Anda di halaman 1dari 49

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 19



BAB III
PERHITUNGAN GELAGAR JEMBATAN


3.1 Perencanaan Gelagar Memanjang

Direncanakan :
- Jarak gelagar memanjang = 1,80 m
- Jarak gelagar melintang = 5,00 m
- Lebar trotoar = 2 x 1,00 m
- Lebar lantai kendaraan = 7,00 m.











q plat = 0,86 t/m
2

q
eq
tipe b
q
eq
=
2
y
2
x
2
y x
6l
)q l (3l l

=
2
2 2
) 0 , 5 ( 6
86 , 0 ) 80 , 1 ) 0 , 5 ( 3 ( 80 , 1



= 0,741 t/m
q
eq
tipe a
q
eq
q l
3
1
x
=
) 86 , 0 )( 80 , 1 (
3
1
=
= 0,52 t/m
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 20
Gelagar memanjang direncanakan menggunakan profil DIR28, dengan data sebagai
berikut :
q = 201 kg/m = 0,201 t/m
F = 255 cm
2
.
W
x
= 2660 cm
3
S
x
= 1560 cm
3

I
x
= 41250 cm
4
b = 2,89 cm
h = 3,10 cm
d = 0,21 cm

3.1.1 Pembebanan
a. Beban mati
- Berat sendiri profil = 0,201 t/m
- Berat lantai = 2 x q
eq
tipe b
= 2 x 0,741 = 1,482 t/m
q = 1,683 t/m
- Momen yang timbul :
M
maks
= 1/8 x q x l
2
= 1/8 x 1,683 x (5,0)
2
= 5,259 tm
- Gaya lintang yang timbul :
D
maks
= x q x l = x 1,683 x 5,0 = 4,207 t

b. Beban hidup
Menurut PPPJJR-1987 halaman 4, beban hidup berupa muatan D yang terdiri
dari muatan terbagi rata (q) dan muatan garis (P). untuk beban hidup, harus ditinjau
terhadap gelagar tepi dan gelagar tengah. Kemudian dari pembebanan tersebut diambil
beban yang maksimum. Menurut PPPJJR-1987 (halaman 6), beban D atau beban
jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban q (t/m
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 21
beban jalur) dan p (ton perjalur). Beban D adalah seperti tertera pada gambar dibawah
ini :


Gambar Beban D
Muatan terbagi rata (q)
q = 2,2 t/m {(1,1/60) x (L 30)} t/m untuk 30 < L < 60 m
q = 2,2 t/m {(1,1/60) x (40 30)} t/m
q = 2,02 t/m (PPPJJR/1987, hal 7)

Menurut PPPJJR-1987 (halaman 8), bila beban tersebut bekerja selebar
jembatan, maka beban q t/m per jalur harus dibagikan dengan lebar jalur minimum
2,75 m sehingga didapatkan beban q per m lebar jembatan yang terdistribusi merata
dalam arah melintang. Kemudian beban tersebut dilimpahkan ke gelagar memanjang
dengan mengalikan jarak gelagar memanjang, sehingga didapatkan beban q per m
panjang jembatan yang terdistribusi merata dalam arah memanjang.
q = 322 , 1 ) 80 , 1 (
75 , 2
02 , 2
= x t/m
Muatan garis (P)
Menurut PPPJJR 1987 halaman 7, beban garis (P) diambil 12 ton.
Untuk jembatan kelas A, P diambil 100 %.
P = 100 % . 12 = 12 t

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 22
Menurut PPPJJR-1987 (halaman 8), bila beban tersebut bekerja selebar
jembatan, maka beban p ton per jalur harus dibagikan dengan lebar jalur minimum
2,75 m sehingga didapatkan beban P per m lebar jembatan yang terdistribusi merata
dalam arah melintang. Kemudian beban tersebut dilimpahkan ke gelagar memanjang
dengan mengalikan jarak gelagar memanjang, sehingga didapatkan beban p per m
panjang jembatan yang terdistribusi merata dalam arah memanjang.
P = 855 , 7 ) 80 , 1 (
75 , 2
12
= x ton
Koefisien kejut (K)
Menurut PPPJJR-1987 halaman 10, koefisien kejut ditetapkan sebagai berikut :
K = 222 , 1
40 50
20
1
L 0 5
20
1 =
+
+ =
+
+
- Momen yang timbul :
M
ytb
= K . ( . P .L + 1/8 . q . l
2
)
= 1,222 . ( . 7,855 . 5,0 + 1/8 . 1,322 . (5,0)
2
)
= 17.0417 tm
- Gaya lintang yang timbul :
D
ytb
= K . ( . P + . q . l)
= 1,222 . ( . 7,855 + . 1,322 . 5,0)
= 8,838 t
c. Muatan angin
Besarnya tekanan angin w = 150 kg/m
2
, dan luas bidang yang menerima
tekanan angin (h) setinggi 2 m diatas lantai kendaraan (PPPJJR-1987, hal 13), jarak
gelagar melintang 5,0 m, jarak as ke as roda 1,75 m





2 m W = 150 kg/m
2

1 m
1,75 m

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 23
Reaksi pada roda akibat angin:

A =
=
1,75
1 x 0,15 x 2 x 5,0
= 0.8571 ton.
- Momen yang timbul :
M = x R x l = x 0,857 x 5,0 = 1,07 tm

- Gaya lintang yang timbul :
D = x R = x 0,857 = 0,428 t

d. Muatan gempa
Pengaruh gempa bumi pada jembatan diperhitungkan senilai dengan suatu
pengaruh gaya horizontal yang bekerja pada titik berat konstruksi yang paling
berbahaya. Untuk wilayah Aceh memiliki daerah gempa VI dengan koefisien gempa
bumi 0,30. (Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan
Gedung/SNI03-1726-2003, hal 15). Berdasarkan PPPJJR-1987 (halaman 15),
pengaruh gempa pada jembatan dipehitungkan senilai dengan pengaruh gaya yang
bekerja pada titik berat konstruksi yang ditinjau dalam arah yang paling berbahaya.

