Anda di halaman 1dari 59

KUMPULAN LAPORAN PRAKTIKUM HIDRAULIKA

Dosen Pengampu: Drs. Pribadi, S.T., M.T.

Disusun oleh Kelompok 3 :


Bingah Putri Maespati (190523648137)
Intan Rosi Saputri (190523648142
42)
Lailatul Maghfiroh (190523648147
47)
Rheza Inggar Dwantara (180523630057)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
April 2020
LAPORAN PRAKTIKUM 1 HIDRAULIKA
Pengukuran Debit Aliran Dengan Alat Ukur Volumetrik

Disusun oleh Kelompok 3 :


Bingah Putri Maespati (190523648137)
Intan Rosi Saputri (1905236481)
Lailatul Maghfiroh (1905236481)
Rheza Inggar Dwantara (180523630057)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK
SIPIL PROGRAM STUDI S1 TEKNIK
SIPIL April 2020
1. Dasar Teori
Laju volume aliran air atau debit (diberi notasi Q) didefinisikan sebagai jumlah zat cair
yang mengalir melalui tampang lintang tiap satuan waktu. Debit biasanya diukur dalam
volume zat cair tiap satuan waktu, sehingga satuannya adalah meter kubik per detik
(m3/det) atau satuan yang lain (liter/detik, liter/menit, dsb).
Persamaan debit aliran dengan alat ukur volumetric adalah:

Debit (Q) =

2. Maksud dan Tujuan


Mengukur debit aliran air dengan alat ukur volumetrik.

3. Alat dan Bahan


a. Hydraulics bench
b. Stop watch
c. Air

4. Spesifikasi Alat
 Dimensi alat Hydraulics Bench adalah : panjang 1,13 m; lebar 0,73 m; tinggi
1,00 m.
 Pompa tipe sentrifungal, maksimal head 21 m H20, maksimal aliran 80
liter/menit, daya pompa 0,37 kW.
 Kapasitas bak air 250 liter; Kapasitas tangka volumetric aliran tinggi 40 liter;
Kapasitas tangka volumetric aliran rendah 6 liter.
5. Prosedur Percobaan
a. Pasang steker pada stop kontak sumber listrik.
b. Pasang intel nozzle dan stilling baffle pada hydraulics bench.
c. Atur dump valve actuator untuk menutup lubang pembuang volumetric tank.
d. Tekan tombol “on” pada power switch.
e. Buka dan atur aliran melalui katup pada flow control valve (putar ke kiri untuk
membuka dan membesarkan aliran, putar ke kanan untuk menutup atau mengecilkan
aliran) pada suatu aliran tertentu.
f. Jika aliran sudah diatur pada flow control valve, biarkan dan jangan dirubah.
g. Biarkan air mengalir di volumetric tank sampai bacaan skala pada level gauge
mencapai angka nol (kapasitas 6 liter).
h. Nyalakan stop watch pada saat ketinggian air bergerak dari angka nol (0) liter ke
angka yang ditentukan pada level gauge.
i. Hentikan stop watch pada saat bacaan level gauge tepat di angka yang ditentukan,
dan baca waktu pada stop watch, catat.
j. Buka lubang pembuang dengan mengangkat dump valve actuato, kosongkan air di
volumetric tank.
k. Setelah air di volumetric tank kosong, atur dump valve actuator menutup lubang
pembuang volumetric tank.
l. Ulangi percobaan pada langkah f.) sampai dengan k.). Percobaan diulang sebanyak 3
kali.
m. Jika percobaan pada telah selesai, tekan tombol “off” pada power switch.
n. Lepaskan steker dari stop kontak sumber listrik.
o. Hitung debit aliran menggunakan persamaan debit.
6. Data dan Hasil Pengamatan

LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Gedung G3 Lt. 2 Kampus UM Jl. Semarang No. 5 Malang

PENGUKURAN TINGGI MUKA AIR DAN DEBIT ALIRAN

Data Alat : Dikerjakan:


Tipe peluap : Segitiga Tanggal : 7 Februari 2020
Sudut takikan : 90° Nama :
Tinggi datum (h0) : 125 mm NIM :
Tinggi saluran : 165 mm Kelompok :3
Lebar saluran : 250 mm Offering : IN

Tabel Data Pengamatan dan Perhitungan

Head (H) Volume Waktu Debit (Q) Q rata-rata


h
No h - h0 (V) (t) Q = V/t (Q₁+Q₂)/2
(mm) (mm) (liter) (detik) (liter/detik) (liter/detik)
126.47 0.024
3 0.025
1 138.8 13.8
151.9 0.026
4
61.13 0.082
5 0.082
2 147/2 22.2
72.28 0.083
6
45.57 0.219
10 0.219
3 155.1 30.1
59.39 0.219
13
50.81 0.295
15 0.299
4 159 34
59.43 0.303
18
52.98 0.378
20 0.397
5 162.9 37.9
60.03 0.416
25
GRAFIK HUBUNGAN

Grafik Hubungan Head (H) - Debit (Q)


0.450

0.400 y = 0.0005x2 - 0.0104x + 0.0708


R² = 0.9992
0.350

0.300

0.250

0.200

0.150

0.100

0.050

0.000
0 5 10 15 20 25 30 35 40

7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum 1, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi H (Head), maka
Q (debit) juga semakin tinggi.

8. Sumber Rujukan
 Armfield 2007 . Instruction Manual F1 – 10. Hydraulics Bench. England :
Armfield.
 Bambang Triatmodjo. 2012. Hidraulika 1. Cetakan ke-13. Yogyakarta: Beta
Offset.
LAPORAN PRAKTIKUM 2 HIDRAULIKA

Pengukuran Tinggi Muka Air dan Debit Aliran

Disusun oleh Kelompok 3 :


Bingah Putri Maespati (190523648137)
Intan Rosi Saputri (190523648142
42)
Lailatul Maghfiroh (190523648147
47)
Rheza Inggar Dwantara (180523630057)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
April 2020
1. Dasar Teori
a) Tinggi Muka Air
Pengukuran posisi permukaan air dalam kondisi permanen (steady
state) sering kali diperlukan pada pengamatan hidraulika. Pengukuran ini
dilakukan dengan menggunakan suatu point kecil yang secara manual
diatur untuk menyentuh permukaan air, dan pembacaan pergerakan
vertikal dilakukan dengan menggunakan skala vernier.

