Anda di halaman 1dari 19

PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

LATAR BELAKANG
Khususnya untuk menanggulangi bangunan-bangunan gedung dan rumah yang
terkena bencana diperlukan tindakan yang cepat dalam penilaian atau pemeriksaan
kerusakan pada bangunan tersebut secara tepat, sehingga setiap tingkat kerusakan
dapat diklasifikasikan, dan berdasarkan ini penentuan atau perlakuan perbaikan
terhadap komponen-komponen struktur yang mengalami rusak dapat ditentukan.

STRATEGI REHABILITASI
Tujuannya adalah ;
• Mengembalikan kemampuan struktur beton,
• Meningkatkan kemampuan struktur beton, dan
• Mengurangi gaya gempa,
Untuk mengurangi bangunan yang mudah rusak kena gempa tentunya perlu
diperhatikan hal-hal tersebut diatas, dimana kerusakan atau penurunan kekuatan
pada struktur bangunan harus dilakukan perbaikan dengan menambah bahan yang
cukup kuat atau bila perlu menggantinya dengan bahan atau elemen yang baru.

TEKNIK – TEKNIK PERKUATAN


Maksudnya adalah;
1. Penambahan kekuatan
2. Penambahan daktilitas, dan
3. Kombinasi dari kedua tersebut diatas.
Kemampuan yang dibutuhkan dalam mengevaluasi yaitu kekuatan dan daktilitas.
Karena kombinasi kedua tersebut terlibat langsung dalam keseimbangan antaran
kekuatan dan kekakuan.

TIPE-TIPE TEKNIK PERKUATAN


Tipe – tipe teknik perkuatan dapat dilihat dalam table dan gambar dibawah ini yang
menggambarkan bahwa elemen –elemen rangka terpasang diberi tulangan dengan
bahan yang baru atau elemen baru, maksudnya adalah untuk meningkatkan
kapasitas lentur atau menambah daktilitas. Kapasitas lentur pada rangka dapat
meningkat apabila perkuatanya menggunakan beton atau bungkus pelat baja.
Selain itu juga tujuan menambah daktilitas dalam teknik perkuatan ini adalah untuk
meningkatkan kapasitas geser serta mengurangi terjadinya retak yang dilakukan
oleh gaya tarik pada kolom beton bertulang. Namun demikian retakan dan
dkerusakan yang terjadi tergantung dari besaran gaya gempa.

Modul C-5_5 1
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

Kolom
terpasang Celah sebagai Kolom
pencegahan terpasang
meningkatnya
kapasitas lentur

Bungkus dgn
Bungkus dgn baja atau beton
baja atau beton Balok
terpasang
Balok
terpasang

(a) meningkatkan kapasitas lentur (b) meningkatkan kapasitas geser


Gambar 1. Tipe-tipe pembungkus kolom

Ties or welded
Existing column wire fabrics Existing column
Steel strap

Steel angle

Mortar or Steel
concrete encasement

gap

Concrete Jacket Steel jacket Steel strap jacket

Gambar 2. Pembungkus untuk meningkatkan kapasitas geser kolom

Jenis Kerusakan Rumah Sederhana Akibat Gempa dan Cara Perbaikannya


Jenis-jenis kerusakan bangunan secara umum yang diakibatkan oleh bencana
gempa telah diamati pada saat kejadian gempa bumi Majalengka dan Bengkulu.
Pada umumnya struktur bangunan yang mengalami kerusakan adalah kolom, balok,
dinding pasangan, pondasi, dan rangka atap.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, beberapa kerusakan struktur yang
dijumpai adalah sebagai berikut :

Modul C-5_5 2
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

1) Pondasi batu kali tunggal hancur

Pondasi Batu
Tunggal

Kolom Baut
kayu
Angkur
Sloof balok
kayu
Pondasi
Batu kali 20 cm

30 cm

Perbaikan yang dilakukan :


