Anda di halaman 1dari 48

Tugas Perencanaan Bendung

Irigasi Bangunan dan Air

OLEH :

Alethea Prameswari Setia Wahyudy (1905511052)

Komang Trimedia Septiasih (1905511053)

Yohanes Juniawan Wijaya (1905511055)

DOSEN:

Ir. Silvia Gabrina Tonyes,MSc,Ph.D

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan laporan yang berjudul ” Perencanaan Bendung Irigasi dan
Bangunan Air”.Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengajar dan Pembimbing Mata Kuliah Irigasi dan Bangunan Air yang telah memberikan
penjelasan mengenai merencanakan suatu bangunan air dan bimbingan dalam penyusunan
Laporan Tugas Irigasi dan Bangunan Air.
Kami sangat berharap laporan ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan terkait dengan Perencanaan Bendung Irigasi dan Bangunan Air.Kami pun
menyadari bahwa di dalam laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat konstruktif,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata , penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan tugas ini.

Senin , 14 Juni 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

DATA PERENCANAAN DAN PEMBAGIAN TUGAS ....................................... 5

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 6

1.1.Latar Belakang ................................................................................................... 6


1.2.Rumusan Masalah .............................................................................................. 6
1.3.Tujuan ................................................................................................................ 6
1.4.Metode Penulisan ............................................................................................... 6

BAB II PERENCANAAN TUBUH BENDUNG.................................................... 7


2.1. Merencanakan tinggi air maksimum pada sungai ............................................. 7
2.2. Menentukan lebar efektif bendung ................................................................... 8
2.3. Menentukan tinggi mercu bendung(P)............................................................ 10
2.4. Menentukan kedalaman muka air minimum................................................... 11
2.5.Menentukan tinggi air maksimum ................................................................... 11
2.6. Menentukan total energi diatas bendung (He) ................................................ 13
2.7. Menentukan kehilangan energi diatas ambang(hvo) ...................................... 14
2.8. Menentukan scouring depth dan scouring length ........................................... 14
BAB III BENTUK PUNCAK BENDUNG ........................................................... 18

3.1. Penampang melintang bagian depan (Up Stream) .......................................... 18


3.2. Penampang melintang bagian belakang( Down Stream) ................................ 18
3.3. Menentukan panjang lantai depan(APRON) .................................................. 23
3.4. Menentukan panjang creep line( panjang lintasan air bawah gedung) ........... 24
BAB IV PERENCANAAN PINTU PEMBILAS .................................................. 27

4.1.Pintu Terbuka Sebagian ................................................................................... 27


4.2.Pintu Terbuka Penuh ........................................................................................ 28

3
4.3.Rencana Konstruksi ......................................................................................... 29
4.3.1 Tekanan Air Banjir ................................................................................ 29
4.3.2.Tekanan Air Normal dengan tekanan lumpur........................................ 29
BAB V PERENCANAAN PINTU PENGAMBILAN(INTAKE) ........................ 31

5.1. Data Teknis ..................................................................................................... 31


5.2. Perhitungan dan Konstruksi ............................................................................ 32
5.2.1 Pintu Pengambilan I ............................................................................... 32
5.2.2 Pintu Pengambilan II ............................................................................. 34
BAB VI PERENCANAAN KANTONG LUMPUR ............................................. 37

6.1.Pengambilan sisi I ............................................................................................ 37

6.1.1 Dimensi saluran I ................................................................................... 37


6.1.2.Dimensi kantong lumpur I ..................................................................... 39
6.1.3.Penentuan aliran subkritis kantong lumpur I ......................................... 41
6.2.Pengambilan sisi II ........................................................................................... 42

6.2.1 Dimensi saluran II .................................................................................. 42


6.2.2 Dimensi kantong lumpur II .................................................................... 44
6.2.3 Penentuan aliran subkritis kantong lumpur I ......................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 48

