Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
C. DESAIN GORDING
Berdasarkan desain struktur bangunan pabrik / perakitan mobil suzuki ertiga, struktur gording yang
diletakan pada bidang atap gedung memiliki jarak 1.00 m kecuali bentang dekat bubungan yang berjarak
0.44 m (Gambar B-6,Detail Penempatan Gording). Terdapat masing-masing delapan buah gabel yang
masing-masing berjarak 12.00 m kecuali pada gabel ketujuh dan kedelapan yang berjarak 8.00 m yang
disesuaikan sebagai panjang gording (Gambar A-1, Denah Organisasi Struktur Bangunan). Dengan
memilih sebuah gording yang memiliki jarak antar gording paling maksimum yaitu 1.00 m dan panjang
gording paling maksimum yaitu 12.00 m sebagai gording yang akan didesain. Gording yang akan
didesain mewakili semua karakteristik gording pada bidang atap.Sehingga data utama Gording dapat
ditampilkan sebagai berikut :
Terdapat dua buah sagrod yang diletakan berjarak 4 m dari kedua tumpuan gording
Berat spesifik penutup atap tipe seng BJLS 0.4 = 10 kg/m2 = 100 N/m2(PMI 70 pasal 2.2.(1)
Tabel 1).
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
(mm)
350
50
50
A
(mm2)
4.5
Cx
Cy
Ix
Iy
(mm4)
(mm4)
275x105
275000
(mm) (mm)
1958
7.5
ix
iy
(mm) (mm)
118
11.9
Sx
Sy
(mm3)
(mm3)
15700
6480
Beban yang secara langsung diterima oleh gording yaitu sebagai berikut :
Beban matiialah berat dari semua bagian yang berhubungan dengan gording dan bersifat
tetap, dalam hal ini adalah berat sendiri gording,beban penutup atap,termasuk segala unsur
tambahan seperti alat penyambung, dan orientasi beban mati selalu berarah menuju pusat
bumi.
Beban hidup ialah beban yang bekerja pada gording secara tidak tetap, yang merupakan
beban akibat air hujan dan pekerja yang bekerja di atap gedung. Orientasi dari beban mati
selalu berarah menuju pusat bumi atau gravitasional
Beban anginialah beban yang bekerja pada gording yang disebabkan oleh adanya selisih
tekan udara. Orientasi beban ini selalu tegak lurus terhadap bidang atap.
Beban yang secara tidak langsung diterima oleh gording dari komponen lain :
Beban anginialah yang bekerja pada dinding depan dan belakang bangunan. Beban akan
diterima gording sebagai beban aksial.
Perhitungan secara lengkap beban-beban yang bekerja pada gording ditampilkan sebagai berikut.
= 154 /
250
= 110.03 /
Sehingga total berat penutup atap dan berat sendiri gording ialah 26.43 /. = 264.3 /
3. Berat alat penyambung
= (10%)264.3 = 26.43 /
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
Beban hidup (LL) merupakan beban terpusat yang berasal dari seorang pekerja atau
seorang pemadam kebakaran dengan peralatannya yang beraktifitas diatas atap, sebesar
minimum 100 kg = 1000 N (PMI 70 pasal 3.2. (3)).
Beban hujan (HL) merupakan beban dari berat genangan air hujan ( Beban merata linear)
40 0.8(), pada proyeksi bidang atap.(PPIUG 83 pasal 3.2.(2)).
Pada perhitungan gording selanjutnya diantara kedua beban ini,akan dipilih beban yang
menyebabkan terjadinya momen maksimum pada gording. Sesuai dengan lampiran 8, beban yang
digunakan adalah beban air hujan yaitu sebesar 200 N/m 2 yang menyebabkan terjadinya momen
maksimum pada sumbu-x sebesar 295.56 kgm dan pada sumbu-y sebesar 137.70 kgm. Sehingga
beban yang digunakan untuk desain ialah beban air hujan pada proyeksi bidang datar sebesar ((1.00)
x cos 250 x 200) = 181.26 N/m1.
Untuk kepentingan desain selanjutnya maka beban mati dan beban hidup yang semula beroientasi
vertikal kebawah diubah menjadi komponen-komponen gaya searah sumbu-x penampang dan
sumbu-y penampang.