1. Angkat bangunan dengan menggunaan dongkrak hidrolik.
2. Bersihkan pecahan pondasi batu tunggal yang rusak.
3. Buat lubang ditempat pondasi batu berada dengan ukuran 30 X 30 cm dengan
kedalam 30 cm.
4. Isi lubang dengan batu kali dan adukan.
5. Pasang angker

Modul C-5_5 3
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

2) Plesteran dinding terkelupas

Perbaikan yang dilakukan :


1) Bersihkan sisa mortar plesteran dari dinding.
2) Periksa kondisi bata dan mortar diantara bata.
3) Jika tidak terdapat retakan maka dinding langsung dapat diplester kembali.
4) Untuk retak dinding sampai 0,6 cm, isi retakan dengan semen tak susut, pasang besi
tulangan ∅ 8 mm dengan panjang minimal 30 cm untuk setiap 10 lapis siar bata
pada retakan kemudian tutup dengan plesteran kembali.
5) Untuk retak dinding lebih dari 0,6 cm bongkar dinding dan pasang dinding bata baru.
6) Pasang angker setiap 10 lapis pasangan bata berupa besi beton ∅ 8 mm dengan
panjang minimum 30 cm.
7) Jika bata tidak retak, retakan plesteran dinding, diperbaiki dengan aduk semen.

3) Dinding retak lentur Besi


tulan
gan
∅8
mm

Perbaikan yang dilakukan :


1) Untuk retak dinding sampai 0,6 cm, bongkar plesteran sekitar retakan dan isi
retakan dengan semen tak susut, pasang besi tulangan ∅ 8 mm dengan panjang
minimal 30 cm untuk setiap 10 lapis siar bata pada retakan kemudian tutup dengan
plesteran kembali.
2) Untuk retak dinding lebih dari 0,6 cm bongkar dinding dan pasang dinding bata
baru.
3) Pasang angker setiap 10 lapis pasangan bata berupa besi beton ∅ 8 mm dengan
panjang minimum 30 cm.
4) Jika bata tidak retak, retakan plesteran dinding, diperbaiki dengan aduk semen.

Modul C-5_5 4
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

4) Dinding retak geser

Besi tulangan
∅ 8 mm

Perbaikan yang dilakukan :


1) Untuk retak dinding sampai 0,6 cm, bongkar plesteran sekitar retakan dan isi
retakan dengan semen tak susut, pasang besi tulangan ∅ 8 mm dengan panjang
minimal 30 cm untuk setiap 10 lapis siar bata pada retakan kemudian tutup dengan
plesteran kembali.
2) Untuk retak dinding lebih dari 0,6 cm bongkar dinding dan pasang dinding bata
baru.
3) Pasang angker setiap 10 lapis pasangan bata berupa besi beton ∅ 8 mm dengan
panjang minimum 30 cm.
4) Jika bata tidak retak, retakan plesteran dinding, diperbaiki dengan aduk semen.

5) Dinding Ampig retak/runtuh

Kolom tengah
Angker besi ampig
beton ∅ 8
mm

Balok
pengikat
dinding
ampig

Perbaikan yang dilakukan :


1) Bongkar pasangan bata dinding ampig.
2) Buat balok pengikat dinding ampig dengan bahan beton atau kayu.
3) Buat kolom tengah dinding ampig dengan bahan beton atau kayu.
4) Pasang angker setiap 10 lapis pasangan bata berupa besi beton ∅ 8 mm dengan
panjang minimum 30 cm.
5) Jika bata tidak retak, retakan plesteran dinding, diperbaiki dengan aduk semen.

Modul C-5_5 5
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

6) Kolom retak, besi tidak tertekuk.

Keretakan
Tulangan beton
utama

Beton yang
Sengkang hancur

Perbaikan yang dilakukan :


1) Tahan beban kolom yang akan diperbaiki dengan tiang kayu yang cukup kuat.
2) Bersihkan pecahan dan bahan beton yang ada pada bagian kolom yang
mengalami keretakan.
3) Buat bekisting pada bagian kolom yang retak.
4) Cor kembali bagian kolom yang rusak dengan campuran beton yang memenuhi
syarat.

