Anda di halaman 1dari 44

BAB III

PERHITUNGAN KONSTRUKSI

3.1 Perhitungan Pelat


3.1.1 Perhitungan Pelat Lantai Atap

Gambar 3.3.1 Penamaan Panel Pelat Lantai Atap


Mutu bahan yang digunakan :
Mutu Beton (fc’) = 25 MPa
Mutu Wiremesh (fy) = 240 MPa

A. Menentukan Dimensi Balok


Dimensi Balok Induk
Tinggi balok (h) diperkirakan (1/8 – 1/15)
h = 1/8 x 4000 mm = 500 mm
Jadi, tinggi balok induk adalah 600 mm

Lebar balok (lb) direncanakan (1/2 - 2/3)h


lb =1/2 x 600 mm = 300 mm
Diambil lebar balok induk 300 mm
Jadi, ukuran balok induk adalah 300 mm x 600 mm

1
2

Dimensi Balok Anak :


Tinggi balok (h) diperkirakan (1/10 – 1/15)
h = 1/10 x 4000 mm = 400 mm
Jadi, tinggi balok anak adalah 450 mm

Lebar balok (lb) direncanakan (1/2 - 2/3)h


Lb =1/2 x 450 mm = 225 mm
Diambil lebar balok anak 250 mm
Jadi, ukuran balok anak adalah 250 mm x 450 mm

B. Menentukan Jenis Pelat

Gambar 3.3.2 Pelat Panel A

Lx = 4000 mm
Ly = 4000 mm
Lnx = 4000 – (½ x 300) – (½ x 300) = 3700 mm
Lny = 4000 – (½ x 300) – (½ x 300) = 3700 mm
𝐿𝑦 3700 𝑚𝑚
B = 𝐿𝑥 = 3700 𝑚𝑚 = 1 ≤ 2 (sistem pelat 2 arah)
3

C. Kontrol Tebal Pelat


a) α 1, α 4, (Balok Dak 300 mm x 600 mm)

Gambar 3.3.3 Detail Potongan I – I

h = 600 mm
hf = 120 mm
bw = 300 mm
hw = h – hf = 600 – 120 = 480 mm
Syarat lebar efektif penampang balok L, dengan mengambil nilai
terkecil dari :
𝐿𝑛𝑦
1) be = bw + ( )
2
4000
= 300 + ( ) = 2300 mm
2

2) be = bw+(6 hf)
= 300 + ( 6. 120)
=1020 mm
𝐿𝑛𝑦
3) be = bw + ( )
12
4000
= 300 + ( )
12

= 633
( Diambil beff terkecil =633 mm )
4

No. b h A y a 1/12.b.h3
A. y (mm3) a2 . A (mm4)
(mm) (mm) (mm2) (mm) (mm) (mm4)
1. 633 120 76000 540 41040000 196 2930459504 91200000
2. 300 480 144000 240 34560000 104 1546631405 2764800000
220000 75600000 4477090909 2856000000

∑𝐴.𝑦 75.600.000
Y= = = 344 mm
∑𝐴 220.000

a₁ = y₁ - Y = 540 –344 = 196 mm


a₂ = Y - y₂ = 344 – 240 = 104 mm

1
I balok =∑12x h3 x b + ∑Aa2

= 2.856.000.000 + 4.477.090.909
= 7.333.090.909
1
I pelat = 12 ( ½ (Lny) + ½ (bw)) x 1203
1
= ( ½ (4000) + ½ (300)) x 1203
12

= 288.000.150
𝐼 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Sehingga didapat 𝑎1, 𝑎4 = 𝐼 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
7.333.090.909
= 288.000.150

= 25,46

b) α 2 ( Balok Dak 300 mm x 600 mm)

Gambar 3.3.4 Detail Potongan II – II


5

h = 600 mm
hf = 120 mm
bw = 300 mm
hw = h – hf = 600 – 120 = 480 mm
Syarat lebar efektif penampang balok T, dengan mengambil nilai
terkecil dari :
𝐿𝑛𝑦
1) be = bw + 2 ( )
2
4000
= 300 + 2 ( ) = 4300 mm
2

2) be = bw+(8 hf)
= 300 + ( 8 . 120)
= 1260 mm
𝐿𝑛𝑦
3) be = ( )
4
4000
=( )
4

= 1000
( Diambil beff terkecil = 1000 mm )

No. b h A y a 1/12.b.h3
A. y (mm3) a2 . A (mm4)
(mm) (mm) (mm2) (mm) (mm) (mm4)
1. 1000 120 120000 540 64800000 164 3213223140 144000000
2. 300 480 144000 240 34560000 136 2677685950 2764800000
264000 99360000 5890909091 2908800000

∑𝐴.𝑦 99.360.000
Y= = = 376 mm
∑𝐴 264.000

a₁ = y₁ - Y = 540 –376 = 164 mm


a₂ = Y - y₂ = 376 – 240 = 136 mm

1
I balok = ∑12x h3 x b + ∑Aa2

= 2.908.800.000 + 5.890.909.091
= 8.799.709.091
6

1
I pelat = 12 ( ½ (Lkanan) + ½ (LKiri)) x 1203
1
= ( ½ (4000) + ½ (4000)) x 1203
12

= 288.002.000
𝐼 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Sehingga didapat 𝑎2 = 𝐼 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
8.799.709.091
= 288.002.000

= 30,55

c) α3 ( Balok Dak 250 mm x 450 mm)

Gambar 3.3.5 Detail Potongan III – III

h = 450 mm
hf = 120 mm
bw = 250 mm
hw = h – hf = 450 – 120 = 330 mm
Syarat lebar efektif penampang balok T, dengan mengambil nilai
terkecil dari :
𝐿𝑛𝑦
1) be = bw + 2 ( )
2
4000
= 250 + 2 ( ) = 4250 mm
2

2) be = bw+(8 hf)
= 300 + ( 8 . 120)
= 1260 mm
7

𝐿𝑛𝑦
3) be = ( )
4
4000
=( )
4

= 1000
( Diambil beff terkecil = 1000 mm )

No. b h A y A. y a 1/12.b.h3
a2 . A (mm4)
(mm) (mm) (mm2) (mm) (mm3) (mm) (mm4)
1. 575 120 69000 390 26910000 123 1035849733 82800000
2. 250 330 82500 165 13612500 102 866347049,3 748687500
151500 40522500 1902196782 831487500

