Bagian dari struktur atas jembatan terdiri dari pelat jembatan dan juga balok yang berupa
beton girder dengan jenis I-Girder. Pada girder, terdapat diafragma untuk mengikat antar girder.
Jumlah girder jenis I yang digunakan untuk perancangan Jembatan Jalan Raya Girder, Pekanbaru
Riau ini berjumlah 5 buah girder dengan bentang 30 m. Sebagai penopang girder digunakan
diafragma dengan jumlah 9 buah dengan jarak 3 m.
Berikut adalah potongan melintang dan potongan memanjang dari Jembatan Jalan Raya
Girder Pekanbaru, Riau.
(kasih gambar dr hayyan atau icus)
4.1.1
diperhitungkan dalam pelat. Diantaranya beban sendiri, beban mati, beban kendaraan dan
beban angin.
Untuk tahap awal desain, perlu membuat data dimensi dari pelat serta spesifikasi
material yang akan digunakan. Penjabaran hal tersebut akan ditampilkan pada table berikut:
Tabel 4.6 Data Pelat Jembatan Girder
Keterangan
Tebal Slab Lantai Jembatan
Tebal Lapisan Aspal
Tebal Genangan Air Hujan
Jarak Antar I-Girder
Lebar Jalan
Lebar Trotoar
Lebar Median
Lebar Total Jembatan
Panjang Bentang Jembatan
Kemiringan Jalan
Kemiringan Bahu Jalan
Jumlah I-Girder
Simbol
ts
ta
th
s
b1
b2
b3
b
L
Besar (m)
0.25
0.1
0.05
4
7
1
2
18
30
0.03
0.06
5
Rumus
Nilai
Satuan
Mutu Beton
Kuat Tekan Beton
Modulus Elastisitas
Poisson Ratio
Modulus Geser
Koefisien Muai Panjang
K-350
fc' = 0.83 K/10
Ec = 4700 *fc'
G = Ec / [2*(1+ )]
350
29.05
25332.0844
0.3
9743.109384
1.00E-05
K
Mpa
MPa
MPa
/ C
BJTS 40
mm:
Tegangan leleh baja, fy =
Untuk baja tulangan dengan < 12
mm:
Tegangan leleh baja,
390 MPa
BJTS 10
fy =
240 MPa
Keterangan
Berat Jenis Beton Prestress
Berat Jenis Beton Bertulang
Berat Jenis Beton Murni
Berat Jenis Aspal
Berat Jenis Air
Berat Jenis Baja
Maka dari table data dan spesifikasi dapat dimulai tahap perencanaan perhitungan
pada pelat dengan memperhitungkan kombinasi pembebanan yang ada.
Prinsip dari pembebanan slab adalah sebagai berikut
19 m
1m
Beban baik itu beban mati ataupun beban hidup yang bekerja pada slab diubah
menjadi beban garis yang bekerja sepanjang lebar jembatan (19 m). Beban garis tersebut
diasumsikan bekerja pada 1 m bagian slab dengan tujuan untuk mempermudah perhitungan.
Berikutnya, beban garis yang bekerja pada bagian berwarna oranye tersebut akan ditransfer ke
dalam susunan 5 buah girder dengan metode one way slab.
Simbol
Nilai
KU,MS
b
h = ts
QMS = b * h * wc
1.3
1
0.25
KU,MA
ta
Satuan
Berat Sendiri
Faktor Beban Ultimate
Tinjau Bagian Slab Jembatan
Tebal Rencana Slab
Berat Sendiri Beton Bertulang
6.125
m
m
kN/m
Beban Mati
Faktor Beban Ultimate
Lapisan Aspal
0.1 m
3
Lapisan Hujan
Berat Sendiri Aspal
Berat Sendiri Air Hujan
Berat Sendiri Lapisan Overlay
th
QMA1 = b * h * wa
QMA2 = b * h * ww
QMA3
0.05
2.2
0.49
1.645
m
kN/m
kN/m
kN/m
4.335 kN/m
KU,TT
m
QMT = m * g
FBD
PTT = (1 + FBD)*Q
1.8
KU,TD
1.8
10000 kg
100 kN
30%
130 kN
9 kPa
49 kN/m
58 kN/m
KU,EW
TEW =
0.0012*Cw*(Vw)2
Koefisien Seret
Kecepatan Angin Rencana
Transfer Beban Angin ke Lantai
Jembatan
Jarak Antar Roda
Asumsi Tinggi Kendaraan
Cw
PEW
Tw
= [1/2*h / x *
TEW]
x
h
1.2
2.1168 kN/m
1.2
35 m/s
1.2096 kN
1.75 m
2 m
Dari data pembebanan tersebut dapat dilanjutkan untuk perhitungan tulangan slab.
