Anda di halaman 1dari 14

2.5.

BALOK TERLENTUR BERTULANGAN SEBELAH


( TULANGAN TARIK )

2.5.1. ANALISIS PENAMPANG


Analisis penampang dimaksudkan untuk memeriksa kemampuan /
kehandalan penampang yang ada. Pemeriksaan / analisis
penampang terlentur, dapat dilakukan dengan terlebih dahulu
diketahui :
 dimensi penampang b, d, h

 jumlah dan ukuran baja tulangan tarik, serta luas As

 mutu beton ( fc’ ) dan mutu baja tulangan ( fy ) yang dipakai.


Sedangkan yang dicari :
 Momen nominal Mn dan kapasitas momen MR

 kehandalan penampang terhadap beban yang bekerja

 menghitung besar beban yang masih dapat dipikul

2.5.2. PERENCANAAN PENAMPANG


Perencanaan Penampang adalah suatu proses menentukan satu
atau lebih unsur dimensi penampang termasuk jumlah baja-tulangan
yang belum diketahui, agar penampang mampu memikul beban-
beban yang bekerja.
Umumnya pada perencanaan :
 diketahui / direncanakan momen yang harus dapat dipikul
penampang tersebut akibat beban-beban yang bekerja
 diberikan atau ditentukan terlebih dahulu mutu beton f c’ dan mutu
baja tulangan fy yang akan digunakan

 mencari dan menentukan b, d, h dan luas tulangan As untuk dapat


memikul momen terfaktor Mu atau Mn = Mu/ yang disyaratkan,
dimana
Mn = C ( d - a/2 ) atau Mn = T ( d - a/2 )
C  0,85.f 'c .b.a
T  A s .f y   .b.d.f y
( anggap baja tarik telah leleh )
Keseimbangan gaya dalam C = T memberikan :
0,85 fc '.b.a  A s .f y

tulangan sebelah - 1
0,85 f c '.b.a  .b.d.f y dan
 fy  A s .f y
a   d
 atau a
 0,85 fc '  0,85fc '.b
  fy  
maka Mn  .b.d.f y d  1  d

2 0,85 f '
  c  

bila diambil : m
fy
0,85fc '
maka 
Mn  .b.d 2 .f y 1  1 .m
2

Koefisien lawan ( coefficient of resistance ) :
Rn 
Mn
2

 .f y 1  1 .m
2

b.d
1  2m.R n 

atau rasio tulangan yang diperlukan :  1 1
m  fy 
 
Sehingga didapat luas baja-tulangan : As =  b d .
Luas baja-tulangan juga dapat diperoleh dengan menggunakan
keseimbangan gaya-gaya dalam C = T.
Gaya tekan C dan tinggi blok tekan a diperoleh dari :
T
Mn = C ( d - a/2 ) dan luas baja-tulangan As 
fy
Untuk perkiraan kasar, dapat digunakan hubungan empiris rasio
antara tinggi manfaat dan lebar balok : 1,0  d/b  3,0 dan
berdasarkan pengalaman, untuk memberikan hasil yang ekonomis
dan umumnya memenuhi syarat, digunakan 1,5  d/b  2,5.

2.5.3. PROSEDUR PERENCANAAN


1. Tentukan nilai  yang dipakai, dimana :
min    maks , diambil   ½ maks

 min 
1,4 0,85 fc '  600 

fy dan b 
fy
1
 600  f y  ; maks = 0,75 b
 
untuk fc '  30MPa maka 1  0,85
untuk fc '  30MPa maka 1  0,85  0,008 fc '30  0,65

2. Tentukan b d2 yang diperlukan


Mnperlu
b.d2 perlu 
Rn


R n  .f y 1  1 .m
2
 dan m
fy
0,85 fc '
Mu
Mnperlu 

 untuk lentur murni  = 0,80

tulangan sebelah - 2
Mu  1,2MD  1,6ML
3. Pilih satu pasangan b dan d , sehingga didapat b d2  b d2perlu
4. Hitung rasio tulangan  untuk penampang yang dipilih, dengan :
a. dengan rumus :
1  2m.R n 
 Mn
 1 1 ; Rn 
m fy  b.d 2
 
b. pendekatan memberikan hasil yang baik bila Rn baru  Rn lama
R
  lama nbaru
Rnlama
5. Hitung Luas Tulangan tarik :
A s  .b.d
atau
T
As  ( anggap εs ≥ εy ) kemudian periksa rasio tulangan
fy
As
 dan harus dipenuhi min    maks
b.d
6. a. Pilih / tentukan tulangan
 gunakan baja-tulangan berdiameter kecil ( untuk balok,
diameter baja-tulangan  12 mm ), karena untuk memenuhi
luas tulangan yang diperlukan akan diperlukan sejumlah
tulangan yang lebih banyak dibanding bila digunakan
diameter yang lebih besar. Ini akan berakibat luas bidang
singgung antara baja-tulangan dengan beton menjadi lebih
besar, sehingga lekatan baja-tulangan ke beton menjadi lebih
baik.
 jumlah tulangan yang digunakan harus sedemikian, sehingga
tulangan tersebut dapat dipasang dalam satu lapis / baris,
dan bila terpaksa tidak lebih dari dua lapis.

b. Jumlah tulangan yang dapat dipasang dalam 1 lapis / baris :


b  2.(pb   s )  jbd
N
jbd  D
c. Periksa kekuatan / kapasitas penampang :
Mu
Mn  Mu atau Mn 

d. Periksa jarak tulangan dan tinggi effektif penampang
b  2.(pb   s )  N1.D
Jarak Bebas Datar : jbd  N1  1
Tinggi efektif : d = h - ds
 jika tulangan dapat dipasang dalam 1 lapis / baris

tulangan sebelah - 3
D
d s  pb   s 
2
 Jika tulangan dipasang dalam 2 lapis / baris
D
ds  pb   s   x1 dan
2
D D
N2   jbt  
x1  2 2
N1  N2

dimana :
D : diameter tulangan pokok
Φs : diameter tulangan sengkang / begel
N : jumlah tulangan yang dapat dipasang pada satu lapis /
baris
N1 : jumlah tulangan pokok lapis / baris ke 1
N2 : jumlah tulangan pokok lapis / baris ke 2
pb : penutup beton
jbd : jarak bebas datar
jbt : jarak bebas tegak
x1 : jarak titik berat kelompok tulangan ke pusat berat tulangan
baris / lapis ke 1.

tulangan sebelah - 4
CONTOH - 2.5.1
Suatu balok beton bertulang dengan dimensi b = 350 mm, d = 540
mm, mempunyai tulangan tarik dengan As = 3300 mm2.
Bila diketahui kuat tekan beton fc’ = 35 MPa dan baja tulangan
dengan fy = 350 MPa, tentukan :
a. Kekuatan Lentur Nominal
b. Tentukan Momen Layan Mw jika komposisi beban adalah 60%
beban mati dan 40% beban hidup.
Solusi :

Mutu beton fc’ = 35 MPa > 30 MPa

tulangan sebelah - 5
 1 = 0,85 - 0,008 ( fc’ - 30 )
= 0,85 - 0,008 ( 35 - 30 ) = 0,81 > 0,65
Mutu baja-tulangan : fy = 350 MPa
fy 350
 y    0,00175
Es 200000
Anggap baja tulangan tarik telah leleh pada saat kekuatan tercapai.
- Gaya-gaya dalam :
C = 0,85 fc’ b a = 0,85 . 35 . 350 . a = 10412,50 a
T = As fy = 3300 . 350 = 1155000 N = 1155 kN
- Keseimbangan Gaya dalam : C = T
10412,50 a = 1155000
 a = 110,92 mm
x = a / 1 = 110,92 / 0,81 = 136,94 mm
- Kontrol regangan baja tulangan tarik pada saat regangan beton
desak mencapai regangan hancur cu = 0,003
Dari diagram regangan :
dx 540  136,94
s   cu  .0,003  0,00883   y
x 136,94
 berarti anggapan benar bahwa tulangan tarik telah leleh.
Saat beton mencapai regangan hancur ( 0,003 ), regangan baja
tulangan tarik telah mencapai regangan 0,00883, dengan demikian
akan terjadi lendutan yang cukup besar sebelum terjadi keruntuhan.
a. Kekuatan Lentur Nominal
Mn = C ( d - a/2 ) atau
= T ( d - a/2 )
= 1155 ( 540 - 110,92/2 ) = 559643,70 kNmm
= 559,6437 kNm
b. Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
MD = 0,60 MW dan ML = 0,40 MW
maka : Mu = 1,2 ( 0,60 MW ) + 1,6 ( 0,40 MW ) = 1,36 MW
Mn = MU /  = 1,36 MW / 0,80 = 1,70 MW
Sehingga Momen Layan
Mw = Mn / 1,70 = 559,6437 / 1,70 = 329 kNm

CONTOH - 2.5.2
Tentukan ukuran balok persegi dan tulangan yang diperlukan dari
balok yang ditumpu sendi-rol dengan bentang 12 m.

tulangan sebelah - 6
Pada balok bekerja beban hidup wL = 18,50 kN/m’ dan beban mati
(diluar berat sendiri balok ) wD = 11,50 kN/m’.
Dipakai fc’ = 30 MPa dan fy = 400 MPa.
Solusi :
Beton : fc’ = 30 MPa maka 1 = 0,85
fy 400
Baja-tulangan : fy = 400 MPa  y    0,0020
Es 200000
0,85 fc '  600  0,85.30
  600 
b  1 .0,85   0,0325
fy  600  f y  400  600  400 
 
 maks  0,75 b  0,75 . 0,0325 = 0,0244
1,4 1,4
 min    0,0035
fy 400

Untuk perencanaan, diambil  = 0,0122 (  1/2 maks )


fy 400
m   15,6863
0,85 fc ' 0,85.30

Rn  .f y 1  1 .m
2


 0,0122 .400 1  1 .0,0122 .15,6863  4,4131
2
 MPa
- Momen berfaktor :
ditaksir berat sendiri = 6 kN/m’
MG = 1/8 . 6 . 122 = 108 kNm
MD = 1/8 . 11,50 . 122 = 207 kNm
ML = 1/8 . 18,50 . 122 = 333 kNm
Mu = 1,2 ( MD + MG ) + 1,6 ( ML )
= 1,2 ( 207 + 108 ) + 1,6 ( 333 ) = 910,80 kNm
Mn perlu = Mu /  = 910,80 / 0,80 = 1138,50 kNm
b d2perlu = Mn / Rn = ( 1138,50 . 103 . 103 ) / 4,4131
= 257,9848 . 106 mm3

ambil b 300 350 400 450

bd 2
d 927 859 803 757
b

Jika diambil : b = 450 mm, maka diperlukan d = 757 mm


ditaksir ds = 80 mm, maka :
h = d + ds = 753 + 80 = 833 mm  850 mm
Maka digunakan : h = 850 mm ; b = 450 mm ;

tulangan sebelah - 7
ds = 80 mm, maka :
d = h - ds = 850 - 80 = 770 mm > 757 mm
Luas penampang :
Ac = 850 . 450 = 38,25 . 104 mm2 = 0,3825 m2 dan
berat beton = 23 kN/m3
Berat Gelagar = 0,3825 . 23 = 8,7975 kN/m’
MG = 1/8 . 8,7975. 122 = 158,3550 kNm
Mu = 1,2 ( 207 + 158,3550 ) + 1,6 ( 333 ) = 971,2260 kNm
Mn perlu = 971,2260 / 0,80 = 1214,0325 kNm
Mn 1214,0325.10 6
Rn  
bd2 450.770 2
= 4,5503 MPa > R nlama  4,4131 MPa
Rasio tulangan
1  2m.R n 
 1 1
m fy 
 
1  2.15,6863 .4,5503 
 1  1  = 0,0126
15,6863  400 

Luas tulangan As =  b d = 0,0126.450.770 = 4374,90 mm2
Luas tulangan yang diperlukan dapat juga dicari dengan cara lain,
yaitu dengan menggunakan keseimbangan gaya-gaya dalam :

C = 0,85.fc’.b.a = 0,85.30.450.a = 11475 a N


Mn  C.z  C.(d  a / 2)
 a
1214,0325.10 6  11475 .a. 770  
 2
1214,0325.10 6  8835750.a  5737,50.a 2
a 2  1540 .a  211596 ,0784  0
1540  1540 2  4.211596 ,0748
 a  152,50 mm
2
C = 11475 . 152,50 = 1749937,50 N
Keseimbangan gaya dalam : T = C = 1749937,50 N

tulangan sebelah - 8
Luas tulangan-tarik dengan menganggap baja-tulangan tarik
telah leleh :
T 1749937,50
As    4374,84 mm2 ≈ 4374,90 mm2
fy 400
Maka dipakai tulangan 12D22 = 4563,43 mm2  4374,90 mm2
dan untuk sengkang digunakan tulangan polos diameter 8 mm
Karena jumlah tulangan yang diperlukan cukup banyak,
kemungkinan besar harus dipasang dalam dua lapis.
Syarat jarak bebas datar : jbd ≥ 25 mm atau jbd ≥ D = 22 mm
 maka jbd = 25 mm
Jumlah tulangan yang dapat dipasang dalam satu baris :
b  2.(pb   s )  jbd 450  2.( 40  8)  25
N   8,06 ≈ 8 batang
jbd  D 25  22
 Maka baja tulangan dipasang dalam dua baris. 8 batang dan 4
batang.

22 22
4.(  25  )
x1  2 2 =
12
15,67 mm

450  2( 40  8)  (8.22)
Periksa : jbd   25,43 mm > 25 mm – ok --
8 1
periksa : ds = 15,67 + 22/2 + 8 + 40 = 74,67 mm < 80 mm
berarti dapat digunakan : ds = 75 mm
sehingga dapat digunakan : d = 850 - 75 = 775 mm
Periksa Kapasitas Penampang
Anggap baja tarik telah mencapai regangan leleh, pada saat beton
tekan mencapai regangan hancur cu = 0,003
Gaya-gaya dalam :
C = 0,85 fc’ b a = 0.85 . 30 . 450 . a = 11475 a N
T = As fy = 4563,43 . 400 = 1825372 N
Keseimbangan gaya-gaya dalam C = T memberikan
11475 a = 1825372 
a = 159,07 mm dan
x = a/1 = 159,047/0,85 = 187,15 mm

tulangan sebelah - 9
- regangan baja-tulangan tarik :
dx 775  187,15
s   cu  0,003  0,0094   y  0,0020
x 187,15
 baja tulangan tarik telah mencapai regangan leleh
Momen Nominal dan Momen Terfaktor :
a  159,07 
Mn  T(d  )  1825372 . 775    1269478858 N
2  2 
= 1269,4789 kNm
MR =  Mn = 0,8 . 1269,4789
= 1015,5831 kNm > Mu = 971,2260 kNm

CONTOH - 2.5.3
Suatu balok beton bertulang terletak diatas dua tumpuan sederhana,
dengan bentang balok L = 7000 mm.
Pada balok tersebut bekerja beban merata yang terdiri dari beban
hidup 24 kN/m’ dan beban mati 13 kN/m’ (tidak termasuk berat
sendiri).
Jika direncanakan sebagai balok tulangan sebelah, dan digunakan
beton f’c = 25 MPa dan baja-tulangan dengan fy = 300 MPa
a. tentukan dimensi dan jumlah tulangan yang dibutuhkan, dan
gambarkan penampang melintang balok tersebut. ( tersedia
tulangan D25 ).
b. bila baja-tulangan diganti dengan fy = 400 MPa dan jumlah
tulangan diganti 5D25, periksa apakah penampang tersebut
masih mampu memikul beban-beban yang bekerja.

tulangan sebelah - 10
Solusi :
Beton : fc’ = 25 MPa  1 = 0,85
fy 300
Baja-tulangan : fy = 300 MPa  y    0,0015
Es 200000
0,85 fc '  600  0,85.25
  600 
b  1 .0,85   0,0401
fy  600  f y  300  600  300 
 
 maks  0,75 b  0,75 . 0,0401 = 0,0301 ;
1,4 1,4
min    0,0047
fy 300
Untuk perencanaan, diambil :  = 0,0150  ½ maks.
fy 300
m   29,4118
0,85 fc ' 0,85.25
  
Rn  .f y 1  1 .m  0,0150.3000 1  1 .0,0150.29,4118
2 2

= 3,5074 MPa
a. Dimensi Penampang dan Tulangan
- Momen berfaktor :
ditaksir berat sendiri = 6 kN/m’
MD = 1/8 . ( 13 + 6 ) . 72 = 116,3750 kNm
ML = 1/8 . 24 . 72 = 147,00 kNm
Mu = 1,2 ( MD ) + 1,6 ( ML )
= 1,2 ( 116,3750 ) + 1,6 ( 147,00 ) = 374,85 kNm
Mn perlu = Mu /  = 374,85 / 0,80 = 468,5625 kNm
b d2perlu = Mn / Rn = ( 468,5625 . 106 ) / 3,5074
= 133592547,20 mm3
ambil b 250 300 350 diambil : h = 700 mm
dan b = 350 mm
bd 2 ditaksir ds = 80 mm
d 731 667 618
b d = 700 – 80
= 620 mm > 618 mm
Ac = 0,35 . 0,70 = 0,2450 m2
Berat beton = 23 kN/m3
Berat Gelagar = 0,2450 . 23 = 5,6350 kN/m’
MD = 1/8 . ( 13 + 5,6350 ). 72 = 114,1394 kNm
Mu = 1,2 ( 114,1394 ) + 1,6 ( 147 ) = 372,1672 kNm
Mn perlu = 372,1672 / 0,80 = 465,5091 kNm

tulangan sebelah - 11
C = 0,85.fc’.b.a = 0,85.25.350.a = 7437,50 a N
Mn  C.z  C.(d  a / 2)
 a
465,5091 .10 6  7437,50.a. 620  
 2
a 2  1240 .a  125178,9176  0
1240  1240 2  4.125178,9176
 a  110,86 mm
2
C = 11475 . 110,86 = 824521,25 N
Keseimbangan gaya dalam : T = C = 824521,25 N
Luas tulangan-tarik dengan menganggap baja-tulangan tarik telah
leleh :
T 824521,25
As    2748,40 mm2
fy 300
A s 2748,40
Rasio tulangan :     0,0127
b.d 350.620
min = 0,0047 <   0,0127 < maks = 0,0301
Dipakai tulangan 6D25 = 2943,75 mm2 > 2748,40 mm2
dan digunakan sengkang dengan diameter 10 mm
25 25
1.(  25  )
x1  2 2
6
= 8,33 mm
25
ds  8,33   10  40
2
= 70,83 mm < 80 mm

Periksa jarak bebas datar :


350  ( 2.40  10 )  (5.25 )
jbd   31,25 mm > 25 mm – ok –
5 1

tulangan sebelah - 12
b. Tulangan tarik diganti
fy
fy = 400 MPa  y   0,0020 ;
Es
Luas tulangan : As = 5D25 = 2454,37 mm2

ds = 40 + 10 + 25/2
= 62,50 mm  65 mm
maka : d = 700 – 65
= 635 mm

Gaya-gaya dalam : C = 0,85.f’c.b.a dan T = As.fy


Keseimbangan gaya dalam : C = T memberikan :
0,85.f’c.b.a = As.fy maka
A s .f y 2454,37.400
a   132 mm
0,85.f 'c .b 0,85.25.350
x  a / 1  132 / 0,85  155,29 mm
Periksa regangan baja-tulangan-tarik :
d x 635  155,29
s  . cu  .0,003  0,0093   y  0,0020
x 155,29
 baja-tulangan-tarik sudah leleh.
Momen nominal :
 a  132   6
Mn  T. d    2454,37.400 635  .10
 2  2 
= 558,6146 kNm > Mn-perlu = 465,2091 kNm
Berarti, perubahan baja-tulangan menyebabkan beban yang dapat
dipikul balok meningkat. Besar peningkatan wL :
Mu  Mn  0,80.558,6146  446,8917 kNm
8.Mu 8.446,8917
Mu  1 .w u .L2  wu    72,9619 kN/m’
L2 72
8

tulangan sebelah - 13
w u  1,2.w D  1,6.w L
w  1,2.w D 72,9619  1,2(13  5,6350)
wL  u 
1,6 1,6
= 31,6249 kN/m’
Peningkatan beban hidup :
wL = 31,6249 – 24 = 7,6249 kN/m’
= ( 7,6249 / 24 ) . 100% = 31,77%

tulangan sebelah - 14

Anda mungkin juga menyukai