∑𝐴.𝑦 40522500
Y= = = 267 mm
∑𝐴 151500

a₁ = y₁ - Y = 390 –267 = 123 mm


a₂ = Y - y₂ = 267 – 165 = 102 mm

1
I balok = ∑12x h3 x b + ∑Aa2

= 831.487.500+ 1.902.196.782
= 2.733.684.282
1
I pelat = 12 ( ½ (Lkanan) + ½ (LKiri)) x 1203
1
= ( ½ (4000) + ½ (4000)) x 1203
12

= 288.002.000
𝐼 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Sehingga didapat 𝑎3 = 𝐼 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
2.733.684.282
= 288.002.000

= 9,49

D. Cek Ketebalan Minimum Pelat Lantai


𝑎𝑓1+𝑎𝑓1+𝑎𝑓1+𝑎𝑓2
Sehingga nilai afm = 4
25,46+30,55+25,46+9,49
= = 22,74
4
8

Diperoleh nilai afm > 2,0 Sehingga berdasarkan SNI 2847-2020,


Ketebalan minimum pelat adalah sebesar :
𝐹𝑦
𝐿𝑛 (0,8+ )
1500
Hmin = 36+9𝛽
240
3700 𝑚𝑚 (0,8+ )
1400
= 36+9(1)

= 107,67 mm
Tebal pelat tidak boleh kurang dari 107,67 mm, maka direncakan tebal
pelat lantai adalah 120 mm

E. Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai Atap


Beban Mati (WDL)
Beban berat pelat = 24 kN/ m² x 0,12 m = 2,88 kN/m2
Berat plafon dan penggantung = 0,18 kN/m2
Berat instalasi ME = 0,25 kN/m²
Waterprooding = 14 kN/ m² x 0,02 m = 0,28 kN/ m²

∑ WDL = 3,597 kN/m2

Beban Hidup (WLL)


Untuk beban hidupnya adalah sebesar 0,96 kN/m2 (SNI 1727: 2020)
Beban terfaktor (Wu) = 1,2 WD + 1,6 WL
= 1,2 (3,597) + 1,6 (0,96)
= 5,844 kN/m2

F. Menghitung Momen
Momen arah pendek la
1
Ma- = − 20 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= − 20 . (5,844). (3,7)2 = -4,00 kNm
9

1
Ma+ = 31 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= 31 . (5,844). (3,7)2 = 2,58 kNm

Momen arah panjang lb


1
Mb- = − 20 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= − 20 . (5,844). (3,725)2 = -4,05 kNm
1
Mb+ = 31 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= 31 . (5,844). (3,725)2 = 2,62 kNm

Jadi, Besaran momen ultimate tiap arah adalah


Mux = 4,05 kNm
Muy = 2,62 kNm

G. Perencanaan Penulangan Pelat Lantai Atap


- Selimut beton yang dinyatakan untuk pelat yang berhubungan dengan
dengan tanah atau yang cuaca adalah 40 mm ( SNI 2847:2019 6.3.10)
- Selimut beton yang diisyaratkan untuk pelat yang tidak terbuka dengan
cuaca atau berhubungan dengan tanah adalah 20 mm ( SNI 2847:2019
6.3.10)
- Tebal pelat 120 mm
- Diperkirakan menggunakan tulangan utama D10

a) Tulangan Tumpuan :
dx = h – ts – ½D
= 120 mm – 40 mm – (½ x 10) mm
= 75 mm
𝑀𝑢 4,05 . 106
Mnx = = = 4.500.000
∅ 0,90
𝑀𝑛𝑥 4.500.000
Rn = = = 0,800
𝑏. 𝑑𝑥 2 1000 𝑥 752
10

0,85 𝑥𝑓𝑐 ′ 2 . 𝑅𝑛
𝜌perlu = [1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐 ′ ]
𝑓𝑦

0,85 𝑥 25 2( 0,800)
= [1 − √1 − ]
240 0,85.25

= 0,00340
𝜌 min = 0,002
Maka, 𝜌 perlu <𝜌 min sehingga yang dipakai adalah ρperlu adalah
0,00327
As perlu =𝜌.b.d
= 0,00340 . 1000 . 75
= 254,892 mm2
Terkait batas maksimal spasi tulangan lentur , berdasarkan SNI
2847-2019, nilai maksimal spasi yang di gunakan lebih kecil dari yang
di tentukan maka di perbolehkan:
S = 3. h = 3. 120 = 360 atau 450 mm
Maka di pasang jarak 150 mm
1000 1 1000 1
As = . 4 . ∅2 . 𝜋 = × × 102 × 𝜋
𝑠 150 4

= 523,599 mm2
Nilai As yang dihitung lebih basar dari As Perlu, Sehingga
memenuhi persyaratan (523,599 > 248,244) OKE
Jadi, tulangan tumpuan arah x yang digunakan adalah M10-150

b) Tulangan Lapangan :
dy = h – ts – D – ½.D
= 120 mm – 40 mm – 10 mm – (½ x 10) mm
= 65 mm
𝑀𝑢 2,62 . 106
Mny = = = 2.911.111,11
∅ 0,90
𝑀𝑛𝑦 2.867.539,785
Rn = = = 0,689
𝑏 . 𝑑𝑥 2 1000 𝑥 682
11

0,85 𝑥𝑓𝑐 ′ 2 . 𝑅𝑛
𝜌perlu = [1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐 ′ ]
𝑓𝑦

0,85 𝑥 25 2( 0,689)
= [1 − √1 − ]
240 0,85.25

= 0,00292
𝜌 min = 0,002
Maka, 𝜌 perlu <𝜌 min sehingga yang dipakai adalah ρperlu
adalah 0,00262
As perlu =𝜌.b.d
= 0,00292 . 1000 . 65
= 178,349 mm2
Terkait batas maksimal spasi tulangan lentur , berdasarkan SNI
2847-2019, nilai maksimal spasi yang di gunakan lebih kecil dari yang
di tentukan maka di perbolehkan:
S = 3. h = 3. 120 = 360 atau 450 mm
Maka di pasang jarak 150 mm
1000 1 1000 1
As = . 4 . ∅2 . 𝜋 = × × 82 × 𝜋
𝑠 150 4

