Tinggi balok akan ditentukan berdasarkan SNI 2847:2019 Tabel 9.3.1.1. dengan kondisi
perlekatan sederhana, yaitu:
L
hmin=
16
Lebar balok akan ditentukan berdasarkan SNI 2847:2019 Pasal 18.6.2.1., yaitu:
lebar penampang balok harus sekurangnya nilai terkecil dari 0,3h dan 250 mm.
Keterangan:
h = Tinggi minimum balok
b = Lebar balok
L = Panjang bentang balok
Perencanaan balok juga harus mempertimbangkan syarat pada SNI 2847:2019, Pasal
18.6.2.1., yaitu:
ln> 4 d
Balok induk terpanjang yang direncanakan memiliki bentang 7,6 m
L = 7,6 m = 760 cm
L 760
hmin= = =47,5 cm
16 16
h pakai = 50 cm
dan
b min 1=0,3 h=15 cm
b min 2=25 cm
b pakai=40 cm
Ukuran diameter tulangan balok dan kolom akan diasumsikan untuk menghitung
persyaratan balok sesuai SNI 2847:2019, yaitu:
Tulangan Longitudinal (dl) : 19 mm
Tulangan Sengkang (ds) : 13 mm
Ukuran Kolom (c1) : 500 mm
Ukuran Kolom (c2) : 500 mm
dl
d=h−c−ds− =42,75 cm
2
4 d=171 cm
c1 c 2 50 50
ln =L− − =760− − =710 cm
2 2 2 2
ln> 4 d … OK !
Lebar balok pakai sudah memenuhi syarat sehingga dimensi balok BI yang akan
digunakan adalah (40/50).
2. Perencanaan Balok Anak
Tinggi balok akan ditentukan berdasarkan SNI 2847:2019 Tabel 9.3.1.1. dengan kondisi
menerus dua sisi, yaitu:
L 600
hmin= = =28,6 cm
21 21
h pakai = 30 cm
dan
b min 1=0,3 h=15 cm
b min 2=25 cm
b pakai=15 cm
Lebar balok pakai sudah memenuhi syarat sehingga dimensi balok BA yang akan
digunakan adalah (15/30).
Perencanaan dimensi kolom harus memperhitungkan semua beban aksial yang terjadi
pada setiap kolom. Beban yang digunakan untuk penentuan dimensi kolom diambil dari
beban terbesar pada seperempat bentang terpanjang di setiap lantai.
ln 600
Tebal minimum= = =16,66 cm≈ 17 cm
33 36
1.6. Respon Spektrum
Berdasarkan SNI 1726:2019, pembebanan gempa untuk bangunan sistem ganda yang terletak
di Padang memiliki parameter sebagai berikut:
Parameter Respons Spektra
Kategori risiko II
Faktor keutamaan Ie 1
Klasifikasi situs SD (Tanah Sedang)
Percepatan gempa MCEr terpetakan untuk periode pendek Ss 1.012
Percepatan gempa MCEr terpetakan untuk periode 1 detik S1 0.443
Faktor amplifikasi periode pendek Fa 1.1
Faktor amplifikasi periode 1 detik Fv 1.9
Percepatan pada periode pendek Sms 1.113
Percepatan pada periode 1 detik Sm1 0.842
Percepatan desain pada periode pendek Sds 0.742
Percepatan desain pada periode 1 detik Sd1 0.561
Kategori desain seismik KDS D
To 0.151
Parameter periode
Ts 0.756
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
1.7. Pembebanan
1. Beban mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading
gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan
terpasang lain termasuk berat derek dan sistem pengangkut material.
Beban mati yang digunakan akan disesuaikan dengan peraturan PPIUG 1983.
Beton : 2200 kg/m3
Beton bertulang : 2400 kg/m3
Tegel/ubin : 24 kg/m2
Spesi : 21 kg/m2
Penggantung plafond : 11 kg/m2
Plafond :7 kg/m2
Ducting and plumbing : 30 kg/m2
DAK BETON
3. Beban gempa yang digunakan akan disesuaikan dengan SNI 1726:2019 tentang tata cara
perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan nongedung.
1.8. Pembebanan
Kombinasi pembebanan direncanakan sesuai dengan SNI 1727:2020
Input
SDS 0.742
ρ 1.3
Kombinasi Pembebanan Dasar
1.4 D
1.2 D + 1.6 L + 0.5 Lr + 0.5 R
1.2 D + 1.6 Lr + 1.6 R + 1.0 L + 0.5 W
1.2 D + 1.0 W + 1.0 L + 0.5 Lr + 0.5 R
0.9 D + 1.0 W
Kombinasi Pembebanan dengan Beban Seismik
1.2 D + 1.0 Ev + 1.0 Eh + 1.0 L
0.9 D - 1.0 Ev + 1.0 Eh
Pengaruh beban seismik horizontal Eh=ρ Q E
Pengaruh beban seismik vertikal Ev=0.2 S DS D
Diagram momen
Diagram gaya geser
Diagram momen
Diagram gaya geser