Anda di halaman 1dari 38

Soal 1 ( dinding Penahan Tanah )

Posted: 14 Agustus 2011 in DINDING PENAHAN TANAH


5

SOAL 1

Diketahui suatu  struktur dinding penahan dan batu kali ( gravity wall ) dengan pembebanan dan
profil lapisan tanah seperti pada gambar di bawah ini sebagai salah satu solusi untu keadaan
sebenarnya di lapangan di bawah ini.

KETENTUAN :

H1        = 3,00 m          B1        = 2,50 m                      Tanah I ( urug )           Tanah II ( asli)

H2        = 4,00 m          B2        = 0,50 m                      c1         = 0 kN/m           c2         = 10 kN/m

H3        = 1,50 m          B3        = 0,50 m                      Ø1        = 30º                    Ø2        = 30º

H4        = 3,00 m          B4        = 1,50 m                      γ1         = 20 kN/m3       γ2         = 18 kN/m3

q          = 10 kN/m2

DIMINTA :

Analisis konstruksi tersebut terhadap :

1. Stabilitas Geser
2. Stabilitas Guling, dan
3. Stabilitas daya dukung tanah
4. Gambarkan konstruksi tersebut ( skala 1 : 50 ) beserta sistem drainase pada dinding.

PENYELESAIAN :
Berat Dinding Penahan Tanah dan Beton di atasnya

Bidang 1

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W1     = ½ . a . t . γ

= ½ . 0,50 . 7,00 . 25

= 43,75 kN/m

Bidang 2

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W2     = p . l . γ

= 7,00 . 0,50 . 25

= 87,5 kN/m

Bidang 3

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W3     = p . l . γ

= 5,00 . 1,50 . 25

= 187,5 kN/m

Bidang 4
W4     = p . l . γ

= 3,00 . 2,50 . 20

= 150 kN/m

Bidang 5

W5     = p . l . ( γ1 – γw )

= 4,00 . 2,50 . ( 20 – 10 )

= 100 kN/m

Beban Akibat Beban Merata

W      = q . L

= 10 kN/m2 x 2,50 m

= 25 KN/m

Jarak Beban Terhadap Ujung Dinding Penahan ( di titik O )

1. x1         = ( ⅔ . 0,50 ) + 1,50                                      = 1,833 m


2. x2       = ( ½ . 0,50 ) + 0,50 + 1,50                     = 2,25 m
3. x3         = ( ½ . 5,00 )                                                   = 2,50 m
4. x4       = ( ½ . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50      = 3,75 m
5. x5       = ( ½ . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50      = 3,75 m
6. x         = ( ½ . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50      = 3,75 m

Momen Terhadap Ujung Dinding Penahan ( Titik O )

M1     = W1 . x1

= 43,75 . 1,833

= 80,19375 kN

M2     = W2 . x2

= 87,5 . 2,25

= 196,875 kN

M3     = W3 . x3
= 187,5 . 2,50

= 468,75 kN

M4     = W4 . x4

= 150 . 3,75

= 562,5 kN

M5     = W5 . x5

= 100 . 3,75

= 375 kN

M6     = W6 . x6

= 25 . 3,75

= 93,75 kN

Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Momen Akibat Gaya Vertikal

Koefisien Tekanan Aktif ( Ka )


Koefisien Tekanan Tanah Pasif ( Kp )

Tekanan Tanah Aktif ( Pa )

Pa1     = Ka . q . H

= ⅓ . 10 8,50

= 28,333 kN

Pa2     = Ka . γ1 . H1 . ( H2 + H3 )

= ⅓ . 20 . 3,00 . ( 4,00 + 1,50 )