= 335,103 mm2
Nilai As yang dihitung lebih basar dari As Perlu, Sehingga
memenuhi persyaratan (335,103 > 178,349) OKE
Jadi, tulangan tumpuan arah x yang digunakan adalah M8-150

c) Tulangan Susut
Berdasarkan rasio minimum tulangan susut untuk mutu baja
tulangan lebih kecil dari 420 Mpa adalah Pmin = 0,002, sehingga
tulangan susut adalah
As perlu =𝜌.b.d
= 0,002 . 1000 . 76
= 152,000 mm2
12

Terkait batas maksimal spasi tulangan lentur , berdasarkan SNI


2847-2019, nilai maksimal spasi yang di gunakan lebih kecil dari yang
di tentukan maka di perbolehkan:
S = 5. h = 5. 120 = 600 atau 450 mm
Maka di pasang jarak 150 mm
1000 1 1000 1
As = × × ∅2 × 𝜋 = × × 82 × 𝜋
𝑠 4 150 4

= 335,103 mm2
Nilai As yang dihitung lebih basar dari As Perlu, Sehingga
memenuhi persyaratan (335,103 > 152,000) OKE
Jadi, tulangan susut yang digunakan adalah M8-150

D. Kuat Geser
𝑊𝑢 . 𝑠
Vu = 2
4,46 . 4000
= 2

= 8920 N
Karena pemasangan tulangan geser pada pelat lantai sulit untuk
di laksanakan, maka Vu pada pelat biasanya di batasi sebesar ∅𝑉𝑐

∅Vc =  0,17 .. √𝑓𝑐′. b . d

= 0,17 .√25 . 1000 . 76


= 48450 N
∅Vc = 48.450 N > Vu = 8.920 N OKE
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa kuat
geser dari beton sudah mampu memikul gaya geser yang terjadi,
sehingga tidak membutuhkan tulangan geser pada pelat.
13

3.1.2 Perhitungan Pelat Lantai 3 dan 2

Gambar 3.3.6 Penamaan Panel Pelat Lantai 2

Mutu bahan yang digunakan :


Mutu Beton (fc’) = 25 MPa
Mutu Wiremesh (fy) = 240 MPa

A. Menentukan Dimensi Balok


Dimensi Balok Induk
Tinggi balok (h) diperkirakan (1/8 – 1/15)
= 1/8 x 4000 mm = 500 mm
Jadi, tinggi balok induk adalah 600 mm

Lebar balok (lb) direncanakan (1/2 - 2/3)h


=1/2 x 600 mm = 300 mm
Diambil lebar balok induk 300 mm
Jadi, ukuran balok induk adalah 300 mm x 600 mm

Dimensi Balok Anak :


Tinggi balok (h) diperkirakan (1/10 – 1/15)L (bentang terpanjang)
= 1/10 x 4000 mm = 400 mm
14

Jadi, tinggi balok anak adalah 450 mm

Lebar balok (lb) direncanakan (1/2 - 2/3)h


=1/2 x 450 mm = 225 mm
Diambil lebar balok anak 250 mm
Jadi, ukuran balok anak adalah 250 mm x 450 mm

B. Menentukan Jenis Pelat

Gambar 3.3.7 Pelat Panel A

Lx = 4000 mm
Ly = 4000 mm
Lnx = 4000 – (½ x 300) – (½ x 300) = 3700 mm
Lny = 4000 – (½ x 300) – (½ x 300) = 3700 mm

𝐿𝑦 3700 𝑚𝑚
B = 𝐿𝑥 = 3700 𝑚𝑚 = 1 ≤ 2 (sistem pelat 2 arah)
15

C. Kontrol Tebal Pelat


a) α 1, α 4, (Balok 300 mm x 600 mm)

Gambar 3.3.8 Detail Potongan I – I

h = 600 mm
hf = 120 mm
bw = 300 mm
hw = h – hf = 600 – 120 = 480 mm
Syarat lebar efektif penampang balok L, dengan mengambil nilai
terkecil dari :
𝐿𝑛𝑦
1) be = bw + ( )
2
4000
= 300 + ( ) = 2300 mm
2

2) be = bw+(6 hf)
= 300 + ( 6. 120)
=1020 mm
𝐿𝑛𝑦
3) be = bw + ( )
12
4000
= 300 + ( )
12

= 633
( Diambil beff terkecil =633 mm )
16

No. b h A y A. y a 1/12.b.h3
a2 . A (mm4)
(mm) (mm) (mm2) (mm) (mm3) (mm) (mm4)
1. 633 120 76000 540 41040000 196 2930459504 91200000
2. 300 480 144000 240 34560000 104 1546631405 2764800000
220000 75600000 4477090909 2856000000

∑𝐴.𝑦 75.600.000
Y= = = 344 mm
∑𝐴 220.000

a₁ = y₁ - Y = 540 –344 = 196 mm


a₂ = Y - y₂ = 344 – 240 = 104 mm

1
I balok =∑12x h3 x b + ∑Aa2

= 2.856.000.000 + 4.477.090.909
= 7.333.090.909
1
I pelat = 12 ( ½ (Lny) + ½ (bw)) x 1203
1
= ( ½ (4000) + ½ (300)) x 1203
12

= 288.000.150
𝐼 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Sehingga didapat 𝑎1, 𝑎4 = 𝐼 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
7.333.090.909
= 288.000.150

= 25,46

b) α 2 ( Balok 300 mm x 600 mm)

Gambar 3.3.9 Detail Potongan II – II


17

h = 600 mm
hf = 120 mm
bw = 300 mm
hw = h – hf = 600 – 120 = 480 mm
Syarat lebar efektif penampang balok T, dengan mengambil nilai
terkecil dari :
𝐿𝑛𝑦
1) be = bw + 2 ( )
2
4000
= 300 + 2 ( ) = 4300 mm
2

2) be = bw+(8 hf)
= 300 + ( 8 . 120)
= 1260 mm
𝐿𝑛𝑦
3) be = ( )
4
4000
=( )
4

= 1000
( Diambil beff terkecil = 1000 mm )

No. b h A y A. y a 1/12.b.h3
2 a2 . A (mm4)
(mm) (mm) (mm ) (mm) (mm3) (mm) (mm4)
1. 1000 120 120000 540 64800000 164 3213223140 144000000
2. 300 480 144000 240 34560000 136 2677685950 2764800000
264000 99360000 5890909091 2908800000