Gambar 1. Point Gauge (Meteran Taraf)


Vernier adalah skala bantu yang bergerak secara paralel terhadap
skala primer. Skala primer memberikan pembacaan dasar, sedangkan
vernier menunjukkan bacaan bagian skala yang lebih kecil dari bagian
skala primer. Jarak di antara tiap sub bagian vernier adalah 90% dari jarak
di antara tiap sub bagian skala primer. Pada gambar .. sebelah kanan dapat
dilihat angka “0” (nol) skala vernier satu garis dengan angka “60” skala
primer, sedangkan angka “10” skala vernier satu garis dengan angka “69”
skala primer.
Langkah-langkah pembacaan point gauge dengan skala vernier
adalah sebagai berikut (perhatikan gambar):
1) Pada gambar 3 terlihat angka “0” skala vernier tepat satu garis dengan
angka “60” skala primer, maka pada posisi ini dibaca “60 mm”.
Gambar 3
2) Apabila angka “0” skala vernier terletak di antara sub bagian skala
primer (lihat gambar 4) yaitu pada posisi antara “67” dan “68” skala
primer, maka untuk menentukan secara akurat pengukuran harus
dicari angka skala vernier yang satu garis lurus dengan skala primer,
dalam kasus ini adalah angka “5” skala vernier (lihat gambar 5), maka
pada posisi ini dibaca “67,5 mm”. Dalam pembacaan skala vernier,
ada potensi kesalahan bacaan karena kurang teliti, maka seringkali
hasil pembacaan ditulis “67,5 ± 0,2 mm”, dimana ± 0,2 adalah
potensi kesalahan atau kesalahan pembacaan.

Gambar 4 Gambar 5

Gambar 6 Susunan Peralatan


Gambar 7. Hydraulics Bench

b) Debit Aliran
Laju volume aliran atau debit (diberi notasi Q) didefinisikan sebgai jumlah
zat cair yang mengalir melalui tampang lintang tiap satuan waktu. Debit
biasanya diukur dalam volume zat cair tiap satuan waktu, sehingga
satuannya adala meter kubik per detik (m3 /det ) atau satuan yang lain
(liter/detik, liter/menit, dsb).
volume
Debit Q) =
waktu

2. Maksud dan Tujuan


a) Mengukur tinggi muka air dengan alat ukur point gauge (meteran taraf)
b) Mengukur debit aliran dengan alat ukur volumetrik
3. Alat dan Bahan

a) Hydraulics bench

b) Point gauge
c) Weir plate

d) Stop watch
e) Air

4. Spesifikasi Alat
Point Gauge:
 Dimensi alat H1-1 adalah tinggi 265 mm, lebar 75 mm, kedalaman 50
mm.
 Jangkauan 150 mm, ketepatan ± 0,1 mm dengan tingkat akurasi ± 0,2
mm.
Hydraulics Bench:
 Dimensi alat hydraulics bench adalah : panjang 1,13 m; lebar 0,73 m;
tinggi 1,00 m.
 Pompa tipe sentrifugal, maksimal head 21 m H2O, maksimal aliran 80
liter/menit, daya pompa 0,37 kW.
 Kapasitas bak air 250 liter; kapasitas tangki volumetrik aliran tinggi 40
liter; kapasitas tangki volumetrik aliran rendah 6 liter.

5. Prosedur Percobaan
a) Memasang steker pada stop kontak sumber listrik.
b) Memasang inlet nozzle dan stilling baffle pada hydraulics bench.
c) Mengatur dump valve actuator menutup lubang pembuang vlumetrik tank.
d) Menekan tombol “on” pada power switch.
e) Membuka dan mengatur aliran melalui katup pada flow control valve
(putar ke kiri untuk membuka dan membesarkan aliran, putar ke kanan
untuk menutup atau mengecilkan aliran) pada suatu aliran tertentu.
f) Jika aliran sudah diatur pada flow control valve, biarkan dan jangan
dirubah-rubah dan menunggu sampai aliran air stabil dan tenang.
g) Untuk mengukur posisi permukaan bebas (batas udara dan air) pada
saluran terbuka, pertama tentukan dahulu posisi datum (titik nol).
h) Memutar pelan-pelan sekrup penjepit, menahan batang pengukur, dan
menggeser ke atas atau ke bawah sampai ujung point gauge pada posisi
nol yang diperlukan (yaitu dasar saluran). Mengencangkan sekrup penjepir
sementara.
i) Melepas sekrup pengunci pada belakang skala vernier dan geser skala
tersebut hingga angka “0” dan skala vernier berhimpitan satu garis lurus
dengan angka “0” skala primer. Mengencangkan kembali sekrup pengunci.
j) Melepas sekrup penjepit dan menggeser batang pengukur sampai ujung
point gauge terletak agak menyentuh permukaan air. Mengencangkan
sekrup pengunci, dan mengatur batang pengukur dengan sekrup pengatur
tinggi yang halus hingga ujung point gauge benar-benar tepat menyentuh
permukaan air.
k) Membaca tinggi permukaan air tersebut pada skala vernier, kemudian
mencatat hasil pengukuran tinggi muka air di lembar praktikum.
l) Selanjutnya untuk mengukur debit aliran, jika aliran sudah diatur pada
flow control valve, biarkan dan jangan dirubah-rubah dan menunggu
sampai aliran air stabil dan tenang.
m) Membiarkan air mengalir di volumetrik tank hingga bacaan skala pada
level gauge mencapai angka nol (kapasitas 6 liter).
n) Menyalakan stop watch pada saat ketinggian air bergerak dari dari angka
(0) liter ke angka yang ditentukan di level gauge.
o) Menghentikan stop watch pada saat bacaan level gauge tepat di angka
yang ditentukan, dan membaca waktu pada stop watch, mencatat hasil
pada lembar praktikum.
p) Membuka lubang pembuang dengan mengangkat dump valve actuator
menutup lubang pembuang volumetrik tank.
q) Mengulangi percobaan f) sampai dengan p) sebanyak 5 kali.
r) Menekan tombol “off” saat percobaan telah selesai.
s) Membuka lubang pembuang dengan mengangkat dump valve actuator,
mengosongkan air di volumetrik tank.
t) Melepaskan steker dari stop kontak sumber listrik.
u) Menghitung debit aliran menggunakan persamaan debit.
6. Data dan Hasil Pengamatan

LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Gedung G3 Lt 2 Kampus UM Jl. Semarang 5 Malang

Pengukuran Ting
Tinggi
gi Muka Air dan Debit Aliran

Data Alat : Dikerjakan :


Tipe Peluap : Persegi Tanggal : 14 Februari 2020
Lebar Takikan : 30 Kelompok : 3 (tiga)
Tinggi Datum : 82 Offering : IN
Tinggi Saluran : 165
Lebar Saluran : 250

Tabel Data Pengamatan dan Perhitungan


h Head (H) Volume (V) Waktu (t) Debit (Q) Q rata-rata

No −
(mm) (liter) (detik)
(mm) (liter/detik) (liter/detik)
3 7.56 0.397
1 121.9 39.9 0.383
4 10.82 0.370
5 8.52 0.587
2 132.1 50.1 0.583
6 10.35 0.580
10 15.66 0.639
3 137.9 55.9 0.646
15 22.95 0.654
20 23.67 0.845
4 143.8 61.8 0.833
25 30.48 0.820
30 31 0.968
5 149.2 67.2 0.975
35 35.61 0.983
Grafik Hubungan Head (H) - Debit (Q)
1.200

Debit (liter/detik) 1.000

0.800

0.600

0.400

0.200

0.000
0 10 20 30 40 50 60 70 80

Head (mm)

Pengolahan data
Rumus :
Tinggi air di atas peluap H) = h − h0
Debit Q) =
V
t
Q1 Q2
rata =
Debit Rata-rata 2

Contoh Perhitungan 1
Diketahui:
h0 = 82 mm
h = 121,9 mm
V1 = 3 liter ; t1 = 7,56 detik
V2 = 4 liter ; t2 = 10,82 detik
Dicari :
i) H = ?
ii) Q = ?
iii) Q rata-rata
rata = ?
Penyelesaian:
i) H = h − h = 121,9 − 82 = 39,9 mm
ii) Q1 = t =
V
,
= 0,397

Q2 = t =
V
,
= 0,370
) , , )
iii) Q rata − rata = = = 0,383

7. Kesimpulan
Dari hasil praktikum 2, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketinggian air
berbanding lurus dengan debit, sehingga semakin tinggi H (Head) maka Q
(debit) juga semakin tinggi.

8. Sumber Rujukan
 Armfield. 2007. Instruction Manual F1-10. Hydraulics Bench. England:
Armfield.
 Armfield. 2006. Instruction Manual. Hydraulics Instruments H1-1/H1-
2/H1-3/H1-7/H1-8/H1-10/H1-11. England: Armfield
 Bambang Triatmodjo. 2012. Hidraulika 1. Cetakan ke-13. Yogyakarta:
Beta Offset.
LAPORAN PRAKTIKUM 3 HIDRAULIKA
Aliran Melalui Peluap Segitiga

Disusun oleh Kelompok 3 :


Bingah Putri Maespati (190523648137)
Intan Rosi Saputri (190523648142)
Lailatul Maghfiroh (190523648147)
Rheza Inggar Dwantara (180523630057)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
April 2020
PRAKTIKUM 3
ALIRAN MELALUI PELUAP SEGITIGA
1. Teori
Peluap didefinisikan sebagai bukaan pada salah satu sisi kolam atau tangka sehingga zat
cair (biasanya air) di dalam kolam tersebut melimpas di atas peluap. Lapis zat cair yang
melimpas di atas ambang peluap disebut tinggi peluapan (H). Peluap biasa digunakan
untuk mengukur debit aliran .

Gambar 1. Tampak Depan Triangular Notch

Gambar 2. Tampak Samping Triangular Notch


Gambar 3. Ketentuan Dimensi Triangular Notch

Persamaan debit aliran yang melalui peluap segitiga adalah :

1
8 𝜃
Qt = Cd 5 tan (2) √(2𝑔)𝐻2
Dimana ;
Qt = debit aliran (m3/detik)
H = tinggi air diatas dasar peluap (m)
𝜃 = sudut V atau takikan peluap segitiga
𝑔 = percepatan gravitasi bumi (9,81 m/detik2)
Cd = koefisien debit yang ditentukan dalam percobaan
Gambar 4. Koefisien Debit Ambang Segitiga (V notch dengan sudut 𝜃 = 900)
(Australian standarts AS 3778.4.1-1991)

2. Maksud dan Tujuan


a. Menentukan karakteristik aliran kecil pada saluran terbka yang melalui peluap
segitiga (triangular notch)
b. Menentukan nilai koefisien debit pada peluap segitiga

3. Alat dan Bahan


a. Hydraulic bench
b. Point gauge

c. Triangular weir

d. Stop watch
e. Air

4. Nomenklatur
Nama Kolom Lambang Satuan Tipe Deskripsi
Tipe peluap Diukur Peluap Segitiga
Tinggi datum ho m Diukur Tinggi datum, digunakan sebagai dasar
dari takikan. Dibaca dari Vernier dan
digunakan untuk menghitung ketinggian
elevasi muka air diatas takikan.
Ketinggian datum diukur dalam
millimeter. Dikonversi ke meter untuk
perhitungan
Elevasi muka H m diukur Dibaca dari Vernier. Elevasi muka air
air diukur dalam millimeter. Dikonversi ke
meter untuk perhitungan.
Volume V m3 Diukur Dibaca dari skala pada hydraulics bench.
terkumpul Volume dikumpulkan dalam liter.
Dikonversi ke meter kubik untuk
perhitungan (membagi dengan 1000)
Waktu T s Diukur Waktu yang dibutuhkan untuk
pengumpulan mengumpulkan volume iar yang
diketahui di hydraulic bench. Waktu
diukur dalam detik.
Debit aliran Qt m3/s Dihitung Qt = V/t
Qt = Volume dikumpulkan / Waktu untuk
pengumpulan
Tinggi air H M Dihitung H = h – ho
diatas takikan H = Tinggi elevasi muka air – Tinggi
datum
𝟓 Dihitung Digunakan untuk menggambarkan
𝑯𝟐
hubungan antara debit aliran dan tinggi
air diatas takikan
Koefisien Cd Dihitung 15Cd
Qt = 1
𝜃
8 tan(2)√(2𝑔)𝐻2
debit peluap
segitiga