4
DATA PERENCANAAN DAN PEMBAGIAN TUGAS

Kelompok 4

Pembagian Tugas:

1. Tinggi dan elevasi mercu bendung (Alethea,Septi)


2. Kedalaman Muka Air Minimum (d3) (Alethea)
3. Lebar bendung (Yohanes Juniawan)
4. Kedalaman Muka Air Banjir (Hd) (Yohanes Juniawan)
5. Hidraulika Bendung (Septi)
6. Desain bendung,intake,pintu pembilas, dan kantong lumpur (Alethea,Septi,Yohanes
Juniawan)

Data Perencanaan :

Debit Banjir Lebar Dasar Elevasi Dasar Elevasi Sawah Slope Dasar
Rancangan Sungai Pada Sungai Pada Bagian Hilir Sungai
(m3/det) Lokasi Bendung Dasar Bendung Tertinggi &
(m) (m) Terjauh (m)
260 40 106 109,5 0,0022

Data (m)
Ketinggian air di sawah 0,1
Kehilangan tekanan: 0,1
Dari tersier ke sawah
Dari sekunder ke tersier 0,1
Dari primer ke sekunder 0,2
Akibat Kemiringan Saluran 0,3
Akibat tekanan pada alat ukur 0,3
Akibat tekanan dari sungai ke 0,2
primer
Akibat eksploitasi 0,1
Akibat adanya bangunan 0,3

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Irigasi merupakan hal yang penting di Indonesia mengingat Indonesia merupakan negara
agraris dimana sebagian besar mata pencaharian dari penduduk di Indonesia merupakan
bekerja di bidang pertanian.Selain itu dengan adanya irigasi dapat mendukung kebutuhan
pangan utama di Indonesia yaitu beras.Kegiatan dari irigasi itu sendiri ,meliputi :mencari
sumber air atau asal air, mengumpulkan air, membawa air ke daerah yang akan dilayani,
memberi air ke tanaman, serta membuang air yang sudah terpakai ke tempat lain untuk
diteruskan ke laut.Mengingat irigasi yang memiliki fungsi yang cukup penting bagi
keberlangsungan pangan di Indonesia , maka diperlukan pengetahuan mengenai perancangan
irigasi berupa bendungan serta bangunan pelengkapnya.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana merencanakan bendung yang sesuai persyaratan serta baik, yang meliputi
penentuan tinggi dan elevasi mercu bending, kedalaman muka air minimum, lebar bending,
kedalaman muka air banjir, hidraulika bendung, pintu pembilas,pintu pengambilan(intake) ,
serta kantong lumpur?
2. Bagaimana membuat soft drawing desain bendung,pintu pembilas,intake, serta kanton
lumpur?
1.3.Tujuan
1. Dapat mengetahui langkah langkah perencanaan bending yang sesuai persyaratan serta
baik yang meliputi penentuan tinggi dan elevasi mercu bending, kedalaman muka air
minimum, lebar bending, kedalaman muka air banjir, hidraulika bendung, pintu
pembilas,pintu pengambilan(intake) , serta kantong lumpur
2. Dapat membuat soft drawing desain bendung,pintu pembilas,intake, serta kanton lumpur.
1.4.Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah metode studi literature, yaitu berdasarkan teori yang bersumber
dari buku, jurnal, serta informasi dari dosen pembimbing.

6
BAB II
PERENCANAAN TUBUH BENDUNG

2.1.Merencanakan tinggi air maksimum pada sungai.