= 120 kN

Pa3     = ½ . Ka . γ’ . ( H2 + H3 )2

= ½ . ⅓ . ( 20 – 10 ) . ( 4,00 + 1,50 )2

= 50,4167 kN

Pa4     = ½ . γw . ( H2 + H3 )2

= ½ . 10 . ( 4,00 + 1,50 )2

= 151,25 kN

Pa5     = ½ . Ka . γ1 . ( H1 )2

= ½ . ⅓ . 20 . ( 3,00 )2

= 30 kN

Σ Pa     = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5

= 28,333 + 120 + 50,4167 + 151,25 + 30

= 379,9997 kN
Tekanan Tanah Pasif ( Pp )

Pp             = ½ . Kp . γ . ( H4 )2

= ½ . 3. 20 . ( 3,00 )2

= 270 kN

Jarak  l  Lengan Terhadap Titik  O

l1          = ½ . H                            = ½ . 8,50                                      = 4,25 m

l2          = ½ . ( H2 + H3 )          = ½ . 4,00 . 1,50                         = 3,00 m

l3       = ⅓ . (H2 + H3 )            = ⅓ . 4,00 . 1,50                           = 2,00 m

l4       = ⅓ . (H2 + H3 )            = ⅓ . 4,00 . 1,50                           = 2,00 m

l5       = ( ⅓ . H1 ) + H2 + H3 = ( ⅓ . 3,00 ) + 4,00 + 1,50     = 6,50 m

l6       = ⅓ . H4                           = ⅓ . 3,00                                        = 1,00 m

Tabel 1.2 Gaya – Gaya Horizontal & Perhitungan Momen

Tabel 1.3 Gaya Horizontal Akibat Tekanan Pasif

Jumlah Gaya – Gaya Horizontal

Σ Ph          = Σ Pa – Σ Pp

= 379,9997 – 270,0

= 109,9997 kN

Momen yang Mengakibatkan Penggulingan


Σ Mg        = Σ Ma – Σ Mp

= 1078,749 – 270,0

= 808,749 kN

Menghitung Stabilitas Terhadap Penggeseran

Tahanan geser pada dinding sepanjang B = 5,00 m, dihitung dengan menganggap dasar dinding
sangat kasar. Sehingga sudut geser δb = ϕ2 dan adhesi cd = c2.

Untuk tanah c – ϕ ( ϕ > 0 , dan c > 0 )

Σ Rh = cd . B + W tan δb

Dengan                 Σ Rh    = tahanan dinding penahan tanah terhadap penggeseran

cd         = adhesi antara tanah dan dasar dinding

B         = lebar pondasi ( m )

W        = berat total dinding penahan dan tanah diatas plat pondasi

δb         = sudut geser antara tanah dan dasar pondasi

Σ Rh         = cd . B + W tan δb

= ( 10 kN/m . 5,00 m ) + 593,75 kN/m . tan 30º

= 50 kN/m + 342,8017 kN/m

= 392,8017 kN/m

= 3,5709 ≥ 1,5 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ( dimensi tidak perlu diperbesar )

Dimana :

Fgs      = faktor aman terhadap penggeseran


Σ Ph     = jumlah gaya – gaya horizontal

Menghitung Stabilitas Terhadap Penggulingan

Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah dibelakang dinding penahan, cenderung
menggulingkan dinding, dengan pusat rotasi terletak pada ujung kaki depan dinding penahan
tanah.

= 1,647 ≥ 1,5 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ( dimensi tidak perlu diperbesar )

Dimana :          Fgl       = Faktor aman terhadap penggulingan

Σ Mw  = Jumlah momen yang melawan penggulingan

Σ Ma    = Jumlah momen yang menyebabkan penggulingan

Karena faktor aman konstruksi dinding penahan tanah terhadap geser dan guling lebih dari 1,5

( ≥ 1,5 ), maka dimensi konstruksi  sudah aman dan tidak perlu diperbesar.

Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Daya Dukung Tanah

Dalam hal ini akan digunakan persamaan Hansen pada perhitungan, dengan menganggap
pondasi terletak di permukaan.