Komponen gaya searah sumbu-x penampang diperoleh dengan cara mengalikan besar gaya
akibat beban mati dan beban hidup dengan = cos 25.
Komponen gaya searah sumbu-y penampang diperoleh dengan cara mengalikan besar gaya
akibat bebanmati dan beban hidup dengan = sin 25.
kal
u Y Lo
Sumb
Dy ; Hy
Dx ; Hx
D;H
Rafter Ber-Profil WF
Sagrod
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
Maka besar komponen gaya untuk beban mati dan beban hidup searah sumbu-x penampang atau
(D;H)Xadalah
(D;H) = (290.77 / N/m ; 181.26 N/m )
(D;H)X = (290.77 ( cos25o ) ; 181.26 ( cos25o ) )
(D;H)X = ( 263.52 N/m ; 164.27 N/m )
Dy;Hy
lokal
Sb. Y
lokal
Sb. X
25
lokal
Sb. Z
Gambar C-3. Model Pembebanan Gording Searah Sumbu-x Penampang atau ( D;H )x
Maka besar komponen gaya untuk beban mati dan beban hidup searah sumbu-y penampang atau
(D;H)Yadalah
(D;H) = (290.77 N/m ; 181.26 N/m )
(D;H)Y = (290.77 ( sin25o ) ; 181.26 ( sin25o ) )
(D;H)Y = ( 122.88 N/m ; 76.60 N/m )
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
Dx;Hx
kal
X lo
Sb.
a
Sb.
25
al
Z lok
Gambar C-4. Model Pembebanan Gording Searah Sumbu-x Penampang atau ( D;H )y
Angin Tarik
Angin Tekan
,4
0,2a-0
-0,4
25
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh bahwa beban angin yang terjadi pada bidang
atap yang menghadap arah datangnya angin dengan kemiringan 25o ialah angin tekan.
Untuk menentukan beban rencana akibat angin pada gording maka ditinjau beban angin
yang akan digunakan karena memperbesar beban yang terjadi. Maka beban angin yang
digunakan untuk membebani gording ialah ( W )= 1840 N/m
Sehingga beban rencana yang membebani gording searah sumbu-y penampang ialah
:. N/m = 0.2700 kN/m
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
Qx
Qy
S b.
Sb.
a
Z lok
Sb.
a
Y l ok
a
X lok
25
Gambar C-6.Arah Pembebanan Beban Rencana Searah Sumbu-x dan Sumbu-y penampang.
Gird no.2
Gird no.5
Gird no.3
Gird no.4
Gird no.1
Pintu
Depan
500.00
Gird no.6
500.00
500.00
Daerah tributaris
trapesium
1049.73
816.58
Pintu
Depan
500.00
500.00
500.00
500.00
500.00
500.00
500.00
500.00
C
*Semua ukuran yang tertera dalam satuan cm
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
Dengan memandang dinding bagian depan gedung sebagai bidang angin atau dengan kata lain
angin datang menerpa dari depan bangunan. Maka pada bagian depan akan timbul tekanan positif
(tekanan tiup) dan pada belakang bangunan akan timbul tekanan negatif (tekanan hisap).Gording
lebih rawan terhadap gaya aksial tekan dibandingkan gaya aksial tarik, sehingga gording hanya
terhadap gaya aksial tekan. PMI 70 Pasal 4.3(1a), mengisyaratkan bahwa beban angin yang
menerpa dinding vertikal (angin tiup) harus dikalikan koefisien +0.9.Daerah tributaris maksimum
terjadi pada gird vertikal no.6 dan berbentuk trapesium (lihat gambar C-7). Sesuai asumsi yang
kita anut sebelumnya bahwa gird vertikal berperletakan sendi pada kedua tumpuannya maka
dapat kita hitung besar gaya aksial tekan yang dikerjakan pada gording sebagai berikut.
1
1
(10.49 + 8.16)5(40)0.9 ( ) = 839.84 = 8398.4
2
2
C.3.5. Analisa Struktur Untuk Menentukan Gaya Dalam Yang Bekerja Pada Gording dan
Menentukan Beban Yang Ditransfer Ke Komponen Lapis Berikutnya.