 Diketahui :
▪ Kemiringan dasar sungai (I) : 0,0022
▪ Lebar dasar sungai (b) : 40 m
▪ Debit banjir rencana (Qd) : 260 m3/dt
▪ ∂ diambil : 1,5
 Rumus :
Q=A.V dimana : Q = debit air (m3/dt)
lllA = luas penampang basah
lllV = Kecepatan air
A = (b + m .d₃)d₃ => m = 1,1
A = b.d₃ + (d₃²)

P = b + 2 . d₃√1 + 𝑚²

= b + 2 . d₃√1 + 1,1²
= b + 2 . √2,21. d₃
𝐴
R = 𝑃

 Rumus Chezy : Rumus Bazin :


87
V = c √𝑅. 𝐼 C = 1+𝜕 ; dimana : R = Jari-jari radius
√𝑅

7
......P = Keliling basah
l∂ = Koefisien kekasaran (1,5 – 1,75)
Untuk menentukan tinggi air maksimum pada sungai (d3) digunakan cara coba-coba
sampai mendapatkan Q = Qd.

Kedalaman air maksimum (d3)


TAKSIRAN TINGGI
RUMUS MAKSIMUM (d3)
1,895 1,900 1,905
A = bd3 + d3² 94,55 94,81 95,07

P = b + 2√2𝑑3 51,89 51,90 51,90


𝐴
R= 1,82 1,83 1,83
𝑃
87
C= 𝜕 41,21 41,24 41,26
(1+ )
√𝑅

V = C√𝑅𝐼 2,72 2,73 2,74


Q = A.V 257,65 258,87 260,10
Dari perhitungan tersebut ,maka didapat d3 = 1,905 m

2.2.Menentukan Lebar Efektif Bendung.


 Lebar efektif bendung
 Lebar sungai rata-rata (Bn)
1
Bn = b + 2 ( 2 𝑑3)
1
= 40 + 2 ( 2 × 1,905)

= 41,905 m
 Lebar maksimum bendung (B)
B = 1,2 Bn
,,, = 1,2 . 41,905
,,, = 50,286 m → diambil B = 50 m
 Lebar pintu bilas (b1)

8
𝐵 50
Σb1 = = =5m
10 10

Untuk pengambilan 2 sisi, dicoba dengan 3 buah pintu pembilas


5
b1 = = 1,667 m
3

[1,50 ≤ b1 ≤ 2,00 → [OK]


 Tebal pilar dalam perencanaan diambil (t) = 1,50 m
 Lebar Efektif Bendung
Leff = B – ∑ t – 0.20 ∙ ∑b1
Dimana :
Leff : Lebar efektif bendung (m)
B : Lebar maksimum bendung (m)
∑t : Jumlah tebal pilar (m)
∑b1 : Jumlah lebar pintu - pintu pembilas (m)

Direncanakan 3 pintu pembilas dan 3 pilar, maka:


Leff = B - ∑ t – 0.20. ∑b1
= 50 m – (3 ∙ 1,5 m) – 0,20 ∙ (3 ∙ 1,667 m)

= 44,4998 m ≈ 44,5 m
 Dari hasil perhitungan kedalaman air maksimum (d3) didapat:
Q = 260 m3/dt
d3 = 1,905
𝑣3 = 2,74 m/dt
𝐿𝑒𝑓𝑓 = 44,5 m

9
1,667m

50 m

2.3.Menentukan tinggi mercu bendung (P)


 Elevasi sawah tertinggi = 109,5 m
 Tinggi air sawah = 0,100 m
 Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah = 0,100 m
 Kehilangan tekanan dari sal. sekunder ke sal. tersier = 0,100 m
 Kehilangan tekanan dari sal. primer ke sal. sekunder = 0,200 m
 Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran = 0,300 m
 Kehilangan tekanan pada alat – alat ukur = 0,300 m
 Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer = 0,200 m
 Persediaan tekanan karena exploitasi = 0,100 m
 Persediaan untuk bangunan lain = 0,300 m +
111,2 m
 Elevasi mercu bendung = 111,2 m
 Elevasi dasar sungai = 106 m
 Tinggi mercu bendung (P) = 111,2 m – 106 m = 5,20 m

