Anda di halaman 1dari 9

PRELIMINARY DESIGN

PERANCANGAN BANGUNAN GEDUNG

1.1. Alur Perencanaan Preliminary Design


1. Menentukan dimensi panjang serta lebar balok, yaitu balok induk, dan balok anak,
menggunakan SNI 2847:2019
2. Menentukan jenis pelat satu arah atau dua arah, lalu menentukan tebal pelatnya sesuai
dengan SNI 2847:2019
3. Menghitung pembebanan yang terjadi pada kolom, lalu menentukan dimensi panjang
serta lebar kolom
4. Penentuan dimensi kolom

1.2. Data Umum Perencanaan


1. Data Umum Bangunan
 Fungsi : Perkantoran
 Jumlah lantai : 5 Lantai
 Lokasi : Padang, Sumatera Barat
 Tinggi Bangunan : +20 meter
 Struktur Bangunan : Beton Bertulang
2. Data Material (Elemen Pelat dan Balok)
 Mutu Beton (fc’) : 25 mpa
 Tulangan Longitudinal (Fy): 420 mpa (BJTS 420A)
 Tulangan Transversal (Fy) : 280 mpa (BJTS 280)
3. Data Material (Elemen Kolom)
 Mutu Beton (fc’) : 40 mpa
 Tulangan Longitudinal (Fy): 420 mpa (BJTS 420A)
 Tulangan Transversal (Fy) : 280 mpa (BJTS 280)
1.3. Perencanaan Balok
1. Perencanaan Balok Induk

Tinggi balok akan ditentukan berdasarkan SNI 2847:2019 Tabel 9.3.1.1. dengan kondisi
perlekatan sederhana, yaitu:
L
hmin=
16
Lebar balok akan ditentukan berdasarkan SNI 2847:2019 Pasal 18.6.2.1., yaitu:
lebar penampang balok harus sekurangnya nilai terkecil dari 0,3h dan 250 mm.
Keterangan:
h = Tinggi minimum balok
b = Lebar balok
L = Panjang bentang balok
Perencanaan balok juga harus mempertimbangkan syarat pada SNI 2847:2019, Pasal
18.6.2.1., yaitu:
ln> 4 d
Balok induk terpanjang yang direncanakan memiliki bentang 7,6 m
L = 7,6 m = 760 cm
L 760
hmin= = =47,5 cm
16 16
h pakai = 50 cm
dan
b min 1=0,3 h=15 cm
b min 2=25 cm
b pakai=40 cm
Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk menghitung
persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu:
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm
Ukuran Kolom (c1) : 500 mm
Ukuran Kolom (c2) : 500 mm
dl
d=h−c−ds− =42,75 cm
2
4 d=171 cm
c1 c 2 50 50
ln =L− − =760− − =710 cm
2 2 2 2
ln> 4 d … OK !
Lebar balok pakai sudah memenuhi syarat sehingga dimensi balok BI yang akan
digunakan adalah (40/50).
2. Perencanaan Balok Anak
Tinggi balok akan ditentukan berdasarkan SNI 2847:2019 Tabel 9.3.1.1. dengan kondisi
menerus dua sisi, yaitu:

L 600
hmin= = =28,6 cm
21 21
h pakai = 30 cm
dan
b min 1=0,3 h=15 cm
b min 2=25 cm
b pakai=15 cm
Lebar balok pakai sudah memenuhi syarat sehingga dimensi balok BA yang akan
digunakan adalah (15/30).

1.4. Perencanaan Kolom


1. Data Perencanaan
 Tebal pelat : 15 cm
 Tinggi setiap lantai :4m
 Dimensi kolom awal lt.1-5 : 60 cm x 60 cm
 Mutu beton (fc’) : 40 mpa
 Tulangan Longitudinal (Fy) : 13D19
 Tulangan Transversal (Fy) : 280 Mpa (BJTS 280)

Perencanaan dimensi kolom harus memperhitungkan semua beban aksial yang terjadi
pada setiap kolom. Beban yang digunakan untuk penentuan dimensi kolom diambil dari
beban terbesar pada seperempat bentang terpanjang di setiap lantai.

1.4.1 Desain Longitudinal


Pasal Referensi
Parameter Persamaan Satuan Nilai
SNI 2847:2013 SNI 2847:2019
Properti Material dan Penampang
Panjang/Tinggi Kolom, L Input mm 4000
Sisi Pendek Kolom, b Input mm 600
Sisi Panjang Kolom, h Input mm 600
Diameter Tulangan Longitudinal, db Input mm 19
Diameter Tulangan Sengkang, ds Input mm 10
Selimut Bersih, cc Input mm 40
Kuat Tekan Beton, fc' Input MPa 40
Kuat Leleh Baja Tulangan, fy Input MPa 280
Tinggi Balok, hb Input mm 500
Ln L - hb mm 3500
Syarat Gaya dan Geometri
Tidak dipersyaratkan.
Syarat Gaya Aksial 21.6.1 Pu > 0.1 Ag fc' ? OK
Baca R18.7.1
Syarat Sisi Terpendek 21.6.1.1 18.7.2.1 b >= 300 mm ? OK
Syarat Rasio Dimensi Penampang 21.6.1.2 18.7.2.1 b/h >= 0.4 ? OK
Pengecekan Terhadap Gaya Dalam Aksial-Lentur (Menggunakan PCA Column, atau SP Column, atau CSI Column, dll.)
Jumlah Tulangan, n Input 13
n *π/4 *db
2 2
Luas Tulangan Longitudinal, As mm 3685.9
Rasio Tulangan, ρ As / (b * h) 1.02%
Cek ρmin dan ρmax 21.6.3.1 18.7.4.1 1% <= ρ <= 6% OK
Pengecekan Strong Column - Weak Beam (SCWB)
Momen Nominal Kolom, Mnc Input (nilai terkecil) kN m 402.078
-
Mn Tumpuan Balok Input kN m 376.909
+
Mn Tumpuan Balok Input kN m 235.860
- +
Cek SCWB 21.6.2.2 18.7.3.2 2 * Mnc >= 1.2 * (Mn + Mn ) OK