7) Kolom retak, miring dan besi tertekuk, dinding retak

Modul C-5_5 6
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

Tulangan
yang meleleh

Perbaikan yang dilakukan :

1) Untuk retak dinding sampai 0,6 cm, bongkar plesteran sekita retkan dan isi retakan
dengan semen tak susut, pasang besi tulangan ∅ 8 mm dengan panjang minimal 30
cm untuk setiap 10 lapis siar bata pada retakan kemudian tutup dengan plesteran
kembali.
2) Untuk retak dinding lebih dari 0,6 cm bongkar dinding dan pasang dinding bata baru.
3) Pasang angker pada siar setiap 10 lapis pasangan bata berupa besi beton ∅ 8 mm
dengan panjang minimum 30 cm.
4) Jika bata tidak retak, retakan plesteran dinding, diperbaiki dengan aduk semen.
5) Pada kolom yang rusak, baloknya didongkrak sampai elevasi awal dan kemudian
ditopang.
6) Bagian kolom yang retak dengan kondisi tulangan tidak tertekuk, dapat dilakukan
injeksi bahan epoksi.
7) Bagian kolom beton yang rusak dibongkar, besi yang tertekuk dipotong dan diganti
besi tulangan baru yang disambung mekanik atau las, sengkang diganti baru dengan
jarak maksimal 10 cm dengan diameter minimal sesuai dengan peraturan beton, lalu
dicor dengan beton yang tak menyusut.

8) Dinding Miring dan Lepas Pada Arah Tegak Lurus Bidang Rangka Struktur

Dinding miring tegak lurus


bidang dinding

Modul C-5_5 7
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

Angker ∅ 8 mm Dinding pasangan


Kolom bata
utama

Perbaikan yang dilakukan :

1) Dinding dibongkar.
2) Dipasang dinding baru dengan memasang angker horisontal dengan baja
tulangan ∅ 8 mm dengan panjang minimal 30 cm pada setiap 10 lapis pada siar
bata.

9) Bangunan Rumah Dinding Bata Tanpa Kolom

Tiang Kayu
Gambar - 11a : 2 x 4/9 (5/10)
Tiang Kayu
Perbaikan Dinding Pasangan dengan Sistem 2 x 4/9 (5/10)
Penguat Kayu ( Lokasi Pandeglang )

Adukan Camp. 1 : 4
Dinding
Pasangan Bata
50
Tiang Kayu
2 x 4/9 (5/10)
Pasangan dicoak ( 1 lapis), diberi tulangan, diisi
kembali adukan beton camp. 1 : 2 : 3
10

100
5
10

PB - 120
6 mm
ng φ
Sengka
20 20 m
m
20 80 φ8
gan 2
Tulan
Kawat Ayam
100
12 x 12 mm

Modul C-5_5 8
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

4
4
9
50

Ring Balk 50
2x4/9 (5/10) Ring Balk
2x4/9 (5/10)

PB - 100- 4 bh @ 500

PB - 100-4 bh @ 500

Pasangan
50 Bata Merah

4
50

9
50
4
Adukan Beton
50
Tiang Kayu
Pasangan 2 x 4/9 (5/10)
Bata Merah

Gambar - 11 b :
Perbaikan Dinding Pasangan dengan Sistem
Penguat Kayu ( Lokasi Pandeglang )

Gambar 3. Detail Perbaikan dinding pasangan tanpa kolom dengan


menggunakan kayu (Alternatif - 1)

Dasar-dasar Perbaikan Type-1 (perkuatan menggunakan kayu) :