5. Data Teknis
• Sudut V notch (𝜽=900)

6. Prosedur Percobaan
a. Pasang peluap segitiga dan point gauge pada hydraulics bench, seperti terlihat pada
gambar 4
b. Pastikan hydraulics bench datar / horizontal
c. Ukur tinggi datum (ho) pada dasar takikan (hati-hati jangan samapi merusak takikan
dan alat ukur tinggi) dengan opint gauge
d. Geser point gauge dan letakan dalam posisi ditengah-tengah antara baffie dan
triangular weir (peluap segitiga)
e. Buka flow control valve dan biarkan aliran minimum masuk pelan-pelan ke saluran
sampai tekanan atmosfer sekitar seluruh aliran mengalir melalui pelimpah
f. Atur valve untuk mencapai kedalaman mendekati 5-6 mm diatas dasar takikan untuk
setiap kenaikan debit (lakukan pengaturana awal posisi tinggi setiap 5-6 mm dengan
point gauge)
g. Untuk setiap debit, tunggu aliran sampai kondisi tenang tercapai (minimal 1 menit),
selanjutnya ukur dan catat head (h) diatas ambang.
h. Ulangi percobaan tersebut setiap kenaikan 5-6 mm sampai aliran mencapai pincak
takikan. Hati-hati jangan samapi aliran keluar melimpah pada bagian teratas pinggir-
pinggir plat ambang.
i. Untuk tiap debit, ukur dan catat volume awal dan akhir di dalam tangka pengumpul
dan waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan

Gambar 5. Susunan Peralatan


7. Data dan Hasil Pengamatan

LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Gedung G3 Lt. 2 Kampus UM Jl. Semarang No. 5 Malang

ALIRAN MELALUI PELUAP SEGITIGA (TRIANGULAR WEIR)

Data Alat : Dikerjakan:


Tipe peluap : Segitiga Tanggal : Jum’at, 21 Februari 2020
Sudut takikan : 900 Nama :
Tinggi datum (h0) : 82 mm NIM :
Tinggi saluran : 165 mm Kelompok :3
Lebar saluran : 250 mm Offering : IN

1. Tabel Data Pengamatan dan Perhitungan


Head Volume Waktu
h Debit (Q) Q rata-rata
(H) (V) (t)
No
h - h0 V/t (Q1+Q2)/2
(mm) (liter) (detik)
(mm) (liter/detik) (liter/detik)
3 126.47 0.024
1 138.8 13.8 0.025
4 151.9 0.026
5 61.13 0.082
2 147.2 22.2 0.082
6 72.28 0.083
10 45.57 0.219
3 155.1 30.1 0.219
13 59.39 0.219
15 50.81 0.295
4 159 34.0 0.299
18 59.43 0.303
20 52.98 0.378
5 162.9 37.9 0.397
25 60.03 0.416

2. Tabel Perhitungan
Head Q Aktual
Q Teori
No (H) (m^3/detik) Log Q Log H H^(5/2) Cd
(m) (m^3/detik)
1 0.0138 0.000025 5.28501E-05 -4.60159 -1.86012 2.23716E-05 0.4735
2 0.0222 0.000082 1.73473E-04 -4.08406 -1.65365 7.34315E-05 0.4750
3 0.0301 0.000219 3.71334E-04 -3.65922 -1.52143 0.000157187 0.5902
4 0.0340 0.000299 5.03553E-04 -3.52426 -1.46852 0.000213156 0.5939
5 0.0379 0.000397 6.60612E-04 -3.40123 -1.42136 0.000279639 0.6009
Cd rata - rata 0.5467
ALIRAN MELALUI PELUAP SEGITIGA (TRIANGULAR WEIR/VEE NOTCH)
GRAFIK HUBUNGAN

Q-H Q - H^5/2
0.000450 0.000450
0.000400 0.000400 y = 1.4719x - 2E-05
y = 0.0154x - 0.0002
0.000350 0.000350 R² = 0.9982
R² = 0.9535
0.000300 0.000300
0.000250 0.000250
0.000200 0.000200
0.000150 0.000150
0.000100 0.000100
0.000050 0.000050
0.000000 0.000000
-0.000050 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0 0.000050.00010.000150.00020.000250.0003

Log Q - Log H Cd - Q
0.0000000 0.4500
-2 -1.5 -1 -0.5
-0.5000000 0 0.4000 y = 247.54x + 0.2869
R² = 0.8549
-1.0000000 0.3500
-1.5000000 0.3000
-2.0000000 0.2500
-2.5000000 0.2000
-3.0000000 0.1500
y = 2.7755x + 0.5451
R² = 0.9977 -3.5000000 0.1000
-4.0000000 0.0500
-4.5000000 0.0000
-5.0000000 0.0000000.0001000.0002000.0003000.0004000.000500

Cd - Q
0.4500
y = 247.54x + 0.2869
0.4000
0.3500 R² = 0.8549
0.3000
0.2500
0.2000
0.1500
0.1000
0.0500
0.0000
0.0000000.0001000.0002000.0003000.0004000.000500
8. Kesimpulan
Dari hasil praktikum 3, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi H (Head), maka
Q (debit) juga semakin tinggi.

9. Sumber Rujukan
• Armfield. 2001. Intructon Manual. Flow Over Weirs F1-13. England : Armfield
• Bambang Triatmodjo. 2012. Hidraulika 1. Cetakan ke-13. Yogyakarta: Beta Offset
• http://www.feit.uts.edu.au/school/civil/
LAPORAN PRAKTIKUM 5 HIDRAULIKA

Aliran Melalui Lubang (Flow Through An Orifice)

Disusun oleh Kelompok 3 :


Bingah Putri Maespati (190523648137)
Intan Rosi Saputri (190523648142
42)
Lailatul Maghfiroh (190523648147
47)
Rheza Inggar Dwantara (180523630057)
630057)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
April 2020
1. Dasar Teori
Dari penerapan Persamaan Bernoulli (konservasi energy mekanik untuk
aliran stabil, taktermampatkan, tanpa gesekan):
Kecepatan
an aliran melalui lubang yang ideal di pancaran vena kontrakta
(diameter kecil) adalah:

V = 2gh
di mana h adalah tinggi cairan di atas lubang.