1.5. Perencanaan Pelat


Tebal minimum untuk pelat dua arah ditentukan berdasarkan pada SNI 2847:2019 Pasal
8.3.1.1.
Tugas ini menggunakan 𝑓𝑦 = 280 𝑀𝑃𝑎 dan pelat merupakan panel interior. Pelat yang akan
direncanakan yaitu pelat dengan ukuran 6 m x 3 m.

ln 600
Tebal minimum= = =16,66 cm≈ 17 cm
33 36
1.6. Respon Spektrum
Berdasarkan SNI 1726:2019, pembebanan gempa untuk bangunan sistem ganda yang terletak
di Padang memiliki parameter sebagai berikut:
Parameter Respons Spektra

Kategori risiko II
Faktor keutamaan Ie 1
Klasifikasi situs SD (Tanah Sedang)
Percepatan gempa MCEr terpetakan untuk periode pendek Ss 1.012
Percepatan gempa MCEr terpetakan untuk periode 1 detik S1 0.443
Faktor amplifikasi periode pendek Fa 1.1
Faktor amplifikasi periode 1 detik Fv 1.9
Percepatan pada periode pendek Sms 1.113
Percepatan pada periode 1 detik Sm1 0.842
Percepatan desain pada periode pendek Sds 0.742
Percepatan desain pada periode 1 detik Sd1 0.561
Kategori desain seismik KDS D
To 0.151
Parameter periode
Ts 0.756
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)

Faktor koefisien modifikasi R 8


Faktor kuat lebih sistem Ωo 3
Faktor pembesaran defleksi Cd 5.5

1.7. Pembebanan
1. Beban mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading
gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan
terpasang lain termasuk berat derek dan sistem pengangkut material.
Beban mati yang digunakan akan disesuaikan dengan peraturan PPIUG 1983.
 Beton : 2200 kg/m3
 Beton bertulang : 2400 kg/m3
 Tegel/ubin : 24 kg/m2
 Spesi : 21 kg/m2
 Penggantung plafond : 11 kg/m2
 Plafond :7 kg/m2
 Ducting and plumbing : 30 kg/m2

DAK BETON

Jenis Beban Beban (Kg/m2)


Spesi 21
Plafon 7
Penggantung plafon 11
MEP 30
TOTAL 69
PLAT LANTAI
Spesi 21
Plafon 7
Penggantung plafon 11
Keramik 24
TOTAL 63
2. Beban hidup yang digunakan disesuaikan dengan SNI 1727:2020 tentang beban desain
minimum dan kriteria terkait untuk bangunan gedung dan struktur lain.
 Beban hujan : 20 kg/m2
 Beban atap : 96 kg/m2

NO RUANGAN BEBAN SATUAN


1 LOBBY 4.79 KN/m2
2 KORIDOR LANTAI PERTAMA 4.79 KN/m2
3 KANTOR 2.40 KN/m2
4 KORIDOR DI ATAS LANTAI PERTAMA 3.83 KN/m2
5 TANGGA 4.79 KN/m2
6 RESTORAN 7,18 KN/m2
7 MUSHALLA 4,79 KN/m2
8 RUANG RAPAT 2,4 KN/m2
9 LIFT MACHINE 7,18 KN/m2
10 TOILET 2,87 KN/m2

3. Beban gempa yang digunakan akan disesuaikan dengan SNI 1726:2019 tentang tata cara
perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan nongedung.

1.8. Pembebanan
Kombinasi pembebanan direncanakan sesuai dengan SNI 1727:2020
Input
SDS 0.742
ρ 1.3
Kombinasi Pembebanan Dasar
1.4 D
1.2 D + 1.6 L + 0.5 Lr + 0.5 R
1.2 D + 1.6 Lr + 1.6 R + 1.0 L + 0.5 W
1.2 D + 1.0 W + 1.0 L + 0.5 Lr + 0.5 R
0.9 D + 1.0 W
Kombinasi Pembebanan dengan Beban Seismik
1.2 D + 1.0 Ev + 1.0 Eh + 1.0 L
0.9 D - 1.0 Ev + 1.0 Eh
Pengaruh beban seismik horizontal Eh=ρ Q E
Pengaruh beban seismik vertikal Ev=0.2 S DS D

1.9. Output Etabs


1.10. Diagram Gaya Dalam
1. Akibat Beban Mati

Diagram momen
Diagram gaya geser

Diagram gaya aksial

2. Akibat Beban Hidup

Diagram momen
Diagram gaya geser

Diagram gaya aksial

Anda mungkin juga menyukai