Anda di halaman 1dari 31

10.

1 PETOA}IULUAN

TTI
_L
ffi
il

(a)
.lt__ll
(b)
+, ll

(c)
Gambar 10.1 Penampang Balok Pelat Berd inding Penuh

Sebelum dikenal metode pengelasan maka digunakan sambungan baut atau paku keling
sepeni pada Gambar l0.l.c. Jenis lain dari balok pelat berdinding penuh adalah balok hibrida
yang terdiri dari pelat badan dan pelat sayap dengan mwu baja yang berbeda.
Pada dasarnya balok pelat berdinding penuh adalah merupakan sebuah balok yang
tinggi. Batasan yang digunakan bagi sebuah balok seperti dibahas dalam Bab IX, masih
akan digunakan. Gambar 10.2 menunjukkan kurva hubungan antara kuat momen nomi-
l y" vs rasio kelangsingan .1,. Batasan untuk tekuk torsi lateral (Gambar 10.2.a) hanya
:berlaku
untuk penampang yang kompak.

(a) Batasan Tekuk Torsi Lateral

t,= Llr,
l, = 1'76 ). = L lr

(b) Batasan Tekuk Lokal Flens


Mp

Mr

)"= bl2t,
^, 170

,lr,

(c) Batasan Tekuk Lokal Web


Mo

Balok pelat berdinding penuh


M,

t= hlt_
1680
L= 2550
h=
T T
Gambar 10.2 Kondisi Batas untuk Balok Terlentur
I BAB 10 BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)

Kuat momen nominal, M,, untlk penampang yang tak kompak (L, < 1 < L)
harus ditentukan berdasarkan ketiga macam kondisi batas, yaitu tekuk torsi lateral, tekuk
lokal flens serta tekuk lokal web. Nilai t}1" yang terkecil dari ketiganya adalah nilai yang
menentukan besarnya kuat momen nominal dari suatu komponen struktur terlentur.
Profil baja dengan web yang langsing 1 (= hh) < L, (=2550f dikategorikan
E),
sebagai balok pelat berdinding penuh. Penampang dengan nilai ), tidak melebihi L, akan
mampu mencapai fi tanpa mengalami tekuk elastis. Kuat lentur dan geser dari suatu
balok pelat berdinding penuh sangat tergantung dari web profil, web yang langsing akan
menimbulkan beberapa hal sebagai berikut:
l. tekuk akibat lentur pada bidang web, akan mengurangi efisiensi dari web untuk
memikul momen leltur
2. tekuk pada fens tekan dalam arah vertikal akibat kurang kakunya web
3. tekuk akibat geser
Hal khusus yang dijumpai pada komponen struktur balok pelat berdinding penuh
ialah adanya pemasangan pengaku melintang (stffiner). Perencanaan pengaku yang tepat
dapat meningkatkan kuat geser pasca tekuk Qtost buckling stength) dari balok pelat
berdinding penuh. Pengaku yang dipasang pada balok pelat berdinding penuh akan
mengakibatkan balok tersebut memiliki perilaku seperti rangka batang, bagian web akan
memikul gaya tarik diagonal sedangkan pengaku akan memikul gaya tekan. Perilaku ini
disebut sebagai aksi medan tarik (tension-feld action).

10.2 PERSYARATAN BALOK PELAT BERDINDING PENUH


Komponen struktur dapat dikategorikan sebagai balok biasa atau sebagai balok pelat
berdinding penuh, tergantung dari rasio kelangsingan web, ltlt-, dengan / addah tinggi
bersih bagian web dan t. adalah tebal dari web. Jika h/t- .2550f 1fr, maka komponen
struktur tersebut dikategorikan sebagai balok biasa, dan jika niai"hh* , 2550f {i ,
maka dalam perencanaannya harus dikategorikan sebagai balok pelat berdinding penuh.
Untuk balok hibrida maka nilai { diambil dari nilai { fens, hal ini disebabkan karena
stabilitas dari web untuk menahair tekuk lentur tergantung pada regangan yang terjadi
dalam fens.
Batas atas dari kelangsingan web, harus ditetapkan untuk mencegah terjadinya tekuk
vertikal dari flens. Batas atas dari h/t* merupakan fungsi dari perbandingan a/h, dengan

potongan 1-1

a adalah jarak antar pengaku vertikal, dan h adalah tinggi bersih dari web.
# BAE:1.0 BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)

Gambar 10.5 Komponen Gaya Vertikal dari Flens


Tegangan tekuk elastis unruk elemen pelat didefinisikan sebagai:

- =
f*
rtr
h.n2.E
10.4
r\r-v'\ott)'
-
Untuk & = h, t = tw serta nllai k =1, makt

f*= 7*.E
r\r-v'\lrt.)'
10.5

Dengan menyamakan pe$amaan 10.3 dan 10.5 maka diperoleh:


2.or.Ar.e, n'-E
t*'h = r{-n\wt-f 10.6

mengingat bahwa trh = A,, maka persamaan 10.6 dapat diselesaikan untrsk h/t*:

r0.7

Besarnya orharus mencapai tegangan leleh flens{, dan jika tegangan residu diperhitung-
kan mak r'
Ef = V,.f;tz 10.8

Substitusikan of = frf, erdari persamaan 10.8 serta mengambil nilai E = 200000


MPa dan V = 0,3, maka dipeioleh:

h _t345oo@J e,
tu ,Frn;n 10.9

Nilai A /Arumumnya di bawah 0,5, dan besarnya regangan residu untuk penampang dilas
adalah l15 MPa, sehingga persamaari 10.9 menjadi:
h 95110
t* 6jr+ui r0.10

Untuk perencana;rn besarnya h/t* maksimum diambil sebesar:

95000
10.1 1

Persamaan 10.1 I berlaku untuk nilai a/h > 1,5, sedangkan untuk a/h s 1,5 nilu hh,
maksimum dapat diambil sebesar:
h 5250
10.12
-=_
tu r ^lf
10.3 KUAT MOMEN NOMINAL BALOK PELAT BERDINDING PENUH
Kuat rriomen nominal dari komponen struktur balok pelat berdinding penuh, ditentukan
dalam SNI 03-1729-2002 pasal 8.4.1:
M, = K.S.f
g tn 10.13
10.3 KUAT MOMEN NOMINAL EAI.j(}( PEI.AT ... 211

Dengan:
fi, adalah tegangan kritis yang besarnya akan ditenrukan kemudien
S adalah modulus penampang
K-c
adalah koefisien balok pelat berdinding penuh

Koefisien balok pelat berdinding penuh, KO diambil sebesar:

K8 = t-l o, llz-ry1 ., r0.r4


lt2oo+3oo.a, )lt. "1f,, )
Dengan a,adalah perbandingan luas pelat badan terhadap pelat sayap Qtr = AJA).Ytnt
momen nominal dari bal<ik pelat berdinding penuh diambil dari nilai terkecil dari kerun-
tuhan tekuk torsi lateral (yang tergantung panjang bentang) dan tekuk lokal fens (yang
tergantung pada tebal flens tekan).

Tipe Keruntuhan Tekuk Torsi Lateral


Kelangsingan yang diperhitungkan adalah kelangsingan dari bagian balok pelat berdinding
penuh yang mengalami tekan.
).G =: to.15.a

l-
L = 1,76 l!- 10.15.b
' \f,
L, =n,n'E 10. 15.c
\f,
Dengan Z adalah panjang bentang tak terkekang, dan r.adalah jarilari girasi daerah pelat
sayap ditambah sepertiga bagian web yang mengalami tekan.