∑𝐴.𝑦 99.360.000
Y= = = 376 mm
∑𝐴 264.000

a₁ = y₁ - Y = 540 –376 = 164 mm


a₂ = Y - y₂ = 376 – 240 = 136 mm

1
I balok = ∑12x h3 x b + ∑Aa2

= 2.908.800.000 + 5.890.909.091
= 8.799.709.091
18

1
I pelat = 12 ( ½ (Lkanan) + ½ (LKiri)) x 1203
1
= ( ½ (4000) + ½ (4000)) x 1203
12

= 288.002.000
𝐼 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Sehingga didapat 𝑎2 = 𝐼 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
8.799.709.091
= 288.002.000

= 30,55

c) α 3 ( Balok 250 mm x 450 mm)

Gambar 3.3.10 Detail Potongan II – II

h = 450 mm
hf = 120 mm
bw = 250 mm
hw = h – hf = 450 – 120 = 330 mm
Syarat lebar efektif penampang balok T, dengan mengambil nilai
terkecil dari :
𝐿𝑛𝑦
1) be = bw + 2 ( )
2
4000
= 250 + 2 ( ) = 4250 mm
2

2) be = bw+(8 hf)
= 300 + ( 8 . 120)
= 1260 mm
19

𝐿𝑛𝑦
3) be = ( )
4
4000
=( )
4

= 1000
( Diambil beff terkecil = 1000 mm )

No. b h A y A. y a 1/12.b.h3
a2 . A (mm4)
(mm) (mm) (mm2) (mm) (mm3) (mm) (mm4)
1. 575 120 69000 390 26910000 123 1035849733 82800000
2. 250 330 82500 165 13612500 102 866347049,3 748687500
151500 40522500 1902196782 831487500

∑𝐴.𝑦 40522500
Y= = = 267 mm
∑𝐴 151500

a₁ = y₁ - Y = 390 –267 = 123 mm


a₂ = Y - y₂ = 267 – 165 = 102 mm

1
I balok = ∑12x h3 x b + ∑Aa2

= 831.487.500+ 1.902.196.782
= 2.733.684.282

1
I pelat = 12 ( ½ (Lkanan) + ½ (LKiri)) x 1203
1
= ( ½ (4000) + ½ (4000)) x 1203
12

= 288.002.000
𝐼 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Sehingga didapat 𝑎3 = 𝐼 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
2.733.684.282
= 288.002.000

= 9,49

D. Cek Ketebalan Minimum Pelat Lantai


𝑎𝑓1+𝑎𝑓1+𝑎𝑓1+𝑎𝑓2
Sehingga nilai afm = 4
25,46+30,55+25,46+9,49
= = 22,74
4
20

Diperoleh nilai afm > 2,0 Sehingga berdasarkan SNI 2847-2020,


Ketebalan minimum pelat adalah sebesar :
𝐹𝑦
𝐿𝑛 (0,8+ )
1500
Hmin = 36+9𝛽
240
3700 𝑚𝑚 (0,8+ )
1400
= 36+9(1)

= 107,67 mm
Tebal pelat tidak boleh kurang dari 107,67 mm, maka direncakan tebal
pelat lantai adalah 120 mm

E. Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai 2 dan 3


Beban Mati (WDL)
Beban berat pelat = 24 kN/ m² x 0,12 m = 2,88 kN/m2
Berat adukan (tebal 4 cm) = 21 kN/m² x 0,04 = 0,84 kN/m2
Berat plafon dan penggantung = 0,18 kN/m2
Berat Keramik = 0,24 kN/m2 x 0,04 = 0,10 kN/m2
Berat instalasi ME = 0,25 kN/m²

∑ WDL = 4,16 kN/m2


Beban Hidup (WLL)
Untuk beban hidupnya adalah sebesar 1,92 kN/m2 (SNI 1727: 2020)

Beban terfaktor (Wu) = 1,2 WD + 1,6 WL


= 1,2 (4,16) + 1,6 (1,92)
= 8,064 kN/m2

F. Menghitung Momen
Momen arah pendek la
1
Ma- = − 20 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= − 20 . (8,064). (3,7)2 = -5,52 kNm
1
Ma+ = 31 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
21

1
= 31 . (8,064 ). (3,7)2 = 3,56 kNm

Momen arah panjang lb


1
Mb- = − 20 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= − 20 . (8,064 ). (3,725)2 = -5,56 kNm
1
Mb+ = 31 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= 31 . (8,328). (3,725)2 = 3,66 kNm

Jadi, Besaran momen ultimate tiap arah adalah


Mux = 5,56 kNm
Muy = 3,66 kNm

G. Perencanaan Penulangan Pelat Lantai 3 dan 2


- Selimut beton yang dinyatakan untuk pelat yang berhubungan
dengan dengan tanah atau yang cuaca adalah 40 mm ( SNI
2847:2019 6.3.10)
- Selimut beton yang diisyaratkan untuk pelat yang tidak terbuka
dengan cuaca atau berhubungan dengan tanah adalah 20 mm ( SNI
2847:2019 6.3.10)
- Tebal pelat 120 mm
- Diperkirakan menggunakan tulangan utama D10

a) Tulangan Tumpuan :
dx = h – ts – ½D
= 120 mm – 20 mm – (½ x 10) mm
= 95 mm
𝑀𝑢 5,56 . 106
Mnx = = = 6.300.000
∅ 0,90
𝑀𝑛𝑥 6.300.000
Rn = = = 0,698
𝑏 . 𝑑𝑥 2 1000 𝑥 952

0,85 𝑥𝑓𝑐 ′ 2.𝑅𝑛


𝜌perlu = [1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐 ′ ]
𝑓𝑦
22

0,85 𝑥 25 2( 0,698)
= [1 − √1 − ]
240 0,85.25

= 0,00296
𝜌 min = 0,002
Maka, 𝜌 perlu <𝜌 min sehingga yang dipakai adalah ρperlu adalah
0,00282
As perlu = 𝜌 . b . d
= 0,00296 . 1000 . 95
= 281,010 mm2

Terkait batas maksimal spasi tulangan lentur , berdasarkan


SNI 2847-2019, nilai maksimal spasi yang di gunakan lebih kecil
dari yang di tentukan maka di perbolehkan:
S = 3. h = 3. 120 = 360 atau 450 mm
Maka di pasang jarak 150 mm
1000 1
As = . 4 . ∅2 . 𝜋
𝑠
1000 1
= 250
× 4
× 102 × π

= 314,159 mm2
Nilai As yang dihitung lebih basar dari As Perlu, Sehingga
memenuhi persyaratan (314,159 > 281,010) OKE
Jadi, tulangan tumpuan arah x yang digunakan adalah D10-
250

b) Tulangan Lapangan :
dy = h – ts – D – ½.D
= 120 mm – 20 mm – 10 mm – (½ x 10) mm
= 85 mm