Gambar 1. Vena Kontrakta Aliran Melalui Lubang

Kecepatan aktual adalah :

V= 2gh
Cv adalah koefisien kecepatan, yang memungk
memungkinkan
inkan efek viskositas dan, oleh
karena itu Cv < 1.
Untuk tabung pitot;

ℎ = 2 , ie. V =
2

Oleh karena itu :



=

Laju aliran yang sebenarnya dari pancaran didefinisikan sebag
sebagai :
=
di mana adalah luas penampang dari vena kontrakta, diberikan oleh :

= = =
Dimana adalah luas lubang dan adalah koefisien kontraksi dan, oleh
karena itu ;

<1
Oleh karena itu :

= 2gh
Hasil disebut koefisien debit, , sehingga akhirnya :

= 2gh
Jika diasumsikan konstan, maka grafik Q, diplot terhadap √ℎ akan linear
dan kemiringannya :

S= √(2 )

2. Maksud dan Tujuan


Untuk menentukan koefisien debit, kecepatan, dan kontraksi pada lubang
kecil.

3. Alat dan Bahan


a) Flow through an orifice apparatus
b) Hydraulics bench
c) Orifice
d) Stop watch
e) Air

4. Nomenklatur
Nama
Lambang Satuan Tipe Deskripsi
Kolom
Diameter lubang. Diameter
Diameter
d m Diberikan dalam milimeter. Dikonversi ke
Lubang
meter untuk perhitungan.
Diukur menggunakan kawat
Diameter
tabung pitot. Diameter dalam
Vena d m Diukur
milimeter. Dikonversi ke meter
Kontrakta
untuk perhitungan.
Tinggi tekan air di dasar tabung.
Tinggi tekan dalam milimeter.
Orifice Head h m Diukur
Dikonversi ke meter untuk
perhitungan.
Tinggi tekan air yang keluar dari
lubang di tabung pitot. Tinggi
Pitot Head h m Diukur tekan dalam milimeter.
Dikonversi ke meter untuk
perhitungan.
Diambil dari skala pada
hydraulics bench. Volume yang
Volume V m Diukur dikumpulkan diukur dalam liter.
Dikonversi ke meter kubik
untuk perhitungan.
Waktu yang dibutuhkan untuk
Waktu t s Diukur mengumpulkan volume air yang
diketahui di hydraulics bench.

Debit Q Dihitung Q = =

Koefisien C =
C Dihitung
Debit
Koefisien
C Dihitung C =
Kecepatan
Koefisien =
C Dihitung
Kontraksi

5. Prosedur Percobaan
a) Meletakkan peralatan di atas saluran hydraulics bench dan ratakan
menggunakan kaki yang dapat disesuaikan dan waterpass di landasan.
b) Menghubungkan pipa inlet fleksibel untuk konektor kancing hydraulics
bench di saluran atas. Tempatkan ujung tabung peluap langsung ke
overflow hydraulics bench (terletak di sisi dinding tangki volumetrik).
Dan sesuaikan pipa inlet ke tingkat perkiraan kepala pada head yang
diperlukan untuk percobaan.
c) Memasang orifice yang akan digunakan dalam percobaan pada dasar
tabung.
d) Menyalakan pompa dan membuka katup secara bertahap. Karena elevasi
air naik di reservoir ke arah atas tabung peluap, atur katup untuk
memberikan elevasi air dari 2 sampai 3 mm di atas elevasi peluap, dengan
ujung tabung inlet sepenuhnya terendam. Ini akan memastikan head
konstan dan menghasilkan aliran tunak melalui lubang tersebut.
e) Untuk menghitung C , debit diperoleh dengan pengumpulan volume air
dari lubang di tangki volumetrik, dan mencatat nilai head h pada orifice.
f) Untuk menghitung C , tabung pitot dimasukkan ke dalam pancaran yang
muncul pada bagian bawah tangki, dan nilai-nilai tabung pitot dari head
h dan head h pada orifice dicatat.
g) Untuk menghitung C perlu untuk mengukur diameter pancaran pada vena
kontrakta. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kawat halus yang
melekat pada kepala tabung pitot, bidang kawat yang normal terhadap
arah melintasi tabung. Kawat dibawa ke masing-masing tepi pancaran
pada gilirannya, tepat di bawah tangki, dan posisi tabung dibaca pada
sekrup. Perbedaan dari pembacaan mewakili diameter pancaran.
h) Bagian kedua dari perrcobaan arus masuk ke tangki dikurangi untuk
menurunkan elevasi di tangki secara bertahap, debit dari lubang yang
diukur pada setiap tahap. Memperhatikan hingga elevasi sampai ke nilai
stabil setelah arus masuk ke tangki telah berubah, dan disarankan untuk
membaca tingkat ini beberapa kali saat debit sedang dikumpulkan dan
merekam nilai rata-rata selama interval waktunya. Sekitar delapan tingkat
aliran yang berbeda harus cukup untuk membangun hubungan antara
debit dan head di lubang tersebut.

6. Data Teknis
Berikut dimensi dari peralatan yang digunakan dalam perhitungan. Jika
diperlukan nilai-nilai ini dapat diperiksa sebagai bagian dari prosedur
eksperimen dan diganti dengan pengukuran sendiri.
7. Data dan Hasil Pengamatan
LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Gedung G3 Lt 2 Kampus
mpus UM Jl. Semarang 5 Malang

Aliran Melalui Lubang (Flow Through an Orifice)


Data Alat : Dikerjakan :
∅ Ori ice (d ) : 13 Tanggal : 28 Februari 2020
Bentuk dan dimensi : Kelompok : 3 (tiga)
Orifice : Offering : IN
Tabel Data Pengamatan dan Perhitungan

Qaktual rata-
rata Orifice Koefisien Pitot Koefisien ø Vena Koefisisen
Volume Waktu Qaktual
rata = Head Qteori Debit Head Kecepatan Contracta Kontraksi Cd
No (V) (t) = V/t
(Q1+Q2)/2 (h0) (Cd) (hc) (Cv) (dc) (Cc)

(liter) (detik) (m3/s) (m3/s) (m) (m3/s) (m) (m)