Jika LG < 2., keruntuhan akan terjadi akibat leleh, sehingga:


f" = f, 1o'16'a

Jika )"?. L. L, keruntuhan yang terjadi adalah tekuk torsi lateral inelastis:
I l,i"-1" )'l
f,, = cuf,l'-;l7q ))=fr 10.16.b

Jlka L" > ),, maka keruntuhan yang terjadi adalah tekuk torsi lateral elastis:

l;' = f'(!-\' 1o'16'c


lr,- )
Dengan:

f, cr, ft s6 10.16.d
2

Tipe Keruntuhan Tekuk Lokal Flens Tekan


Faktor kelangsingan yang diperhitungkan adalah berdasarkan perbandingan lebar dengan
tebal flens tekan.

lG = bf lo.l7.a
2't r
*12 BAB 10 BALOK PEI.AT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)

ti
Lo = o'38' I+ 10.17.b
\r'
L' = @- l0.l7.c
''"' \f,
dengan:

" l+
L-l
" - -L -c-s 0,763
0,35 < h-

rIikaI-b_ < l,-p keruntuhrr, "k ., terjadi akibat leleh, sehingga:


f, =f, 10.18.a

Iika l,^ < I < l,- keruntuhan yang terjadi adalah tekuk lokal fens inelastis:
f

L = u[_i(#)] ., 10.18.b

Jika 1,, > 1," maka keruntuhan yang teriadi adalah tekuk lokal fens elastis,

L =',(+\ 10.18.c

Dengan:
f
r-=r
? -tN
r0.18.d
2

f,
",,,1,-ll++)1
- L \ r p)J
(a)

o,5cb-,

Lr=1'768
^
f=4.40F_
llt
f,
,1,-rla-^,ll
,
(b)
I
I
L 211,- )l Ae

I
o,sfy -1----
,;(
+)'
-Lc = b,l2t,

^,=0,.rfr ^,=Fsff
Gambar 10.6 Batasan Balok Pelat Berdinding Penuh (a) Tekuk Torsi Lateral, (b)Tekuk lokal Flens
10.4 KUAT GESER NOMTNAL 213

Balok pelat berdinding penuh dengan kuat leleh yang berbeda antara flens dengan
web, sering dinamakan sebagai balok hibrida. Pa& ,,mununya kuat leleh bagian fl-ens
lebih tinggi daripada bagian web, sehingga bagian web akan mengalami leleh terlebih
dahulu sebelum kuat maksimum flens tercapai. Kuar momen nominal dari balok hibrida
adalah:
Mn = K.S.f
g Jtr
.R
e r0.19
Dengan:
n+a,(3m-m3\
R _ _______l_____l__ a rrv 10.20
12+2.a,
dan:
af = AJAf = rasio anrara luas penampang melintang web dengan
penampang melintang flens
= frJh = rasio antara kuat leleh web dengan kuat leleh fens

10.4 KUAI GESER NOMINAL


Kuat geser desain dari balok pelat berdinding penuh adalah QrV,, dergan
Q, = 0,9. Kuat
geser balok pelat berdinding penuh merupakan fungsi dari rasio tinggi dan tebal web
(hh) serta dipengaruhi pula oleh jarak di antara pengaku vertikal yr.rg diprr".rg. Kuat
geser balok pelat berdinding penuh dapat dibedakan menjadi kuat geser prrtekuk dan
kuat geser pasca tekuk yang dihasilkan dari aftsi medan tarik. Alai *.d". tarik hanya
terjadi jika pada balok pelat berdinding penuh dipasang pengaku vertikal. Jika tak ada
pengaku vertikal, atau bila jarak antara pengaku vertikal cukup jauh, maka kuat geser
balok berdinding penuh hanya disumbang oleh kuat geser pratekuk.
Perhatikan sebuah panel pada balok pelat berdinding penuh yang memiliki jarak antar
pengaku veftikal sebesar a dan tingg;i bersih sebesar h, pada Gambar 10.7. Dalam daerah
yang memikul gaya geser besar serta momen lentur yang kecil, maka dapat diasumsikan
bahwa panel tersebut akan memikul geser murni (Gambar lo.7.c).

Tekuk Elastis Akibat Geser Murni


Tegangan tekuk elastis untuk sebuah elemen pelat adalah:

f fiz.E
=h. t0.21
t\r-v'pr)'
_ ultuk kasus geser murni pada balok pelat berdinding penuh, maka persamaan 10.21
dapat dituliskan menjadi:

-L=n ft2.E.h
" t\r-v'Yrr,r)'
r0.22

Nilai { merupakan fungsi dari rusio a/h, dalam SNI 03-1729-2002 pasal g.g.2, ditetap-
kan:

kn =5*
' t
5
tr2 1o.23

t%)
Jika didefinisikan besaran baru tanpa dimensi, C, sebagai rasio anrara tegangan tekuk
geser tr dengan tegangan geser leleh t, maka:
10.4 KUAT GESER T{OMIT{AL 215

l. Untuk nllai C, = 1, maka persamaan 10.28 dapat dituliskan drhm benu&

L = r,ro. @ roJ)
t, \f,
Jika nilai hh.tidrk melebihi batas tersebut maka kuat geser no-ir'rl bclok
pelat berdinding penuh adalah:
V,= 0,6'fr*'A, (SNI 03-1729-2002, pers' 8'8-3'a) r03r
2. Batas antara tekuk inelastis dengan tekuk elastis dicapai untuk nilai C, = O,8,
sehingga persamaan 10.28 dapat dituliskan dalam bentuk:

h
= r37.
pE 1O.32
t- \f,

Jika I,10. Fr' . (h/r) < 137- E'E ,maka kuat geser nominal balok
\r,
pelat berdinding penuh adalah:
\r,
v,=0,6.$,;A_lr,*
ff\a
(SNI 03-1729-2002, pers.8.8-4.a) 10.33

3. Untuk L, t,ZZ. E !, maka kuat geser nominal balok pelat berdinding


tu
penuh adalah:
\f,
0.9.A .h .E
V,= # (SNI 03-1729-2002,pers.8.8-5.a) r0.34
lh tt",)'

tiEtr
/
C =1.1O\ ,' , ,Y
lhlt
\ t wl
I

1,0

0,8
I
I
_1E k.E 1
V, = 0,6 f*A, -r,r:-
n

(nlt-)'
lV,=
C,10,6 fr*1 \ "
hlt-
L L=tzt
t t

Gambar 10.8 Tekuk pada \7'eb Balok Pelat Berdinding Penuh Akibat Geser Murni
116 BAB 10 BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)

10.5 KUAT GESER NOMINAL DENGAN PENGARUH AKSI MEDAN TARIK


Gaya geser yang bekerja pada balok pelat berdinding penuh dapat menimbulkan tekuk
(elastis dan inelastis). Thhanan pasca tekuk yang timbul dari mekanisme rangka batang
yang bekerja pada panel balok pelat berdinding penuh yang dibatasi oleh pengaku-pengaku
Mekanisme rangka batang ini dinamakan sebagai aksi medan tarik, gaya'gaya
,.r.ik l.
tekan dipikul oleh pengaku vertikal sedangkan gaya-gaya tarik diterima oleh pelat web
(Gambar 10.9).