1) Pembobokan pasangan diatas fondasi untuk sloof setebal satu lapis bata + adukannya
dengan panjang ± 1 m secara bertahap, mulai dari tengah bentang dinding,
2) Pemasangan sloof dengan tulangan sebanyak 2 buah diameter 8 mm dilengkapi sengkang U
diameter 6 mm setiap jarak 15cm menggunakan campuran beton 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil,
setelah sebelumnya dibasahi air sampai mendekati jenuh,
3) Setelah 1 x 24 jam, pembobokan dilanjutkan pada bagian samping lainnya dengan prosedur
sama seperti point-2),
4) Pembobokan bata sebanyak 1 bata + adukannya pada daerah sudut pertemuan dinding
setiap jarak 50 cm, yang berfungsi untuk lokasi konektor geser antar kolom kayu,
5) Pemasangan kolom kayu (ganda) ukuran 2 x (4cmx9cm), yang sudah dilengkapi konektor
geser paku biasa panjang 7 cm (PB-70) masing-masing sebanyak 4 buah, setiap jarak 50 cm
dan pada bagian bawah dilengkapi dengan kawat ayam ukuran 12 mm x 12 mm sebanyak 2
lapis yang dihubungkan antara kolom satu dengan lainnya menggunakan konektor paku
biasa 3 x 3 buah panjang 3 cm setiap jarak 3 cm,
6) Pengisian lokasi konektor geser, menggunakan adukan campuran 1 Pc : 3 Pasir, setelah
sebelumnya dibasahi air hingga mendekati jenuh,
7) Pembobokan untuk lokasi konektor geser balok ring ukuran panjang 1 bata tinggi 10 cm,
8) Pemasangan balok ring kayu ukuran 4cm x 9 cm yang sudah dilengkapi konektor geser kayu
ukuran 4cm x 9 cm panjang setebal dinding yang disambungkan menggunakan paku biasa
panjang 7cm sebanyak 2 buah,
9) Pemasangan balok ring kayu sisi berikutnya ukuran 4cm x 9cm, dihubungkan ke balok ring
sebelumnya melalui konektor geser kayu menggunakan paku biasa panjang 7cm sebanyak 2
buah,
10) Pemasangan sambungan antara balok ring ganda dengan kolom ganda untuk masing-
masing sudut pertemuan, menggunakan kayu ukuran 4cm x 9 cm panjang 40 cm
menggunakan paku panjang 10 cm sebanyak minimal 5 buah,
11) Perbaikan retakkan dinding, dengan cara memperlebar dan memperdalam retakan dari muka
& belakang dinding hingga saling bertemu, kemudian dibasahi air sampai mendekati jenuh
selanjutnya diisi adukan 1 PC : 3 kerikil

Modul C-5_5 9
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

3φ8

Gambar - 10 a :
Pasangan dicoak Perbaikan Dinding Pasangan dengan Sistem
Penguat Beton Bertulang ( Lokasi Majalengka)
Angker φ 6 - 30