0.006 49.12 0.00012
1 0.00012 0.06 0.00014 0.98091 0.056 0.966 0.01 0.592 0.57165
0.005 41.6 0.00012
0.006 37.09 0.00016
2 0.000165 0.12 0.0002 1.90742 0.124 1.017 0.0112 0.742 0.75452
0.005 29.19 0.00017
0.006 32.38 0.00019
3 0.000195 0.18 0.00025 2.76085 0.177 0.992 0.0119 0.838 0.83092
0.005 24.64 0.0002
0.006 27.29 0.00022
4 0.00023 0.24 0.00029 3.76015 0.244 1.008 0.01195 0.845 0.852
0.005 20.79 0.00024
0.006 25.01 0.00024
5 0.00025 0.3 0.00032 4.56954 0.3 1.000 0.013 1.000 1
0.005 19.23 0.00026
Rata-
2.795774 0.997 0.803 0.801818
rata
Grafik Hubungan H0 - Cd
5

4
y = 15.05x + 0.086
3 R² = 0.999

2
Cd

0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
H0 (m)

Grafik Hubungan H0 - Cv
1.020
1.010
y = 0.099x + 0.978
1.000
R² = 0.236
0.990
Cv

0.980
0.970
0.960
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
H0 (m)

Grafik Hubungan H0 - Cc
1.200
1.000 y = 1.532x + 0.527
R² = 0.937
0.800
0.600
Cc

0.400
0.200
0.000
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
H0 (m)
Grafik Hubungan H0 - QAktual
0.0003
0.00025 y = 0.000x + 1E-04
R² = 0.986
0.0002
Q Aktual

0.00015
0.0001
0.00005
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35
H0 (m)

Grafik Hubungan √H0 - QAktual


0.0003
0.00025
0.0002 y = 0.000x + 2E-05
R² = 0.999
Q Aktual

0.00015
0.0001
0.00005
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
√H0 (m)

8. Kesimpulan
Dari praktikum 5, dapat diambil kesimpulan bahwa: tinggi muka air (H)
berbanding lurus dengan beberapa parameter berikut. a) berbanding lurus
dengan debit, b) berbanding lurus dengan koefisien debit, c) berbanding lurus
dengan koefisien kecepatan, d) berbanding lurus dengan koefisisen kontraksi,
e) berbanding lurus dengan debit aktual. Sehingga, semakin tinggi muka air,
maka parameter tersebut juga akan semakin tinggi.
9. Sumber Rujukan
 Armfield. 2001. Instruction Manual. Orifice Discharge F1-17a. England:
Armfield.
 Bambang Triatmodjo. 2012. Hidraulika 1. Cetakan ke-13. Yogyakarta:
Beta Offset.
LAPORAN PRAKTIKUM 6 HIDRAULIKA
Tekanan Hidrostatis

Disusun oleh Kelompok 3 :


Bingah Putri Maespati (190523648137)
Intan Rosi Saputri (190523648142)
Lailatul Maghfiroh (190523648147)
Rheza Inggar Dwantara (180523630057)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
April 2020
1. Dasar Teori
Di bawah ini adalah representasi diagram dari alat yang menjelaskan dimensi.
Nomenklatur ini akan digunakan selama pembahasan teori ini. Meskipun teori untuk
pesawat yang terendam sebagian dan tenggelam seluruhnya sama, akan lebih jelas untuk
meninjau kedua kasus tersebut secara terpisah.

Gambar 1.

Keterangan:
L = jarak horizontal antara titik tumpuan dan tempat penyeimbang
D = tinggi permukaan kuadran
B = lebar permukaan kuadran
H = jarak vertikal antara dasar permukaan kuadran dan lengan tumpuan
C = pusat kuadran
P = pusat tekanan pada permukaan kuadran

A. Permukaan Pesawat Terendam Sebagian


Di bawah ini adalah representasi diagram dari alat yang menjelaskan dimensi fisik,
sebagai tambahan seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya.

Gambar 2. Skema Permukaan Pesawat Terendam Sebagian


Keterangan;
d = kedalaman yang terendam
F = gaya hidrostatis yang bekerja pada kuadran
h = kedalaman pusat
h’ = jarak pusat tekanan (P)
h’’ = jarak aksi gaya di bawah tumpuan. Garis gaya ini akan melewati pusat
tekanan (P)

A.1 Permukaan pesawat vertikal terendam sebagian – gaya pada permukaan


Gaya hidrostatis (F) dapat didefinisikan sebagai 𝐹 = 𝑝𝜌𝐴ℎ (N)
dengan luas (A) = 𝐵𝑑 dan h = C = 𝑑⁄2
Sehingga:
𝐵𝑑 2
𝐹 = 𝜌𝑔 (1)
2

A.2 Permukaan pesawat vertikal terendam sebagian – kedalaman pusat tekanan


percobaan
Momen (M) bisa didefinisikan sebagai 𝑀 = 𝐻ℎ′′ (Nm)
Momen penyeimbang dihasilkan oleh berat (W) yang dikenakan pada penggantung
pada ujung lengan penyeimbang, panjang lengan penyeimbang (L)
Untuk keseimbangan statis, dua momen adalah sama, yaitu:
𝐹ℎ′′ = 𝑊𝐿 = 𝑚𝑔𝐿
Dengan mendistribusikan gaya hidrostatis (1) kita mendapatkan:
𝑚𝑔𝐿 2𝑚𝐿
ℎ′′ = = 𝜌𝐵𝑑2
𝐹

A.3 Permukaan pesawat vertikal terendam sebagian – kedalaman pusat tekanan


teoritis
Hasil teoritis untuk kedalaman pusat tekanan (P) di bawah permukaan bebas adalah:
𝐼𝑥
ℎ′′ = 𝐴ℎ (2)

Dengan Ix adalah momen dari bagian luasan yang terendam


𝐼𝑥 = 𝐼𝑐 + 𝐴ℎ2
𝐵𝑑 3 𝑑 2 𝐵𝑑 3
𝐼𝑥 = 12
+ 𝐵𝑑 ( 2 ) = 3
(3)

Kedalaman pusat tekanan di bawah titik tumpuan adalah:


ℎ′′ = ℎ′ + 𝐻 − 𝑑 (4)
Substitusi persamaan (3) ke (2) kemudian ke (4) menghasilkan hasil teoritis berikut:
𝑑
ℎ′′ = 𝐻 − 3

B. Permukaan Pesawat Vertikal Terendam Seluruhnya


Di bawah ini adalah representasi diagram dari alat yang menjelaskan dimensi fisik, sebagai
tambahan seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya.