+ * * *
+ * *
D
\1ll-\
\

Gambar 10.9 Aksi Medar Tarik Balok Pelat Berdinding Penuh

Kapasitas geser balok pelat berdinding penuh dengan mempertimbangkan tahanan


pasca tekuk akibat medan tarik ditunjukkan dalam Gambar 10.10.

cv
trv
Pergeseran regangan, C >1

| <-- boleh tanpa pengaku ,Jrtir"t ----- --------> perlu pengaku vertikal
1,0 E
Bl
0,8 J Pasca tekuk
(pakai pengaku
vertikal)

1.37
liE
I "
\i t
Gambar 10.10 Kapasitas Geser dengan Alcsi Medan Thrik

Aksi medan tarik boleli disertakan dalam perhitungan kuat geser balok pelat berdin-
ding penuh apabila a/h < 3 dan a/h < 7Z6Ot h/t.))z. Selain itu aksi medan tarik tak boleh
diperhitungkan untuk balok hibrida serta pada panel-panel ujung (panel A pada Gambar
10.9) balok pelat berdinding penuh.
10.6 INTERAKSI GESER DAN LENTUR 221

Dengan mengingat persamaan trigonometri:


. -7-
) l-
sln
cosZy
2

maka persamaan 10.52 dapat dituliskan menjadi:

r0.53

Substitusikan riilai o, dari persamaan 10.50 ke dalam persamaan 10.53:

Ps = 0.5.f .fi - C\.a.t


y 1O.54
"lb

10.6 INTERAKSI GESER DAN LENTUR

Jika kuat geser balok pelat berdinding penuh diperhitungkan dengan mempertimbangkan
aksi medan tarik, maka kombinasi lentur dan geser harus turut diperhitungkan pula.
Hubungan interaksi antara kuat lentur dengan kuat geser ditunjukkan dalam Gambar
10.16.

1,0

0,75

Mu
6.M

V,
6.v
0,6 1,0

Gambar 10.16 Interaksi Geser dan Lentur

Gambar 10.16 hendak menyatakan:'


a.. Jifu, V"|Q.V" < 0,60, maka Mu= Q.M,
b. Iika M.|O.M, < 0,75, V* = 0.V*
^*"
Dalam desain LRFD kedua kondisi tersebut dapat dituliskan sebagai:
1. untuk \lQ.V, < 0,60, berlaku
M <6,Mn 10.55

2. untuk MulQ.M, < 0,75, berlaku


Vu-<b.V
' n
ro.56
222 BAB 10 BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)

Apabila kedua kondisi di atas tidak terpenuhi maka harus diperhitungkan interaksi
geser danlentur, yang direpresentasikan sebagai garis lurus AB dalam Gambar 10.16, yang
memiliki persamaan:
M \V o
' +- =1,375 10.57
Q.M" 8 0.v"

Dalam sNI 03-1729-2002 pa;al 8.9.3, persamaan 8.9-2, interalsi geser dan lentur
disyaratkan:

10.58
ffi,*oort.L=rrr
dengan:
V, adalah kuat geser nominal balok pelat berdinding penuh
M, adalah kuat lentur nominal balok pelat berdinding penuh
V" adalah gaya geser ultimit yang bekerja
M, adalah momen lentur ultimit yang bekerja

Kondisi I
dan 2 dapat dikombinasikan untuk memperoleh batasan-batasan peng-
gunaan persamaan interaksi geser-lentur. Asumsikan pertidaksamaan 10.57 dan 10.58 tidak
terpenuhi, maka masing-masing akan memberikan sepasang pertidaksamaan baru.
v" > Q.0,6.v, 10.59.a
Mo . Q.M, 10.59.b
Mu > 0.0,75.M, 10.60.a
V" . Q.V, 10.60.b

Bagi persamaan 10.59.a dengan 10.59.b serra persamaan 10.60.a dengan 10.60.b
sehingga menghasilkan:
Vz\'n O6.V
10.61.a
MU- M'
Mo
>0,75.M, 10.61.b
VV
un
Kedua persamaan ini dapat dituliskan kembali menjadi:
' n< V
0.6.V Vn
* a < 10.62
Mn M,* 0,75.M,
Persamaan 10.62 memberikan batasan-batasan penggunaan persamaan interalci geser-
lentur (persamaan 10.58).

10.7 PENGAKU VERTIKAL


Ciri-ciri suatu balok pelat berdinding penuh adalah adanya pengaku-pengaku vertikal
yang dipasang. Dua macam parameter stabilitas balok pelat berdinding penuh adalah rasio
h/t*serta al h. Jlka kedua parameter ini diambil serendah mungkin maka tekuk yang di-
akibatkan oleh geser dapat dihindarkan. Untuk profil-profil gilas panas yang ada ,rrrru^.y"
memiliki rasio hlt*yang kecil sehingga tekuk akibat geser tidak akan terjadi. Jika pengaku
vertikal yang dipasang setiap jarak a sedemikian rupa sehingga nilai at h cukup kecil maka
akan timbul aksi medan tarik yang dapat meningkatkan kuat geser nominal dari balok
pelat berdinding penuh. Dimensi pengaku vertikal harus direncanakan sedemikian hingga
10.7 PEl{cAt(U VERTIKAL 223

maTpu menahan gaya tlkan yang timbul akibat aksi medan tarik, seh;nggz mekenisme
rangka batang dapat timbul pada panel-panel balok pelet berdinding
pcnuh-
Pengaku vertikal boleh tidak digunakan jika kuat leom. per.ipoog
daper Ecapai
tanpa terjadinya tekuk akibat geser. Dari Gambar 10.10 pengeh ;ld
of p.a., ai-
gunakan jika:
h =. rro. Fj
; "'"'li 10'63

Nilai { dapat diambil sama dengan 5, jika pengaku vertikal tak digunakan sehingga
persamaan 10.63 menjadi:
h fi
t*. Z.rre.
1T
'
t0.G

Jika batasan pada persamaan 10.64 tak terlampaui, maka kuat geser nominal maksi-
mum dapat tercapai:
vt' = 0.6.f .A
Jlu u r0.65

Jika kuat geser rencana yang diperlukan lebih kecil dari kuat geser maksimum, maka
pengaku vertikal tak dibutuhkan bila:
Vn s C,.0,6.fu.A* r0.66
Persamaan 10.66 tidak berlaku jika rasio hlt* melebihi 260, sebab pengaku vertikal
harus,dipasang-bila.hl_t* melebihi 260. Nilai c,-dapat diambil sesuai
persamaan 10.25
(untuk tekuk elastis) dan 10.28 (untuk tekuk inlhstis) dengan
nilai ho = 51
l. jika:2,46.8. h srue.p (rekukinelastis)
\ f, ta tl.r,
2'46'JEE
C, = 10.67.a
hlt
2. jika: 3,06. E <h
i t
< 260 (tekuk elastis)

Ca =7.5. E I
'- 10.67.b
f' (t't'*)'
Secara ringkas, pengaku vertikal tak diperlukan apabila kedua lciteria berikut ter-
penuhi:
l. hlt < 260 10.68
2. Vo s C,.0,6.fi..A, r0.69

Pengaku vertikal harus mempunyai kekakuan yang cukup


untuk mencegah web ber_
deformasi keluar bidang ketika teijadi tekuk pada w.b."ot.h t"...,"
itu, perlu ditentukan
momen inersia minimum yang harus dimiliki oleh pengaku vertikal,
yaitu:
I, > j.a.t*3 10.70
Dengan:
I, adalah momen_ inersia pengaku vertikal yang diambil terhadap tengah tebal
pelat web untuk sepasang pengaku vertikal, dan diambil terhadap
bid"ang kon-
tak dengan web jika hanya ada sebuah pengaku vertikal
At BAB 10 BALoK eELAT BERDTNDTNG eENUH (eELAT GTRDER)

j - ''5 =-r.0,5 t0.71


(at h)'
Pengaku vertikal harus mempunyai luas yang cukup guna menahan gaya tekan yang
timbul akibat aksi medan tarik. Akibat aksi medan tarik, pengaku vertikal memikul gaya
tekan sebesar:

P, = 0,5 fy*'(l - C)'a't ,1,ffi) 10.72

Jika kedua ruas dalam persdmaan 10.72 dlbagr dengan kuat leleh dari pengaku vertikal
(fr,), *"t" akan didapat luas minimum yang dibutuhkan dari pengaku vertikal.