𝑀𝑢 3,66 . 106
Mny = = = 4.066.666,67
∅ 0,90

𝑀𝑛𝑦 4.066.666,67
Rn = = = 0,563
𝑏 . 𝑑𝑥 2 1000 𝑥 852
23

0,85 𝑥𝑓𝑐 ′ 2 .𝑅𝑛


𝜌perlu = [1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐 ′ ]
𝑓𝑦

0,85 𝑥 25 2( 0,563)
= [1 − √1 − ]
240 0,85.25

= 0,00238
𝜌 min = 0,002
Maka, 𝜌 perlu <𝜌 min sehingga yang dipakai adalah ρperlu adalah
0,00238
As perlu = 𝜌 . b . d
= 0,00238 . 1000 . 88
= 202,059 mm2
Terkait batas maksimal spasi tulangan lentur , berdasarkan
SNI 2847-2019, nilai maksimal spasi yang di gunakan lebih kecil
dari yang di tentukan maka di perbolehkan:
Jarak = 3. h ( Pasal 8.7.2.2 Tentang Jarak Max Tulangan Pelat)
= 3. 120 mm
= 360 mm atau 450 mm
Maka di pasang jarak 250 mm
1000 1 1000 1
As = . 4 . ∅2 . 𝜋 = × × 102 × 𝜋
𝑠 250 4

= 314,159 mm2
Nilai As yang dihitung lebih basar dari As Perlu, Sehingga
memenuhi persyaratan (314,159 > 202,059 ) OKE
Jadi, tulangan tumpuan arah x yang digunakan adalah D10-
250

c) Tulangan Susut
Berdasarkan rasio minimum tulangan susut untuk mutu baja
tulangan lebih kecil dari 420 Mpa adalah Pmin = 0,0014, sehingga
tulangan susut adalah
As perlu =𝜌.b.d
= 0,002 . 1000 . 95
24

= 190,000 mm2
Terkait batas maksimal spasi tulangan lentur , berdasarkan
SNI 2847-2019, nilai maksimal spasi yang di gunakan lebih kecil
dari yang di tentukan maka di perbolehkan:
S = 5. h = 5. 120 = 600 atau 450 mm
Maka di pasang jarak 150 mm
1000 1 1000 1
As = × × ∅2 × 𝜋 = × × 102 × 𝜋
𝑠 4 150 4

= 314,159 mm2
Nilai As yang dihitung lebih basar dari As Perlu, Sehingga
memenuhi persyaratan (314,159 > 190,000)
Jadi, tulangan tumpuan arah y yang digunakan adalah D10-
250

d) Kuat Geser
𝑊𝑢 . 𝑠
Vu = 2
5,56 . 4000
= 2

= 11.120 N
Karena pemasangan tulangan geser pada pelat lantai sulit untuk di
laksanakan, maka Vu pada pelat biasanya di batasi sebesar ∅𝑉𝑐

∅Vc =  0,17 .. √𝑓𝑐′. b . d

= 0,17 .√25 . 1000 . 95


= 60.562 N
∅Vc = 60,562 > Vu = 11.120 N
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
kuat geser dari beton sudah mampu memikul gaya geser yang
terjadi, sehingga tidak membutuhkan tulangan geser pada pelat.
25

3.1.3 Perhitungan Pelat Lantai 1

Gambar 3.3.10 Penamaan Panel Pelat Lantai 2

Mutu bahan yang digunakan :


Mutu Beton (fc’) = 25 MPa
Mutu Wiremesh (fy) = 240 MPa

A. Menentukan Dimensi Balok


Dimensi Balok Induk
Tinggi balok (h) diperkirakan (1/8 – 1/15)L (bentang terpanjang)
= 1/8 x 4000 mm = 500 mm
Jadi, tinggi balok induk adalah 600 mm

Lebar balok (lb) direncanakan (1/2 - 2/3)h


=1/2 x 600 mm = 300 mm
Diambil lebar balok induk 300 mm
Jadi, ukuran balok induk adalah 300 mm x 600 mm

Dimensi Balok Anak :


Tinggi balok (h) diperkirakan (1/10 – 1/15)L (bentang terpanjang)
26

= 1/10 x 4000 mm = 400 mm


Jadi, tinggi balok anak adalah 450 mm

Lebar balok (lb) direncanakan (1/2 - 2/3)h


=1/2 x 450 mm = 225 mm
Diambil lebar balok anak 250 mm
Jadi, ukuran balok anak adalah 250 mm x 450 mm

B. Menentukan Jenis Pelat

Gambar 3.3.11 Pelat Panel A

Lx = 4000 mm
Ly = 4000 mm
Lnx = 4000 – (½ x 300) – (½ x 300) = 3700 mm
Lny = 4000 – (½ x 300) – (½ x 300) = 3700 mm

𝐿𝑦 3700 𝑚𝑚
B = 𝐿𝑥 = 3700 𝑚𝑚 = 1 ≤ 2 (sistem pelat 2 arah)

C. Kontrol Tebal Pelat


a) α 1, α 4, (Balok 300 mm x 600 mm)
27

Gambar 3.3.12 Detail Potongan I – I

h = 600 mm
hf = 120 mm
bw = 300 mm
hw = h – hf = 600 – 120 = 480 mm
Syarat lebar efektif penampang balok L, dengan mengambil nilai
terkecil dari :
𝐿𝑛𝑦
1) be = bw + ( )
2
4000
= 300 + ( ) = 2300 mm
2

2) be = bw+(6 hf)
= 300 + ( 6. 120)
=1020 mm
𝐿𝑛𝑦
3) be = bw + ( )
12
4000
= 300 + ( )
12

= 633
( Diambil beff terkecil =633 mm )
No. b h A y A. y a 1/12.b.h3
2 a2 . A (mm4)
(mm) (mm) (mm ) (mm) (mm3) (mm) (mm4)
1. 633 120 76000 540 41040000 196 2930459504 91200000
2. 300 480 144000 240 34560000 104 1546631405 2764800000
220000 75600000 4477090909 2856000000
28