Gaya horizontal tersebut ditentukan besarnya dengan rumus :
K = E . G
Dengan : K = gaya horizontal
E = koefisien gempa bumi (0,30 untuk daerah gempa VI)
G = berat sendiri ; q = 1,683 t/m.

K = 0,30 x (5,0 x 1,683) = 2.525 t



(jarak gel. melintang) x (tinggi tek. angin) x (b. angin) x ( x tinggi tek. angin )
Jarak as roda
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 24
Maka :
- Momen yang timbul :
M = x K x l = x 2.525x 5,0 = 3,156 tm
- Gaya lintang yang timbul :
D = x K = x 2.525 = 1,263 t

e. Gaya rem dan traksi
Berdasarkan PPPJJR-1987 halaman 15, besarnya gaya ini diperhitungkan 5%
dari muatan D tanpa koefisien kejut dan dianggap bekerja horizontal dengan titik
tangkap setinggi h = 1,80 m diatas lantai kendaraan.
Jarak gaya yang bekerja adalah :
H = h + tebal aspal + tebal plat lantai
= 1,8 + 0,1 + 0,2
= 2,1 m
Besarnya gaya rem dan traksi ini adalah :
R = 5 % x {(q x l) + P}
= 5 % x {(1,322 x 5,0) + 7,855}
R = 0,723 t
- Momen yang timbul :
M = R x H = 0,723 x 2,1 = 1,518 tm
- Gaya lintang yang timbul :
D = x R = x 0,723 = 0,362 t

f. Kombinasi beban
1. Momen akibat beban mati (M) = 5,259 tm
2. Momen akibat beban hidup (H) = 17.0417 tm
3. Momen akibat beban angin (A) = 1,07 tm
4. Momen akibat beban gempa (G) = 3,156 tm
5. Momen akibat rem dan traksi (R) = 1,518 tm
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 25
I. M + H = (5,259 + 17,042) : 100 % = 22,301 tm
II. M + A = (5,259 + 1,07) : 125 % = 5,065 tm
III. M + A + H + R = (5,259 + 1,07 + 17,042+ 1,519) : 140 % = 17,779 tm
IV. M + G = (5,259 + 3,156) : 150 % = 5,610 tm
Dari kombinasi beban diatas, yang menentukan adalah kombinasi I dengan momen
sebesar 22,301 tm.

1. Gaya Lintang akibat beban mati (M) = 4,208 t
2. Gaya Lintang akibat beban hidup (H) = 8,833 t
3. Gaya Lintang akibat beban angin (A) = 0,429 t
4. Gaya Lintang akibat beban gempa (G) = 1,262 t
5. Gaya Lintang akibat rem dan traksi (R) = 0,362 t

I M + H = (4,208 + 8,833) : 100 % = 13,041 t
II M + A = (4,208 + 0,429) : 125 % = 3,709 t
III M + A + H + R = (4,208 + 0,429 + 8,833 + 0,362) : 140 % = 9,879 t
IV M + G = (4,208 + 1,169) : 150 % = 3,646 t

Dari kombinasi beban diatas, yang menentukan adalah kombinasi I dengan gaya
lintang sebesar 13,041 t.

3.1.2 Kontrol tegangan dan lendutan

Tegangan normal
2
5
x
maks
lt
kg/cm 98 , 1047
2660 0,8
10 301 , 22
W
M
=

= =
x

o
lt
= 1047,98 kg/cm
2
< o = 1600 kg/cm
2
. (aman)

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 26
Tegangan geser
2
3
x
x
kg/cm 848 , 234
41250 1 , 2
1560 x 10 x 041 , 13
I . b
S . D
= = =
x
web

t = 0,58 xo = 0,58 x 1600 = 928 kg/cm
2

t = 234,848 kg/cm
2
< t = 928 kg/cm
2
.(aman)
Lendutan
Lendutan maksimum (PPBBI 1984 : 106) :
f = L / 250 = 500 / 250 = 2 cm
Jumlah beban terbagi rata yang diterima gelagar memanjang :
q = muatan terbagi rata akibat b. mati + muatan terbagi rata akibat b. hidup
q = 1,683 + 1,320 = 3,003 t/m = 30,03 kg/cm.
Jumlah beban terpusat (P) :
P = b. hidup terpusat + b. angin + b. gempa + b.rem
P = 7,855 + 0,857 + 2,525 + 0,723 = 11,959 t = 11959 kg

Lendutan yang terjadi :
41250 x 10 . 2,1 x 48
(500) x 11959
41250 x 10 . 2,1 384
(500) 03 , 30 x 5
I . E . 48
l . P
I . E . 384
l . q . 5
f
6
3
6
4
x
3
x
4
ytb
+ = + =
x
x

f
ytb
= 0,642 cm < f = 2 cm .(aman)

Jadi profil DIR-28 dapat digunakan untuk gelagar memanjang.