Beugeul φ 6 -20
Adukan beton
campuran 1 : 2 :3

4φ8

Pasangan dicoak ( 1 lapis), diberi


tulangan, diisi kembali adukan
beton camp. 1:2:3

100

6 mm
ng φ
Sengka

20 20
20 80 φ 8 mm
gan 2
Tulan

100

Gambar 4. Detail Perbaikan dinding pasangan tanpa kolom dengan


menggunakan Beton Bertulang (alternatif - 2)
Dasar-dasar Perbaikan Type-2 (perkuatan menggunakan beton bertulang) :
1) Pembobokan pasangan diatas fondasi untuk sloof setebal satu lapis bata + adukannya
dengan panjang ± 1 m secara bertahap, mulai dari tengah bentang dinding,
2) Pemasangan sloof dengan tulangan sebanyak 2 buah diameter 8 mm dilengkapi sengkang
U diameter 6 mm setiap jarak 15cm menggunakan campuran beton 1 PC : 2 Pasir : 3
Kerikil, setelah sebelumnya dibasahi air hingga mendekati jenuh,
3) Setelah 1 x 24 jam, pembobokan dilanjutkan pada bagian samping lainnya dengan prosedur
sama seperti point-2),
4) Pembobokan fondasi pada sudut pertemuan dinding, dengan kedalaman sekurang-
kurangnya 30cm,
5) Pembobokan dinding pada sudut pertemuan untuk lokasi kolom praktis, secara bertahap
mulai dari bawah dengan ketinggian ½ tinggi dinding,
6) Pemasangan kolom praktis dengan tulangan 4 buah diameter 8 mm dan cincin diameter 6
mm jarak 15 cm, masuk kedalam fondasi sekurang-kurangnya 20cm,
7) Pengisian kembali fondasi dengan beton campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 kerikil + batu belah,
setelah sebelumnyadibasahi air hingga mendekati jenuh,
8) Pemasangan angker dengan tulangan diameter 8 mm panjang 50 cm pada kolom praktis
masuk kedalam dinding sepanjang 20 cm, pada setiap jarak vertikal 50 cm,
9) Pengecoran ½ tinggi kolom praktis, dengan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 kerikil, setelah
sebelumnya dibasahi air hingga mendekati jenuh,
10) Setelah pengecoran mencapai umur minimal 1 x 24 jam, pembobokan dilanjutkan pada sisi
berikutnya sesuai point-4) s/d 9),
11) Setelah pengecoran terakhir mencapai umur 1 x 24 jam, pembobokan dilanjutkan pada ½
tinggi berikutnya untuk pengecoran penuh kolom praktis,
12) Mengikuti point 8) dan 9),
13) Pemasangan balok ring dengan tulangan 4 buah diameter 8 mm dan sengkang diameter 6
mm jarak 15 cm,
14) Pengecoran balok ring, menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil, setelah
sebelumnya dibasai air hingga mendekati jenuh,
15) Perbaikan retakkan dinding, dengan cara memperlebar dan memperdalam retakan dari
muka & belakang dinding hingga saling bertemu, kemudian dibasahi air sampai mendekati
jenuh selanjutnya diisi adukan 1 PC : 3 Kerikil.

Modul C-5_5 10
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

10) Bangunan Rumah Kayu Diatas Tanah

Perbaikan yang dilakukan :


1) Rumah ditarik atau didorong sampai tegak kembali.
2) Dipasang batang penghubung antar kaki kolom.
3) Diberi skor dari tiang ke kolom.
4) Dipasang angkur/ikatan antara kaki kolom dan landasan/pondasi kolom.

PERBAIKAN UNTUK KOMPONEN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN


BUNGKUS PELAT BAJA

PENDAHULUAN
Pada saat bangunan merespons getaran tanah akibat gempa, struktur bangunan
tersebut akan mengalami simpangan lateral. Pada tahap respons yang rendah,
deformasi dari komponen struktur akan berada pada kondisi elastis dan belum
mengalami kerusakan pada komponen strukturnya. Pada tahap respons yang lebih
tinggi deformasi yang terjadi akan melebihi kemampuan deformasi liniernya dan
struktur bangunan akan mengalami kerusakan. Agar struktur bangunan dapat
memiliki kinerja yang baik terhadap beban gempa sesuai dengan yang diharapkan
maka bangunan tersebut harus memiliki sistim penahan gaya lateral yang efektif,
mampu membatasi simpangan lateral sesuai dengan tingkat kerusakan yang dapat
ditahan oleh setiap komponen bangunan. Faktor utama yang mempengaruhi
kemampuan sistim dalam menahan gaya lateral ini adalah kekakuan, faktor
damping, kemampuan deformasi dan kekuatan dari masing-masing komponen
struktur bangunannya seperti kolom dan balok.
Tulisan ini menyajikan metoda perbaikan dan perkuatan dengan mengunakan pelat
jaket baja untuk struktur beton bertulang terpasang yang memiliki kinerja struktur