Dalam hal ini, untuk mempermudah perhitungan, slab diasumsikan sebagai one way slab.
Tabel 4.11 Resume Pembebanan Pada Pelat
Berat Sendiri Beton Bertulang
Total Beban Mati
Beban Truk dengan FBD
Transfer Beban Angin ke Lantai
QMS = b * h * wc
PTT = (1 + FBD)*Q
PEW = [1/2*h / x *
Jembatan
Perhitungan
momen
6.125
4.335
130
dari
TEW]
beban-beban diatas
kN/m
kN/m
kN
1.8144
kN
dapat dilakukan dengan
Beban Merata Q
Beban Terpusat P
Nilai (kNm)
0.0833
8.1634
5
0.0417
4.0866
0.1041
0.054
7.220376
3.74544
0.1562
0.1407
81.224
73.164
0.1562
0.1407
1.13363712
1.02114432
Perhitungan momen diatas berlaku untuk kondisi limit state, dimana untuk kondisi
ultimate, perlu dikalikan dengan factor untuk memperbesar pembebana yang ada agar
memberikan factor keamanan.
Tabel 4.12 Resume Perhitungan Momen Pelat
Jenis Beban
Faktor Beban
Ultimate
Berat Sendiri
KMS
1.3
Beban Mati
KMA
KTT
(ET)
KEW
M Tumpuan
M Lapangan
(kNm)
(kNm)
8.1634
7.220376
4.0866
3.74544
1.8
81.224
73.164
1.2
1.13363712
1.02114432
Ultimate
1.3
2
1.8
1.2
(kNm)
8.1634
4.480464
81.224
1.13363712
M Lap
Mu Tumpuan
Mu Lapangan
(kNm)
(kNm)
(kNm)
4.0866
10.61242
5.31258
14.440752
7.49088
2.32416
73.164
146.2032
131.6952
1.02114432
1.360364544
1.225373184
6
(ET)
Total Mu (T)
Total Mu
167.1369125
142.8814732
(D)
20.93371254
172.6167365
11.18627318
145.7240332
Total Mu
Dari momen ultimate tumpuan dan lapangan yang telah diperoleh, maka dapat
dilakukan analisa penulangan pada slab. Untuk pembahasan lebih lanjut dari penulangan slab
akan dibahas pada laporan selanjutnya.
4.1.2
Asumsi dari hasil penulangan pada pelat, dimensi pelat memenuhi sehingga data-data dari
perhitungan pelat pada subbab sebelumnya dapat digunakan dalam perhitungan girder.
Bila perhitungan pelat menggunakan prinsip one way slab, pada perhitungan girder,
menggunakan prinsip balok sederhana dimaan girder akan ditopang oleh pier jembatan di
kedua ujungnya dengan acuan panjang sebesar bentang girder yang diambil sama dengan
bentang jembatan yaitu 30 m.
30 m
Girder yang ditinjau untuk pembebanan adalah girder yang mendapat pembebanan terbesar
yakni girder kedua dan keempat yang berada di tengah jalur jalan.
Girder 3
Girder
2
Gambar Ilustrasi
Pembagian
Beban
Sama seperti pelat, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan dimensi
dari girder dimana seperti yang telah disebutkan diawal, girder yang akan digunakan adalah
jenis I-girder.
