dari semen dan
agregat kasar saja (dengan butir maksimun agregat kasar sebesar 20 mm
atau 10 mm). Beton ini mempunyai pori-pori yang hanya berisi udara
(yang semula terisi oleh butir-butir agregat halus).

2.4 Penerapan Beton Ringan Pada Konstruksi

- Beton ringan biasaya digunakan untuk dinding non-struktural (rumah)

- Blok (bata), contohnya bata celcon yang dapat digunakan pada dinding
dan atap.

- Panel, contohnya panel beton ringan yang digunakan sebagai pengganti


tembok

- Bentuk Khusus, contohnya bentuk-bentuk dekorasi sebagai ornament


bangunan.

4
- Ready Mix, contohnya pada ready mix sebagai material pengisi

2.5 Keuntungan Menggunakan Beton Ringan


Berikut adalah keuntungan menggunakan beton ringan, yaitu :
a. Beton ringan mudah merekat tanpa bantuan pasir. Hebel dipasang atau
direkatkan dengan semen khusus, tetapi tanpa campuran pasir seperti
halnya ketika merekatkan bata merah.
b. Balok-balok beton ringan mudah dibentuk. Proses pemotongannya pun
bisa dilakukan secara cepat dan akurat untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan. Tidak perlu menggunakan alat pemotong khusus, sebab
balok beton ringan ini bisa dipotong dengan menggunakan gergaji.
c. Ukuran panel beton ringan sangat akurat. Sifat hebel yang mudah dipotong
dan dibentuk membuat panel material ini mudah dihitung sesuai dengan
kebutuhan dalam membangun kostruksi rumah. Kondisi ini disebabkan
karena hebel dibuat dengan mesih khusus yang menghasilkan ukuran
seragam antara hebel satu dengan lainnya.
d. Beton ringan tahan panas dan api, karena berat jenisnya rendah, kedap
suara, tahan lama, kuat tapi ringan serta tahan gempa. Selain itu beton ini
juga aman dan nyaman karena memiliki beberapa sifat lain yaitu anti
serangga, anti jamur, serta tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat
atapun korosi.
e. Pemakaian beton ringan dapat meminimalisir penggunaan material-
material yang lainnya. Contohnya dalam pembuatan dak lantai
menggunakan bahan ini, maka tidak diperlukan lagibahan tambahan
berupa batu atau kerikil untuk mengisi lantai beton.


2.6 Kekurangan Menggunakan Beton Ringan
Adapun beberapa kekurangan dari beton ringan, yaitu :
a. Ukuran beton ringan yang besar menyebabkan pemakaian ruang yang
cukup besar ketika diaplikasikan di bangunan yang berukuran menengah.

5
b. Beton ringan memiliki nilai kuat tekan yang terbatas (compressive
strength). Jadi tidak disarankan memanfaatkan material ini sebagai bahan
perkuatan bangunan.
c. Harga beton ringan relative lebih mahal dibandingkan dengan harga
balok-balok beton kebanyakan. Di pasaran Indonesia, harga rata-rata beton
ringan adalah Rp. 6.000-8.000/ balok. Sehinggan harga balok beton ringan
per 1 m2 adalah Rp. 48.000-72.000.
d. Dibutuhkan bahan perekat khusus untuk menyusun balok-balok ini
menjadi beton. Kebanyakan para pekerja menggunakan mortar atau semen
instan. Bahan ini sengaja dipilih karena memiliki komposisi yang
terkontrol dengan baik

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Beton ringan adalah beton yang berat jenisnya lebih kecil daripada beton
pada umumnya. Beton ringan mengandung agregat ringan dan mempunyai berat
jenis satuan tidak lebih dari 1900 kg/m3. Beton ringan memiliki keuntungan dan
kekurangan seperti beton-beton pada umumnya. Beton ringan lebih ramah
lingkungan dan ekonomis, karena bahan – bahan yang digunakan merupakan
bahan yang tidak bermanfaat untuk lingkungan dan jumlahnya sangat banyak.

3.2 Saran
Tidak menggunakan beton ringan sebagai perkuatan (struktural). Dalam
pemasangan beton ringan, sebaiknya menggunakan tukang yang memiliki
keahlian tambahan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Beton_ringan_aerasi
digilib.unila.ac.id
http://pustaka-ts.blogspot.com/2010/08/beton-ringan-lightweight-concrete.html?
m=1
https://www.dekoruma.com/artikel/70304/kelebihan-beton-ringan
https://arafuru-com.cdn.ampproject.org/v/arafuru.com/material/kelebihan-dan-
kekurangan-beton-ringan
http://umarcivilengineering.blogspot.com/2013/07/beton-ringan-hebel_18.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai