Anda di halaman 1dari 23

BAB 3

PERANCANGAN JEMBATAN KOMPOSIT (Item 9)

3.1 Pradimensi

3.1.1 Menghitung bef

bef adalah lebar efektif pelat beton yang dapat dilihat pada Gambar 3.1
berikut.

bef

S S

Gambar 3.1 Ilustrasi Lebar Efektif Pelat Beton pada Jembatan Komposit

Lantai beton yang digunakan meliputi kedua sisi badan gelagar, maka
lebar efektif pelat beton (bef) harus diambil dari nilai terkecil perhitungan
berikut.
1 1
b ef = ×bentang jembatan= ×28=5,6 m
5 5
b ef =s=1,5 m
b ef =12× d=12× 0,22=2,64 m
Diambil nilai terkecil yaitu b ef =1,5m
Gambar lebar efektif pelat beton yang digunakan dapat dilihat pada Gambar
3.2 berikut.
bef = s fc'

d Ac / n

h = 900 mm As

fy

300

Gambar 3.2 Lebar Efektif Pelat Beton (bef)

3.1.2 Menghitung Momen dan Gaya Lintang Akibat Berat Sendiri

Berat Pelat Lantai ¿ d × s × γ beton

¿ 0,22 ×1,5 ×24 kN /m 3


= 7,92 kN/m
Berat Gelagar Memanjang = Asumsi IWF 900.300.18.34
= 2,86 kN/m
1. Akibat Berat Sendiri Beton ( BMS BETON )
Momen dan gaya lintang akibat berat sendiri beton :
1 1
D BMS BETON = . Q BMS BETON . L= . 7,92.28=110,88 kN
2 2
¿ 110880 N
1 1
M BMS BETON = . Q BMS BETON . L2= . 7,92.28 2=776,16 kNm
8 8
¿ 776160000 Nmm
2. Akibat Berat Sendiri Baja ( BMS BAJA)
1 1
D BMS BAJA= . Q BMS BAJA . L= . 2,86. 28=40,04 kN =40040 N
2 2
1 1
M BMS BAJA = . Q BMS BAJA . L2= .2,86. 282=280,28 kNm
8 8
¿ 280280000 Nmm
3.1.3 Menghitung Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Mati Tambahan

Berat Aspal ¿ d × s × γ Aspal

¿ 0,05 m× 1,5 m×18 kN /m3


= 1,35 kN/m
Berat Genangan Air = 0,1 m× 1,5 m×10 kN /m3
= 1,5 kN/m
1. Akibat Berat Aspal ( BMT ¿¿ ASPAL)¿
1 1
D BMT ASPAL= . Q BMT ASPAL . L= . 1,35. 28=18,9 kN
2 2
¿ 18900 N
1 1
M BMT ASPAL = . Q BMT ASPAL . L2= .1,35. 282=132,3 kNm
8 8
¿ 132300000 Nmm
2. Akibat Berat Sendiri Genangan Air ( BMT ¿¿ AIR)¿
1 1
D BMT AIR= . Q BMT AIR . L= . 1,5.28=21 kN
2 2
¿ 21000 N
1 1
M BMT AIR = . Q BMT AIR . L2= . 1,5.28 2=147 kNm
8 8
¿ 147000000 Nmm

3.1.4 Menghitung Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Hidup

1. Beban Merata
L=28 m ≤30 m (bentang jembatan maksimum 30 meter)
q UDL=9 kPa=9 kN /m2
q ¿=qUDL . s=9 . 1,5=13,5 kN /m
2. Beban Garis
P KEL=49 kN /m
P¿ =PKEL . s=49 . 1,5=73,5 kN
3. Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Hidup
1 1
M ¿ = . q¿ . L 2 + . P ¿ . L
8 4
1 1
¿ .13,5 . 282+ .73,5 . 28
8 4
¿ 1837,5 kNm
¿ 1837500000 Nmm

1
D ¿ = . q¿ . L+ P¿
2
1
¿ .13,5.28+ 73,5
2
¿ 262,5 kN
¿ 262500 N

3.1.5 Menghitung Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Angin

Menghitung momen dan gaya lintang pada jembatan diakibatkan


pembebanan yang terjadi akibat beban angin. Beban angin dapat dilihat pada
Gambar 3.3 berikut.

W1

1m
1,75 m
2m

1m

1500 1500 1500 1500 1500 1500

10000

TAMPAK MELINTANG BEBAN ANGIN JEMBATAN KOMPOSIT


SKALA 1 : 50

Gambar 3.3 Pembebanan Akibat Beban Angin

Gambar 3.4 Pemodelan Pembebanan Angin


T EW =0,0012∗C W∗( V W )2 → (SNI T-02-2005)
C W =Koefisien Seret
Bangunan Atas Masif maka:
b 10
= =7,042 ≥6
d 1.42
C W =1,25 → (Tabel 27 SNI T-02-2005)
V W =Kecepatan Angin Rencana
V W =5 kmdari pantai
maka V W =35 m/s

T EW =0,0012∗C W∗( V W )2

T EW =0,0012∗1,25∗( 35 )2
T EW =1,8375 kN
Bidang vertikal yang kontak dengan angin merupakan bidang samping kendaraan
Tinggi di atas lantai jembatan h=2,00 m
Jarak antara roda kendaraan x=1,75 m
Transfer beban angin ke lantai kendaraan jembatan,
1
∗h
2
Q EW = ∗T EW
x
1
∗2
2
Q EW = ∗1,8375
1,75
Q EW =1,05 kN /m
Panjang girder, L=28 m
1 1
M w = .Q EW . L2= . 1,05 . 282=102,9 kNm
8 8
¿ 102900000 Nmm
1 1
D w = ∗Q EW∗L= ∗1,05∗28=14,7 kN
2 2
¿ 14700 N

3.1.6 Menghitung Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Gempa

Gaya gempa vertical pada balok dihitung dengan menggunakan percepatan


vertical ke bawah sebesar 0,1 g dengan g=0,10∗W t
W t =¿Berat total struktur yang berupa berat sendiri dan
beban mati tambahan

Beban Mati sendiri, BMS BTN +BJ =7,92+2,86=10,78 kN /m


Beban Mati Tambahan, BMA ASPAL+ AIR =1,35+1,5=2,85 kN /m
Beban Gempa Vertikal, BGVERTIKAL=0,10∗(BMS + BMA)
¿ 0,10∗(10,78+2,85)
¿ 1,363 kN /m
Momen dan gaya geser maksimum akibat beban gempa,
1
M EQ = ∗BGVERTIKAL∗L2 =133,574 kNm
8
1
D EQ= ∗BG VERTIKAL∗L=19,082kN
2

3.1.7 Kombinasi Pembebanan

Perencanaan menggunakan beban Ultimate pada SNI T-02-2005


Faktor beban Faktor Mome
Lintang
Beban ultimit beban layan n
(KU) (KS) kNm kN
Beban mati baja 1.1 1 280.28 40.04
Beban mati pelat 1.3 1 776.16 110.88
Beban mati tambahan 2 1 279.3 39.9
Beban lalu lintas 1.8 1 1837.5 262.5
Beban angin 1.2 1 102.9 14.7
Beban gempa 1 0 133.574 19.082
Tabel III.1 Rekapitulasi momen dan lintang.X

Tabel III.2 Kombinasi 1


Momen Lintang Momen Lintang
Beban K
kNm kNm kNm kNm
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)
Beban mati baja MS 1.1 280.28 40.04 308.308 44.044
Beban mati pelat MS 1.3 776.16 110.88 1009.008 144.144
Beban mati tambahan MA 2.0 279.30 39.90 558.6 79.8
Beban lalu lintas LL 1.8 1,837.50 262.50 3307.5 472.5
Beban angin EW 1.2 102.90 14.70 123.48 17.64
Total 5306.896 758.128
Tabel III.3 Kombinasi 2
Momen Lintang Momen Lintang
Beban K
kNm kNm kN kNm
(5)=(2)*(3
(1) (2) (3) (4) (6)=(2)*(4)
)
Beban mati baja MS 1.1 280.28 40.04 308.308 44.044
Beban mati pelat MS 1.3 776.16 110.88 1009.008 144.144
Beban mati tambahan MA 2.0 279.30 39.90 558.6 79.8
Beban lalu lintas LL 1.0 1,837.50 262.50 1837.5 262.5
Total 3713.416 530.488

Tabel III.4 Kombinasi 3


Momen Lintang Momen Lintang
Beban K
kNm kNm kN kNm
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)
Beban mati baja MS 1.1 280.28 40.04 308.308 44.044
Beban mati pelat MS 1.3 776.16 110.88 1009.008 144.144
Beban mati tambahan MA 2.0 279.30 39.90 558.6 79.8
Beban lalu lintas LL 1.0 1,837.50 262.50 1837.5 262.5
Beban angin EW 1.2 102.90 14.70 123.48 17.64
Total 3836.896 548.128

Tabel III.5 Kombinasi 4


Momen Lintang Momen Lintang
Beban K
kNm kNm kN kNm
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)
Beban mati baja MS 1.1 280.28 40.04 308.308 44.044
Beban mati pelat MS 1.3 776.16 110.88 1009.008 144.144
Beban mati tambahan MA 2.0 279.30 39.90 558.6 79.8
Beban lalu lintas LL 1.0 1,837.50 262.50 1837.5 262.5
Beban angin EW 1.0 102.90 14.70 102.9 14.7
Total 3816.316 545.188
Tabel III.6 Kombinasi 5
Momen Lintang Momen Lintang
Beban K
kNm kNm kN kNm
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)
Beban mati baja MS 1.1 280.28 40.04 308.308 44.044
Beban mati pelat MS 1.3 776.16 110.88 1009.008 144.144
Beban mati tambahan MA 2.0 279.30 39.90 558.6 79.8
Beban lalu lintas LL 1.0 1,837.50 262.50 1837.5 262.5
Beban gempa EQ 1.0 133.57 19.08 133.574 19.082
Total 3846.99 549.57

Tabel III.7 Kombinasi 6


Lintan
Momen Momen Lintang
Beban K g
kNm kNm kN kNm
(1) (2) (3) (4) (5)=(2)*(3) (6)=(2)*(4)
Beban mati baja MS 1.1 280.28 40.04 308.308 44.044
Beban mati pelat MS 1.3 776.16 110.88 1009.008 144.144
Beban mati tambahan MA 2.0 279.30 39.90 558.6 79.8
Beban angin EW 1.0 102.90 14.70 102.9 14.7
Total 1978.816 282.688

3.1.8 Perencanaan Dimensi Profil Girder

Koefisien penampang plastis untuk IWF adalah sebesar 1,12 (Khusus untuk
profil IWF).
Mutu baja : BJ. 50
Fy = 290 Mpa = 2900 kg/cm2
Fu = 500 Mpa = 5000 kg/cm2

M DL =1056,44 kNm=1056440000 Nmm


M DL 1056440000 3
Z x perlu= = =3613984,674 mm
1,12 . fy . ∅ 1,12 .290 . 0,9
¿ 3613,984674 cm3
Didapat profil IWF 900.300.18.34. Penampang profil IWF tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3.5 berikut.

tf
r

tw

h
b

Gambar 3.5 Penampang Profil IWF


Data Profil :
Zx = 10900 cm3
Zy = 1040 cm3
Jx = 498000 cm4
Jy = 15700 cm4
ix = 37 cm
iy = 6,56 cm
kg
W = 286
m
r = 28 mm
A = 364 cm 2
h = 912 mm
b = 302 mm
tf = 34mm
tw = 18 mm
3.2 Kontrol Kekuatan dan Stabilitas Penampang

3.2.1 Kekompakkan Penampang

h w =h−( 2× tf )=912−( 2 ×34 )=844 mm

hw 1680
<
t w √ fy
844 1680
<
18 √290
46,89< 98,653 → ( OK ) Kompak

3.2.2 Kelenturan Penampang

M DL
fs= ≤ fy
Zx
1056440000
fs= ≤290
10900000
fs=96,921 N /mm2 ≤290 N /mm2 → ( OK ) Lentur

3.3 Analisa Penampang Komposit (Pada Kondisi Elastis)

3.3.1 Letak Garis Netral Penampang

Letak garis netral penampang komposit ( y k ) dapat ditentukan dengan


mengetahui beberapa nilai yaitu nilai y c dan y s . Ilustrasi letak garis netral
penampang dapat dilihat pada Gambar 3.5 berikut.

yc
Ac / n d = 220 mm
yk

ys
As

h = 900 mm

Gambar 3.6 Ilustrasi Letak Garis Penampang Komposit.


Ec =4700 × √ f ' c =4700 × √ 30=25742,9602 MPa
Es 200000
n= = =7,769
E c 25742,9602
Ac=d × bef =220 ×1500=330000 mm2
Ac 330000
Aceq = = =42475,884 mm2
n 7,769
Akomposit = Aceq + As
¿ 42475,884 +364 00
¿ 78875,884 mm2
1 1
y c = × d= ×220=110mm
2 2
y s =d + ( 0,5 ×h )=220+ ( 0,5 ×900 )=670 mm
( Ac ¿ ¿ eq × y c )+ ( As × y s )=( A komposit × y k )¿
( Ac ¿ ¿ eq × y c )+( As × y s)
yk= ¿
A komposit
( 42475,884 ×110 )+ ( 364 00× 670 )
yk=
78875,884
y k =371,200mm

y k =371,200mm> d=220 mm
y k >d , maka garis netral komposit ada di baja

Garis netral penampang komposit berada di baja, maka letak garis netral
penampang dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut.

yc = 110 mm
d = 220 mm
yk = 371,200 mm

ys = 670 mm

h = 900 mm
Gambar 3.7 Garis Netral Penampang Komposit pada Baja

3.3.2 Momen Inersia Komposit (Ik)

Momen inersia komposit dapat dihitung dengan mengetahui beberapa nilai


yaitu nilai y ' c dan y ' s . Letak nilai y ' c dan y ' s dapat dilihat pada Gambar 3.7
berikut.

yc = 110 mm
d = 220 mm
yk = 371,200 mm
y'c
ys = 670 mm

y's

h = 900 mm

Gambar 3.8 Letak y ' c dan y ' s pada Penampang Komposit

y ' c = y k − y c =371,200−110=261,200mm
y ' s = y s− y k =670−371,200=304,800 mm

I k =( I c + Aceq × y' c 2 ) + ( J x + As × y ' s2 )

1 bef 3
¿ ( .
12 n )
. d + Ac eq × y ' c 2 + ( J x + As × y ' s2 )

¿ ( 121 . 7,769
1500
. 220 + 42476,509 .261,200 )
3 2

+ ( 4980000000+36400 .304,8002 )
¿ 11430925954 mm 4
3.3.3 Cek Kondisi Penampang

Kondisi penampang di cek untuk mengetahui bahwa penampang sesuai dan


aman untuk digunakan. Maka nilai f c' , Fs−¿ ¿, dan Fs+¿¿ dihitung serta tidak
diijinkan melebihi nilai mutu beton dan baja yang digunakan pada
perencanaan awal. Bidang f c' , Fs−¿ ¿, dan Fs+¿¿ dapat dilihat pada Gambar 3.8
berikut.

fc'

d = 220 mm -
yk Fs-
ys- -

h = 900 mm
ys +
+

Fs+

Gambar 3.9 Ilustrasi Bidang f c' , Fs−¿ ¿, dan Fs+¿¿ pada Penampang
Komposit

y k =371,200mm

y s−¿= y −d =371,200−220=151,200 mm¿


k

−¿=900−151,200=760,800mm ¿

y s+¿=h− y s ¿

M DL × y k
f c' = ´
→ Syarat fc ' ≤ fc
I k ×n
1056440000 ×371,200
f c' = =4,416 MPa ≤ 30 MPa→ OK
11430925954 ×7,769

−¿
ys −¿≤ fy ¿
−¿=M DL × → Syarat Fs ¿¿
Ik
Fs
1056440000 ×151,200
−¿= =13,974 MPa≤ 290 MPa→ OK ¿
11430925954
Fs

+¿
ys + ¿≤ fy ¿
+¿=M DL × →Syarat Fs ¿¿
Ik
Fs
1056440000 × 760,800
+¿= =70,313 MPa ≤290 MPa →OK ¿
11430925954
Fs

3.4 Analisa Penampang Komposit pada Kondisi Plastis

T =C
T = As × fy
Cc=0,85 × f ' c ×b ef ×a
As × fy=0,85 × f ' c × bef × a
As × fy
a=
0,85× f ' c × bef
36400× 290
¿
0,85× 30 ×1500
¿ 275,97 mm

275,97 mm>220 mm → garis netral plastis berada di baja (web)

C c =0 , 85∗f ' c∗beff ∗tc


C c =0,85∗30∗1500∗220
C c =8415000
As f y −0,85 f ' c b e t c
C s=
2
36400∗290−0,85∗30∗1500∗220
¿
2
¿ 1070500
Mp=C c d '2 +C s d 2
dengan :
tc
d '2=( h+tc )− y −
2
220
d '2=( 912+ 220 )−230,12−
2
d '2=791,88 mm
d }2 =h-y-y ¿
d }2 =912-230,12-29,8¿
d }2 =651,99 m ¿

h+tc−a−tf b∗tf ∗tf

y=
( tw∗( h+tc−a−tf )∗ (( 2 ) ))
+tf +(
2
)

( ( tw∗( ( h+tc ) −a−tf ) ) + ( b∗tf ) )


y=230,12mm
b∗tf ∗t f a−tc−t f

y '=
2 ( )
+(tw∗( a∗tc∗tf )∗ tf +
2
)( )
( b∗tf ) +(tw∗( a∗tc∗tf ))
y ' =29,89 mm
Mp=C c d '2 +C s d 2
Mp=8415000∗791,88+1070500∗651,99
Mp=7361587949 Nmm
Mu=5306896000 Nmm
Cek
M u total < ∅ × M p
5306896000<0,85 ×7361587949
5306896000 Nmm<6257349757 Nmm → ( OK ) Aman

Dari perhitungan dapat diketahui bahwa garis netral plastis penampang


komposit berada di baja (Web). Garis netral plastis di baja (Web) dapat
dilihat pada Gambar 3.10 berikut.
bef 0,85 fc'

tc Cc

34 a Cs y'
d2'
d2"

T
d

fy fy

Gambar 3.10 Garis Netral Plastis Berada di Daerah Baja (Web)


3.5 Perencanaan Kebutuhan Shear Connector (SC)
Composite action antara baja dan beton memerlukan adanya penghubung
antara kedua macam bahan tersebut. Penghubung ini berfungsi untuk
memindahkan gaya geser dari beton ke baja, karena itu disebut juga
penghubung geser atau shear connector.

Selain itu shear connector tersebut berfungsi pula untuk menahan agar tidak
terjadi perpindahan vertikal antara kedua bahan tersebut.

Shear connector ini terdapat beberapa jenis. Pada jembatan komposit ini
digunakan Shear Connector Flexible.

Dipakai 2 buah paku (n=2)


Tinggi Stud (H) = 15 cm = 150 mm
Diameter Stud (d) = 16 mm = 1,6 cm
Diameter Kepala Stud (HD) = 3,17 cm
Tinggi Kepala Stud (HT) = 0,95 cm

Stud yang digunakan dalam jembatan komposit ini dapat dilihat pada Gambar
3.11 berikut.
HD

HT

Gambar 3.11 Penampang Stud Connector


Perhitungan shear connector menggunakan stud connector dapat dihitung
sebagai berikut.
H 150
= =9,375mm ≥ 5,5
d 16
Q=55 × d 2 × √ f ' c=55 ×(1,6)2 × √300=2438,728 kg
Qtotal =n× Q
¿ 2 ×2438,728
¿ 4877,455 kg

D u total=758128 N =75812,8 kg

I komposit =11430925954 mm4 =1143092,595 cm4


d=220 mm=22 cm
n=7,769

1 1
st = × f ' c × d c = ×300 ×22=849,518 cm3
n 7,769
st
q= ×D
I komposit
849,518
¿ ×75812,8
1143092,595
¿ 56,342 kg/cm

Maka, jarak antar stud connector dapat dihitung sebagai berikut.


Q total 4877,455
s= = =86,568 cm
q 56,342

Syarat ,
s ≤50 cm
86,568 cm ≤50 cm

Karena jarak antar shear connector yang dihitung lebih dari syarat yaitu 50
cm, maka digunakan jarak maksimum yaitu 50 cm untuk stud connector pada
jembatan komposit ini. Letak stud connector pada profil baja IWF yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut.
HD

H
HT

d
STUD CONNECTOR

PROFIL BAJA IWF

Gambar 3.12 Letak Stud Connector pada Profil Baja IWF


Sementara tampak atas letak stud connector pada profil baja IWF yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.12 berikut.

