Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PERHITUNGAN STRUKTUR
RUKO 2 ½ LANTAI
JL. H. SANUSI
PALEMBANG

Konstruktur: Ir. Yakni Idris,MSc,MSCE

2010

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 1


MSc,MSCE
DAFTAR ISI
I. KRITERIA DESIGN
II. PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS
II.1. MODEL STRUKTUR 3D
II.2. BEBAN GRAVITASI
II.3. BEBAN GEMPA
II.4. INPUT DATA SAP2000
II.5. PENULANGAN BALOK & KOLOM
III. PERHITUNGAN STRUKTUR SEKUNDER
III.1. PERHITUNGAN PELAT
III.2. PERHITUNGAN TANGGA
IV. PERHITUNGAN STRUKTUR BAWAH/PONDASI
IV.1. PERHITUNGAN PONDASI PLAT SETEMPAT
LAMPIRAN
OUTPUT PENULANGAN BALOK DAN KOLOM

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 2


MSc,MSCE
I. KRITERIA DESIGN

1. Pendahuluan
1.1Umum
Gedung Ruko terdiri dari 2½ lantai. Bentuk struktur adalah persegi panjang dengan panjang arah x =
16m dan panjang arah y = 13,5m. Laporan ini terutama menyajikan hasil perhitungan struktur atas yaitu
meliputi perhitungan sistem rangka portal 3 dimensi. Termasuk perhitungan elemen pelat, balok, kolom.
Untuk perhitungan struktur atas tersebut maka perencanaan sistem struktur atas telah dilakukan
menggunakan analisa struktur 3 dimensi dengan bantuan program SAP2000 versi 7.4

1.2Penjelasan Umum
1.2.1 Sistem Struktur
Sistem struktur bangunan Ruko direncanakan terbuat dari sistem rangka portal dengan balok, kolom
terbuat dari beton konvensional. Sistem pelat lantai menggunakan pelat two way beton konvensional
dengan keempat sisinya dipikul oleh balok. Sistem struktur bawah atau pondasi yang direncanakan
adalah menggunakan pondasi plat setempat dengan perkuatan cerucup gelam.

1.2.2 Peraturan yang Digunakan


Perencanaan struktur dan pondasi bangunan ini dalam segala hal mengikuti semua peraturan dan
ketentuan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang ditetapkan dalam peraturan-peraturan berikut:
1.Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002
2.Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002
3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI-1.3.53.1987
Standar :
1. American Concrete Institute, Building Code Requirements for Reinforced Concrete, 5th edition, ACI
319-89
2. American Society for Testing and Materials, ASTM Standard in Building Code,Vol. 1 & 2, 1986
3. Peraturan dan ketentuan lain yang relevan.

1.2.3 Mutu Bahan yang Digunakan


Dapat dijelaskan pula bahwa struktur bangunan adalah struktur beton bertulang biasa (konvensional).
Mutu bahanlmaterial struktur yang digunakan dalam perencanaan meliputi:
a. Mutu Beton
Kolom, balok, pelat, pondasi plat setempat : K-250 (fc’ = 210 kglcm2)
b. Mutu Baja Tulangan
Baja tulangan polos (BJTP-24) untuk Ø ≤ 12mm, fy = 2400 kglcm2
Baja tulangan ulir (BJTD-40) untuk Ø ≥ 13mm, fy = 4000 kglcm2

1.2.4 Pembebanan
Beban yang diperhitungkan adalah sebagai berikut :
1. Beban Mati (DL): yaitu akibat berat sendiri struktur, beban finishing, beban plafon dan beban dinding.
Berat sendiri komponen struktur berupa balok dan kolom dihitung secara otomatis oleh SAP2000
• Beban ceilinglplafond = 18 kglm2
• Beban MlE = 25 kglm2
• Beban finishing lantai keramik = 24 kglm2
• Beban plester 2,5cm = 3 kglm2
• Beban dinding bata ½ batu : 250 kglm2
• Berat sendiri pelat lantai (t=12 cm) = 288 kglm2
• Berat sendiri pelat atap (t=10 cm) = 240 kglm2

2. Beban Hidup (LL)


• Lantai 1 sld Lantai 3 = 250 kglm2

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 3


MSc,MSCE
• Plat atap = 100 kglm2

3. Beban Gempa (E)


Mengenai respon spektrum dari analisa dinamik dan analisa statik ekuivalen sepenuhnya mengikuti Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2002 dengan ketentuan
lokasi bangunan adalah zone 2 (Palembang) dengan faktor keutamaan I = 1 dan factor reduksi gempa
R=8.5 (beton bertulang daktail) dalam arah x dan arah y. Beban angin tidak ditinjau, karena tidak
menentukan dibandingkan dengan beban gempa.