3.2. Perencanaan Gelagar Melintang
Direncanakan :
- Jarak antara gelagar memanjang = 1,80 m
- Jarak gelagar melintang = 5,00 m
- Lebar trotoar = 2 x 1,00 m

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 27
Gelagar melintang direncanakan menggunakan profil DIR-80, dengan data
sebagai berikut:
q = 316 kg/m d = 21 mm
F = 402 cm
2
I
x
= 438240 cm
4

h = 812 mm W
x
= 10790 cm
3

b = 303 mm S
x
= 6190 cm
3


3.2.1 Pembebanan
a. Beban mati
- Berat sendiri profil = 0,361 t/m
- Berat lantai = 2 x q
eq
tipe a
= 2 x 0,52 = 1,040 t/m
q = 1,356 t/m

b. Beban hidup
Menurut PPPJJR-1987 halaman 4, beban hidup berupa muatan D yang terdiri
dari muatan terbagi rata (q) dan muatan garis (P). Untuk beban hidup harus ditinjau
terhadap gelagar tepi dan gelagar tengah. Kemudian dari pembebanan tersebut diambil
beban yang maksimum. Menurut PPJJR-1987 (halaman 6), beban D atau beban jalur
adalah susunan beban pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban q (t/m beban
jalur) dan P (ton perjalur). Karena lebar lantai kendaraan > 5,50 m, beban D
sepenuhnya (100%) dibebankan pada lebar lajur 5,50 m sedangkan lebar selebihnya
hanya dibebani 50% beban D.

Muatan terbagi rata (q)
q = 2,02 t/m


RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 28
Menurut PPPJJR-1987 (halaman 8), bila beban tersebut bekerja selebar
jembatan, maka beban q t/m per jalur harus dibagikan dengan lebar jalur minimum
2,75 m sehingga didapatkan beban q per m lebar jembatan yang terdistribusi merata
dalam arah melintang. Kemudian beban tersebut dilimpahkan ke gelagar memanjang,
dengan mengalikan jarak gelagar memanjang, sehingga didapatkan beban q per m
panjang jembatan yang terdistribusi merata dalam arah memanjang. Beban tersebut
merupakan salah satu beban yang diterima oleh gelagar melintang dan dikelompokkan
ke dalam distribusi beban terpusat.
q =
75 , 2
02 , 2
x 100 % = 0,733 t/m
2

q =
75 , 2
02 , 2
x 50 % = 0,367 t/m
2


Muatan garis (P)
Menurut PPPJJR 1987 halaman 7, beban garis (P) diambil 12 ton.
Untuk jembatan kelas A, P diambil 100 %.
P = 100 % . 12 = 12 t
Menurut PPPJJR-1987 (halaman 8), bila beban tersebut bekerja selebar
jembatan, maka beban p ton per jalur harus dibagikan dengan lebar jalur minimum
2,75 m sehingga didapatkan beban p per m lebar jembatan yang terdistribusi merata
dalam arah melintang. Kemudian beban garis ini dikelompokkan pada beban terbagi
rata pada gelagar melintang.
P =
75 , 2
12
x 100% = 4,364 ton/m
P =
75 , 2
12
x 50% = 2,182 ton/m

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 29
c. Distribusi beban terbagi rata (M)
Beban yang bekerja di atas gelagar melintang didistribusikan secara merata
searah gelagar melintang. Beban tersebut adalah berat gelagar melintang, berat plat
lantai dan beban hidup garis. Sedangkan beban yang lainnya didistribusikan searah
gelagar memanjang atau dijadikan beban terpusat.
1 00 55 0
75
15
q1 q2 q3 q4
10 0
75
1 5
q 1 q2 q3

Pelimpahan beban :
q
1
= Berat gelagar melintang
= 0,361 t/m
q
2
= Berat sendiri gelagar melintang + Berat plat lantai
= 0,361 + 1,04 = 1,356 t/m
q
3
= q
2
+ Beban terbagi rata 50 %
= 1,356 + 2,182 = 3,538 t/m
q
4
= q
2
+ Beban terbagi rata 100 %
= 1,356 + 4,364 = 5,719 t/m

Reaksi tumpuan
RA = RB = ((2 x q1 x L
1
) + (2 x q2 x L
2
) + (q3 x L
3
) + (q4 x L
4
))
= ((2x0,316x0,15) + (2x1,356x1) + (2x3,538x0,25) + (5,719 x 5,5))
= 19,786 t
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 30
M
max
= RA(4,65) q
1
(0,15)(4,575) q
2
(1)(4) q
3
(0,75)(3,125) 0,5 q
4
(2,75)
= 56,444 tm
D
maks
= RA = 19,786 t

Distribusi beban terpusat (P)
Untuk distribusi beban terpusat, beban yang bekerja di atas gelagar melintang
didistribusikan searah gelagar memanjang. Beban tersebut adalah berat gelagar tepi
dan gelagar tengah memanjang, beban hidup trotoar dan beban hidup q merata, dimana
berat gelagar tepi, tengah dan beban hidup trotoar didapatkan dari perhitungan beban
mati dan beban gelagar memanjang.