C.3.5.1. Beban Aksial Rencana ( Nu )
C.3.5.2. Momen, Gaya Geser dan Reaksi Perletakan Akibat Pembebanan Terhadap
Sumbu-X Gording.
(Mu-x dan Vu-x).
Reaksi Perletakan
Dengan kedua tumpuan diidealisasi sendi-sendi maka reaksi perletakan kedua
tumpuan gording ialah 12.30 kN.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
C.3.5.3. Momen , Gaya Geser dan Reaksi Perletakan Akibat Pembebanan Terhadap
Sumbu-Y Gording.
(Mu-y dan Vu-y).
Reaksi Perletakan
Reaksi perletakan akibat Qx pada gording yang di transfer ke rafter (Vx) adalah
12306.48 N
Reaksi perletakan akibat Qy pada gording yang ditransfer ke rafter (Vy) adalah
647.67 N
= 13437.4N
Mux
= 36919.4448 Nm
Muy
= 430.451 Nm
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
+ 9 (
) 1.0
0.2 dan
+(
+
) 1.0
< 0.2
2
Muy
Vuy
Mux
+
+ 0.625
Mnx Mny
Vny
1.375
= 13437.432 N
= 36919.44 Nm
= 430.45 Nmm
; [ 2002 ; 7.6 3]
Lkx= kx Lx
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
1 12000
p 118
1
360
200000= 1.363
Lky = ky Ly
ky= 1 ; Perletakan ujung sendi
Ly = 400 mm
Lky= 1 .400 mm = 400 mm
ry= iy= 11.9 mm [tabel C-1]
=
1 400
p 11.9
360
= 0.454
200000
= max(. ; . )= 1.374
> 1.2 maka
=1.25 2
=1.25x1.3742 = 2.360
Ag = A = 1958 mm2
Nn
= Ag
360
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
M bckl-x
Mbckl-x bergantung kepada kekompakan dan kelangsingan penampang yang dapat
diketahui dengan membandingkan faktor-faktor kelangsingan ( , p, dan r) ; [
SNI 2002 butir 8.2]
= max ( x ;y )
x =
y =
12000
118
400
11.9
= 101.694
= 33.613
p =1.76
360
= 41.48
r =4.40
360
= 103.71
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
fr = 70 MPa
Mr = Sx (fy - fr)
Mr = 157000 (360 -70) = 4.55 x 107Nmm
101.6941.48
Mltb-x
Mltb-x bergantung pada pada pembandingan L , Lp , Lr satu terhadap yang lain [ SNI
2002 : butir 8.3]. Lp dan Lr dihitung dapat dihitung sebagai berikut:
L = 12000 mm
Ly = 400 mm
ry =
1958
= 11.9 mm
13668.751958
Lp = 0.1320000011.9
4.55 x 107
= 23.99 mm
Lr = 2
Dengan;
13668.751958
Lr = 220000011.9
4.55 x 107
= 532.83 mm
= 2.5 +3 +4+3
2.3 ; [SNI 2002: pers. (8.3-1)]
12.5
2.3
2.5 + 3 + 4 + 3
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
MA
=27689583.6 Nmm
= 36919444.8Nmm
= 27689583.6 Nmm
12.5(36919444.8 )
2.3
(2.5 x 36919444.8 ) + (3 27689583.6 ) + (4 36919444.8) + (3 27689583.6 )
Cb =1.136
= ( );
[SNI 2002: Butir 8.2.1(c)]
(
= 157000 360 70 ) = 4.55 107
= min( . ; 1.5 );
[SNI 2002: Butir 8.2.1(b)]
Zx= 1.18[ Ket : Untuk profil channels,Z dapat diperkirakan sebagai 1.18Sx ]
= 1.18 157000 = 185260 3
. = 360 185260 = 6.66 107
1.5 = 1.5 ( ) = 1.5 ( 360 157000 )
1.5 = 1.5 ( ) = 8.47 107
= min( 6.4 107 ; 8.1 107 ); Maka nilai dari Mp adalah :
= 6.4 107
()
Mltbx = Cb [ + ( ) ()]
Mltbx = 1.136[4.55 107 + (6.67107 4.55 107 )
(532.83 12000)
(532.8323.99)
M yy
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