∑𝐴.𝑦 75.600.000
Y= = = 344 mm
∑𝐴 220.000

a₁ = y₁ - Y = 540 –344 = 196 mm


a₂ = Y - y₂ = 344 – 240 = 104 mm

1
I balok =∑12x h3 x b + ∑Aa2

= 2.856.000.000 + 4.477.090.909
= 7.333.090.909
1
I pelat = 12 ( ½ (Lny) + ½ (bw)) x 1203
1
= ( ½ (4000) + ½ (300)) x 1203
12

= 288.000.150
𝐼 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Sehingga didapat 𝑎1, 𝑎4 = 𝐼 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
7.333.090.909
= 288.000.150

= 25,46

b) α 2 ( Balok 300 mm x 600 mm)

Gambar 3.3.13 Detail Potongan II – II


h = 600 mm
hf = 120 mm
bw = 300 mm
hw = h – hf = 600 – 120 = 480 mm
29

Syarat lebar efektif penampang balok T, dengan mengambil nilai


terkecil dari :
𝐿𝑛𝑦
1) be = bw + 2 ( )
2
4000
= 300 + 2 ( ) = 4300 mm
2

2) be = bw+(8 hf)
= 300 + ( 8 . 120)
= 1260 mm
𝐿𝑛𝑦
3) be = ( )
4
4000
=( )
4

= 1000
( Diambil beff terkecil = 1000 mm )

No. b h A y A. y a 1/12.b.h3
2 a2 . A (mm4)
(mm) (mm) (mm ) (mm) (mm3) (mm) (mm4)
1. 1000 120 120000 540 64800000 164 3213223140 144000000
2. 300 480 144000 240 34560000 136 2677685950 2764800000
264000 99360000 5890909091 2908800000

∑𝐴.𝑦 99.360.000
Y= = = 376 mm
∑𝐴 264.000

a₁ = y₁ - Y = 540 –376 = 164 mm


a₂ = Y - y₂ = 376 – 240 = 136 mm

1
I balok = ∑12x h3 x b + ∑Aa2

= 2.908.800.000 + 5.890.909.091
= 8.799.709.091

1
I pelat = 12 ( ½ (Lkanan) + ½ (LKiri)) x 1203
1
= ( ½ (4000) + ½ (4000)) x 1203
12

= 288.002.000
30

𝐼 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Sehingga didapat 𝑎2 = 𝐼 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
8.799.709.091
= 288.002.000

= 30,55

c) α 3 ( Balok 250 mm x 450 mm)

Gambar 3.3.14 Detail Potongan II – II

h = 450 mm
hf = 120 mm
bw = 250 mm
hw = h – hf = 450 – 120 = 330 mm
Syarat lebar efektif penampang balok T, dengan mengambil nilai
terkecil dari :
𝐿𝑛𝑦
1) be = bw + 2 ( )
2
4000
= 250 + 2 ( ) = 4250 mm
2

2) be = bw+(8 hf)
= 300 + ( 8 . 120)
= 1260 mm
𝐿𝑛𝑦
3) be = ( )
4
4000
=( )
4

= 1000
31

( Diambil beff terkecil = 1000 mm )

No. b h A y A. y a 1/12.b.h3
2 3 a2 . A (mm4)
(mm) (mm) (mm ) (mm) (mm ) (mm) (mm4)
1. 575 120 69000 390 26910000 123 1035849733 82800000
2. 250 330 82500 165 13612500 102 866347049,3 748687500
151500 40522500 1902196782 831487500

∑𝐴.𝑦 40522500
Y= = = 267 mm
∑𝐴 151500

a₁ = y₁ - Y = 390 –267 = 123 mm


a₂ = Y - y₂ = 267 – 165 = 102 mm

1
I balok = ∑12x h3 x b + ∑Aa2

= 831.487.500+ 1.902.196.782
= 2.733.684.282
1
I pelat = 12 ( ½ (Lkanan) + ½ (LKiri)) x 1203
1
= ( ½ (4000) + ½ (4000)) x 1203
12

= 288.002.000
𝐼 𝐵𝑎𝑙𝑜𝑘
Sehingga didapat 𝑎3 = 𝐼 𝑃𝑒𝑙𝑎𝑡
2.733.684.282
= 288.002.000

= 9,49

D. Cek Ketebalan Minimum Pelat Lantai


𝑎𝑓1+𝑎𝑓1+𝑎𝑓1+𝑎𝑓2
Sehingga nilai afm = 4
25,46+30,55+25,46+9,49
= = 22,74
4

Diperoleh nilai afm > 2,0 Sehingga berdasarkan SNI 2847-2020,


Ketebalan minimum pelat adalah sebesar :
𝐹𝑦
𝐿𝑛 (0,8+ )
1500
hmin = 36+9𝛽
32

240
3700 𝑚𝑚 (0,8+ )
1400
= 36+9(1)

= 107,67 mm
Tebal pelat tidak boleh kurang dari 107,67 mm, maka direncakan tebal
pelat lantai adalah 120 mm

E. Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai 1


Beban Mati (WDL)
Beban berat pelat = 24 kN/ m² x 0,12 m = 2,88 kN/m2
Berat adukan (tebal 4 cm) = 21 kN/m² x 0,04 = 0,84 kN/m2
Berat Keramik = 0,24 kN/m² x 0,04 = 0,10 kN/m2
Berat instalasi ME = 0,25 kN/m²

∑ WDL =3,980 kN/m2

Beban Hidup (WLL)


Untuk beban hidupnya adalah sebesar 1,92 kN/m2 (SNI 1727: 2020)

Beban terfaktor (Wu) = 1,2 WD + 1,6 WL


= 1,2 (3,98) + 1,6 (1,92)
= 7,848 kN/m2

F. Menghitung Momen
Momen arah pendek la
1
Ma- = − 20 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= − 20 . (7,848 ). (3,7)2 = -5,37 kNm
1
Ma+ = 31 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= 31 . (7,848 ). (3,7)2 = 3,47 kNm

Momen arah panjang lb


1
Mb- = − 20 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
33

1
= − 20 . (7,848 ). (3,7)2 = -5,37 kNm
1
Mb+ = 31 . 𝑤𝑢. 𝑙𝑎²
1
= 31 . (7,848 ). (3,7)2 = 3,47 kNm