Pelimpahan beban :
Beban Terpusat
Beban sandaran :
- Berat tiang sandaran = 8,39 x 0,975 = 8,18 kg = 0,00818 t
- Beban hidup vertikal = 100 kg = 0,1 t
- Berat sandaran mendatar = 2 x 4,52 x 5,0 = 0,0452 t
q = 0,1543 t
105
180
100 550
75
100
5
5
P1 P2 P3 P3 P2 P1
180 180 180
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 31
Beban trotoar :
- Beban hidup trotoar = 60 % x 0,5 x 1,0 x 5,0 = 1,500 t
- Beban sendiri trotoar = 0,33 x 1,0 x 5,0 = 1,650 t
= 3,150 t
Beban lantai kendaraan :
- Berat pelat lantai (b) = 0,751 x 5 = 3,705 t
Beban sendiri gelagar memanjang = 0,201 x 5,0 = 1,005 t
Beban terpusat 100% :
- x = 0,05 m 0,733 x 0,05 x 5 = 0,183 t
- x = 1,8 m 0,733 x 1,80 x 5 = 6,60 t
Beban terpusat 50%
- x = 0,75 m 0,367 x 0,75 x 5 = 1,375 t

Pelimpahan beban :
P
1
= Beban sandaran + Beban trotoar + Berat gelagar memanjang + Berat lantai
+ Beban terpusat 100% + Beban terpusat 50%
= 0,153 + 3,15 + 1,005 + 3,705 + 0,183 + 1,375
= 9,571 t
P
2
= Berat gelagar memanjang + Beban trotoar + Beban lantai kendaraan +
Beban terpusat 100% + Beban terpusat 50%
= 1,005 + 3,705 + 0,183 + 6,6
= 11,493 t
P
3
= Berat gelagar memanjang + Beban lantai kendaraan + Beban terpusat 100%
= 1,005 + 3,705 + 6,6
= 11,31 t



RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 32
Akibat beban terpusat.
Reaksi tumpuan

RA = RB = (2 x (P
1
+ P
2
+ P
3
))
= (2 x (9,571 +11,493 + 11,31))
= 32,374 t
Momen yang timbul :
M
maks
= RA x 4,65 P
1
x 4,5 P
2
x 2,7 P
3
x 0,9
= (32,374 x 4,65) (9,571 x 4,5) (11,493 x 2,7) (11,31 x 0,9)

= 66,259 tm
Gaya lintang yang timbul :
Dmaks = RA = 32,374 t

d. Beban angin
Besarnya tekanan angin w = 150 kg/m2, dan luas bidang yang menerima
tekanan angin (h) setinggi 2 m diatas lantai kendaraan (PPPJJR-1987, halaman 13),
jarak gelagar melintang 3,0 m, jarak as ke as roda 1,75 m






Reaksi pada roda akibat angin:

A =
=
1,75
1 x 0,15 x 2 x 5,0
= 0,857 ton.
2 m W = 150 kg/m
2

1 m
1,75 m

(jarak gel. melintang) x (tinggi tek. angin) x (b. angin) x ( x tinggi tek. angin )
Jarak as roda
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 33
- Momen yang timbul :
M = x A x l = x 0,857 x 5,0 = 1,072 tm

- Gaya lintang yang timbul :
D = R = x 0,857 = 0,429 t

e. Gaya rem

Berdasarkan PPPJJR-1987 halaman 15, besarnya gaya ini diperhitungkan 5%
dari muatan D tanpa koefisien kejut dan dianggap bekerja horizontal dengan titik
tangkap setinggi h = 1,80 m diatas lantai kendaraan.
Jarak gaya yang bekerja adalah :
H = h + tebal aspal + tebal plat lantai
= 1,8 + 0,1 + 0,2 = 2,1 m
Besarnya gaya rem dan traksi ini adalah :
R = 5 % . (q . l + P) x lebar jembatan
= 5 % . (0,733 x 5,0 + 4,364) x 9
R = 7,589 t
- Momen yang timbul :
M = R H = 7,589 x 2,1 = 15,936 tm
- Gaya lintang yang timbul :
D = R = x 7,589 = 3,794 t

g. Kombinasi beban
Dari kombinasi beban gelagar memanjang diketahui bahwa yang menentukan
adalah kombinasi I :
Momen total = M + H + A + R = 56,444 + 66,259 + 1,071 +15,936
= 139,711 tm
Gaya lintang total = M + H + A + R = 19,786 + 32,374 + 0,429 + 3,794
= 56,383 t
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 34
3.2.2 Kontrol tegangan
Tegangan lentur
o
ytb
=
X
maks
W
M
=
10790 0,8
10 711 , 139
5


= 1618,523 kg/cm
2


= 1600 x 140% = 2240
1618,523 kg/cm
2
< = 2240 kg/cm
2
(Aman)
Tegangan geser
= 0,58 x 1600 = 928 kg/cm
2

t
ytb
=
x
x
I . b
S . D
=
38240 4 1 , 2
6190 10 383 , 56
3


=379,232 kg/cm
2

379,232 kg/cm
2
< = 928kg/cm
2
(Aman)
Jadi profil DIR-80 dapat digunakan untuk gelagar melintang.

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 35
BAB IV
PERHITUNGAN VAKWERK

Pembebanan yang diperhitungkan :
1. Muatan mati,
2. Muatan hidup,
3. Muatan angin.