10
2.4.Kedalaman Muka Air Minimum
Kedalaman muka air minimum merupakan elevasi minimum dengan memperhitungan
elevasi sawah terjauh dan tertinggi dengan kehilangan air ,persediaan tekanan, serta
persediaan untuk bangunan lain sehinnga nilai kedalaman muka air minimum sama dengan
elevasi mercu bendung yaitu 111, 2 m

2.5.Menentukan tinggi air maksimum (H)


Dipakai rumus :
Q = C*L*He3/2 Dimana,
𝑄
He = (𝐶∗𝐿)2/3 L = lebar efektif bendung

He = energy total di atas bendung


C = koefisien pengaliran
C1,C2,C3  didapat dari grafik ratio of discharge.
Tinggi mercu bendung (P) = 5,20 m

Gambar 1.3 Rencana Bendung

11
Gambar 1.4 Grafik DC-12 (C1)

Gambar 1.5 Grafik DC-13 A (C2)

12
Gambar 1.6 Grafik DC-13 B (C3)

2.6.Menentukan total energi di atas bendung (He)

TAKSIRAN (He)
RUMUS
2,45 2,46 2,47
Debit Rencana (Qd) 260 260 260
𝑃
2,12 2,11 2,11
𝐻𝑒
𝑃 + 𝐻𝑒
3,122 3,114 3,105
𝐻𝑒
𝑃 + 𝐻𝑒 − 𝑑3
2,345 2,339 2,334
𝐻𝑒
C1 2,152 2,151 2,150
C2 1 1 1
C3 1 1 1
C 2,152 2,151 2,150
Leff 44,5 44,5 44,5
2
𝑄𝑑
He = 𝐶 × 𝐿𝑒𝑓𝑓3 2,46 2,46 2,46

13
Jadi, didapatkan total energi diatas bendung (He) adalah 2,46 m dan kedalaman muka air
banjir (Hd) = p+He-d3 = 5,2 + 2,46 -1,905 = 5,755 m

2.7.Menentukan kehilangan energi di atas ambang (hvo)

Taksiran hvo
Rumus
0,030 0,032 0,034
H = He - hvo 2,4300 2,4280 2,4260
Do = H + P 7,6300 7,6280 7,6260
A = Leff . Do 339,535 339,446 339,357
Vo = Qd/A 0,76575316 0,76595394 0,7661548
𝑉𝑜 2
𝐻𝑣𝑜 = 0,030 0,030 0,030
2. 𝑔
Jadi, didapatkan nilai kehilangan energi diatas ambang (hvo) adalah 0,030 m

2.8.Menentukan scouring depth dan scouring length


 Hidrolic pressure of the wair
Debit persatuan lebar bendung (q)
𝑄 260
q =𝐿 = 44,5 = 5,84
𝑒𝑓𝑓

1 1
𝑞2 3 5,842 3
dc = (𝑔 ) = ( 9,8 ) = 1,52

 Mencari harga Ec
𝑞 5,84
Vc = 𝑑𝑐 = 1,52 = 3,84 m/dt

𝑉𝑐 2 3,32 2
hvc = 2𝑔 = 2.9,8 = 0,752 m

Ec = dc + hvc + p
= 1,52 + 0,752 + 5,20
= 7,472 m
Dimana:
dc = kedalaman air kritis (m)

14
Q = debit rencana (m3 /dt)
Leff = lebar efektif bendung (m)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/dt2 )
Vc = kecepatan kritis (m/dt)

 Mencari harga 𝐸1
Dihitung dengan cara coba-coba
Perkiraan v1 (m/dt)
Rumus Catatan
11,849 11,850 11,851
𝑉𝑜 2
𝑑1 = 0,314 0,314 0,314
2. 𝑔
𝑉12 E1 = EC
ℎ𝑣1 = 7,156 7,157 7,158
2. 𝑔
E1 = d1 + h1 7,470 7,471 7,472