Gambar 3. Skema Permukaan Pesawat Terendam Seluruhya

Keterangan:
d = kedalaman yang terendam
F = gaya hidrostatis yang bekerja pada kuadran
h = kedalaman pusat
h’ = jarak pusat tekanan (P)
h’’ = jarak aksi gaya di bawah tumpuan. Garis gaya ini akan melewati pusat
tekanan (P)

B.1 Permukaan pesawat vertikal terendam seluruhnya – gaya hidrostatis


Gaya hidrostatis (F) dapat didefinisikan sebagai:
𝐷
𝐹 = 𝜌𝑔𝐴ℎ = 𝜌𝑔𝐵𝐷 (𝑑 − 2 ) (N) (5)

B.2 Permukaan pesawat vertikal terendam seluruhnya – kedalaman pusat


tekanan percobaan
Momen (M) dapat didefinisikan sebagai berikut: 𝑀 = 𝐹ℎ′′ (Nm)
Momen penyeimbang dihasilkan oleh berat (W) yang dikenakan pada penggantung
pada bagian ujung lengan penyeimbang.
Untuk keseimbangan statis, dua momen adalah sama, yaitu: 𝐹ℎ′′ = 𝑊𝐿 = 𝑚𝑔𝐿
Dengan mensubstitusi gaya hidrostatis dari (5) kita mendapatkan:
𝑚𝐿
ℎ′′ = 𝐷 (m)
𝜌𝑔𝐵𝐷(𝑑− )
2

B.3 Permukaan pesawat vertikal terendam seluruhnya – kedalaman pusat


tekanan teoritis
Hasil teoritis untuk kedalaman pusat tekanan (P) di bawah permukaan bebas
adalah:
𝐼𝑥
ℎ′ =
𝐴ℎ
Dengan Ix adalah momen kedua dari bagian luasan yang terendam.
Dengan menggunakan teorema pusat paralel:
𝐼𝑥 = 𝐼𝑐 + 𝐴ℎ2
𝐷2 𝐷 2
𝐼𝑥 = 𝐵𝐷 [ + (𝑑 − ) ] (m4)
12 2

Kedalaman pusat tekanan di bawah titik tumpuan adalah: ℎ′′ = ℎ′ + 𝐻 − 𝑑 (m)


Substitusi sebelumnya menghasilkan:
𝐷2 𝐷 2
+(𝑑− )
′′ 12 2
ℎ = 𝐷 +𝐻−𝑑
𝑑−
2

2. Maksud dan Tujuan


a. Untuk menentukan gaya hisrostatis yang bekerja pada permukaan pesawat yang timbul
dalam air.
b. Untuk menentukan posisi garis aksi gaya dan untuk membandingkan letak yang ditentukan
oleh percobaan dengan posisi teoritis.

3. Alat dan Bahan


a. Hydrostatics Pressure Apparatus
b. Hydraulics Bench
c. Beban
d. Kapiler atau penggaris
e. Air

4. Nomenklatur
Nama Kolom Lambang Satuan Tipe Deskripsi
Tinggi vertikal dari permukaan
Tinggi
D m Diberikan kuadran. Bisa diambil dari
Kuadran
pengukuran sendiri
Lebar Lebar horizontal kuadran. Bisa
B m Diberikan
Kuadran diambil dari pengukuran sendiri.
Panjang lengan penyeimbang.
Bisa diambil dari pengukuran
Panjang sendiri.
L m Diukur
Penyeimbang Note: pengukuran harus dilakukan
dari penggantung berat ke titik
tumpuan.
Jarak Jarak dari bagian atas permukaan
Kuadran ke kuadran vertikal ke tinggi
H m Diberikan
Pivot tumpuan. Bisa dilakukan dengan
(Tumpuan) pengukuran sendiri.
Berat yang dikenakan pada lengan
Massa m kg Diukur penyeimbang.
Note: massa diberikan dalam gram
Kedalaman dasar kuadran di
Kedalaman
bawah permukaan bebas.
yang d m Diukur
Note: skala alat dikalibrasikan
Ditimbulkan
dalam mm.

Kuadran Terendam Sebagian

Gaya 𝐵𝑑2
F N Dihitung 𝐹 = 𝜌𝑔
Hidrostatis 2

Pusat Tekanan 𝑚𝑔𝐿


h’’ m Dihitung ℎ′′ =
Percobaan 𝐹

Pusat Tekanan 𝑑
h’’ m Dihitung ℎ′′ = 𝐻 −
Teoritis 3

Kuadran Terendam Seluruhnya

Gaya 𝐷
F N Dihitung 𝐹 = 𝜌𝑔𝐵𝐷 (𝑑 − )
Hidrostatis 2

Pusat Tekanan 𝑚𝑔𝐿


h’’ m Dihitung ℎ′′ =
𝐷
Percobaan 𝜌𝑔𝐵𝐷 (𝑑 − 2 )