4.1 Muatan Mati
Berat sendiri 2 (dua) buah vakwerk (L = 40 m) menurut Prof. Ir. Loa Wan
Kiong - 1976 (Konstruksi Baja V , halaman 63) adalah :
G = (20 + 3.L) kg/m
2
L = panjang bentang = 40 m
= (20 + 3 . 40) = 140 kg/m
2
.
Beban seluruh jembatan untuk 2 vakwerk :
Semua beban yang bekerja pada jembatan dilimpahkan ke vakwerk sepanjang
40 m.Untuk perhitungan vakwerk, lebar jembatan diambil 9 m. Panjang gelagar
melintang yang direncanakan adalah 9,3 m (dianggap ada perlebaran jalan suatu saat).
Berat sendiri vakwerk berdasarkan rumus di atas adalah :
Berat vakwerk = 9,3 m x 40 x 140 kg/m
2
= 52080 kg
Namun, setelah dihitung didapatkan berat sendiri vakwerk dengan profil WF
14 x 16.
Beban seluruh jembatan untuk 2 (dua) vakwerk adalah :
a. Berat vakwerk (digunakan profil WF 14 x 16, berat 366,1 kg/m):
Batang atas = 8 x 5 x 366,1 = 14644 kg
Batang bawah = 8 x 5 x 366,1 = 14644 kg
Batang vertikal = 9 x 4,5 x 366,1 =14827,05 kg
Batang diagonal = 8 x 6,73 x 366,1 =19701,48 kg
Total =63816,54 kg
Berat 2 vakwerk = 2 x 63816,54 =127633,07kg
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 36
b. Berat gelagar :
- G. Memanjang (DIR-28) = 201 kg/m x 40 m x 6 = 48240 kg
- G. Melintang (DIR 80) = 316 kg/m x 9,3 m x 9 = 26449,2 kg
c. Lantai kendaraan :
- Plat lantai = 0,20 m x 9 m x 40 m x 2400 kg/m
3
= 172800 kg
- Lap. aspal = 0,10 m x 7 m x 40 m x 2200 kg/m
3
= 61600 kg
- Air hujan = 0,05 m x 7 m x 40 m x 1000 kg/ m
3
= 14000 kg
d. Lantai trotoar :
- Plat lantai = 2 x [0,15 m x 1,0 m x 40 m x 2200 kg/m
3
] = 28800 kg
- Air hujan = 2 x [0,05 m x 1 m x 40 m x 1000 kg/ m
3
] = 4000 kg
e. Sandaran :
- Tiang sandaran = 2 x [8 x 0,975 m x 8,39 kg/m] = 130,88 kg
- Sandaran horizontal = 2 x [2 x 40 m x 4,52 kg/m] = 723,20 kg
P = 484516,36 kg
Untuk berat bracing diambil 25 %
Berat yang diterima oleh 1 (satu) vak werk adalah :
= = 302822,72 kg
Beban yang diterima oleh tiap titik buhul (P) adalah :
=
8
302822,72

= 37852,84 kg
Gaya yang bekerja pada titik buhul tepi/ujung (P) adalah :
=
2
37852,84
= 18926,42 kg
Reaksi tumpuan :
R
A
= R
B
= x (302822,72) = 151411,36 kg
2
484516,36 125%
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 37









Gaya-gaya batang akibat beban mati dihitung dengan Metode Matrix Analysis of
Structure (Aslam Kassimali, BAB III). Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran
perhitungan.

K =
T =
(
(
(
(

u u
u u
u u
u u
cos sin 0 0
sin cos 0 0
0 0 cos sin
0 0 sin cos
Q = T.F F = K.v P = S.d
(
(
(
(
(





u u u u u u
u u u u u u
u u u u u u
u u u u u u
2 2
2 2
2 2
2 2
sin sin cos sin sin cos
sin cos cos sin cos cos
sin sin cos sin sin cos
sin cos cos sin cos cos
L
EA
4,5

p p p p p p p
1/2

1/2

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 38
Tabel 4.1.1 Gaya batang akibat beban mati
letak No Batang Gaya(Kg) Tekan/Tarik
bawah
1=8 0.00 -
2=7 73602.75 Tarik
3=6 126176.13 Tarik
4=5 157720.17 Tarik
atas
9=16 -73602.75 Tekan
10=15 -126176.13 Tekan
11=14 -157720.17 Tekan
12=13 -168234.85 Tekan
tegak
17=25 -75705.68 Tekan
18=24 -66242.47 Tekan
19=23 -47316.05 Tekan
20=22 -28389.63 Tekan
21 -18926.42 Tekan
miring
26=33 99022.37 Tarik
27=32 70730.26 Tarik
28=31 42438.16 Tarik
29=30 14146.05 Tarik


4.2 Muatan Hidup
Lebar jalur kendaraan 7 m, muatan hidup (D) bekerja sepenuhnya (100 %)
hanya untuk jalur selebar 6,50 m, sedangkan selebihnya yaitu 2 x 0,25 m dibebani
hanya 50 % muatan hidup (D). Muatan tersebut terbagi menjadi muatan terbagi rata (q)
dan muatan garis (P) (PPPJJR1987 hal 7).
Menurut PPPJJR1987 halaman 10, koefisien kejut ditentukan dengan rumus:

K = = 1,222


40 50
20
1
50
20
1
+
+ =
+
+
L
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 39
Muatan hidup terdiri atas :
- Muatan terbagi rata (q).
Menurut PPPJJR1987 halaman 7, untuk jembatan dengan panjang
bentang L = 40 m, (L > 30 m); berlaku
q = 2,2 t/m {(1,1/60) x (L 30)} t/m untuk 30 < L < 60 m
q = 2,2 t/m {(1,1/60) x (40 30)} t/m
q= 2,02 t/m
Dari trotoar diperhitungkan beban hidup sebesar 500 kg/m
2
, sbb :
q = 60% x 500 x 1 = 0,30 t/m
Muatan yang diterima oleh setiap vakwerk :
q = t/m. 408 , 2 3 , 0 0,25 x
2,75
2,02
50% 2,75 x
2,75
2,02
100% = +
(