Jadi, Besaran momen ultimate tiap arah adalah


Mux = 5,37 kNm
Muy = 3,47 kNm

G. Perencanaan Penulangan Pelat Lantai 1


- Selimut beton yang dinyatakan untuk pelat yang berhubungan
dengan dengan tanah atau yang cuaca adalah 40 mm ( SNI
2847:2019 6.3.10)
- Selimut beton yang diisyaratkan untuk pelat yang tidak terbuka
dengan cuaca atau berhubungan dengan tanah adalah 20 mm ( SNI
2847:2019 6.3.10)
- Tebal pelat 120 mm
- Diperkirakan menggunakan tulangan utama M8

a) Tulangan Tumpuan :
dx = h – ts – ½D
= 120 mm – 20 mm – (½ x 8) mm
= 96 mm

𝑀𝑢 5,37 . 106
Mnx = = = 5.966.666,67
∅ 0,90

𝑀𝑛𝑥 5.966.666,67
Rn = = = 0,647
𝑏 . 𝑑𝑥 2 1000 𝑥 962

0,85 𝑥𝑓𝑐 ′ 2 . 𝑅𝑛
𝜌perlu = [1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐 ′ ]
𝑓𝑦
34

0,85 𝑥 25 2( 0,647)
= [1 − √1 − ]
240 0,85.25

= 0,00274
𝜌 min = 0,002
Maka, 𝜌 perlu <𝜌 min sehingga yang dipakai adalah ρperlu adalah
0,00284
As perlu = 𝜌 . b . d
= 0,00274 . 1000 . 96
= 263,040 mm2

Terkait batas maksimal spasi tulangan lentur , berdasarkan


SNI 2847-2019, nilai maksimal spasi yang di gunakan lebih kecil
dari yang di tentukan maka di perbolehkan:
S = 3. h = 3. 120 = 360 atau 450 mm
Maka di pasang jarak 150 mm
1000 1
As = . 4 . ∅2 . 𝜋
𝑠
1000 1
= 150
× 4
× 82 × π

= 335,103 mm2
Nilai As yang dihitung lebih basar dari As Perlu, Sehingga
memenuhi persyaratan (335,103 >263,040)
Jadi, tulangan tumpuan arah x yang digunakan adalah M8-150

b) Tulangan Lapangan :
dy = h – ts – D – ½.D
= 120 mm – 20 mm – 8 mm – (½ x 8) mm
= 88 mm

𝑀𝑢 3,47 . 106
Mny = = = 3.850.628,98
∅ 0,90

𝑀𝑛𝑦 4.088.888,889
Rn = = = 0,497
𝑏. 𝑑𝑥 2 1000 𝑥 882
35

0,85 𝑥𝑓𝑐 ′ 2 . 𝑅𝑛
𝜌perlu = [1 − √1 − 0,85.𝑓𝑐 ′ ]
𝑓𝑦

0,85 𝑥 25 2( 0,497)
= [1 − √1 − ]
240 0,85.25

= 0,00210
𝜌 min = 0,002
Maka, 𝜌 perlu <𝜌 min sehingga yang dipakai adalah ρperlu adalah
0,00210

As perlu =𝜌.b.d
= 0,00210 . 1000 . 88
= 184,506 mm2
Terkait batas maksimal spasi tulangan lentur , berdasarkan
SNI 2847-2019, nilai maksimal spasi yang di gunakan lebih kecil
dari yang di tentukan maka di perbolehkan:
S = 3. h = 3. 120 = 360 atau 450 mm
Maka di pasang jarak 150 mm
1000 1 1000 1
As = . 4 . ∅2 . 𝜋 = × × 82 × 𝜋
𝑠 150 4

= 335,103 mm2
Nilai As yang dihitung lebih basar dari As Perlu, Sehingga
memenuhi persyaratan (335,103 >184,506)
Jadi, tulangan tumpuan arah x yang digunakan adalah M8-150

c) Tulangan Susut
Berdasarkan rasio minimum tulangan susut untuk mutu baja
tulangan lebih kecil dari 420 Mpa adalah Pmin = 0,0014, sehingga
tulangan susut adalah
As perlu =𝜌.b.d
= 0,002 . 1000 . 96
= 192,000 mm2
36

Terkait batas maksimal spasi tulangan lentur , berdasarkan


SNI 2847-2019, nilai maksimal spasi yang di gunakan lebih kecil
dari yang di tentukan maka di perbolehkan:
S = 5. h = 5. 120 = 600 atau 450 mm
Maka di pasang jarak 150 mm
1000 1 1000 1
As = × × ∅2 × 𝜋 = × × 82 × 𝜋
𝑠 4 150 4

= 335,103 mm2
Nilai As yang dihitung lebih basar dari As Perlu, Sehingga
memenuhi persyaratan (335,103 > 192,000)
Jadi, tulangan tumpuan arah y yang digunakan adalah M8-150

d) Kuat Geser
𝑊𝑢 . 𝑠
Vu = 2
5,37 . 4000
= 2

= 10.740 N
Karena pemasangan tulangan geser pada pelat lantai sulit untuk di
laksanakan, maka Vu pada pelat biasanya di batasi sebesar ∅𝑉𝑐

∅Vc =  0,17 .. √𝑓𝑐′. b . d

= 0,17 .√25 . 1000 . 96


= 61.200 N
∅Vc = 61.200 N > Vu = 10.740 N (OKE)
Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa
kuat geser dari beton sudah mampu memikul gaya geser yang
terjadi, sehingga tidak membutuhkan tulangan geser pada pelat.
Tabel 1.1 Penulangan Pelat Lantai Atap
As
Type Lb La Wu Momen ρ As Jarak Tulangan
Lb/La Momen dx(mm) Rn Mn ρ perlu perlu
Panel (m) (m) (Kn/m3) (Kn/m) min (mm2) (3.h) Pakai
(mm2)
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟑
4,05 75 0,800 4.500.000 0,00340 0,002 254,892 314,159 360 D10-250
A 4 4 1 5,84 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 2,62 65 0,689 2.911.111,11 0,00292 0,002 189,737 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟏𝟑

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟑
3,28 75 0,648 3.644.444,44 0,00274 0,002 205,654 314,159 360 D10-250
B 4 3 1,33 5,84 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 1,70 65 0,447 1.888.888,89 0,00188 0,002 130,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟖𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟕𝟎

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟔
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟗
2,81 75 0,555 3.122.222,22 0,00234 0,002 175,783 314,159 360 D10-250
C 3,5 3 1,16 5,84 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 1,70 65 0,447 1.888.888,89 0,00188 0,002 130,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟓𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟐𝟐

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟑𝟏
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟐𝟎
2,21 75 0,437 2.455.555,56 0,00184 0,002 150,000 314,159 360 D10-250
D 3 3 1 5,84 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 1,43 65 0,376 1.588.888,89 0,00158 0,002 130,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma− =
𝟗
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= − 4,06 75 0,802 4511111,111 0,00341 0,002 255,534 314,159 360 D10-250
𝟐𝟒
E 6 2,5 2,4 5,84 3,32 65 0,873 3688888,889 0,00372 0,002 241,536 314,159 360 D10-250
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb+ =
𝟏𝟏

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟕
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟓
1,16 75 0,229 1288888,889 0,00097 0,002 150,000 314,159 360 D10-250
F 2,5 2 1,25 5,84 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 0,64 65 0,168 711111,1111 0,00070 0,002 130,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟕𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟒𝟎

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟑𝟗
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟑𝟎
1,12 75 0,221 1244444,444 0,00093 0,002 150,000 314,159 360 D10-250
G 2 2 1 5,84 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 0,51 65 0,134 566666,6667 0,00056 0,002 130,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟑𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟏𝟔

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟖 6,57 75 1,298 7.300.000 0,00558 0,002 418,759 314,159 360 D10-250
H 3 1 3 5,84 𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= − 2,19 65 0,576 2.433.333,33 0,00243 0,002 158,156 314,159 360 D10-250
𝟐𝟒
Tabel 1.2 Penulangan Pelat Lantai 3 dan 2
As
Type Lb La Wu Momen ρ As Jarak Tulangan
Lb/La Momen dx(mm) Rn Mn ρ perlu perlu
Panel (m) (m) (Kn/m3) (Kn/m) min (mm2) (3.h) Pakai
(mm2)
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟑
5,67 95 0,698 6300000 0,00296 0,002 281,010 314,159 360 D10-250
A 4 4 1 8,064 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 3,66 85 0,563 4066666,667 0,00238 0,002 202,059 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟏𝟑

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟑
4,52 95 0,556 5022222,222 0,00235 0,002 223,235 314,159 360 D10-250
B 4 3 1,33 8,064 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 2,35 85 0,361 2611111,111 0,00152 0,002 129,103 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟖𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟕𝟎

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟔
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟗
3,87 95 0,476 4300000 0,00201 0,002 190,760 314,159 360 D10-250
C 3,5 3 1,16 8,064 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 2,35 85 0,361 2611111,111 0,00152 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟓𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟐𝟐
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟑𝟏
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟐𝟎
3,05 95 0,376 3388888,889 0,00158 0,002 149,972 314,159 360 D10-250
D 3 3 1 8,064 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 1,97 85 0,303 2188888,889 0,00127 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟐𝟎

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma− =
𝟗
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= − 5,60 95 0,689 6222222,222 0,00292 0,002 277,481 314,159 360 D10-250
𝟐𝟒
E 6 2,5 2,4 8,064 4,58 85 0,704 5088888,889 0,00299 0,002 253,732 314,159 360 D10-250
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb+ =
𝟏𝟏

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟕
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟓
1,60 95 0,197 1777777,778 0,00082 0,002 190,000 314,159 360 D10-250
F 2,5 2 1,25 8,064 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 0,89 85 0,137 988888,8889 0,00057 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟕𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟒𝟎

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟑𝟗
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟑𝟎
1,54 95 0,190 1711111,111 0,00079 0,002 190,000 314,159 360 D10-250
G 2 2 1 8,064 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 0,71 85 0,109 788888,8889 0,00046 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟑𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟏𝟔
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟖 9,07 95 1,117 10077777,78 0,00478 0,002 454,275 523,599 360 D10-150
H 3 1 3 8,064 𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= − 3,02 85 0,464 3355555,556 0,00196 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
𝟐𝟒

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟏𝟕
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟐 3,20 95 0,394 3555555,556 0,00166 0,002 190,000 314,159 360 D10-250
I 4 2,7 1,48 8,064 2,26 85 0,348 2511111,111 0,00146 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb+ =
𝟖𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟕𝟓
Tabel. 1.3 Penulangan Pelat Lantai 1
As
Type Lb La Wu Momen ρ As Jarak Tulangan
Lb/La Momen dx(mm) Rn Mn ρ perlu perlu
Panel (m) (m) (Kn/m3) (Kn/m) min (mm2) (3.h) Pakai
(mm2)
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟑
5,44 95 0,670 6.044.444,44 0,00284 0,002 269,422 314,159 360 D10-250
A 4 4 1 7,848 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 3,51 85 0,540 3.900.000 0,00228 0,002 193,668 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟏𝟑

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟑
4,40 95 0,542 4.888.888,89 0,00229 0,002 217,230 314,159 360 D10-250
B 4 3 1,33 7,848 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 2,29 85 0,352 2.544.444,44 0,00352 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟖𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟕𝟎

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟔
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟗
3,77 95 0,464 4.188.888,89 0,00196 0,002 190,.000 314,159 360 D10-250
C 3,5 3 1,16 7,848 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 2,28 85 0,315 2.533.333,33 0,00147 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟓𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟐𝟐
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟑𝟏
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟐𝟎
2,97 95 0,366 3.300.000 0,00154 0,002 190,000 314,159 360 D10-250
D 3 3 1 7,848 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 1,91 85 0,294 2.122.222,22 0,00123 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟐𝟎
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟐𝟎

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma− =
𝟗
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= − 5,45 95 0,671 6.055.555,56 0,00284 0,002 269,926 314,159 360 D10-250
𝟐𝟒
E 6 2,5 2,4 7,848 4,46 85 0,686 4.955.555,56 0,00291 0,002 246,972 314,159 360 D10-250
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb+ =
𝟏𝟏

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟐𝟕
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟏𝟓
1,56 95 0,229 1.733.333,33 0,00080 0,002 190,000 314,159 360 D10-250
F 2,5 2 1,25 7,848 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 0,86 85 0,168 955.555,56 0,00055 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟕𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟒𝟎

𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟑𝟗
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= −
𝟑𝟎
1,50 95 0,185 1.666.666,67 0,00077 0,002 190,000 314,159 360 D10-250
G 2 2 1 7,848 𝒘𝒖 𝒍𝒂² 0,60 85 0,092 666.666,67 0,00039 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
Mb+ =
𝟑𝟓
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Mb−= −
𝟏𝟔
𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma+ =
𝟖 8,83 95 1,087 9.811.111,11 0,00465 0,002 418,759 523,599 360 D10-150
H 3 1 3 7,848 𝒘𝒖 𝒍𝒂²
Ma−= − 2,94 85 0,452 3.266.666,67 0,00190 0,002 170,000 314,159 360 D10-250
𝟐𝟒

Anda mungkin juga menyukai