Modul C-5_5 11
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

tidak sesuai dengan yang diharapkan, yaitu berupa tidak cukupnya kapasitas geser
yang menimbulkan rendahnya kemampuan struktur untuk melakukan deformasi
sesuai dengan yang direncanakan dan mode keruntuhan getas. Metoda ini adalah
salah satu metoda perbaikan dan perkuatan yang efektif dalam meningkatkan atau
memperbaiki kapasitas geser.
Metoda ini telah diuji coba di laboratorium struktur Puslitbang Permukiman
Departemen Kimpraswil dengan menggunakan benda uji kolom beton bertulang
berukuran skala penuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benda uji komponen
struktur kolom setelah diperbaiki memiliki kekuatan dan kapasitas daktilitas yang
lebih besar dibandingkan dengan benda uji aslinya.

TUJUAN
Meningkatkan kapasitas deformasi lateral serta kekuatan dan nilai daktilitas
komponen struktur beton bertulang baik pada kolom beton.

MANFAAT
Mengembalikan dan/atau meningkatkan daktilitas komponen struktur beton
bertulang yang telah mengalami kemunduran kinerjanya.
PERSYARATAN BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan retrofitting adalah polymer bonding
aid dan cement grout non-shrinkage, spesifikasi dari bahan-bahan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Polymer Bonding Aid. Bahan ini digunakan sebagai perekat antara beton lama
dan baru. Jenis bahan yang disarankan dalam pekerjaan ini adalah kualitas
bahan polymer bounding yang memiliki sifat mekanik sebagai berikut :
- Kuat Tekan : 62 N/mm2,
- Kuat Tarik : 3.3 N/mm2 dan
- Kuat Lentur : 9 N/mm2.

b. Cemen Grout. Kualitas bahan cemen grout yang disarankan untuk pekerjaan ini
adalah yang memiliki sifat mekanik sebagai berikut:
- Kuat Tekan: 26 N/mm2 dalam 1 hari
55 N/mm2 dalam 7 hari
64 N/mm2 dalam 28 hr
- Kuat Lentur: 2,5 N/mm2 dalam 1 hr
9 N/mm2 dalam 7 hari
10 N/mm2 dalam 28 hr
- Berat Jenis : 2170 kg/m3 (keadaan capuran basah)
- Young’s modulus : 28 KN/mm2.

c. Pelat Baja. Bahan pelat baja yang digunakan adalah bahan pelat baja yang
sekurang-kurangnya memiliki kuat tarik fy’ ≥ 240 N/mm2 dengan ketebalan
ditentukan dari hasil perhitungan.

Modul C-5_5 12
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

PRINSIP DASAR PELAKSANAAN


Prinsip pengerjaaan pekerjaan retrofit untuk balok dan kolom beton bertulang
secara skematis diperlihatkan pada gambar dibawah. Pada bagian selimut beton
yang retak dikupas dan diganti dengan beton yang baru yang memiliki kualitas yang
sama dengan beton aslinya. Selanjutnya dibungkus dengan pelat baja yang
ketebalanya diperoleh dari hasil perhitungan.

Gambar 5. Skema Proses pelaksanaan perkerjaan perbaikan dengan pelat


jaket

TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Tempatkan Rangka penyangga tiga dimensi yang cukup kokoh untuk menyangga
beban yang semula ditahan oleh kolom, jumlah penyangga dapat ditempatkan
sebanyak 2 unit atau maksimum empat unit sesuai dengan kebutuhan seberapa
besar beban kolom yang dapat ditanggung oleh penyangga. Bahan untuk
penyangga dapat dibuat dari kayu atau baja tube yang telah dipabrikasi.
Untuk mengatur ketinggian balok atau pelat sesuai dengan ketinggian aslinya maka
dipasang dongkrak diatas disetiap penyangga tersebut.

Tiang
Sangga

Kolom
Rusak

Gambar 6. Kolom beton yang rusak disangga dengan besi bulat


dan di pompa dengan Hydraulic Jack.