2. Prosedur Perencanaan Struktur Atas


Pada tahap awal dari perencanaan, semua elemen struktur atas ditentukan terlebih dahulu. Kemudian
hasil ini dianalisa sehingga seluruh komponen struktur diharapkan dapat mencapai hasil perencanaan
yang efisien.

2.1Pelat Lantai
Analisa pelat lantai beton bertulang biasa dihitung menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam PBI
71 NI-2 yaitu pelat yang memikul beban dalam satu arah (two way slab, arah x dan y). Penulangan
pelat dihitung berdasarkan kekuatan batas.

2.2Balok-balok Lantai dan Kolom


Balok-balok induk (balok portal) dan balok-balok anak dianalisa secara 3 dimensi baik terhadap beban
vertikal maupun terhadap beban lateral (beban gempa) dengan mempergunakan program SAP2000
versi 7.4. Untuk penulangan lentur dipergunakan program Concrete Design yang ada dalam SAP2000
versi 7.4 dengan menyesuaikan faktor reduksi kekuatan dan kombinasi pembebanan sesuai dengan SNI
03-2847-2002. Program SAP2000 versi 7.4 secara langsung dapat mengolah gaya-gaya yang terjadi
pada elemen bangunan menghasilkan luas tulangan lentur, geser, torsi yang diperlukan dan sekaligus
dapat diketahui kombinasi beban mana yang paling dominan.
Faktor reduksi kekuatan yang dimaksud adalah:
Phi_bending = 0,8
Phi_tension = 0,8
Phi_compression(Tied) = 0,65
Phi_compression(Spiral) = 0,7
Phi_shear = 0,75

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 4


MSc,MSCE
Kombinasi beban yang dimaksud adalah:
1. U = 1.2 DL + 1.6 LL
2. U = 1.2 DL + 1.0 LL + 1.0 (± 1.0 Ex ± 0.3 Ey)
3. U = 1.2 DL + 1.0 LL + 1.0 (± 0.3 Ex ± 1.0 Ey)
Untuk penulangan kolom selain data-data yang telah disebutkan di atas juga dibutuhkan data-data
konfigurasi tulangan pada masing-masing penampang kolom. Jadi pilihan penulangan untuk kolom
adalah “Check” yaitu dengan konfigurasi tulangan yang ada dianalisa terhadap gaya-gaya dalam dan
kombinasi pembebanan. Hasil analisa untuk penulangan kolom adalah rasio antara gaya-gaya yang
terjadi dengan kapasitas dari kolom dan konfigurasi tulangan secara 3 dimensi.

2.3 Beban gempa nominal statik ekuivalen


2.3.1 Struktur gedung beraturan dapat direncanakan terhadap pembebanan gempanominal akibat
pengaruh Gempa Rencana dalam arah masing-masing sumbu utama denah struktur tersebut, berupa
beban gempa nominal statik ekuivalen.
2.3.2Apabila kategori gedung memiliki Faktor Keutamaan I dan strukturnya untuk suatu arah sumbu
utama denah struktur dan sekaligus arah pembebanan Gempa Rencana memiliki faktor reduksi gempa
R dan waktu getar alami fundamental T1, maka beban geser dasar nominal statik ekuivalen V yang
terjadi di tingkat dasar dapat dihitung menurut persamaan :

di mana C1 adalah nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari Spektrum Respons Gempa Rencana
menurut Gambar 2 untuk waktu getar alami fundamental T1, sedangkan Wt adalah berat total gedung,
termasuk beban hidup yang sesuai.
2.3.3 Beban geser dasar nominal V harus dibagikan Sepanjang tinggi struktur gedung menjadi
beban-beban gempa nominal statik ekuivalen Fi yang menangkap pada pusat massa lantai tingkat ke-i
menurut persamaan :

di mana Wi adalah berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai, zi adalah ketinggian
lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral, sedangkan n adalah nomor lantai tingkat paling
atas.

2.4Analisis statik ekuivalen


Mengingat pada struktur gedung beraturan pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa
Rencana dapat ditampilkan sebagai beban-beban gempa nominal statik ekuivalen Fi yang menangkap
pada pusat massa lantai-lantai tingkat, maka pengaruh beban-beban gempa nominal statik ekuivalen
tersebut dapat dianalisis dengan metoda analisis statik 3 dimensi biasa yang dalam hal ini disebut
analisis statik ekuivalen 3 dimensi.