Eksentrisitas ( e )
Lebar Efektif ( B’ )   = B – 2e

= 5,00 – ( 2 x 1,324 ) m

= 2,352 m

A’        = B’ x 1

= 2,352 x 1

= 2,352 m2

Gaya – Gaya yang ada pada dinding

 Gaya horizontal           = 1078,749 kN/m


 Gaya vertikal               = 593,75 kN/m

Faktor Kemiringan Beban

= 0,707

Berdasarkan tabel : ( untuk ϕ = 30º )

Nc       = 30,14

Nq       = 18,40
Nγ       = 15,07

= 0,690

= 0,718

Kapasitas Dukung Ultimit untuk Pondasi di permukaan menurut Hansen :

Df        = 0

dc        = dq     = dγ

Sc        = Sq     = Sγ

Didapat :

qu        = iq . C . Nc + iy . 0,5 . B’ . γ2 . Nγ

= 0,707 . 10 . 30,14 + 0,718 . 0,5 . 2,352 . 18 . 15,07

= 213,0898 + 229,043

= 442,1328 kN/m2

Bila dihitung berdasarkan lebar pondasi efektif, yaitu tekanan pondasi ke tanah dasar terbagi rata
secara sama, maka

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas daya dukung tanah :


Atau dapat pula dihitung dengan kapasitas berdasar distribusi tekanan kontak antara tanah dasar
pondasi dianggap linear.
Menghitung Berat Dinding Penahan Tanah
(Gravity Wall)
0 Geoteknik 10:38
Berat sendiri dinding penahan tanah dihitung dengan cara mengalikan volume dalam (m3)
dengan berat jenis pasangan batu kali (kN/m3). Dari desain dinding penahan tanah maka
distibusi bebannya dapat dilihat seperti di bawah ini :

 Dari gambar di atas maka dapat dihitung :


Bidang 1

Bidang 2
Bidang 3

Bidang 4

Bidang 5
TYPE DINDING PENAHAN TANAH
PNPM Mandiri Perkotaan Kalimantan Timur

Pedoman  perencanaan  dinding  penahan  tanah  sederhana  untuk  masyarakat  dirasa  masih  sangat 
kurang,  untuk  itu saya  mencoba  membuat  pedoman  penentuan  dimensi  dinding  penahan  tanah 
dengan  tujuan  agar  tidak  terlalu menyimpang dari ketentuan teknik. Mungkin pedoman ini masih
sangat sederhana sekali, mohon kepada semua pihak yang peduli untuk melengkapinya.  Untuk dinding
penahan tanah pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP) yang
direncanakan sendiri oleh masyarakat hanya diijinkan pada lereng/tebing dengan ketinggian maksimum
1,50 meter dari muka  tanah  dan  kedalaman  galian  dinding  penahan  tanah  minimal  0,50  meter, 
apabila  ketinggiannya  melebihi  1,50 meter  dari  muka  tanah  maka  harus  minta  pertimbangan 
kepada  faskel  teknik  agar  dilakukan  analisa  kestabilan terhadap  guling dan geser untuk tipe grafitasi
dan penentuan jumlah tulangan tarik untuk dinding  penahan tanah tipe cantilever, counterfort
retaining wall, dan buttress retaining waII.

1  Dinding Penahan Tanah Type Grafitasi (Konstruksi) 

Catatan :  
       Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib dipasang subdrain
(pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air. Untuk
pemasangan pipa subdrainnya lihat skema pemasangan pipa dibagian No 5

2  Dinding Penahan Tanah Type Cantilever (Konstruksi)

Catatan :  

       Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib dipasang subdrain
(pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air. Untuk
pemasangan pipa subdrainnya lihat skema pemasangan pipa dibagian No 5 
3  Dinding Penahan Tanah Type Counterfort (Konstruksi)

Bahan dinding penahan tanah type counterfort = beton bertulang   

A  =  20 Cm sampai dengan 30 Cm   

B  =  0,4H sampai dengan 0,7H   

C  =  H/14 sampai dengan H/12   

D  =  H/14 sampai dengan H/12   


E  =  0,3H sampai dengan 0,6H   

F  =  Minimum 20 Cm      

Catatan :   

        Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib dipasang subdrain
(pipa PVC Ø   2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air. Untuk
pemasangan pipa subdrainnya lihat skema pemasangan pipa dibagian No 5 

4  Dinding Penahan Tanah Type Buttress 


  A  =  20 Cm sampai dengan 30 Cm 

  B  =  0,4H sampai dengan 0,7H   

  C  =  H/14 sampai dengan H/12   

  D  =  0,3H sampai dengan 0,6H   

  E  =  Minimum 20 Cm      

Catatan :

1. Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib dipasang subdrain
(pipa PVC Ø 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air. Untuk
pemasangan pipa subdrainnya lihat skema pemasangan pipa dibagian No 5 
2. Untuk penulangan dinding penahan tanah type buttress prinsipnya sama dengan dinding
penahan tanah type counterfort

5  Dinding Penahan Tanah Non Konstruksi 


Catatan : 

 Pipa PVC dipasang tiap 1 M², agar air dapat keluar dari dalam tanah   
 Kemiringan minimal talud 3 kerarah vertical dan 1 kearah harisontal, kemiringan maksimal 1
kearah vertical dan 1 kearah horisontal           

Acuan Normatif :
1.  Gunadarma : Konstruksi Penahan Tanah 

2.  Gunadarma : Fundasi Dangkal Dan Fundasi Dalam 

3.  Ir. Gogot Setyo Budi , M.Sc., Ph. D : Pondasi Dangkal 

4.  Eddy Edwin : Pondasi Tiang Dan Turap 

5.  Delta Teknik Group Jakarta : Diktat Teori Konstruksi Beton I Jilid 2 

6.  Ir. Rudy Gunawan : Pengantar Teknik Pondasi 

7.  PBI-1971 

8.  Chu-Kia Wang, Charles G. Salmon, Binsar Harianja : Disain Beton Bertulang 

9.  Istimawan Dipohusodo : Struktur Beton Bertulang

10.  Gideon Kusuma, W. C. Vis : Dasar – Dasar Perencanaan Beton Bertulang 

11.  Pradnya Paramita : Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi 

12.  Tutu TW. Surowiyono : Dasar Perencanaan Rumah Tinggal

Sumber : TA Infra  Abd. Rozak


SOAL 2
Posted: 16 Agustus 2011 in DINDING PENAHAN TANAH

Diketahui suatu struktur turap dari baja dengan pembebanan dan profil lapisan tanah seperti pada
gambar di bawah ini.

KETENTUAN :

H1        = 2,00 m                      tanah  I                                    Tanah II

H2        = 3,00 m                      c = 0                                         c = 0

H3        = 5,00 m                      ϕ = 34º                                   ϕ = 34º

q          = 2 t/m                         γ = 1,8 t/m3                          γ = 2,2 t/m3

γw         = 1 t/m3

DIMINTA :

1. Gambarkan diagram distribusi tekanan tanahnya


2. Hitung kedalaman pancang aktual, dengan faktor keamanan 10% – 30%
3. Hitung gaya angkur jika angkur dipasang tiap 6 meter / 10 meter.
4. Gambar desain angkur, turap, dan pertemuan keduanya ( skala 1 : 20 )
5. Desainkan profil baja turap yang bisa dipakai dan ekonomis ( sesuai momen maksimal ).

( untuk tipe baja dan profil baja dapat dilihat pada tabel baja )
 

PENYELESAIAN

Menghitung Koefisien Tekanan Tanah

 Tekanan Tanah Aktif

 Tekanan Tanah Pasif

Gambar Sket Diagram Distribusi Tanah

Soal 1 ( dinding Penahan Tanah )


Posted: 14 Agustus 2011 in DINDING PENAHAN TANAH

SOAL 1
Diketahui suatu  struktur dinding penahan dan batu kali ( gravity wall ) dengan pembebanan dan
profil lapisan tanah seperti pada gambar di bawah ini sebagai salah satu solusi untu keadaan
sebenarnya di lapangan di bawah ini.