Spesifikasi dimensi mengacu pada Brosur dari Jaya Beton
Tabel 4.14 Dimensi Jembatan
Keterangan
Tebal Slab Lantai Jembatan
Tebal Lapisan Aspal
Tebal Genangan Air Hujan
Jarak Antar I-Girder
Panjang I-Girder
Jumlah I-Girder
Simbo
Besar
l
ho
ha
th
s
L
(m)
0.2
0.1
0.05
4
30
5
Lebar (mm)
520
650
230
190
230
650
8
h1
h2
h3
h4
h5
h6
h
50
100
100
1250
200
200
1600
Rumus
Nilai
Satuan
9
Mutu Beton
Kuat Tekan Beton
Modulus Elastisitas
Poisson Ratio
K-500
fc' = 0.83 K/10
Ec = 4700 *fc'
G = Ec / [2*(1+
500
41.5
30277.63201
0.3
K
Mpa
MPa
)]
11645.24308
1.00E-05
MPa
/ C
33.2
19.92
2.880972058
MPa
MPa
MPa
0.45 * fc'
0.50 * akar fc'
18.675
3.221024682
MPa
MPa
Modulus Geser
Koefisien Muai Panjang
Kuat tekan Beton awal (saat
transfer)
Tegangan Izin Beton Saat Penarikan
Tekan
Tarik
Tegangan Izin Beton pada Kondisi
Akhir
Tekan
Tarik
Simbol
fpy
fpu
Ast
Pbs
Nilai
1580
1860
12.7
98.7
187.32
19
Satuan
MPa
MPa
mm
mm2
kN
kawat/tendon
84
mm
1875.3
mm2
Pb1
3559.1
kN
Es
193000
MPa
VSL 19
Uncoated 7 wire super strands ASTM A-416
grade 270
Tabel 4.19 Spesifikasi Baja Tulangan
Keterangan
Untuk baja tulangan dengan > 12
Rumus
BJTS 40
10
mm:
Tegangan leleh baja, fy =
390 MPa
Untuk baja tulangan dengan < 12
BJTS 10
mm:
Tegangan leleh baja,
fy =
240 MPa
7.5
4
2.4
2.4
m
m
m
m
Simbol
Be
fc'(plat) = 0.83 * K (plat)/10
fc'(balok) = 0.83 * K
Nilai
2.4
29.05
Satuan
m
MPa
(balok)/10
Eplat = 4700 fc' (plat)
Ebalok = 0.043 *(wc)^1.5 *
41.5
25332.0844
MPa
MPa
Prestress
Nilai Perbandingan Modulus
Lebar Pengganti Pelat Lantai
fc' (balok)
n = Eplat / Ebalok
Beff = n * Be
35669.97251
0.710179533
1.704430878
MPa
m
11
Tinggi h
Jarak
Statis
Inersia
Inersia
Penampang A
Terhadap
Momen A*y
Momen
Momen Io
Alas y (m)
1.575
1.5
1.41666666
(m3)
0.04095
0.0975
0.03258333
A*y2 (m4)
(m4)
0.06449625 5.41667E-06
0.14625 5.41667E-05
0.52
0.65
0.05
0.1
(m2)
0.026
0.065
3
4
0.23
0.19
0.1
1.25
0.023
0.2375
7
0.725
0.33333333
3
0.1721875
0.01533333
0.046159722 1.27778E-05
0.124835938 0.030924479
5
6
0.23
0.65
0.2
0.2
0.046
0.13
3
0.065
3
0.00845
0.36700416
0.005111111 0.000102222
0.00054925 0.000433333
1.6
0.5275
5.615
0.387402271 0.031532396
Total
(m)
Luas
H
A
yb = A*y / A
Ho
Beff
ya = h yb
Ib = A*y +
1.6
0.5275
0.695742496
0.25
1.704430878
0.904257504
m
m2
m
m
m
m
Io
0.418934667 m4
Balok
Tahanan Momen Sisi Atas
Tahanan Momen Sisi Bawah
Ix = Ib - A * yb2
Wa = Ix / ya
Wb = Ix / yb
0.163594272 m4
0.180915581 m3
0.235136236 m3
Luas
Jarak
Statis
Inersia
Inersia
Penampang
Terhadap
Momen A*y
Momen
Momen Io
0.25
0.05
0.1
A (m2)
0.42610772
0.026
0.065
Alas y (m)
(m3)
1.725 0.735035816
1.575
0.04095
1.5
0.0975
1.41666666
A*y2 (m4)
(m4)
1.267936783 0.002219311
0.06449625 5.41667E-06
0.14625 5.41667E-05
Dimensi
Tinggi h
No Lebar b (m)
(m)
0 1.704430878
1
0.52
2
0.65
3
4
0.23
0.19
0.1
1.25
0.023
0.2375
7 0.032583333
0.725
0.1721875
0.33333333
0.046159722 1.27778E-05
0.124835938 0.030924479
5
6
0.23
0.65
0.2
0.2
1.85
0.046
0.13
0.95360772
3 0.015333333
0.065
0.00845
7.34 1.102039983
0.005111111 0.000102222
0.00054925 0.000433333
1.655339054 0.033751707
Total
hc
Ac
ybc = A*y /
A
yac = h - yb
Ibc = Ac*y +
1.85 m
0.95360772 m2
1.155653379 m
0.694346621 m
1.689090761 m4
13
Ico
Ixc = Ibc -
Balok
Ac*ybc2
Wa = Ixc / (yac-
0.415514531 m4
ho)
Wb = Ixc / ybc
0.935113515 m3
0.359549445 m3
0.2
4
1.2
19.698
7
137.886
30
0
5
10
15
Bentang L
Mmax = (x3 + x2 + x1 ) * W
Q diafragma = 8 * Mmax /
L2
m
m
m
kN
kN
m
m
m
m
m
705.6
6.272
kNm
kN/m
14
Kemudian unruk berat balok prategang juga menggunakan prinsip yang sama
dengan diafragma yaitu menjadi beban garis sepanjang bentang girder.