+ x x

- Muatan garis (P).
Menurut PPPJJR1987 halaman 7, muatan garis adalah : P = 12 t.
Untuk jembatan kelas A, (P) diambil 100 % :
P = 100 % x 12 = 12 t.
Muatan yang diterima oleh setiap vak werk adalah :
P =
(

|
.
|

\
|
+ |
.
|

\
|
50% x 0,25 x
2,75
12
100% x 2,75 x
2,75
12
x 1,222 = 15,333 t
Muatan (P) dan (q) merupakan muatan bergerak yang secara bersama-sama
berjalan di atas jembatan. Gaya-gaya batang akibat momen hidup ini dihitung dengan
metode garis pengaruh menggunakan Metode Matrix Analysis of Structure (Aslam
Kassimali, BAB III).


RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 40
4.2.1 Menghitung ordinat garis pengaruh


Perhitungan ordinat garis pengaruh ini dilakukan dengan 9 alternatif, dimana
pada alternatif pertama P senilai 1 ton diletakkan pada nodal 9, kemudian pada
alternatif kedua P senilai 1 ton diletakkan pada nodal 10, begitu seterusnya sehingga
didapatkan grafik gaya batang yang ada di bawah. Perhitungan yang digunakan
menggunakan Metode Matrix Analysis of Structure seperti yang digunakan pada
perhitungan beban mati sebelumnya. Beban P senilai satu ton ini merupakan beban
fiktif.








RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 41
Tabel 4.1.2 alternatif perpindahan gaya 1 satuan
Alternatif
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 0.97 0.83 0.69 0.56 0.42 0.28 0.14 0.00
0.00 0.83 1.67 1.39 1.11 0.83 0.56 0.28 0.00
0.00 0.69 1.39 2.08 1.67 1.25 0.83 0.42 0.00
0.00 0.42 0.83 1.25 1.67 2.08 1.39 0.69 0.00
0.00 0.28 0.56 0.83 1.11 1.39 1.67 0.83 0.00
0.00 0.14 0.28 0.42 0.56 0.69 0.83 0.97 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 -0.97 -0.83 -0.69 -0.56 -0.42 -0.28 -0.14 0.00
0.00 -0.83 -1.67 -1.39 -1.11 -0.83 -0.56 -0.28 0.00
0.00 -0.69 -1.39 -2.08 -1.67 -1.25 -0.83 -0.42 0.00
0.00 -0.56 -1.11 -1.67 -2.22 -1.67 -1.11 -0.56 0.00
0.00 -0.56 -1.11 -1.67 -2.22 -1.67 -1.11 -0.56 0.00
0.00 -0.42 -0.83 -1.25 -1.67 -2.08 -1.39 -0.69 0.00
0.00 -0.28 -0.56 -0.83 -1.11 -1.39 -1.67 -0.83 0.00
0.00 -0.14 -0.28 -0.42 -0.56 -0.69 -0.83 -0.97 0.00
0.00 -0.88 -0.75 -0.63 -0.50 -0.38 -0.25 -0.13 0.00
0.00 -0.88 -0.75 -0.63 -0.50 -0.38 -0.25 -0.13 0.00
0.00 0.12 -0.75 -0.63 -0.50 -0.38 -0.25 -0.13 0.00
0.00 0.13 0.25 -0.63 -0.50 -0.37 -0.25 -0.12 0.00
0.00 0.00 0.00 0.00 -1.00 0.00 0.00 0.00 0.00
0.00 -0.13 -0.25 -0.38 -0.50 -0.63 0.25 0.12 0.00
0.00 -0.12 -0.25 -0.38 -0.50 -0.63 -0.75 0.13 0.00
0.00 -0.12 -0.25 -0.37 -0.50 -0.62 -0.75 -0.87 0.00
0.00 -0.12 -0.25 -0.37 -0.50 -0.62 -0.75 -0.87 0.00
0.00 1.31 1.12 0.93 0.75 0.56 0.37 0.19 0.00
0.00 -0.19 1.12 0.93 0.75 0.56 0.37 0.19 0.00
0.00 -0.19 -0.37 0.93 0.75 0.56 0.37 0.19 0.00
0.00 -0.19 -0.37 -0.56 0.75 0.56 0.37 0.19 0.00
0.00 0.19 0.37 0.56 0.75 -0.56 -0.37 -0.19 0.00
0.00 0.19 0.37 0.56 0.75 0.93 -0.37 -0.19 0.00
0.00 0.19 0.37 0.56 0.75 0.93 1.12 -0.19 0.00
0.00 0.19 0.37 0.56 0.75 0.93 1.12 1.31 0.00
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 42
Keterangan:
Tabel diatas menunjukan besar gaya batang untuk setiap alternative pada perhitungan
ordinat garis pengaruh Sub 4.2.1.
- Alternatif 1 tidak ada beban pada titik buhul
- Alternatif 2 beban 1 satuan berada pada titik buhul 9
- Alternatif 3 beban 1 satuan berada pada titik buhul 10
- Alternatif 4 beban 1 satuan berada pada titik buhul 11
- Alternatif 5 beban 1 satuan berada pada titik buhul 12
- Alternatif 6 beban 1 satuan berada pada titik buhul 13
- Alternatif 7 beban 1 satuan berada pada titik buhul 14
- Alternatif 8 beban 1 satuan berada pada titik buhul 15
- Alternatif 9 beban 1 satuan berada pada titik buhul 16
Beban 1 satuan merupakan beban fiktif, perhitungan menggunakan metode matriks
analysis of structure (Aslam Kasimali). Data untuk setiap batang(A, E, L, Xe, Ye, Sin,
Cos, dapat dilihat pada lampiran perhitungan.)
Grafik garis pengaruh untuk masing-masing batang akibat gaya 1 Satuan:



RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 43









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 44






RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 45









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 46









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 47









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 48









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 49









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 50









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 51









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 52









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 53









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 54









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 55









RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 56











RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 57










RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 58





RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 59
4.2.2 Perhitungan gaya batang akibat muatan hidup

Digunakan persamaan :
S = P.y + q . F
Dengan : S = Gaya batang yang ditinjau
P = Beban hidup terpusat
y = Ordinat garis pengaruh
q = Beban hidup terbagi rata
F = Luas bidang momen terbesar

a. Batang atas
S = (P y) + (q F)
= (P y) + (q L y)
= y (P + q L)
= y ( 15,333+ x 2,408 40)
= 63,500.y
maka gaya setiap batang :
Batang y S (ton)
9 = -0.97 63.500 = -61.7361 (-) Tekan
10 = -1.67 63.500 = -105.833 (-) Tekan
11 = -2.08 63.500 = -132.292 (-) Tekan
12 = -2.22 63.500 = -141.111 (-) Tekan
13 = -2.22 63.500 = -141.111 (-) Tekan
14 = -2.08 63.500 = -132.292 (-) Tekan
15 = -1.67 63.500 = -105.833 (-) Tekan
16 = -0.97 63.500 = -61.7361 (-) Tekan




RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 60
b. Batang bawah
S = (P y) + (q F)
= (P y) + (q L y)
= y (P + q L)
= y ( 15,333+ x 2,408 40)
= 63,500.y
maka gaya setiap batang :

1 = 0.00 63.500 = 0
2 = 0.97 63.500 = 61.73611 (+) Tarik
3 = 1.67 63.500 = 105.8333 (+) Tarik
4 = 2.08 63.500 = 132.2917 (+) Tarik
5 = 2.08 63.500 = 132.2917 (+) Tarik
6 = 1.67 63.500 = 105.8333 (+) Tarik
7 = 0.97 63.500 = 61.73611 (+) Tarik
8 = 0.00 63.500 = 0

c. Batang vertikal

S = (P y) + (q F)
= (P y) + (q x . y)
= y (P + q x)
= y (15,333 + . 2,408. x)
S = y (15,333 + 1,204 x)
Note:
x = (L a.) + ((D
min
) : (D
max
+ D
min
))



RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 61
Tabel 4.2.2.1 Gaya batang beban hidup batang vertikal
maka gaya setiap batang :
Batang x

a L a L-a Dmax Dmin Dmin x Dmax + Dmin Dmax x
Smax
(Ton)
S min
( Ton)

17 = 40.00 1.2042 0 5 40 0 40 0.000 -0.875 -4.375 0.875 0.000 0.000 -55.563 15.333 Tekan
18 = 30.00 1.2042 1 5 40 5 35 0.000 -0.875 -4.375 0.875 0.000 0.000 -55.563 15.333 Tekan
19 = 25.71 1.2042 2 5 40 10 30 0.125 -0.750 -3.750 0.875 0.625 5.787 -47.625 15.333 Tekan
20 = 21.43 1.2042 3 5 40 15 25 0.250 -0.625 -3.125 0.875 1.250 10.284 -39.688 15.333 Tekan
21 = 15.00 1.2042 4 5 40 20 20 0.000 -1.000 -5.000 1.000 0.000 0.000 -63.500 15.333 Tekan
22 = 21.43 1.2042 3 5 40 15 25 0.250 -0.625 -3.125 0.875 1.250 10.284 -39.688 15.333 Tekan
23 = 25.71 1.2042 2 5 40 10 30 0.125 -0.750 -3.750 0.875 0.625 5.787 -47.625 15.333 Tekan
24 = 30.00 1.2042 1 5 40 5 35 0.000 -0.875 -4.375 0.875 0.000 0.000 -55.562 15.333 Tekan
25 = 40.00 1.2042 0 5 40 0 40 0.000 -0.875 -4.375 0.875 0.000 0.000 -55.562 15.333 Tekan

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 62
c. Batang diagonal

S = (P y) + (q F)
= (P y) + (q x . y)
= y (P + q x)
= y (15,333 + . 2,408. x)
= y (15,333 + 1,204 x)
Note:
x = (L a.) + ((D
max
) : (D
max
+ D
min
))

RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani ( 09.01.1335 ) 63
Tabel 4.2.2.2. Gaya batang beban hidup batang Diagonal

maka gaya setiap batang :
Batang x a L a L-a Dmax Dmin Dmin . Dmax + Dmin Dmax . Smax (Ton) S min( Ton)