KETENTUAN :

H1        = 3,00 m          B1        = 2,50 m                      Tanah I ( urug )           Tanah II ( asli)

H2        = 4,00 m          B2        = 0,50 m                      c1         = 0 kN/m           c2         = 10 kN/m

H3        = 1,50 m          B3        = 0,50 m                      Ø1        = 30º                    Ø2        = 30º

H4        = 3,00 m          B4        = 1,50 m                      γ1         = 20 kN/m3       γ2         = 18 kN/m3

q          = 10 kN/m2

DIMINTA :

Analisis konstruksi tersebut terhadap :

1. Stabilitas Geser
2. Stabilitas Guling, dan
3. Stabilitas daya dukung tanah
4. Gambarkan konstruksi tersebut ( skala 1 : 50 ) beserta sistem drainase pada dinding.

PENYELESAIAN :
Berat Dinding Penahan Tanah dan Beton di atasnya

Bidang 1

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W1     = ½ . a . t . γ

= ½ . 0,50 . 7,00 . 25

= 43,75 kN/m

Bidang 2

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W2     = p . l . γ

= 7,00 . 0,50 . 25

= 87,5 kN/m

Bidang 3

Diambil berat jenis beton = 25 kN/m3

W3     = p . l . γ

= 5,00 . 1,50 . 25

= 187,5 kN/m

Bidang 4
W4     = p . l . γ

= 3,00 . 2,50 . 20

= 150 kN/m

Bidang 5

W5     = p . l . ( γ1 – γw )

= 4,00 . 2,50 . ( 20 – 10 )

= 100 kN/m

Beban Akibat Beban Merata

W      = q . L

= 10 kN/m2 x 2,50 m

= 25 KN/m

Jarak Beban Terhadap Ujung Dinding Penahan ( di titik O )

1. x1         = ( ⅔ . 0,50 ) + 1,50                                      = 1,833 m


2. x2       = ( ½ . 0,50 ) + 0,50 + 1,50                     = 2,25 m
3. x3         = ( ½ . 5,00 )                                                   = 2,50 m
4. x4       = ( ½ . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50      = 3,75 m
5. x5       = ( ½ . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50      = 3,75 m
6. x         = ( ½ . 2,50 ) + 0,50 + 0,50 + 1,50      = 3,75 m

Momen Terhadap Ujung Dinding Penahan ( Titik O )

M1     = W1 . x1

= 43,75 . 1,833

= 80,19375 kN

M2     = W2 . x2

= 87,5 . 2,25

= 196,875 kN

M3     = W3 . x3
= 187,5 . 2,50

= 468,75 kN

M4     = W4 . x4

= 150 . 3,75

= 562,5 kN

M5     = W5 . x5

= 100 . 3,75

= 375 kN

M6     = W6 . x6

= 25 . 3,75

= 93,75 kN

Tabel 1.1 Hasil Perhitungan Momen Akibat Gaya Vertikal

Koefisien Tekanan Aktif ( Ka )


Koefisien Tekanan Tanah Pasif ( Kp )

Tekanan Tanah Aktif ( Pa )

Pa1     = Ka . q . H

= ⅓ . 10 8,50

= 28,333 kN

Pa2     = Ka . γ1 . H1 . ( H2 + H3 )

= ⅓ . 20 . 3,00 . ( 4,00 + 1,50 )

= 120 kN

Pa3     = ½ . Ka . γ’ . ( H2 + H3 )2

= ½ . ⅓ . ( 20 – 10 ) . ( 4,00 + 1,50 )2

= 50,4167 kN

Pa4     = ½ . γw . ( H2 + H3 )2

= ½ . 10 . ( 4,00 + 1,50 )2

= 151,25 kN

Pa5     = ½ . Ka . γ1 . ( H1 )2

= ½ . ⅓ . 20 . ( 3,00 )2

= 30 kN

Σ Pa     = Pa1 + Pa2 + Pa3 + Pa4 + Pa5

= 28,333 + 120 + 50,4167 + 151,25 + 30

= 379,9997 kN
Tekanan Tanah Pasif ( Pp )