Tabel 4.27 Berat Balok Prategang
Panjang Balok Prategang
Luas Penampang
Berat Balok Prategang
Berat Balok Prategang
L
A
Wbalok = A * L * wc
30 m
0.5275 m2
403.5375 kN
Ekivalen
Qbalok = Wbalok / L
13.45125 kN/m
Maka dari nilai Q masing-masing, dapat dicari gaya geser dan momen akibat
berat sendiri dengan menggunakan rumus berikut
Beban, QMS = A * w kN/m
Gaya geser, VMS = 1/2 * QMS * L kN
Momen, MMS = 1/8 * QMS * L2 kNm
Tabel 4.28 Gaya Geser dan Momen dari Berat Sendiri
Luas
Berat
Beban
Jenis Beban
Lebar
Tebal
Jenis
Qms
Geser Vms
Berat Sendiri
Balok
b (m)
h (m)
(m2)
(kN/m3)
(kN/m)
(kN)
Prategang
Momen (kNm)
13.45125
201.76875
1513.265625
20.51875
5.2528
39.2228
307.78125
78.792
588.342
2308.359375
590.94
4412.565
0.837
Pelat Lantai
Diafragma
3.35
0.25
Total
24.5
15
Jenis Beban
Berat Sendiri
12
Lapisan Overlay
Air Hujan
Lebar b
Tebal
(m)
h (m)
3.35
0.1
Berat
Beban
Geser
Jenis
Qma
Vms
Momen
(m2)
0.335
(kN/m3)
22
(kN/m)
7.37
(kN)
110.55
(kNm)
829.125
Luas A
0.07
0.28
23.5
6.58
98.7
740.25
3.35
0.05
0.1675
9.8
1.6415
24.6225
184.669
17.34
260.1
1950.75
Total
Ketiga adalah beban lajur. Beban lajur "D" terdiri dari beban terbagi merata ( Uniformly
Distributed Load ), UDL dan beban garis (Knife Edge Load ).
UDL
q = 9.0
L <= 30 m
kPa
p = 49.0
KEL
kN/m
Rumus
L
s
q
QTD = q * s
Nilai
30
4
9
36
Satuan
m
m
kPa
kN/m
16
Beban garis
Faktor Beban Dinamis
Beban Terpusat pada
p
DLA
49 kN/m
0.3
Balok
Gaya Geser Maksimum
PTD = (1 + DLA) * p * s
VTD = 1/2 * QTD * L + 1/2 * PTD
MTD = 1/8 * QTD * L2 + 1/4 *
255 kN
667 kN
Momen Maksimum
PTD * L
5961 kNm
Keempat adalah beban dari gaya rem. Pengaruh pengereman dari lalu-lintas
diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada jembatan (Lt)
sebagai berikut :
Gaya rem, HTB = 250 kN untuk Lt < 80 m
Gaya rem, HTB = 250 + 2.5*(Lt - 80) kN untuk 80 < Lt
< 180 m
Gaya rem, HTB = 500 kN untuk Lt < 180 m
Tabel 4.31 Gaya Geser dan Momen dari Gaya Rem
Keterangan
Panjang Balok
Gaya Rem
Jumlah balok prestress untuk jalur selebar b1
Jarak antara balok prestress
Gaya rem untuk Lt 80 m
Rumus
L
Htb
n balok
s
TTB = HTB / nbalok
Nilai
30
250
3
4
83.3
Satuan
m
kN
m
kN
17
QTD = q * s
PTD = p * s
TTB = 0.05 * ( QTD *
36 kNm
196 kN
L + PTD )
TTB
y = 1.80 + ho + ha +
63.8 kN
83.3 kN
yac
M = TTB * y
VTB = M / L
MTD = 1/2 * M
2.79
233
7.76
116
m
kNm
kN
kNm
Kelima adalah beban angin. Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang
samping kendaraan dengan tinggi 2 m di atas lantai jembatan.