Dengan v1 = 11,851 m/dt


Diperoleh E1 = 7,472 m = Ec
Maka diambil v1 = 11,851 m/dt
 Mencari harga 𝐸2
𝑣1 11,851
Fr = = = 6,76
√𝑔.𝑑1 √9,8 × 0,314
𝑑1 0,314
𝑑2 = (√1 + 8. 𝐹𝑟 2 − 1) = (√1 + 8. 6,762 − 1) = 2,849 m
2 2
𝑞 5,84
𝑣2 = = = 2,05 m
𝑑2 2,849

𝑣2 2 2,052
ℎ𝑣2 = 2.𝑔
= 2 × 9,8 = 0,214 m

𝐸2 = 𝑑2 + ℎ𝑣2 = 2,849 + 0,214 = 3,063 m


 Mencari harga 𝐸3
𝐸3 = 𝑑3 + ℎ𝑣3
Dimana, 𝑑3 = 1,905 m
𝑣3 = 2,74 m/dt
𝑣3 2 2,74 2
ℎ𝑣3 = = 2 × 9,8 = 0,383 m
2.𝑔

15
𝐸3 = 𝑑3 + ℎ𝑣3 = 1,905 + 0,383 = 2,288 m

 Panjang kolam olakan (scouring length)


2.𝑝
Rumus Angelholzer: 𝐿 = (𝑣1 + √2. 𝑔. 𝐻)√ +𝐻
𝑔

Dimana: L = panjang kolam olakan (m)


v1 = kecepatan air bagian hulu (m/dt)
H = tiinggi air di atas bendung (m)
g = gravitasi bumi (9,81 m/𝑑𝑡 2 )
Maka:
2×5,2
𝐿 = (11,851 + √2 × 9,8 × 2,43)√ + 2,43
9,8

= 21,75 m
 Kedalaman kolam olakan (scouring depth)
4,75
Rumus Scoulish: 𝑇 = . ℎ0,2 . 𝑞0,57
𝑑0,32

Dimana: T = dalamnya penggerusan (m)


q = unit dischange
d = diameter material yang ada di sungai (diambil 30 cm = 300 mm)
h = beda tinggi muka air di hulu dan hilir
h = H + p – d3 = 2,43 + 5,2 – 1,905 = 5,725 m
Maka:
4,75
𝑇 = × 5,7250,2 × 5,840,57
3000,32
= 2,97 m
Elevasi kolam olakan = 106 + 1,905 – 2,97 = 104,935 m

16
hvo = 0,030 m

He = 2,46 m H = 2,430 m
dc = 1,52 m

hv1 = 7,158 m

P = 5,20 m E2 = 3,063 m E3 = 2,288 m

do = 7,63 m
d3 = 1,905 m
d2 = 2,849 m
d1 = 0,314 m

Potongan Memanjang Bendung

hvo = 0,030 m

H = 2,430 m
dc = 1,52 m

P = 5,20 m

d3 = 1,905 m
+106 m T = 2,97 m
+104,935

17
BAB III
BENTUK PUNCAK BENDUNG

3.1.Penampang melintang bagian depan (up stream)


P = 5,2 m
He = 2,46 m
𝑝 5,2
= 2,46 = 2,11 m
𝐻𝑒
𝑝
Karena besarnya nilai 𝐻𝑒 > 1,5 maka bagian hulu dibuat vertikal (sudut = 90°)

H = 2,43 m
Dari tabel 4-2 hal 55 , kp-02 didapat harga k = 2,0 dan n = 1,80
𝑋0 = 0,139 H = 0,139 × 2,43 = 0,338 m
𝑋1 = 0,237 H = 0,237 × 2,43 = 0,576 m
𝑅0 = 0,68 H = 0,680 × 2,43 = 1,652 m
𝑅1 = 0,210.H = 0,210 × 2,43 = 0,510 m

3.2.Penampang Melintang Bagian Belakang (Down Stream).