Pp             = ½ . Kp . γ . ( H4 )2

= ½ . 3. 20 . ( 3,00 )2

= 270 kN

Jarak  l  Lengan Terhadap Titik  O

l1          = ½ . H                            = ½ . 8,50                                      = 4,25 m

l2          = ½ . ( H2 + H3 )          = ½ . 4,00 . 1,50                         = 3,00 m

l3       = ⅓ . (H2 + H3 )            = ⅓ . 4,00 . 1,50                           = 2,00 m

l4       = ⅓ . (H2 + H3 )            = ⅓ . 4,00 . 1,50                           = 2,00 m

l5       = ( ⅓ . H1 ) + H2 + H3 = ( ⅓ . 3,00 ) + 4,00 + 1,50     = 6,50 m

l6       = ⅓ . H4                           = ⅓ . 3,00                                        = 1,00 m

Tabel 1.2 Gaya – Gaya Horizontal & Perhitungan Momen

Tabel 1.3 Gaya Horizontal Akibat Tekanan Pasif

Jumlah Gaya – Gaya Horizontal

Σ Ph          = Σ Pa – Σ Pp

= 379,9997 – 270,0

= 109,9997 kN

Momen yang Mengakibatkan Penggulingan


Σ Mg        = Σ Ma – Σ Mp

= 1078,749 – 270,0

= 808,749 kN

Menghitung Stabilitas Terhadap Penggeseran

Tahanan geser pada dinding sepanjang B = 5,00 m, dihitung dengan menganggap dasar dinding
sangat kasar. Sehingga sudut geser δb = ϕ2 dan adhesi cd = c2.

Untuk tanah c – ϕ ( ϕ > 0 , dan c > 0 )

Σ Rh = cd . B + W tan δb

Dengan                 Σ Rh    = tahanan dinding penahan tanah terhadap penggeseran

cd         = adhesi antara tanah dan dasar dinding

B         = lebar pondasi ( m )

W        = berat total dinding penahan dan tanah diatas plat pondasi

δb         = sudut geser antara tanah dan dasar pondasi

Σ Rh         = cd . B + W tan δb

= ( 10 kN/m . 5,00 m ) + 593,75 kN/m . tan 30º

= 50 kN/m + 342,8017 kN/m

= 392,8017 kN/m

= 3,5709 ≥ 1,5 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ( dimensi tidak perlu diperbesar )

Dimana :

Fgs      = faktor aman terhadap penggeseran


Σ Ph     = jumlah gaya – gaya horizontal

Menghitung Stabilitas Terhadap Penggulingan

Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah dibelakang dinding penahan, cenderung
menggulingkan dinding, dengan pusat rotasi terletak pada ujung kaki depan dinding penahan
tanah.

= 1,647 ≥ 1,5 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ ( dimensi tidak perlu diperbesar )

Dimana :          Fgl       = Faktor aman terhadap penggulingan

Σ Mw  = Jumlah momen yang melawan penggulingan

Σ Ma    = Jumlah momen yang menyebabkan penggulingan

Karena faktor aman konstruksi dinding penahan tanah terhadap geser dan guling lebih dari 1,5

( ≥ 1,5 ), maka dimensi konstruksi  sudah aman dan tidak perlu diperbesar.

Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Daya Dukung Tanah

Dalam hal ini akan digunakan persamaan Hansen pada perhitungan, dengan menganggap
pondasi terletak di permukaan.