t0.73

Untuk balok non hibrida serta dengan mempertimbangkan pengaruh eksentrisitas


pada pengaku vertikal maka SNI 03-1729-2002 (pasal 8.12.2, persamaan 8.12-l) men-
syaratkan luas minimum pengaku vertikal adalah:

r0.74

Dengan:
C, ditentukan dari persamaan 10.25 atau 10.28
A* = lt.t*; adalah luas web
D - 1,0 untuk sepasang pengaku vertikal
= 1,8 untuk pengaku vertikal dari profil siku tunggal
= 2,4 sntuk pengaku tunggal dari pelat

Sambungan pengaku vertikal ke web dan ke flens tekan harus diperhitungkan


sedemikian rupa sehingga las dapat mentransfer gaya tekan,
{, dengan baik. Sedangkan
antara pengaku vertikal dengan fens tarik tidak perlu dilakukan penyambungan dengan
las, sebab konsentrasi tegangan pada flens tarik akan menyebabkan terjadinya keruntuhan
akibat lelah lfatigue) dan keruntuhan getas. Thnpa adanya pengelasan antara pengaku
vertikal dengan web diharapkan dapat menimbulkan keruntuhan yang daktail. Jarak sam-
bungan las web dan pengaku vertikal dengan sambungan las fens tarik dan web harus
diambil sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari 6 kali tebal web dan tidak kurang dari
4 kali tebal web. Gambar 10.17 menunjukkan sambungan-sambungan yang harus diper-
hitungkan pada balok pelat berdinding penuh.

10.8 PENGAKU PENAHAN GAYA TUMPU


Balok pelat berdinding penuh yang menerima beban terpusat, maka bagian web harus
diperilsa terhadap kuat leleh, kuat tekuk dukung, kuat tekuk lateral serta kuat tekuk
lenturnya. Prosedur pemeriksaannya sama seperti yang dilakukan terhadap balok biasa yang
dibahas dalam bab V Pemeriksaan kekuatan web terhadap gaya tekan terpusat dibahas
dalam SNI 03-1729-2002 pasal 8.10.
1O.B PENGAKU PENAHAN GAYATUMPU

sambungan flens dan web


sambungan flens dan pengaku vertikal

segmen las terputus-putus

maksimum 6f,

minimum 4f*

Gambar 10.17 Sambungan Las pada Balok Pelat I)erdinding Penuh

Kuat Leleh Web


Kuat tumpu terhadap leleh suatu web adalah:
a. Bila jarak beban terpusat terhadap ujung balok lebih besar dari tinggi balok:
Rb =(5.k+M.fr*.t* 10.75.a

b. Bila jarak beban terpusat terhadap ujung balok lebih kecil atau sarna dengan
tinggi balok:
Rb =Q,5.k*l|.fi*.t* r0.75.b
Dengan:
h adalah tebal flens ditambah jari-jai peralihan
l/ adalah dimensi longitudinal pelat perletakan atau tumpuan (minimal = 2)

Kuat Tekuk Dukung Web


Kuat web terhadap tekuk di sekitar flens yang dibebani adalah:
a. Bila beban terpusat dikenakan pada jarak lebih dari dl2 dari ujung balok

r0.76.a

b. Bila beban terpusat dikenakan pada jarak kurang dari hl2 dari ujung balok
Untuk N/d < 0,2:
f , rl,;l t=--^
"b
Rh 0,3e.t,,,2.l,*{4Y ',' I lE'J''' r
I \i\i) l'-
I
= 10.76.b

Untuk N/d > 0,2:

Rb = o,3e,*2 10.76.c

Dengan:
[,.tt+l-,rYr';)"]p-
d adalah tinggi total balok pelat berdinding penuh
tradalah tebal fens balok pelat berdinding penuh
t m 1G.' BALoK pELAT BERDTNDTNG pENUH (pELAT GTRDER)

l(rat Tekuk Latera! Web


Kuat tekuk lateral web adalah:
a. Untuk flens yang dikekang terhadap rotasi dan hanya dihitung bila
(hh)t(L/b) s 2,3:

Rb= ,*o,r@''.)'^) LO.77.a

@ror)')
b. Untuk fens yang tidak dikekang rcrhadap rotasi dan hanya dihitung bila
(h/t".)t (L/b) s r,7:

'_'='i:ih2dr,ny,,41
*u- ro.77.b
1"" ?,urf I

C = 6,6.106 tika M* 3 Mt
= 3,3.106 j*^ M, > Mt
L adalah panjang bentang tak terkekang dari flens yang terbesar

Kuat Tekuk Lentur Web


Kuat tekuk lentur dari web adalah:

Rb ='nolroj ro.78
J-r.r,
Jika pada tiap lokasi beban terpusat telah dipasang pengaku penahan gaya tumpu,
maka tidak perlu lagi dilakukan pemerilsaan kuat web terhadap leleh, tekuk dukung,
tekuk lateral dan tekuk lentur.
Lebar pengaku pada setiap sisi web harus diambil lebih besar dari sepertiga lebar
flens dikurangi setengah tebal web, sedangkan tebal pengaku harus diambil lebih tebal
dari setengah tebal fens serta memenuhi syarat kelangsingan:

!' o'n E
t, = - \f, 10.79

dengan b,adalah lebar pengaku dan r, adalah tebal pengaku.

Thhanan tumpu dari sebuah pengaku penahan gaya tumpu diambil sebesar:

Q.R,= 0,75(r,8.6.A?) 10.80

Dengan Arn adalah luas penampang dari pengaku penahan gaya tumpu. Selanjutnya
pengaku ini haius diperilsa seperri halnya sebuah batang tekan dengan persyararan:
1. pengaku harus dipasang sepasang setinggi pelat web
2. penampang yang dihitung sebagai batang tekan adalah penampang melintang
dari pengaku ditambah dengan 12.t. (rsnuk panel ujung) atau 25.t. (untuk
panel dalam). Dengan t* adalah tebal web
3. panjang tekuk diambil sebesar 0,75.h

I coNtoH ro.r:
Sebuah komponen struktur balok pelat berdinding penuh seperti tampak pada gambar,
memikul beban layan dengan rasio beban hidup terhadap beban mati adalah 3. Beban
merata 6 ton/m sudah termasuk berat sendiri balok. Flens tekan diberi kekangan lateral
10.8 PENGAKU PENA}IAIIGAYAruMPU 227

di kedua ujung tumpuan serta pada lokasi-lokasi beban terpusat. Pengrh


tumpu dipasang pada tumpuan serta pada beban-beban terpusat. Tidak ad. mgehr yer-
tikal dan mutu baja yang menggunakan BJ 37. Asumsikan sambungan hs srdah men-
cukupi. Periksalah kuat lentur, kuat geser, interaksi geser lentur, dan pengrh perr-hen
gaya tumpu!

JATTAB:
Hitung Po dan qo:
Pu = (1,2 x y4x18) + (1,6 x 3/qx18) - 5,4 *21,6=27 ton
qu = (1,2 x Vq, x 6) + (1,6 x 3/tx 6) = 1,8 + /,2 = ) tonlm
Periksa apakah komponen struktur tersebut memenuhi syarat untuk dianalisa sebagai balok
pelat berdinding penuh:
h 170
--
t1 -t70
2550 2550
I^ = -:164,6
,l J, 4240

k^rrn^ y' , maka balok ini memenuhi syarat untuk dianalisa sebagai balok
/t* '550/f;
/ lI'
pelat berdinding penuh.

Bagian web harus memenuhi syarat kelangsingan. Batasa


" n h/ ,rrg ntung dari rasio
/t*
. O^1" soal di atas pengaku penahan gaya tumpu sekaligus dianggap sebagai pengaku
7/
vertikal, sehingga: = = 2,147
/, #
Nilai a hanya sebuah perkiraan sebab a tidak tepat 365 cm. Pada panel-panel dalam,
365 cm adalah jarak dari as ke as antara pengaku vertikal dan bukan jarak bersihnya. Pada
panel ujung (rumpuan) jarak a kurang dari 365 cm karena pada tumpuan dipasang dua
pengaku vertikal.