26 = 40.00 1.204 1 5 40 5 35 1.308 0.000 0.000 1.31 6.540 83.057 0.000 15.333 Tarik
27 = 36.00 1.204 2 5 40 10 30 1.121 -0.187 -0.934 0.93 5.606 65.792 -3.765 15.333 Tarik
28 = 33.33 1.204 3 5 40 15 25 0.934 -0.374 -1.869 0.56 4.671 51.827 -8.730 15.333 Tarik
29 = 40.00 1.204 4 5 40 20 20 0.747 -0.561 -2.803 0.19 3.737 47.461 -8.595 15.333 Tarik
30 = 40.00 1.204 4 5 40 20 20 0.747 -0.561 -2.803 0.19 3.737 47.461 -8.595 15.333 Tarik
31 = 33.33 1.204 3 5 40 15 25 0.934 -0.374 -1.869 0.56 4.671 51.827 -8.730 15.333 Tarik
32 = 36.00 1.204 2 5 40 10 30 1.121 -0.187 -0.934 0.93 5.606 65.792 -3.765 15.333 Tarik
33 = 40.00 1.204 1 5 40 5 35 1.308 0.000 0.000 1.31 6.540 83.057 0.000 15.333 Tarik
RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani (09.01.1335) 64

Tabel 4.2.2.3 Gaya batang akibat beban hidup
Batang
Gaya batang (kg)
Tarik Tekan
1=8 0.0
2=7 61.736
3=6 105.833
4=5 132.292
9=16 -61.736
10=15 -105.833
11=14 -132.292
12=13 -141.111
17=25 -55.563
18=24 -55.563
19=23 -47.625
20=22 -39.688
21 -63.500
26=33 83.057
27=32 65.792
28=31 51.827
29=30 47.461


4.3 Muatan Angin
Berdasarkan PPPJJR1987 halaman 13 :
Besarnya tekanan angin yang diperhitungkan sebesar 150 kg/m
2
.
Pada jembatan rangka, luas sisi jembatan yang terkena gaya angin diambil
30%, ditambah 15% luas bidang sisi lainnya.

Tekanan angin bekerja pada 3 (tiga) daerah, yaitu :
1. Pada lantai kenderaan (w
r
).
2. Pada kendaraan setinggi 2 m dari atas lantai kendaraan (w
m
).
3. Pada vakwerk (w
br
).


RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani (09.01.1335) 65


Luas bidang yang dapat menahan tekanan angin :
Pada lantai kendaraan
Fr = (tebal aspal + tebal plat lantai kendaraan + tebal gelagar melintang)
panjang jembatan
= (0,10 + 0,20 + 0,812) 40
= 44,48 m
2

Pada kendaraan
Fm = tinggi kendaraan panjang jembatan
= 2 40
= 80 m
2

Pada sisi vakwerk
Fbr = Luas sisi jembatan x 30% + Luas sisi jembatan x 15%
= {40 x 4,5 x 30%} + {40 x 4,5 x 15%}
= 81 m
2





RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani (09.01.1335) 66

Letak titik tangkap tekanan angin terhadap tumpuan vakwerk adalah :
H
r
= (tebal aspal + tebal plat lantai kendaraan + tebal plat
lantai trotoar )+ tinggi jembatan + tinggi gel.Melintang
= (0,10 + 0,20 + 0,15) + 4,5 + 0,812
= 5,54 m
H
m
= (tinggi kendaraan) + tebal aspal + tebal plat + tinggi gel.
Melintang + tinggi jembatan
= (2) + 0,10 + 0,20 + 0,812 + 4,5
= 6,61 m
H
br
= (tinggi vakwerk)
= 1/2(4,5)
= 2,250 m
Besarnya tekanan angin yang bekerja adalah :
W
r
= F
r
. w = 44,48 m
2
. 150 kg/m
2
= 6672 kg.
W
m
= F
m
. w = 80 m
2
. 150 kg/m
2
= 12000 kg.
W
br
= F
br
. w = 81 m
2
. 150 kg/m
2
= 12150 kg.
Reaksi yang timbul akibat gaya angin pada vakwerk adalah :
R =
L
) H . (W ) H . (W ) H . (W
br br m m r r
+ +

=
9,3
) (143624,36 (79344) (36942) + +

= 15443,48 kg.
Reaksi tumpuan akibat muatan angin adalah :
R
A
= R
B
= . (15443,48) = 7721,74 kg.
Gaya batang akibat muatan angin dihitung dengan mengalikan gaya
batang akibat muatan mati dengan perbandingan antara reaksi tumpuan
akibat muatan angin dengan reaksi tumpuan akibat muatan mati.
f = 0,0510
151411,36
7721,74
mati M. . R
angin M. . R
A
A
= =



RANCANGAN JEMBATAN BAJA

Khairul Maulana Rachmayani (09.01.1335) 67

Tabel 4.3 Gaya batang akibat beban mati, beban hidup dan beban angin
Batang
- + - + - +
1=8 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 298055,314
2=7 73602,745 61736,111 3753,624
3=6 126176,135 105833,333 6434,783
4=5 157720,169 132291,667 8043,479
9=16 -73602,745 -61736,111 -3753,624 -317925,669
10=15 -126176,135 -105833,333 -6434,783
11=14 -157720,169 -132291,667 -8043,479
12=13 -168234,847 -141111,111 -8579,711
17=25 -75705,681 -55562,500 -3860,870 -135129,051
18=24 -66242,471 -55562,500 -3378,261
19=23 -47316,051 -47625,000 -2413,044
20=22 -28389,630 -39687,500 -1447,826
21 -18926,420 -63500,000 -965,218
26=33 99022,367 83057,443 5049,984 187129,793
27=32 70730,262 65791,959 3607,131
28=31 42438,157 51826,557 2164,279
29=30 14146,052 47461,396 721,426
diagonal
Gaya design (kg)
bawah
Tekan atas
Tekan tegak
Beban mati (kg) Beban hidup (kg) Beban angin (kg)
Tarik
Tarik

Anda mungkin juga menyukai