Eksentrisitas ( e )
Lebar Efektif ( B’ )   = B – 2e

= 5,00 – ( 2 x 1,324 ) m

= 2,352 m

A’        = B’ x 1

= 2,352 x 1

= 2,352 m2

Gaya – Gaya yang ada pada dinding

 Gaya horizontal           = 1078,749 kN/m


 Gaya vertikal               = 593,75 kN/m

Faktor Kemiringan Beban

= 0,707

Berdasarkan tabel : ( untuk ϕ = 30º )

Nc       = 30,14

Nq       = 18,40
Nγ       = 15,07

= 0,690

= 0,718

Kapasitas Dukung Ultimit untuk Pondasi di permukaan menurut Hansen :

Df        = 0

dc        = dq     = dγ

Sc        = Sq     = Sγ

Didapat :

qu        = iq . C . Nc + iy . 0,5 . B’ . γ2 . Nγ

= 0,707 . 10 . 30,14 + 0,718 . 0,5 . 2,352 . 18 . 15,07

= 213,0898 + 229,043

= 442,1328 kN/m2

Bila dihitung berdasarkan lebar pondasi efektif, yaitu tekanan pondasi ke tanah dasar terbagi rata
secara sama, maka

Faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas daya dukung tanah :


Atau dapat pula dihitung dengan kapasitas berdasar distribusi tekanan kontak antara tanah dasar
pondasi dianggap linear.
PERHITUNGAN TULANGAN GESER

PERHITUNGAN TULANGAN GESER


Gaya geser umumnya tidak bekerja sendiri, tetapi terjadi bersamaan dengan gaya lentur/momen, torsi
atau normal/aksial. Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa keruntuhan akibat gaya geser
bersifat brittle/getas atau tidak bersifat daktail/liat, sehingga keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba. Hal
ini karena kekuatan menahan geser lebih banyak dari kuat tarik dan tekan beton dibandingkan oleh
tulangan gesernya. Pada struktur beton yang menahan momen maka keruntuhannya bisa diatur apakah
akan bersifat daktail atau tidak, tergantung pada jumlah tulangan yang dipakai.

Besar gaya geser pada balok atau kolom, umumnya bervariasi sepanjang bentang, sehingga banyaknya
tulangan geser pun bervariasi sepanjang bentang.

Ada beberapa sebab retak pada struktur beton, yaitu

 Retak akibat lentur/momen


 Retak akibat geser

Retak-retak ini bila tidak ditahan dengan tulangan akan mengakibatkan keruntuhan, mengingat sifat
beton yang tidak mampu menahan gaya tarik.
Retak akibat lentur ditahan dengan tulangan lentur atau tulangan longitudinal atau memanjang karena
letak retak yang terletak vertikal ke atas. Sedangkan retak akibat geser ditahan oleh tulangan geser.

PERENCANAAN TULANGAN GESER MENURUT SNI


Tulangan untuk menahan gaya geser biasa dinamakan tulangan geser atau tulangan sengkang atau
tulangan stirrup. Tulangan geser diperlukan untuk menahan gaya tarik arah tegak lurus dari retak yang
diakibatkan oleh gaya geser. Ada berbagai macam cara untuk pemasangan tulangan geser yaitu :

 Tulangan geser vertikal


 Tulangan geser miring / diagonal
 Tulangan geser spiral
 Tulangan lentur yang dibengkokkan

Retak geser terletak secara diagonal pada badan balok sehingga perletakan tulangan geser yang paling
efektif adalah tulangan geser miring / diagonal tegak lurus arah retak, sehingga tulangan hanya
menahan gaya tarik saja dari gaya retak tersebut, tetapi tentunya dengan cara ini akan memakan biaya
yang besar dan pemasangan yang lebih sulit.
Demikian juga dengan tulangan geser spiral meskipun efektif dalam menahan gaya geser tapi sulit
pemasangan pemasangannya dan sekaligus lebih mahal.
Dalam hal ini yang paling disukai dan paling banyak dipakai dalam perencanaan struktur adalah
tulangan geser vertikal.