Bagian beton yang mengalami retak, pecah dan terkelupas dibuang dengan
mengguna-kan palu, pahat atau mesin penghancur beton, sehingga baik tulangan
utama maupun sengkang dapat terlihat.

Modul C-5_5 13
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

Kondisi kolom yang miring diluruskan kembali seperti pada posisi semula, begitu
pula untuk besi tulangan baik tulangan utama maupun tulangan sengkang yang
mengalami bengkok atau tekuk setempat diganti atau dikembalikan pada bentuk
semula.

Selimut
Kolom
dikupas

Gambar 7. Kolom beton yang disangga kemudian dikupas


hingga tulangannya terlihat.

Permukaan beton yang telah dikupas selimut betonnya maupun yang tidak dikupas
dibersihkan dari debu atau kotoran lain apapun yang dapat menghambat kelekatan
beton lama dan yang baru. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan sikat
kawat dan kompresor untuk menghilangkan debu dengan tenaga angin.

Foto – 1 : Foto – 2 :
Pengupasan Selimut Beton Kolom Pekerjaan Pembersihan dengan
Kompresor

Pasang bekisting sesuai dengan ukuran penampang kolom yang baru. Bekisting
dibuat sedemikian rupa sehingga mudah untuk dibongkar kembali setelah selesai
pengecoran. Permukaan bekisting yang kontak dengan beton diberi lapisan seperti
casting oil/coating dan lain-lainnya.

Foto – 3 :
Kolom Beton yang telah dibersihkan siap untuk di cor
kembali dengan beton seperti semula

Modul C-5_5 14
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

Untuk menjamin kelekatan antara retakan, permukaan beton lama dengan yang
baru digunakan epoxy resin. Untuk itu, sebelum dilakukan pengecoran, pada
permukaan beton lama dipasang selang berukuran ∅ 6 mm dengan panjang 10 cm
pada setiap jarak 20 cm pada seluruh tinggi kolom. Masuknya epoxy resin kedalam
celah beton dilakukan dengan cara memompa.

Foto – 4 :
Pemasangan slang untuk epoxy resin pada permukaan beton lama

Setelah selesai pengecoran dan lalu dilanjutkan dengan tahap pemeliharaan


(curing) selama 28 hari, cetakan dibongkar dan kemudian pada setiap selang injeksi
dipasang niple untuk memompa epoxy resin kedalam celah beton lama dan baru.
Setelah pelaksanaan injeksi epoxy resin dilakukan dan dibiarkan 28 hari. Hal ini
dilakukan agar celah antara beton lama dan baru melekat seoptimal mungkin.

Kolom Pemasangan
penopang Niple

Dongkrak
Jack

Gambar 8. Kolom beton yang telah dipasang niple untuk epoxy resin

Persiapkan pelat baja dengan tebal 2 mm untuk digunakan sebagai jaket. Pelat
tersebut dibentuk menjadi dua buah bentuk letter “ U “ dengan panjang sesuai
dengan panjang bersih kolom dikurangi 20 mm. Untuk memberikan celah di kedua
ujung kolom. Bentuk tube baja dibuat sedemikian rupa sehingga celah antara pelat
baja dengan permukaan beton selebar 10 mm.

Modul C-5_5 15
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

Foto – 5 : Pelat Baja yang sudah dibentuk huruf “u”

Pasang kedua pelat baja yang telah dibentuk huruf “U“ tadi dalam posisi benda
kolom berdiri (dalam gambar posisi balok). Penyambungan pelat baja yang sudah
terpasang disambung dengan menggunakan las lisrik sehingga jaket baja
menyerupai bentuk tube.

Foto – 6 : Pemasangan pelat baja berbentuk huruf “U” pada kolom beton

Foto – 7 : Pengelasan sambungan pelat baja berbentuk huruf “U”

Modul C-5_5 16
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

Persiapan pekerjaan grouting, buat dua buah ubang berukuran diameter 20 mm


pada permukaan pelat baja jaket, lubang yang satu untuk lubang input beton grout
posisi depan dan lubang yang lainnya sebagai kontrol untuk memastikan semen
grout sudah mengisi ke seluruh celah posisi belakang. Lubang kontrol dan input ini
dibuat pada setinggi kolom dari bawah hingga atas.