Persamaan:
𝑥𝑛 = 𝐾. 𝐻 𝑛−1 . 𝑌  K = 2,0 , n = 1,850
𝑥 1,850 = 2,0 . 2,430,850 . 𝑦
𝑥 1,850 = 4,254 y
y = 0,235 . 𝑥 1,850
Tinggi mercu dari Elv. Kolam olak = Elv. Mercu – Elv. Kolam olak

18
= 111,2 – 104,935 = 6,265 m
Koordinat titik singgung garis parabola dan garis lurus didapat dari turunan:
𝑑𝑦
= 0,235 . 1,85. 𝑥 0,85
𝑑𝑥

1 = 0,435 . 𝑥 0,85
x = 2,663 m
Dimana kemiringan garis lurus adalah 1:1 maka:
𝑑𝑦 1
𝑡𝑔 𝜃 = 𝑑𝑥 = 1 = 1

Y = 0,235 . 𝑥 1,85
= 0,235 . 2,6631,85
= 1,439 m
Perpotongan kurva Y = 0,235 . 𝑥 1,850 dengan garis y = x terletak pada :
x = 2,663 m dari sumbu spillway
y = 1,439 m dari sumbu spillway
Jadi perpotongan garis lengkung mercu spillway bagian down stream :
Y = 0,235 . 𝑥 1,850
X Y ELEVASI
0 0 111,20
0,2 0,012 111,19
0,4 0,043 111,16
0,6 0,091 111,11
0,8 0,156 111,04
1,0 0,235 110,97
1,2 0,329 110,87
1,4 0,438 110,76
1,6 0,561 110,64
1,8 0,697 110,50
2,0 0,847 110,35
2,2 1,011 110,19
2,4 1,187 110,01

19
2,6 1,376 109,82
2,663 1,439 109,76
Data X dan Y di atas dimasukkan kedalam gambar dengan mercu bendung sebagai titik pusat
sumbu.

20
GAMBAR LENGKUNG DOWNSTREAM

X0 = 0,338 m

X1 = 0,576 m
elv.

2,663
+ 111,2

2,0
2,2
2,4
2,6
P = 5,2 m

elv.
+ 106 m

21
POTONGAN MEMANJANG BENDUNG

hvc = 0,752 m
hvo = 0,030

Ec = E1 = 7,472 m
Ec = 7,472 m

dc = 1,52 m
h = 2,43 m

2,45 m
he = 2,46 m

elv.
+ 111,20
c

hv1 = 7,158 m
do = 7,63 m

hv2 = 0,214m E2 = 3,063 m


5,2m

E3 = 2,288 m
hv3 = 0,383 m

d2 = 2,849 m

d3 = 1,905 m
T = 2,97 m
elv.
+ 106 d1 = 0,314 m elv.
c + 105,249
elv.
+ 104,935

22
3.3.Menentukan Panjang Lantai Depan/APRON.
Untuk menentukan panjang lantai depan, maka yang diperhatikan adalah ∆H terbesar.
∆H ini biasanya terjadi pada saat air di depan setinggi mercu bendung sedang di belakang
bendung adalah kosong.
Seberapa jauh panjang lantai muka ini diperlukan sangat ditentukan oleh Hydroulic
Gradient yang digambarkan ke arah up stream dengan titik yang belakang cenderung
sebagai titik permulaan dengan tekanan sebesar nol. Miring garis ini disesuaikan dengan
kemiringan yang diijinkan untuk suatu tanah dasar tertentu yaitu dengan menggunakan
creep ratio (c).
Data-data:
 Untuk pasir kasar, c = 5
 Rumus Bligh: L = c.ΔH
𝐿
ΔH = --------- [teori Bligh]
𝐶