STUD CONNECTOR

302
s = 50 cm PROFIL BAJA IWF

Gambar 3.13 Tampak Atas Letak Stud Connector pada Profil Baja IWF
Jembatan Komposit

Gambar shear connector lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran di bagian
akhir tugas besar ini.
3.6 Pelat Lantai

A. Data Material
Data teknis material yang diperlukan dalam merancang pelat lantai kendaraan
adalah sebagai berikut:
 Tebal selimut beton (sb) = 40 mm
 Tebal aspal = 0,05 m
 Tebal genangan air = 0,10 m
 Berat isi beton (Bj beton) = 25 kN/m3
 Berat isi aspal (Bj aspal) = 22 kN/m3
 Berat isi air (Bj air) = 9,8 kN/m3
 Mutu beton (fc’) = 30 MPa
 Mutu baja tulangan (fy) = 400 MPa
A. Dimensi Pelat Lantai Kendaraan
1. Tebal Pelat
Tebal minimum (ts) pelat lantai harus memenuhi kriteria yang sudah
dijelaskan di subbab II.3.2 pada laporan ini. Perhitungan tebal pelat lantai
sebagai berikut:
l=1,5 mts ≥100+ ( 40 ×1,5 )ts ≥160 mm
Oleh karena itu, tebal pelat lantai kendaraan yang direncanakan harus lebih
besar dari 160 mm maka tebal yang direncanakan adalah 220 mm (h).
2. Jenis Pelat Lantai
l 3,5
l y =3,5 ml x =1,5 m y = =2,332,33>2
l x 1,5
Maka pelat dianggap bekerja 1 arah
3. Gaya yang Bekerja
Gaya yang bekerja pada pelat lantai dimodelkan dengan mengmbil lebar pelat
sebesar 1 meter dan membuat pelat menjadi balok. Pemodelan dilakukan
dengan memodelkan balok pada software SAP2000. Berikut adalah
pemodelan pelat lantai yang dilakukan.
Gambar 3.14 Pemodelan Pelat Lantai Pada SAP2000

Setelah dimodelkan kemudian dilakukan penempatan beban sesuai butir 1.2.2


kemudian didapat gaya – gaya dalam yang bekerja sebagai berikut
Didapat Momen Max (Mmax) dan Lintang Max (Dmax) yang bekerja adalah
Mmax sebesar 7175843,4 Nmm dan Dmax sebesar 86,11 kN.

4. Penulangan
 Penulangan akibat lentur

Gambar 3.15 Penampang, Regangan, dan Tegangan Pelat Lantai

Asumsi jumlah tulangan 12 buah, dengan 6 tul.tekan, dan 6 tul.tarik dengan


menggunakan tulangan diameter 16 mm.
d ' =sb+0,5 D . tul

d ' =40+0,5 ×16 mmd ' =48 mm

d=h−sb−0,5 D. tul
d=220−40−(0,5 ×16 mm)d=172mm
Jumlah tulangan tekan dengan tulangan Tarik sama, maka tulangan tekan
pasti belum leleh, sehingga
f s' < fy → ε s ' <ε y
Koreksi terhadap nilai a dan fs’
a
−d'
'
ε s=
c −d
( )
c
'
c=
a
× 0,003 β s
1
ε '
=
β 1
a
β1
( )
×0,003 '
ε s= 1−
d ' . β1
a (
× 0,003 )
d ' . β1 d' . β1
' ' '
f s=ε s × Es ε s= 1− (a ) '
× 0,003× 200000ε s=600 × 1−
a ( )
Dengan keseimbangan gaya horizointal, maka

∑ H =0C c+C ' s=T s0,85. f ' c . a . b+ A s' . f s ' =As . fy

1
0,85.30 . a .1000+ 6.
(() 4 )
. π . D2 × ¿25500. a2 +241371,43. a−29543862,9=0

a 2+ 9,47.a−1158,58=0a 1,2=−9,4655 ± √ ¿ ¿ ¿a 1=29,63mma 2=−39,10 mm


Jadi nilai a = 29,63 mm
a 29,63
c= = =34,86 mm< d ' =48 mm , maka garis netral maka garis netral
β 1 0,85
berada di selimut beton, maka tulangan tekan berfungsi sebagai tulangan
tarik. Sehingga diagram regangan pelat lantai kendaraan seperti pada gambar.