Bungkus
Pelat Baja

Lubang
Input dan
Kontrol

Gambar 9. Posisi lobang kontrol dan input pada permukaan pelat baja

Foto – 8 : Kolom dengan bungkus pelat baja setelah di grouting

Lakukan grouting dengan menggunakan pompa khusus untuk pekerjaan ini.


Lakukan pemompaan pada bagian input posisi depan sampai dengan bubur semen
grout keluar dari lubang kontrol pada posisi belakang.

Modul C-5_5 17
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

Foto – 9, 10 & 11 :
Proses pekerjaan grouting pada kolom yang dibungkus pelat
baja

Setelah seluruh rangkaian pelaksanaan perbaikan ini dilakukan, maka kolom beton
yang dibungkus dengan pelat baja dan telah di grouting, dibiarkan hingga 28 hari
untuk mendapatkan beton grout mengeras. Setelah itu baru dilakukan pengecatan
pada kolom beton yang sudah dibungkus dengan pelat baja tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
1) Direktorat Jendral Cipta Karya, “Petunjuk Teknis Tata Cara Pemeriksaan
Keandalan Bangunan Gedung”, Mei 1998.
2) Dinas Tata Bangunan DKI Jakarta, “Pedoman Pemeriksaan Bangunan
Setelah Terbakar”, Februari 1988.
3) Petunjuk Teknis Tata Cara Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung, Dept.
pekerjaan Umum, Dirjen Cipta Karya, 1998.
4) IAEE Committee, Guidelines for Earthquake Resistant Non-Engineered
Construction, Tokyo, Oktober 1986.
5) Boen, Teddy., Manual Perbaikan Bangunan Sederhana yang Rusak akibat
Gempa Bumi, Jakarta, Desember 1997.
6) K. Yoshimura, K. Kikuchi, M.Kuroki, H. Nonaka, T. Croston, S. Koga, K.T. Tim,
L. Ma, Experimental Study for Higher seismic performance of masonry walls in
developing countries, Proceeding, 25th Conference on Our World in Concrete
& Structures 23-24 Agustus 2000, Singapura.

Modul C-5_5 18
PERBAIKAN BANGUNAN PASCA BENCANA GEMPA

7) Hirosawa, Sugano, Kaminosono, Essentials of current Evaluation and


Retrofitting for Existing and Damaged buildings in Japan, International Institute
of Seismology and Earthquake Engineering, JICA, 1998.
8) Laporan Akhir Penelitian Teknologi Retrofitting untuk Perbaikan Konstruksi
Beton Bangunan Bertingkat Tinggi dengan Pelat Jaket. Tahun 1999.
9) Teddy Boen & Rekan, Gempa Bumi Bengkulu, Fenomena dan Perbaikan/
Perkuatan Bangunan, Juni 2000.
10) Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Building, Volume 1, ACI, Applied
Technology Council, California Seismic Safety Commission, ATC 1996.
11) Shunsuke SUGANO, Chiba-Japan. Diagnosis, Repair and Strengthening,
IISEE Lecture Notes.(1999-2000).
12) Takashi KAMINOSONO, BRI-Japan. Essential of Current evaluation and
Retrofitting for Existing and Damaged Buildings in Japan.(1999-2000).
13) M.J.N. Priestley, F. Seible, G.M. Calvi, Seismic Design and Retrofit of Bridges.
14) Mario Paz, Theory and Computation, Structure Dynamics.
15) Jun Ichi HOSHIKUMA, Shigeki UNJOH, Kajuhiro NAGAYA, Effect of Loading
Hysterisis on Ductility of Reinforced Concrete Columns.

Modul C-5_5 19

Anda mungkin juga menyukai