Tabel 4.32 Gaya Geser dan Momen dari Beban Angin
2.1
Beban Angin Horizontal
TEW = 0.0012*Cw*(Vw)2
2 kN/m
Koefisien Seret
Cw
1.2
Tw
35 m/s
1.2
Jembatan
1 kN/m
1.7
5 m
2 m
18.
1 kN
18
Momen Maksimum
136 kNm
Keenam adalah beban gempa. Gaya gempa vertikal pada balok prategang dihitung
dengan menggunakan percepatan vertikal ke bawah minimal sebesar 0.10*g ( g = percepatan
gravitasi ) atau dapat diambil 50% koefisien gempa horisontal statik ekivalen.
Koefisien beban gempa horizontal: Kh = C * S
Kh = Koefisien beban gempa horisontal,
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat,
S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa (daktilitas)
dari struktur.
Waktu getar struktur dihitung dengan rumus : T = 2 *pi * akar [ Wt / ( g * KP ) ]
Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = kekakuan struktur yg merupakan gaya horisontal yg diperlukan untuk menimbulkan satu
satuan lendutan.
Tabel 4.33 Gaya Geser dan Momen dari Beban Gempa
Keterangan
Percepatan gravitasi
Berat Sendiri
Beban Mati Tambahan
Panjang Bentang
Berat Total
Momen Inersia Balok Prestress
Modulus Elastis
Kekakuan Balok Prategang
Simbol
g
QMS
QMA
L
Wt = (QMS + QMA)*L
Ixc
Ec
Kp = 48 * Ec * Ixc / L3
Nilai
9.81
39.2
9.01
30
1447
0.42
30277632
22365.8597
Satua
n
m/s2
kN/m
kN/m
m
kN/m
m4
kPa
kN/m
19
Waktu Getar
T = 2 * pi * akar [ Wt / ( g *
0.51 s
KP )]
Koefisien geser dasar
Faktor tipe struktur
Faktor perangkaan
n = jumlah sendi plastis yang
C
S = 1.3 * F
F = 1.25 - 0.025 * n
0.13
1.59
1.23
Kh = C * S
0.2
horizontal
Koefisien beban gempa
Kv = 50% * Kh
0.1
vertikal
Gaya gempa vertikal
Beban gempa vertikal
Gaya Geser Maksimum
Momen Maksimum
TEQ = Kv * Wt
QEQ = TEQ / L
VEQ = 1/2 * QEQ * L
MEQ = 1/8 * QEQ * L2
145
4.82
72.4
543
kN
kN/m
kN
kNm
Jenis Beban
Berat Balok
1 Berat Sendiri
Simbol
MS
Q (kN/m)
13.45125
44.22325
P (kN)
M (kNm)
20
Beban Mati
2
3
4
5
6
Tambahan
Beban Lajur "D"
Gaya Rem
Beban Angin
Beban Gempa
MA
TD
TB
EW
EQ
17.34
36
254.8
232.862
1.2096
6.156325
Jenis Beban
Persamaan Momen
Mx = 1/2*QMS*( L*X - X2 )
Vx = QMS*( L/2 - X )
2 Tambahan (MA)
Beban Lajur "D"
Mx = 1/2*QMA*( L*X - X2 )
Mx = 1/2*QTD*( L*X - X2 )
Vx = QMA*( L/2 - X )
Vx = QTD*( L/2 - X )
3 (TD)
+ 1/2*PTD*X
+ 1/2*PTD
Mx = X / L * MTB
Vx = MTB / L
Mx = 1/2*QEW*( L*X - X2 )
Vx = QEW*( L/2 - X )
Mx = 1/2*QEQ*( L*X - X2 )
Vx = QEQ*( L/2 - X )
Daya
Beban
Layan
KMS
1.3
KMA
KTD
1.8
KTB
1.2
KEW
1.2
KEQ
1.2
Jenis Beban
Ultimate
21
Berat
Jara
Berat
Sendiri
Beban Rem
kx
Balok
(kNm)
(MS)
(kNm)
(MA)
(kNm)
(TB)
(kNm)
(m)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Beban Gempa
195.04312
5
641.237125
251.43
649.4
7.76207
17.5392