𝐷2 𝐷 2
Pusat Tekanan + (𝑑 − 2) + 𝐻 − 𝑑
h’’ m Dihitung ℎ′′ = 12
Teoritis 𝐷
𝑑−2
5. Prosedur Percobaan
a. Tempatkan tangka peralatan hydrostatic pada hydraulics bench, dan sesuaikan kakinya
sampai nivo menunjukkan bahwa base horizontal. Tempatkan lengan penyeimbang pada
knife edges. Tempatkan penggantung berat pada celah di akhir bagian lengan penyeimbang.
Pastikan bahwa katup drain tertutup. Pindahkan alat pengukur keseimbangan berat sampai
lengan horizontal.
b. Tambahkan massa kecil (50 gram) pada penggantung berat.
c. Tambahkan air sampai gaya hidrostatis pada permukaan akhir kuadran menyebabkan lengan
penyeimbang terangkat. Pastikan bahwa tidak ada air terbuang pada bagian atas permukaan
kuadran atau sisi sampingnya, di atas ketinggian air.
d. Lanjutkan untuk menambahkan air sampai lengan penyeimbang horizontal, tandai dengan
menggarisi dasar lengan penyeimbang dengan penandaan garis tengah bagian atas dan
bawah pada saat seimbang (selama bisa digunakan, tapi harus tetap dijaga konsistensinya
selama percobaan).
e. Lanjutkan untuk menambahkan air sampai lengan penyeimbang horizontal, tandai dengan
menggarisi dasar lengan penyeimbang dengan penandaan garis tengah bagian atas dan
bawah pada saat seimbang (selama bisa digunakan, tapi harus tetap dijaga konsistensinya
selama percobaan). Anda bisa membuat hal itu lebih mudah dengan mengisi tangka sedikit
demi sedikit, dan mendapatkan posisi keseimbangan dengan membuka keran drain untuk
aliran yang akan dikeluarkan.
f. Baca kedalaman yang timbul dari skala bacaan pada permukaan kuadran, hasil yang akurat
bisa didapat dengan pembacaan melihat garis sedikit di bawah permukaan, untuk
menghindari efek tegangan permukaan.
g. Ulangi prosedur di atas untuk setiap penambahan beban. Berat yang disediakan untuk
pertambahan 10, 20 dan 50 gram, tergantung dari jumlah sampel yang dibutuhkan.
Dianjurkan interval 50 gram untuk satu set hasil, yang akan memberikan total 19 sampel.
h. Ulangi sampai ketinggian air mencapai puncak skala bagian atas pada permukaan kuadran.
i. Catat berbagai faktor yang mungkin mempengaruhi hasil perocbaan.

6. Data Teknis
Dimensi-dimensi peralatan berikut digunakan untuk perhitungan. Jika dibutuhkan, nilai-
nilainya dapat diukur lagi sebagai bagian dari prosedur percobaan dan diganti dengan
pengukuran Anda sendiri.
Dimensi peralatan:
Keterangan Simbol Dimensi
Panjang Penyeimbang L 275 mm
Jarak Kuadran ke Tumpuan H 200 mm
Tinggi Kuadran D 100 mm
Lebar Kuadran B 75 mm

Gambar 4. Skema Peralatan


7. Data dan Hasil Pengamatan

LABORATORIUM HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Gedung G3 Lt. 2 Kampus UM Jl. Semarang No. 5 Malang

TEKANAN HIDROSTATIS

Data Alat : Dikerjakan:


Tinggi Kuadran (D) : 100 mm Tanggal : Jum’at, 6 Maret 2020
Lebar Kuadran (B) : 75 mm Nama :
Panjang Lengan (L) : 275 mm NIM :
Jarak dasar kuadran ke pivot : 200 mm Kelompok :3
Offering : IN

Tabel Data Pengamatan dan Perhitungan


Tenggelam Sebagian (d<100)
Massa Gaya
Kedalaman Jarak h" Jarak h"
beban Hidrostatis Beda
celup (d) Percoba teori
(m) (F)
gr mm N m m %
170 89 2.91097 0.17033 0.1573875 8.2254278
180 92 3.11052 0.16933 0.1559546 8.5785859
190 94 3.24723 0.16867 0.1576882 6.9621053
200 97 3.45781 0.16767 0.1558791 7.5619773
210 99 3.60187 0.16700 0.1571268 6.2835714

Grafik Hubungan Tekanan Hidrostatis


(F) - Kedalaman Celup (d)
4.00000
3.60000 y = 0.0691x - 3.2461
3.20000 R² = 0.9998
F (N)

2.80000
2.40000
2.00000
70 78 86 94 102
d (mm)
Grafik Hubungan Jarak Aksi Gaya (h") -
Kedalaman Celup (d)
0.17100
y = -0.0003x + 0.2
R² = 1
h" (m)

0.16800

0.16500
70 78 86 94 102
d (mm)
LABORATORIUM
HIDROLIKA
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Gedung G3 Lt. 2 Kampus UM Jl. Semarang No. 5
Malang

TEKANAN HIDROSTATIS

Data Alat : Dikerjakan:


Tinggi Kuadran (D) : 100 mm Tanggal : Jum’at, 6 Maret 2020
Lebar Kuadran (B) : 75 mm Nama :
Panjang Lengan (L) : 275 mm NIM :
Jarak dasar kuadran ke pivot : 200 mm Kelompok :3
Offering : IN

Tabel Data Pengamatan dan Perhitungan


Tenggelam Seluruhnya (d>100)
Massa Gaya
Kedalaman Jarak h" Jarak h"
beban Hidrostatis Beda
celup (d) Percobaan teori
(m) (F)
gr mm N m m %
250 105 4.0425 0.16515 0.166667 -0.90909
270 115 4.7775 0.16282 0.152308 6.90236
290 120 5.1450 0.16190 0.151905 6.58307
310 124 5.4390 0.16126 0.153604 4.98534
330 130 5.8800 0.16042 0.151250 6.06061

Grafik Hubungan Tekanan


Hidrostatis (F) - Kedalaman Celup (d)
6.0000
5.5000
F (N)

5.0000
y = 0.0735x - 3.675
4.5000 R² = 1
4.0000
0 50 100 150
d (mm)
Grafik Hubungan Jarak Aksi Gaya (h")
- Kedalaman Celup (d)
0.16600
y = -0.0002x + 0.1849
0.16400 R² = 0.9861
h" (m)

0.16200
0.16000
0.15800
0 50 100 150
d (mm)

8. Kesimpulan
a. Gaya hidrostatis merupakan gaya angkat yang terjadi pada bagian benda yang
tercelup fluida/zat cair.
b. Gaya hidrostatis berbanding lurus dengan ketinggian benda yang tercelup dari
muka air.
c. Semakin besar massa benda yang diberikan, maka akan semakin tinggi pula
ketinggian benda yang tercelup untuk menyeimbangkan dengan alat.
d. Semakin besar kedalaman benda pada zat cair, maka semakin besar pula tekanan
hisdrostatis yang dialami oleh benda tersebut. Begitupula sebaliknya.

9. Sumber Rujukan
 Armfield. 2006. Instruction Manual. Hydrostatic Pressure Apparatus F1-12.
England: Armfield
 Bambang Triatmodjo. 2012. Hidraulika 1. Cetakan ke-13. Yogyakarta: Beta Offset

Anda mungkin juga menyukai