Gambar 3.16 Diagram Regangan dan Tegangan Pelat Lantai

Berdasarkan diagram regangan pada gambar di atas, maka:

ε 's εc ' d ' −c 48−34,86


'
d −c c
= ε s =
c ( ) '
. ε cε s= (
34,86 )
. 0,003=0,00113 f ' s=ε ' s × Es

f ' s=0,00113 × 200000f ' s=226,116 MPa< 400 MPa, OK!!

 Kontrol Daktilitas atau Rasio Penulangan


Rasio Penulangan Minimum (ρmin)

ρmin = √ f ' c = √ 30 =0,0034 ; atau ρmin =


1,0
=
1
=0,0025
4 × fy 4 × 400 fy 400
Jadi nilai ρmin yang digunakan adalah 0,0034
Rasio Penulangan Maksimum (ρmaks)
'
f s'
' 0,85. f c . β 1 600
ρmaks =0,75× ρb + ρ . ρb = ×
fy fy 600+ fy

1
0,85.30 .0,85 600 ' 6. π . 162
ρb = × =0,033 ' A s 4
400 600+ 400 ρ= = =0,00702
b . d 1000.172

226,259
ρmaks =0,75× 0,033+0,00702. =0,0284
400
Rasio Penulangan Terpasang (ρaktual)
1
As 6. π .16 2
ρaktual = 4 ρaktual =0,00702ρmin < ρaktual < ρmaks
b . d ρaktual =
1000.172
0,0025<0,00 702<0,02 84
Rasio tulangan sudah memenuhi syarat
 Nilai Momen Nominal (Mn)
Nilai momen nominal yang terjadi adalah sebagai berikut,

Mn=Cc∗ d− ( a2 )Mn=0,85. f c . a . b .(d − a2 )


'

29,63
Mn=0,85.30 .29,63.1000 . 172− ( 2 )Mn=118773088,9 Nmm

Maka , ɸMn =0,8 ×118773088,9=95018471,1 NmmMu=7175843,35 Nmm


ɸMn > Mu OK!!
 Kontrol Penempatan Tulangan
Jarak minimum antar tulangan dalam satu lapis diambil nilai paling kecil dari:
 1,5 × Dia . Agregat kasar=1,5 ×19=28,5 mm
 1,5 × Dia Tulangan Utama=1,5 ×16=24 mm
 40 mm
1000
Jarak antar tulangan dalam satu lapis ¿ =166,67 150 mm> 40 mm OK!!
6
Sehingga tulangan yang digunakan adalah D16 – 150 mm dengan ilustrasi
penempatan tulangan utama pelat dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.17 Ilustrasi Penempatan Tulangan Lentur Pada Pelat Lantai

 Tulangan Pembagi
Tulangan pembagi pada pelat yaitu, tulangan lentur sejajar lalulintas.
Menurut RSNI T-12-2004 menyatakan bahwa tulangan lentur sejajar
lalulintas ditentukan dengan persentase dari luas tulangan lentur utama.
Perhitungan persentase luas tulangan pembagi adalah sebagai berikut:
55 55
Persentase= = =44,907 % 30 % ≤ 44,907 % ≤50 % OK!!
√ l √ 1,5
persentase tulangan pembagi dapat digunakan, maka:
1
Astul. pembagi= As × 44,907 % Astul. pembagi=6. π . 162 × 44,907 %
4

Astul. pembagi=1206,37 × 44,907 % Astul. pembagi=541,967 m m2

Diameter tulangan pembagi direncanakan 13 mm, maka jarak maksimum


antar tulangan adalah sebagai berikut:
1 2 1
. π × ( dia . tul ) ×b . π × (13 )2 ×1000
4 4 s=245,007 200 mm
s= s=
As tul. pembagi 541,967
Maka Tulangan Pembagi yang dipakai adalah D13-200 mm

 Penulangan Geser Lentur


1 ' 1
Vu=86110 N Vc= × √ f c ×b × dVc= × √30 ×1000 ×172
6 6

Vc=157013,7998 N ɸVc =0,7 ×157013,7998=109909,659 N Vu< ɸVc


86110 N <109909,659 N …OK!!
Maka Pelat tidak memerlukan tulangan geser.

Anda mungkin juga menyukai