89.2667
376.635
1238.251
485.52
1262.8
15.5241
33.8688
172.377
544.77562
5
1791.04163
702.27
1840.2
23.2862
48.9888
249.331
699.465
2299.609
901.68
2381.6
31.0483
62.8992
320.129
840.70312
5
2763.95313
1083.75
2887
38.8104
75.6
384.77
968.49
3184.074
1248.48
3356.4
46.5724
87.0912
443.255
1082.8256
3
3559.97163
1395.87
3789.8
54.3345
97.3728
495.584
1183.71
3891.646
1525.92
4187.2
62.0966
106.445
541.757
1271.1431
3
4179.09713
1638.63
4548.6
69.8587
114.307
581.773
1345.125
4422.325
1734
4874
77.6207
120.96
615.633
1405.6556
3
4621.32963
1812.03
5163.4
85.3828
126.403
643.336
1452.735
4776.111
1872.72
5416.8
93.1449
130.637
664.883
1486.3631
3
4886.66913
1916.07
5634.2
100.907
133.661
680.274
1506.54
4953.004
1942.08
5815.6
108.669
135.475
689.508
5961
116.431
136.08
542.636
1513.2656
15
(TD)
(kNm)
Beban
1013.7937
4412.565
22
Berat
Beban
Kombinasi Beban
1.3MS + 2MA +
Gempa
1.8TD + 1.2TB +
Jara
Berat
kx
Balok
(MS)
Mati (MA) (TD)
(TB)
(EW)
(EQ)
(kN)
(kN)
(kN)
(kN)
(kN)
(kN)
(kN)
201.7687 663.3487
5
5
260.1
667.4
7.76207
18.144
92.3449
(m)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Sendiri
Beban
Lajur D
Beban Rem
Beban Angin
1.2EW + 1.2 EQ
(kN)
2725.77451
188.3175
619.1255
242.76
631.4
7.76207
16.9344
86.1886
2559.96518
174.8662
5
574.9022
5
225.42
595.4
7.76207
15.7248
80.0322
2394.15584
161.415
530.679
208.08
559.4
7.76207
14.5152
73.8759
2228.34651
147.9637
5
486.4557
5
190.74
523.4
7.76207
13.3056
67.7196
2062.53717
134.5125
442.2325
173.4
487.4
7.76207
12.096
61.5633
1896.72784
121.0612
5
398.0092
5
451.4
7.76207
10.8864
55.4069
1418.7985
107.61
353.786
138.72
415.4
7.76207
9.6768
49.2506
1565.10917
94.15875
309.5627
5
121.38
379.4
7.76207
8.4672
43.0943
1399.29983
80.7075
265.3395
104.04
343.4
7.76207
7.2576
36.938
1233.4905
67.25625
221.1162
5
86.7
307.4
7.76207
6.048
30.7816
1061.42356
53.805
176.893
69.36
271.4
7.76207
4.8384
24.6253
901.871829
40.35375
132.6697
5
52.02
235.4
7.76207
3.6288
18.469
736.062494
26.9025
88.4465
34.68
199.4
7.76207
2.4192
12.3127
570.253159
13.45125
44.22325
17.34
163.4
7.76207
1.2096
6.15633
404.443824
127.4
7.76207
238.634489
23
Diagram Momen
Momen (kNm)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
x (m)
Diagram Geser
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
x (m)
Melalui data diagram momen dan gaya geser girder diatas, dapat diambil beban
dari 5 buah girder yang nanti akan disalurkan ke struktur bawah dan pondasi. Dengan
asumsi pembebanan terbesar pada girder, maka beban yang ditanggung oleh struktur
bawah dan pondasi adalah:
Momen = 22000 kNm x 5 = 110000 kNm
Gaya Geser = 2800 kN x 5 = 14000 kN
25