3. Prosedur Perencanaan Struktur Bawah


Dari perhitungan dan analisa akibat beban tetap dan sementara diperoleh gaya-gaya yang bekerja pada
setiap pondasi. Semua pondasi pelat setempat dianalisaldiperiksa terhadap semua keadaan
pembebanan tersebut di atas. Hasil dari analisa secara keseluruhan memperlihatkan bahwa seluruh
hasil perhitungan sesuai dengan batas-batas perencanaan.

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 5


MSc,MSCE
II. PERHITUNGAN STRUKTUR ATAS
II.1. MODEL STRUKTUR 3D
Pemodelan Struktur
a.Struktur dimodelkan dalam 3 dimensi dengan menggunakan elemen kolom dan balok Ukuran arah-x
=4m+4m+4m+4m=16m
Ukuran arah-y=1,5m+4m+4m+4m=13,5m Ukuran
arah-z=4m+4m+4m=12m
b. Kolom dianggap terjepit penuh pada bagian bawah, dengan memberikan balok sloof yg
menghubungkan kolom-kolom bagian bawah
c. Beban-beban gravitasi (beban mati dan beban hidup) disalurkan dari pelat ke balok,
kemudian didistribusikan ke kolom
d. Struktur dan komponen struktur direncanakan hingga semua penampang mempunyai kuat rencana
minimum sama dengan kuat perlu yang dihitung berdasarkan kombinasi beban dan gaya terfaktor
sesuai dg aturan

DENAH (XY-PLANE)

TAMPAK DEPAN (XZ-PLANE)

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 6


MSc,MSCE
TAMPAK SAMPING (YZ-PLANE)

PERSPEKTIF SUDUT (STRUKTUR+TANGGA)

PERSPEKTIF DEPAN (STRUKTUR+TANGGA)

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 7


MSc,MSCE
PERSPEKTIF SAMPING (STRUKTUR+TANGGA)

II.2. BEBAN GRAVITASI

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 8


MSc,MSCE
BEBAN GRAVITASI PORTAL BIDANG YZ

BEBAN GRAVITASI PORTAL BIDANG XZ

PERSPEKTIF BEBAN GRAVITASI

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 9


MSc,MSCE
II.3. BEBAN GEMPA

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 10


MSc,MSCE
Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 11
MSc,MSCE
Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 12
MSc,MSCE
BEBAN GEMPA ARAH X- PER PORTAL BIDANG XZ

BEBAN GEMPA ARAH Y- PER PORTAL BIDANG YZ

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 13


MSc,MSCE
II.4. INPUT DATA SAP2000

DATA INPUT TERLAMPIR

II.5. PENULANGAN BALOK & KOLOM

TABEL JUMLAH TULANGAN

DATA OUTPUT CONCRETE DESIGN TERLAMPIR

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 14


MSc,MSCE
TABEL HASIL PERHITUNGAN PENULANGAN

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 15


MSc,MSCE
PENULANGAN BALOK DAN KOLOM (BIDANG YZ)

PENULANGAN BALOK DAN KOLOM (BIDANG XZ)

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 16


MSc,MSCE
III. PERHITUNGAN STRUKTUR SEKUNDER
III.1. PERHITUNGAN PELAT 4mX4m

Momen max pelat lantai (Mx-tm)

Momen max pelat lantai (My-tm)

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 17


MSc,MSCE
Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 18
MSc,MSCE
III.2. PERHITUNGAN TANGGA

Momen max tangga (My-tm)


Momen max tangga (Mx-tm)

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 19


MSc,MSCE
IV. PERHITUNGAN STRUKTUR BAWAH/PONDASI
IV.1. PERHITUNGAN PONDASI PLAT SETEMPAT UKURAN 1,25mx1,25mx0,2m
Pmax = 49,64ton +13,96ton = 63,6ton

Pemodelan pelat pondasi setempat UKURAN 1,25mx1,25mx0,2m

Momen max pelat pondasi setempat UKURAN 1,25mx1,25mx0,2m (tm)

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 20


MSc,MSCE
IV.2. PERHITUNGAN PONDASI PLAT SETEMPAT UKURAN 1,25mx2,75mx0,2m
P1max = 32,275ton +8,893ton = 41.168ton
P2max = 20,858ton +2,729ton = 23.587ton

Pemodelan pelat pondasi setempat UKURAN 1,25mx2,75mx0,2m

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 21


MSc,MSCE
Momen max pelat pondasi setempat UKURAN 1,25mx2,75mx0,2m (Mx-tm)

Momen max pelat pondasi setempat UKURAN 1,25mx2,75mx0,2m (My-tm)

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 22


MSc,MSCE
UNTUK SITE MIX

Perhitungan Struktur Ruko 2½ Lantai oleh Ir.Yakni Idris, Hal 23


MSc,MSCE

Anda mungkin juga menyukai