Karena /6 , t,5 ^ k^,

95000

fry+ls) @ = 325,46 >


/r*=
t7o OK

Thhanan Lentur
diperoleh dari persamaan: M,= Krx S x f,
18 ton 18 ton 18 ton
BERDINDTNG PENUH (PELAT GIRDER)

-106,2 ton

436,905 ton

pl 2,5 x 40

2pl
2pl 2x19 pl 1x T
175
2x19

f- tz cm -{ Fr,u
I
Perhitungan momen inersia ditampilkan seb,gai berikut:

Komponen A I, d I**A.E
\fleb 409416,66 4094t6,66
Flens 100 86,25 743906,25
Flens 100 s6,25 743906,25

Totd 1897229,16

Modulus penampang elastis, S diperoleh dari:

s = d4,/ - 1897222'16
175/
= 21682,62 cm3

/z /z
Nilai f, didasarkan pada pemeriksaan terhadap tekuk torsi laeral dan tekuk lokal
f..r.. Urrtuk memeriksa tirhadap tekuk torsi lateral diperlukan jari-jari girasi seperti pada
gambar.
10.8 PENGAKU PENAHAN GAYATUMPU
22g

II = ll12 x 2,5 x 403 + lll2 x 85 x 13


= 13340,4133 cma
A = (40 x 2,5) + (85 x t)

rT fu40,4t33
= 8'492 cm
t/ , ss
bentang tak terkekang dari flens tekan adalah
.Panialg 3,65 m, sehingga kelangsingan
untuk tekuk torsi lateral adalah
nL365
Lc=-=--l=42,982
rt 9,49L

"P - r,/"!i = I,/b.\l Z4O- = 50,807


)"^=1.7(-:E=,-.@ffi
karena )"" < 7, maka
f) = f, = 240 Mpa
Untuk pemeriksaan rerhadaf, tekuk lokal fens

nc=fr=rri=8
^bf40

t, = o.zrlfi= orrp = to,e7

karena )," < 7, maka f,, = "f, = 240 Mpa


Besarnya koefisien balok pel'at berdinding penuh,
.K, tergantung dari rasio a,:
d, A" lxl70
=
t= r,5"40=1,7<lo

c =,-[--e-11
K. z-ry.] ',"'
11200+3oo.a, )lr* =,,00
^[I J'
= -r-f---lz-.-1l,rn-zy) = o,ee+6t
[rzoo+:oo(r,z)_]1,,"
Thhanan lenrur nominal dari balok pelat berdinding
m)
penuh:
Mn =KrxSxf,
= 0,99463 x 21682,62 x 103 x 240
= 5175884239,34 Nmm = 517,5884 rcn m
QM,= 0,9 x 517,5884
= 465,82956 ron m > M, C 43G,905 ton m)

b. Tahanan geser

Kuat geser balok pelat berdinding penuh merupakan


fungsi dari rasio kelangsingan web
, dan rasio jarak pengaku vertikal dengan ,rrrr, *ro-t/r;.
%-, ;;-.0* rarik dapar
diperhitungkan jika < 3,0 dan tidak lebih dari:
7h
r)'
I zeo I lzeol'
=2'33e
lZ)=L*J
,.ffi
# ',{l3lc'BALoK pEr-AT BERDTNDTNG eENUH (eELAT
GTRDER)

Nrlai alh kurang leblh 2,147, sehingga ,ksi medan tarik dapat diperhitungkan dalam
menentukan kuat geser nominal balok pelat berdinding p.n,rh. A.ksi medan larik hanya
dapat diperhitungkan pada panel-panel selain panel ujung. Hitung nirai h, dat c,:

h,=5+-2-=:+ 1; =6,085
2,147"
%l
= 1,10 = 78,331

k^"'^ = l7o >$7 maka cv dihitung dari persamaa n


/r* ^W,
\J,
10.25:

f
'
c.=t,5.L.F
f, (%,)' . =,,
6,085x200000
._I
240 I7O2
= 0,263

Kuat geser nominal balok pelat berdinding penuh dengan mempertimbangkan adanya
.
aksi medan tarik adalah:

Vn =O.6xf
' JJU ,n1,". l-Cu
l,l 5
'.(/n)'
l-
= 0,6 x 240 x (t0 x 1700) lo,z6+--:--
| -0,263
= ,ro,u, .o,,
L r,l5{t+2J47') ]
Q.Vn= 0,9 x 130,62 = 117,558 ton > 46,35 ron

Untuk panel ujung aksi medan tarik tidak boleh diperhirungkan, sehingga kuat geser
nominal untuk panel ujung ditentukan dari persamaan 10.34:

V _ 0,9x A.xh,xE
( tl \'
l/,., )
_ 0,9x(10x1700)x6,085x200000
= G4,43 ton
1702

Q.V,= 0,9 x 64,43 = 57,987 ton < 106,2 ton

kuat geser panel ujung kurang dari kuat geser perlu, v*, makadapat ditempuh
-
2
.Karena
Solusi perrama adalah mengurangi kelangsingan *.b ( "dergrn menambah
_solusi. ke-
tebalan web), solusi kedua adalah dengan mengurangi.rasio a/b pa{a,
tiap panel ujung
menambah pengaku vertikal. Dalam .orr.oh soal ini ai..-prri, ,otu* y*!
t'e1san
kedua.
toO".t dari pengaku vertikal yang perrama ditempuh dengan strategi sebagai beri-
Orr,,
Q,x V,= 0,x (0,5 x A.x fr*x C)
10.8 PENGAKU PENAHAN GAYAruMPU 231

Q,,xV,
C= a
q,x(0,6xt.x1,*)
106,2x104
= 0,482
o,l x (o,e) x (ro x lToo) x (240)

Dengan mengingat persamaan 10.25:

C, =1.5.h''E.
.-
1

f, (tl\,
l/,,,, )

-',"rr"(%-)
l,5xE
o'n'? o)'
=
1,5
:'!: :.\'l
x 200000
= | 1,144

_5
n

t%t
a/h = "E=^E=o,eo2ll
\ P"-s \l,r++-s
sehingga jarak pengaku vertikal yang dibutuhkan adalah:
a =0,90211 x h=0,90211 x170=153,3 cm = 150 cm
meskipun a didefinisikan sebagai jarak bersih antar pengaku vertikal, dalam contoh ini
secara konservatif .iarak antar pengaku vertikal diambil dari as ke as dan pengaku vertikal
Pertama diletakkan sejarak 150 cm dari ujung balok pelat berdinding penuh. Penambahan
pengaku vertikal ini akan memberikan kuat geser balok pelat berdinding penuh yang lebih
besar daripada beban geser terfaktor maksimum (= 106,2 ton).

c, InteralsiGeser-Lentur
Interaksi geser-lentur harus diperiksa jika ada aksi medan tarik, dengan demikian interaksi
geserJentur tidak perlu diperiksa untuk panel-panel ujung. Interaksi geser-lentur hanya
diperiksa .iika dipenuhi syarat:

M, M, o,75.M,
o,elzo,ez)<v,
517,5884 - M,-<0,75(517,5884)
130,62

0,1514 <V/M,s0,3365
Nllai V/M*max = 46,351327,67875 = O,t4t4
Karena nilai v/M* di luar batas syarat pemeriksaan interal<si geserJentur, maka dalam
contoh ini tidak perlu diperiksa masalah interaksi geser-lentur.

d. Pengaku penahan gaya tumpu


Karena pada tiap lokasi beban rerpusar relah dipasang pengaku penahan gaya tumpu,
maka tidak perlu lagi pemeriksaan kuat web terhadap leleh, tekuk dukung, tekuk lateral
il fira,rc, BALoK eELAT BERDINDTNG PENUH (PELAT GIRDER)

dan tekuk lentur. Selanjutnya pengaku penahan gaya tumpu harus dianalisa seperti analisis
batang tekan.
Untuk pengaku penahan gaya tumPu pada panel-panel ujung dan panel dalam:
b,
t, =P = 9,5
2