M bckl-y
Mbckl-y bergantung kepada kekompakan dan kelangsingan penampang yang dapat
diketahui dengan membandingkan faktor-faktor kelangsingan ( , p, dan r) ; [
SNI 2002 butir 8.2]
= max ( x ;y )
x =
y =
12000
118
400
11.9
= 101.69
= 33.61
p =1.76
= 41.48
360
r =4.40
360
= 103.71
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
fr = 70 MPa
Mr = Sy (fy - fr)
Mr = 6840 (360 -70) = 1879200 Nmm
101.6941.48
M ltb-y
Mltb-y bergantung pada pada pembandingan L , Lp , Lr satu terhadap yang lain
[SNI 2002 : butir 8.3]. Lp dan Lr dihitung dapat dihitung sebagai berikut:
L = 12000 mm
Ly = 400 mm
ry =
1958
= 11.9 mm
13668.751958
Lp = 0.1320000011.9
2752704
= 5765.89 mm
Lr = 2
Dengan;
13668.751958
Lr = 220000011.9
1879200
= 129939.1 mm
5765.89 < 12000 <129939.1 : Lp< L < Lr maka penampang termasuk golongan
penampang bentang Menengah dan Mltb-x dihitung
menurut persamaan :
()
=
=
12.5
2.5 +3 +4+3
12.5
2.3
2.5 + 3 + 4 + 3
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
MA =21810.32 Nmm
M =9891.37 Nmm
M =21810.32 Nmm
12.5(382055.81)
2.3
(2.5 382055.81) + (3 21810.32) + (4 9891.37 ) + (3 21810.32)
Cb =4.243
= ( );
[SNI 2002: Butir 8.2.1(c)]
(
= 5810 360 70 ) = 1684900
= min( . ; 1.5 );
[SNI 2002: Butir 8.2.1(b)]
Zy= 1.18[ Ket : Untuk profil channels,Z dapat diperkirakan sebagai 1.18Sx ]
= 1.18 5810 = 6855.8 3
. = 360 6855.8 = 2468088
1.5 = 1.5 ( ) = 1.5 ( 360 5810 )
1.5 = 1.5 ( ) = 81540000
= min( 2468088 ; 81540000 ); Maka nilai dari Mp adalah :
= 2468088
()
Mltby = Cb [ + ( ) ()]
(17351.6012000)
0.2 adalah
13437.43
=
= . < 0.2
(0.85)271021
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
+(
+
) 1.0
2
13437.43
36553368.92
382055.81
+(
+
) = 0.95 < 1.0
7
(0.9)4.4 10
(0.9)2091600
2(0.85)271021
Profil usulan memenuhi persamaan interaksi aksial momen dengan rasio keterpenuhan
0.95
100% = 95.32%
1
+
) + 0.625
1.375 ;
342
480.02(200000)
360
1.10 = 1.10
1.37
= 568.04
480.02(200000)
= 1.37
360
= 707.47
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2014-2015
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG
Halaman: _ dari_halaman
Analisa untuk mencari tahu keterpenuhan terhadap persamaan kombinasi geser lentur
Maka :
(
+
) + 0.625
1.375
36553368.92
382055.81
12198.07
(
+
) + 0.625 (
) = 1.143 1.375
7
(0.9)4.4 10
(0.9)2091600
(0.9)369360
= (
5
4
)
= 0.122m
384
[
240
1
(12) = 0.05
240
Maka dapat dikatakan bahwa lendutan Arah-Y dapat ditolerir atau dapat diterima
C.3.7. Kesimpulan
Hasil desain
Rasio maksimum keterpenuhan limit-state dari profil usulan adalah
max(95.32 %; 83.12%) = 95.32 %
Yang lebih besar daripada batas bawah rasio optimum yaitu 60 %.Tetapi profil usulan,belum
optimal pada limit state lendutan.Sehingga perlu diusulkan ulang profil untuk mendapatkan
profil optimal dan cukup kuat dan dapat dipakai untuk gording.