Gambar susunan tulangan geser dan lentur


Gambar susunan tulangan geser dan lentur

Pada perencanan tulangan geser dengan desain ultimit bahan maka gaya geser yang terjadi akan
ditahan oleh dua bahan/material yaitu beton dan baja dengan cara dihitung dulu kekuatan atau
kapasitas beton dalam menahan gaya geser yang terjadi kemudian sisanya akan dilimpahkan ke baja.

PROSEDUR PERHITUNGAN TULANGAN GESER


1. Gaya geser/shear/transversal pada struktur beton

Menghitung gaya geser terfaktor Vu pada sepanjang bentang. Besar Vu adalah sebagai berikut (bila tidak
ada beban gempa):

Vu = 1,2 VD + 1,6 VL
Keterangan :
VD = gaya geser akibat beban mati
VL = gaya geser akibat beban hidup
Dengan diagram gaya geser tersebut dibagi beberapa segmen/bagian sehingga tulangan geser yang
dipakai dapat lebih efektif.

Dari tumpuan ke jarak d dari diagram geser di atas dapat diabaikan karena sejauh d dari tumpuan gaya
geser yang terjadi tidak efektif mengakibatkan kerusakan pada struktur (khususnya balok).

2. Menghitung kekuatan beton menahan geser Vc


Harga Vc berdasar jenis struktur, yaitu sebagai berikut :

a. Untuk kombinasi gaya geser dan lentur (contoh: balok)

Keterangan :
Vc  = kemampuan beton menahan geser (N)
f’c  = kuat tekan beton (MPa)
ρw  = rasio tulangan pada web = As/bwd
Vu  = beban geser terfaktor (N)
Mu  = beban momen terfaktor (Nmm)
bw  = lebar balok (mm)
d  = tinggi balok efektif (mm)
Mengingat harga-harga Vu, Mu dan ρw bervariasi sepanjang bentang sehingga akan menyulitkan untuk
menghitungnya, maka persamaan di atas disederhanakan dengan persamaan sebagai berikut :

b. Untuk kombinasi geser dan aksial tekan/normal (contoh : kolom)

dengan :

Atau dengan persamaan :


dengan :
Nu = beban aksial terfaktor (N)
Ag = luas bruto penampang (mm²)
kedua persamaan di atas tidak perlu lebih besar dari

jadi dipilih yang terkecil di antara persamaan di atas

c. Untuk kombinasi geser dan aksial tarik (contoh : kolom tarik)

Dalam perencanaan/desain ultimit maka kekuatan beton dalam menahan gaya geser ini harus dikalikan
dengan faktor reduksi sebesar 0,75.
3. Memeriksa syarat penampang struktur dengan  ketentuan sebagai berikut :

 Bila Vu<0,5 Φ Vc → tidak memerlukan sengkang


 Bila 0,5 Φ Vc<Vu< Φ Vc → gunakan tulangan minimum
 Bila (Vu – Φ Vc)<0,67bwd → hitung Vs
 Bila (Vu – Φ Vc)>0,67bwd → ukuran penampang diperbesar

4. Menghitung sisa gaya geser dari gaya geser kapasitas  beton yang harus ditahan oleh tulangan
geser Vs.
Vu ≤ Φ Vn
Vn = Vc+Vs
Vu ≤ Φ Vc+ΦVs
maka Vs = (Vu / Φ) – Vc
5. Menghitung tulangan geser yang diperlukan

Tentukan luas tulangan geser Av dengan luas tulangan yang biasa dipakai di lapangan mis: Φ 6, Φ 8, D10
atau D16.

Keterangan
Φ = untuk tulangan polos
D = untuk tulangan deformed
Menghitung jarak/spasi tulangan geser s

Keterangan :
fy = tegangan leleh baja tulangan geser (MPa)
6. Bila pada langkah ke 3 menghasilkan 0,5 Φ  Vc<Vu< ΦVc maka dapat digunakan tulangan
minimum dengan  persamaan sebagai berikut :

Anda mungkin juga menyukai