Dimana:
∆H = beda tinggi muka air
= elevasi muka air hulu – elevasi muka air hilir
L = panjang creep line
C = creep ratio
Perhitungan:
2,145
∆H A-B = = 0,429 [vertikal]
5
3
∆H B-C = 5 = 0,60 [horisontal]
2
∆H C-D = 5 = 0,40 [vertikal]
1
∆H D-E = 5 = 0,20 [horisontal]
0,5
∆H E-F = = 0,10 [vertikal]
5
1
∆H F-G = 5 = 0,20 [horisontal]
0,5
∆H G-H = = 0,10 [vertikal]
5
1
∆H H-I = 5 = 0,20 [horisontal]
2
∆H I-J =5 = 0,40 [vertikal]
1,5
∆H J-K = = 0,30 [horisontal]
5
1,5
∆H K-L = = 0,30 [vertikal]
5

23
Σ∆H = 3,229 m
Panjang lantai muka:
L = C.∆H
= 5 . 3,229 = 16,145 m
Faktor keamanan = 20% x 16,145 = 3,229 m
Maka:
L total = 16,145 + 3,229 = 19,374 m ≈ 19,5 m

3.4.Menentukan Panjang Creep Line (Panjang Lintasan Air Bawah Gedung).


 Panjang vertikal
Lv = 2,145 + 2 + (2 x 0,5) + 2 + 1,5 + (5 x 0,5) + 1
= 12,145 m
 Panjang horisontal
Lh = 3 + (3 x 1) + 1,5 + (3 x 3) + (3 x 0,5)
= 18 m
 Panjang total (ΣL)
ΣL = Lv + Lh
= 12,145 + 18
= 30,145 m

 Pengujian creep line


Ada 2, yaitu:
1. Teori Bligh
Teori ini menjelaskan bahwa besarnya perbedaan tekanan pada jalur
pengaliran adalah sebanding dengan panjangnya jalan air (creep line) serta
dinyatakan dengan (∆H) ~ Hb
Hb = (P + H) – d3
= (5,2 + 2,43) – 1,905 = 5,725
L = Cc.Hb
= 5 . 5,725
= 28,625 m
Syarat:
L < ΣL
28,625 < 30,145 m [OK]

24
Dimana:
L = panjang creep line (m)
Cc = koefisien Bligh (Cc = 5)
Hb = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir
= (P + H) – d3
2. Teori Lane
Teori ini merupakan koreksi terhadap teori Bligh dengan menyatakan bahwa
energi yang dibutuhkan oleh air sungai untuk melewati jalan yang vertikal
lebih besar daripada jalan yang horizontal, dengan perbandingan 3:1
L = Cw.Hb
= 3 . 5,725
= 17,175 m
1
Ld = Lv + 𝐿ℎ
3
1
= 12,145 + .18
3

= 18,145 m
Syarat:
L < Ld
17,175 < 18,145 m [OK]
Dimana:
L = panjang creep line (m)
Cw = koefisien Lane (Cw = 3)
Hb = beda tinggi muka air di hulu dan di hilir.

25
POTONGAN MEMANJANG BENDUNG

5,2 m
elv.
+ 106 elv.
+ 104,935

26
BAB IV
PERENCANAAN PINTU PEMBILAS

Rumus kecepatan yang dipakai pada pintu pembilas:


Vc = 1,5.C√𝑑
= 1,5.4√𝑑
= 1,897 m/dt
Dimana:
 Vc = kecepatan kritis yang diperlukan untuk pengurasan (m/dt).
 C = koefisien yang tergantung dari bentuk endapan (3,2 – 5,5)
diambil C = 4.
 d = diameter terbesar dari endapan (m)
diambil d = 0,1 m

4.1.Pintu Terbuka Sebagian.

+ 111,20

+ 111,10

+ 106

Rumus : Vc = 𝐶 √2. 𝑔. 𝑧
Dimana:
 H’ = H – 10
= 520 – 10 = 510
 C = Koefisien (tergantung lebar pintu)
Diambil C = 0,7 (1,5 ≤ b ≤ 2 )
 g = 9,8 m/𝑑𝑡 2

27
𝑦 𝑉𝑐 2
Z = H’  2 = 𝐶 2 .2.𝑔

1,8972
= 0,72.2.𝑔 = 0,374 m

Tinggi pintu terbuka:


y = 2(H’ z)
= 2(5,2  0,374) = 9,652 m
y > H’  pintu pembilas tidak dapat terbuka sebagian

4.2.Pintu Terbuka Penuh.