OK

Tahanan tumpu untuk pengaku pada panel-panel dalam, dihitung sebagai berikut:
A?b = 2.a.t = 2(19 - 2,5)Q) = 66 cm2
Rn = 1,8$Ap= 1,8(240)(6600) = 285,L2 ton
Q.R,= 0,75.R,= 0,75(285,12) = 213,84 ton > 27 ton AK

l-
25 t*=25
I
l-l
a = 16,5 cm
l.-l
19 cm

Potongan 1-1 Potongan 2-2

Periksa kekuatan pengaku sebagai batang tekan dengan:


A, = 2(2)(t9) + (1)(25) = 101 cm2

Momen inersia terhadap sumbu web:


I -Z(1,+A.d)

- -.#y.t,,x,[?.;)
zs.h\3 [
]
= 9888,4166 cma
Jari-jari girasi:

' f
= trA Frrr4* = e,8e47
-=!- cm
,u,
Rasio kelangsingan:

L. - h.L
'- k.h -o,75.(t7})
r r 98947-l =12,8857

).c = =0,142 --r o=l


*^E=\rrsr4ffior*
Kuat tekan nominal penampang:
N, = Ar.L= l}l.rc2.(24}tl) = 242,4 ton
Q'N^= 0,85(242,4) = 206,04 ton > 27 ton OK
10.9 DESAIN BALOK PELAT BERDII{)ING PENUH 233

Untuk panel ujung, tahanan tumpu pengakunya adalah:


Q. Rn = QG,8.fi.A ) = 0,7 5 (t,B) (240) (4) (t 6 5) (20)
?

= 427,68 ton > 106,2 ron OK

,m,,,,=+.ffi
16,5 *l F JL_
19 cml I
",
Potongan 1-1 Potongan 2-2

Periksa kekuatan pengaku sebagai batang tekan:


Ar = 12(1) + 4(19)(2) = 164 cm2
I -2(1,+A.d)

='',1! . nl+. (u[z{'


: 4')
= 19773,66 cma

Jari-jari girasi:

'
F-
- \A-
19773,66
= 10,9805 cm

Rasio kelangsingan:

^ k.L k.h 0,75.(uo)


rr 109805
= 11,6115

.
).c =
)^l*= f{,,,u,,r)i# = 0,r28, -+ .o = r

Kuat tekan nominal penampang:


N, = AiL= 164'102'(24011) = 393,6 ton
Q'I{,= 0,8J(393,6) = 334,56 ton > 106,2 ton OK

Hingga langkah ini semua persyaratan bagi balok pelat berdinding penuh telah di-
perilaa, sehingga profil balok tersebut beserta pengaku-pengakunya cukup kuat untuk
memikul beban yang bekerja padanya.

10.9 DESAIN BALOK PELAT BERDINDING PENUH


Tirjuan utama dari proses desain sebuah balok pelat berdinding penuh adalah menentukan
ukuran-ukuran dari flens ataupun web, di samping itu perlu juga diputuskan terlebih
dahulu pemakaian pengaku-pengaku vertikal serta pengaku-pengaku penahan gaya tumpu.
#fIS,;BALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)

Proses akhir desain adalah menyambungkan bagian-bagian dari suatu balok pelat berdin-
ding penuh dengan menggunakan alat sambung las. Secara umum proses desain suatu
balok pelat berdinding penuh adalah sebagai berikut:
1. Tentukan tinggi dari balok pelat berdinding penuh, secara praktis seperti halnya
pada desain balok biasa, maka tinggi dari balok pelat berdinding penuh dapat
diambil l/10 - lll2 dari paniang bentang
2. tntukan ukuran web, tinggi web dapat ditentukan dengan cara mengurangi
tinggi total balok pelat berdinding penuh dengan dua kali tebal fens, tentu-
nya tebal fens harus ditenrukan dahulu. Selanjutnya tebal web ditentukan dari
batasan-batasan berikut:
Untuk alh > 1,5:
h
tu
m
Untuk alh < 1,5:
95000

h 5250
t* "lf ,r
3. Tentukan ukuran dari flens, ukuran dari flens dapat ditentukan berdasarkan
momen yang bekerja pada balok pelat berdinding penuh. Prosedur penenruan
ukuran fens dilakukan dengan menghitung dahulu nilai momen inersia balok
pelat berdinding penuh:
Ix =l weo
,+I-ltrru
= + 2.+f = + 2.A7@t2)2
|.t..h3 i.r*.r'
Dengan Aradilah luas saru buah flens. Selanjutnya modulus penampang dapat
dihitung:"

^ =I t .h3 ttz 2.A,.(hl2\2 t


* .h2

' ;=- hr, hrz =-G +Af'h


Dari persamaan kuat momen nominal:
M, = K'S.f
g "n
c - M, -M,lO
Kr.f. Ks..f*
Samakan dengan nilai S yang diperoleh sebelumnya:
M16 t.hz
* +A..h
____lL,
Ks.f* = 6 l
Atar A.
M t.h
- u6
t qo.h.Kr.f*
Jika diambil nllai Kr= l, dan f*= $, mrk^,

,-Mo-A*
..t olo.h.ft 6
Dengan A. adalah luas web. Selanjutnya ukuran fens dapat ditentukan, dan
perhitungan berat sendiri balok juga dapat ditentukan, sehingga besar momen
dan gaya lintang dapat dihitung ulang.
10.9 DESAIN BALOK PELAT BERTXI{}I]iIG PENUH 235

4. Periksa kuat momen nomind dari penampang yang sudah ade


5. Periksa kuat gesernya, juga tentukan jarak antar pengaku vertihl
6. Periksa interaksi geserJentur
7. Periksa kekuatan web terhadap gaya tumpu yang bekerja, rencanakan pula
pengaku penahan gaya tumpu jika diperlukan
8. Rencanakan sambungan-sambungan yang diperlukan

I coNroH ro.z,
Desainlah suatu balok pelat berdinding penuh yang tertumpu sederhana dengan bentangan
18 m. Tinggi balok maksimum yang diizinkan adalah 165 cm. Asumsikan balok terkekang
lateral menerus dan mutu baja BJ 37.

JAWAB:
Menghitung Po dan qu:
Po = (1,2 x 35) + (1,6 x 25) = 82 ton
qu = (1,2 x 2,5) + (1,6 x 1,8) = 5,88 ton/m
Menentukan tinggi dari balok pelat berdinding penuh:
Llll= 1800/10 = 180 cm
Ll12= 1800/12 = 150 cm
Gunakan tinggi maksimum yang diijinkan, yaitu sebesar 165 cm. Jika tebal flens diambil
4 cm, maka tinggi dari web adalah:
sebesar
h = 165 - 2(4) = 157 cm
Po = 35 ton
Pt = 25 lon Qp = 2,5 tonlm
9r = 1,8 ton/m

93,92 ton
(97,7 ton)

-93,92 ton
(-97,7 ton)

607,14 ton m
(624,15 ton m)
tilIffiinBALOK PELAT BERDTNDTNG PENUH (PELAT GTRDER)

Untuk menentukan tebal web, dapat diambil dari nilai-nilai batx h/t*:
1. agar dapat memenuhi syarat sebagai balok pelat berdinding penul, maka:
h 2550 2550
=164,602
tu ,lf,
-2-_ 4240

t* s h|154,602 = 1571164,602 = 0,9538 cm


2. luntuk alh < 1,5:
h
ta<ry
5250
= = 338,886
,lf , l24o
t,,> l57l338,sti6 = 0,4633 cm
3. ul:rtuk a/h > 7,5:
h_ 95000 95000
:JL),auav
tu-------:
,lf ,1\f,r+rrSl' lz+o(z+o+trs)
t, > 157/325,4646 = 0,4824 cm

Dicoba menggunakan ukuran web 0,8 cm x 157 cm.


Menentukan ukuran fens:
A-AW
MA
l o.g.h.f
' Jy 6

_ 607,t4)07 _8xt57o _
0,9xt570x240 6
15810,06 -m2 = 158,1 cm2

Berat sendiri balok sekarang dapat dihitung:


Luas web = 0,8 x 157 = 125,6 cmz
Luas fens= 2(158,1) = 316.2 cr#
Total = 441,8 cmz
Berat sendiri balok =
441'8
x7,g5 = 0,3468 ron/m = 0,35 ton/m
10000
Besar momen lentur dengan tambahan berat sendiri balok adalah:

M, = 607,r4 * (t,zxo,a5)'ts' = 624,15 ton m


8
(Angka-angka di dalam kurung pada gambar bidang momen dan lintang menunjukkan
gaya lintang dan momen lentur terfaktor setelah ditambah d.rgin berat sendiri
!e1a1nya
balok)

Setelah menghitung ulang besar momen lentur, maka luas fens dihitung kembali:
. = 624,15x10'/
Ar 8x1570
=163ll'65mm2=163'lcm2
ffi
Jika tebal fens semula 4 cm masih digunakan, maka lebar fleni menjadi:
. A r 163.1

' tf 4

Coba ukuran flens 4 cm x 42 cm.


Hitung momen inersia penampang terhadap sumbu lentur:
10.9 DESAIN BALOK PELAT BERDII{ING PENUH 237

r, = 0,8\r:sz' * z(ti(a\(m,sf

r
57
u
.
. _
= 2435356,866 cma
dan modulus penampang:
1_ _2435356,866
dl2 82,5

L --42* = 29519,47 cm3

Karena balok terkekang lateral secara menerus, maka tidak


perlu dilakukan pemerik-
saan terhadap tekuk torsi lateral, untuk batasan terhadap
tekukiokal fens tekan:
1-br42
l\"C = J ='u -5125
2.t r 2x4
F
l"^ /j?=
= 0,38.tlJ, =o-rr.1@ = 10.97
'
L" . Lo sehingga f, = fi = 240 Mpa
Selanjutnya dihitung pula nilai koefisien balok pelar berdinding
penuh, ,K_:

K. = r _l o,
s

'
I -q _rrr91
Dengan:
ltzoo+3oo.a,!t, Ji )
a = rA =-___*
0.8 x 157
=0,7476
' A, 4x42
h 157
; = W =196,25
Kr='-[ 0,7476 25501
---- I = 0,9834
12oo+(3oox 0,7476)
fl'u'" l24o )
Sehingga kuat momen lentur nominal balok:
M, = Kr.S.f,,= 0,9834(29519.rcre40) = 696,7 ton m
0.M, = 0,9(696,7) = 627,03 ton m > 624,15 ton m OK
Menghitung jarak antar pengaku vertikal!
Kuat geser untuk panel ujung (tanpa memperhitungkan
aksi medan tarik):
Q.V,= Q(0,6.A*fr*.C)

u' -
c=O'v"-97,7.104
n,s,6a;f-=m =o'6
Dari persamaan 10.25: (asumsikan c,berada dalam daerah
erastis)
C, = 1,5. ->G . 1

f, (t tt*)'
+gALOK PELAT BERDINDING PENUH (PELAT GIRDER)

c,.fr.(htr*)' _ O,6xZ4Oxt96252
= = 18,48675
l'5'E 15x 200000

a/h =
E_E -
\ p,-s \rc,+aer-s
= 0,61

a = 0,61'h = 0,61(157) = 95,77 cm = 95 cm dari ujung balok

Periksa kembali kuat geser dari panel ujung dengan nilai a = 95 cm:
h, =5* .. ..5 ..; =18,6559
(tsltst)"
I 8,6559 x 200000
1,37, = 170,8197 > h/t* (=196,25)

Kuat geser nominal untuk panel ujung:

V_ _ 09.A..h,1.E _ 0,9x8x1570x18,6559x200000
= 109,51 ton
" (htr.)' 196252

Q'V,= 0,9(109,51) = 98,559 ror, > 97,7 ron OK

Untuk panel-panel tengah, alai medan tarik dapat diperhitungkan jika:


f12
a/h ,1,260,1 =r,75
l(ut,) )
a/h = 1,6 -+ a = 1,6(157) = 251,2 cm (max)
Agar diperoleh jarak pengaku vertikal yang seragam, maka panjang yang tersisa antara
pengaku vertikal ujung hingga tengah bentang balok pelat berdinding penuh dibagi secara
seragam. Dalam contoh ini direncanakan 4 buah panel seperti pada gambar:

4 @ 201,25 cm

Rasio a/h = 201,25 I 157 = 1,2818

h- 5 . =5* 5 ,
" =5* (at h)' (rzs r s)'
=g,0432
10.9 DESAIN BAI-OK PELAT BERDINDING PENUH 23g

112,6 < h/t* (= 196,25)

? _1,r.,
L.. ,.h-.E ._ I --8,0432x200(
= r'5'!Y!!r40o9e
f,
(r, -r r*i--r = o'26t

nominal balok pelat berdinding penuh dengan


memperhitungkan aksi
_.dfl1..rf,:ser

v. =0,66A-.1r'-;ffi]

= 0,6(240)(8)trsto>lo,ze,.;ffi] = ,,r,u, ,on

Q.V,= 0,9(t18,69) = t06,B2t ton > 82 ton OK


Selanjutnya adalah merencanakan pengaku vertikal.
Penampang melintang dari
pengaku vertikal ditentukan berdasarkan k]r..i",
3
. luas minimum
. momen inersia minimum
o rasio lebar dan tebal yang malsimum

A,
^in = 0,5'A,,'D'(l ,t.lt Q'ti'
- " tLh 1

t+,t)
= 0,5(8)(t570)(l)(t - 0,26t).[,,rr,r-=j4]-!1_l
L Jr +1,2818, -l
= 12,58 cm2
Dari persamaan 10.70:
I, *ro= j'4'tu,3

2'5,-r= 2,5
Dengan: rj =- -"-- -+ i=o'5
Q'nf-'=6u'-'=-o'478<o'5
I, = 0,5(201,25)(0,8)3 = 51,52 cma

Nilai maksim um b/t,adalah: 0,56


-Et, = rc,rc51
\
Dicoba pengaku vertikal berukuran 0,g cm x
12 cm, sehingga:
A, = 2(0,8)(12) = 19,2 ,m2 12,58 z, , OK
I, =Z(t"+A.*\= 1(O,S)(tz)r + (o,s)(t4f+.+)'
a,51,52r;
[2 2 )
=508,416c; a

12
OK
U/r,= =15<16,165g
W OK
*lE!Ei:tsALoK PELAT BERDTNDTNG pENUH ('ELAT GTRDER)

l12cml

Untuk menentukan panjang pengaku vertikal, hitung dahulu iarak c:


c 4.t* = 4(0,8) - 3,2 cm
^r,=
c *rk, - 6.t* = 5(0,8) = 4,8 cm

Jika diasumsikan ukuran las antara flens dengan web adalah 4 mm, serta mengambil
c = 3,2 cm, maka panjang pengaku vertikal adalah:

h - l;,kuran las - 3,2 = 157 - 0,4 - 3,2 = 153,4 cm


Gunakan pengaku vertikal 0,8 cm x 12 cm 153 cm. x
Periksa persyaratan interaksi geser-lentur untuk panel-panel yang diperhitungkan terhadap
aksi medan tarik:

' n <_av..<_ vo
0$.v."
Mo - Mo- 0,75.M,
o,(118,69) _vu - u8,69
696,7 - M,- 0,7x696,7)

0,1022sV../M
u u-<0,2271

Karena tidak ada nilai v;/M, yang berada dalam batasan tersebut, maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan terhadap interaksi geser-lentur.

- Untuk pengaku penahan gaya rumpu, dicoba menggunakan pengaku dengan lebar
b = 20 cm, sehingga lebar total menjadi 2b + t* = 2(20) * 0,8 = 40,8 cm < Iebar flens
= 42 cm. Tebal pengaku dihitung dari syarat kelangsingan:

= 1,237 cm

Gunakan pengaku berukuran 1,5 cm x 20 cm dengan ukuran las 4 mm serra pemo_


tongan selebar 2,5 cm untuk tempat pengelasan. periksa tahanan rumpu pengaku pada
rumpuan:

Q'R,= 0,75(1,8'6'A?)
= 0,7 5(1,8)(240)(1 5)(200 _ 2,5)(2)
= 191,97 ton > 97,7 too, OK

_ Selanjutnya pengaku penahan gaya tumpu dianalisa sebagai batang tekan. panjang
w9b yang dapat bekerja dengan pengaku sebagai batang tekan adalah sepanjang l2'kai
tebal web (12 x 0,8 = 9,6 cm).
10.9 DESAIN BALoK PELAT BERDTNEI'IIG PENUH 241

0,8 cm A, = 2(20)(1.5)-+ (0,8)(9,O


= 67,68 cm2
I = )-9,6)(0,8) *2.!.6,5)(zo)3
T
9,6 cm + 2(20)(1,5)(t0 + (0,8t2))z
= 8490 cma
-L
tr4%
=.i-,----- = 17,2 cm
\ 67,68

f.-ro",t I = h'L -h.h _0,75x157 = 10,51


rrll2
., =;\i1lf, rcilf 240
L, = !200000 =0.1159 -) trl=I
No A{f*=
"
= 67,68.102(24011) = 162,432 rcn
@'I/,= 0,85.N,= 0,85(162,432) = 138,0672 > 97,7 ton 9K
_ Karena pengaku p:""h.r: gaya rumpu harus terletak pada tengah-tengah panjang
daerah web 9,6 cm, maka titiklerretakr, hrr,.r, terletak di sekitar 9",612 =4,g cm dari
ujung balok pelat berdinding penuh (dipasang sejarak
7,5 cm r.p..,i f"d" gambar).

7,5 95 cm

Pengaku penahan gaya rumpu dipasang pada


masing-masing rumpuan dan pada
lokasi beban.rerpusar. Karena pra, ,"rrg"rrGntang
bebln lebih kecil daripada tum_
puan, maka dapat digunakan pengaku pe.r"hrn
gaya tumpu yang sama dengan ukuran
1,5 cm X 20 cm.
Sambungan las akan dihitung dengan menggunakan
mutu las f* = 490 Mpa.
a- Sambungan antara fens dengan web:'
Hitung aliran geser pada pertemuan antara web dengan fens:
Vo
*oh' = 97 '7 ton
a = luas flens x g0,5 cm
= (4 x 42)(80,5) = 13524 cm3
L = 2435356,866 cma
v,.Q _ g7,7xt\4 x13524x1^3
]:^"*= ffi =542'546 N/mm

Gbal pelat terkecil adalah 0,g cm


Panjang minimum las:
sehingga ukuran minimum ras adalah 4 mm.
ffi6,r BALoK PELAT BERDTNDTNG PENUH (PELAT GTRDER)

L_*io =4.t*>4cm
= 4(0,8) - 3,2 cm -) ambil L*= 4 cm
Thhanan nominal las:
Q.Ro* = Q.t,.0,6.f *.2 = 0,75(0,707 x 4)(0,G)(490)
=1247,148 N/mm
atau Q.R,.
= Q.t 0,6.f* = 0,7 5(8) (0,6) (37 0)
= 1332 N/mm

Gunakan.p.R,* =_1247,t48_N/1m. Urrtuk panjang las 4 cm,


maka kapasitas
1247,148 x 40 = 49gg5,r2 N.
sepasang las adalah
Untuk menenrukan jarak antar las maka harus dipenuhi hubungan:
4988592 _\-Q
dengan s adalah jarak las dari as ke as:
49885,92 49885.e2
t= V;QII. =
542fu = 9l'95 mm -+ ambil s = 9 cm
Jarak bersih antar las menjadi 9 - 4 = 5 cm. Meskipun jarak as ke as antar
las sebesar.g cm dapat digunakan untuk seluruh U..r.*.rg
UaJk,
ini dapat diperbesar pada daerah-daerah yang memikul ""*".;*"f.,,^*f",
r."r*g-t
i.*.
:,971ton- Dicoba pengaturan las sebagai berikuc (.rnirk y,
l) Daerah 0 - 5,75 m dari rumpuan -digun"k , jarak antar L) las sebesar 9 cm
sesuai perhitungan
2) Daerah 6,75 - 9 m dari nrmpuan (V,
= 55,U5 ton) jarak las. dihitung
sebagai berikut:

" _ 49885,92 -x
J _ _./
49 88 5,9 2 x 243 5 356 fi 66 x t 04
\'a 55,U5xto4 xt3'24xto3
= 162,81 mm
diambil s = 150 mm (15 cm)

7,5 75 @ 9 cm 15@15cm

" \las sudut a = 4 mm Lw= 4

b. Sambungan las pengaku vertikal:


Ukuran minimum las = 4 mm
Panjang minimum - 4.t_= 4(0,g) = 3,2 cm < 4 cm -+ L..= 4 cm
Kapasitas las per mm untuk 4 buah las (2 buah per pengaku ,...i#"1;,
Q.Rn* = Q.t,.0,6.f *.2 = 0,75(0,707 x 4)(0,6)(490)(4)
= 2494,296 N/mm
atalr $.R,. = Q.t0,6.fi = 0,75(8)(0,6)(370)
= 1332 N/mm
10.9 DESAIN BALOK PELAT
BERDINDING PENUH
43
,. .. S:hingg, kapasitas las per tnm
dipikul ,airr, *'[*l;] -" '"'
mm adalah 1332
13 N. Gaya gm yang harus

f = 0,045.h. = 0,045(1570).
E
= 587,373 N/mm
Kapasitas las sudut dengan
. ukuran las 4 mm dan panjang
sebesarillz r 40 = ;32g0 N. 4 cm adalah

Jarak las yang dibutuhkan: 53280


=
tr,3:1.3
5g7,373 _+ s = 90,71 mm= 9 cm

. . SNI 03-.1729-.200.1
.boleh
merebih i l::1
16.t, danira"r. l.iif a"il;d.*_
?mensyaratkan jarak antar tas sudut
tidak
16.t*= 16(0,8) = 12,g cm < 3o cm
ambil
'jarak antar las sudul 5s.r.1 perhitungan yaitu
Jarak bersih antar las sebesar g cm (as ke
=s_a = t';':;i3 :",
as).
oK

I
I

/
153 cm

I Lassudut4mmx4cm
t @ I cm (as ke as)

Gunakan ukuran las 4


mm x 4 cm dengan jarak 9 cm
diukur dari as ke as.
Sambungan las peneakr
uk,.;;;;;,f ir,:"' :T.IT sava rumPu
Paniang minimum

fJ"###h;::"ir=*F;;,i#-1;ni,;i,1,,I"o"4buah
sebelumnya
untuk 4 cm paniang,rrlun*" ^a^l^t-'
tssz Ni";;;;;2g0 N
Untuk bagian ,,r-p"urrr, beban
per mm adalah sebesar:
Reabst
97,7x104
panjang ursedia uotok
lo, -__Cn_{4 = 624,7631N/mm
Jarak las dihitung sebagai berikut:
311ar
53280
= 624,7631 _+ s = g5,2g mm g,5
= cm

Anda mungkin juga menyukai