+ 111,20
+ 111,10

+ 106

Rumus: Q = 𝜇 . b . 𝑑 √2. 𝑔. 𝑧
Ditentukan:
 𝜇 = 0,75
 A = b.d
1
 Z = 3𝐻
2
 d = 3𝐻

1
Q = 0,75 𝐴 √2.9,8. 3 𝐻

= 1,917𝐴 √𝐻
𝑄 1,917𝐴 √𝐻
Vc =𝐴= 𝐴

𝑉𝑐 2
H = [1,917 ]

28
1,897 2
= [1,917 ] = 0,979 m

Jadi tinggi minimum pintu pembilas = 0,979 m.

4.3 Rencana Konstruksi.


 Daun pintu dibuat dari kayu
̅.𝑙𝑡 = 150 Kg/𝑐𝑚2
σ
 Lebar Kayu = 0,25 m
4.3.1 Tekanan Air Banjir.
+ 113,66

h1 = 7,380 m
h2 = 7,630 m

+ 106

h2 = d0 = 7,63
h1 = h2-h = 7,63-0,25 =7,38
𝑞1 = 𝛾𝑤 . ½(ℎ1 + ℎ2 ). 0,25
= 1 . ½(7,380 + 7,630) . 0,25
= 1,876 t/m
4.3.2 Tekanan Air Normal Dengan Tekanan Lumpur.

+ 111,20

h3 = 4,95 m
4,95 h4 = 5,2 m

+ 106

𝜃
ka = 𝑡𝑔2(45°2 ) θ = 30°
30 1
= 𝑡𝑔2(45° 2 ) = 3

29
1
𝑞2 = γ𝑠 .ka. 2 (ℎ3 + ℎ4 ).0,25
1 1
= 0,6 . 3 . 2(4,95+5,2).0,25

= 0,254 t/m
𝑞𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑞1 + 𝑞2
= 1,876+0,254
= 2,130 t/m
1
M = 8 . 𝑞𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 . 𝑏2
1
= 8 . 2,130 . 1,52

= 0,599 tm = 59900 kgcm

𝑀
̅.𝑙𝑡 = 1
σ
ℎ.𝑡 2
6

59900
150 = 1
25.𝑡 2
6

𝑡2 = 95,84
t = 9,790 ≈ 10 cm.
Keterangan:
P = tekanan air di depan pintu (t/m)
L = panjang pintu pengambilan (m)
M = momen lendutan pada pintu ( tm)
T = tebal pintu pengambilan (cm)
Jadi, didapat tebal pintu pembilas adalah 10 cm

30
BAB V
PERENCANAAN PINTU PENGAMBILAN(INTAKE)

5.1.Data Teknis.
1. Misalkan pintu pengambilan dua sisi dengan debit:
𝑄1 = 1,85 𝑚3 /𝑑𝑡
𝑄2 = 2,65 𝑚3 /𝑑𝑡
2. Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer akibat bocoran, rembesan, dan
lain-lain diperhitungkan 10%, sehingga Q total pengambilan adalah
𝑄1 = 𝑄1 + 𝑄1.10%
= 1,85 + 1,85 . 0,1
= 2,035 𝑚3 /𝑑𝑡
𝑄2 = 𝑄2 + 𝑄2 .10%
= 2,65 + 2,65. 0,1
= 2,915 𝑚3 /𝑑𝑡
3. Tinggi muka air normal = 5,20 m
4. Akibat pengaruh angin atau gelombang diperhitungkan 0,1 m, sehingga tinggi air
menjadi : 5,20 – 0,1 = 5,10 m
5. Kecepatan air : 1-2 m/dt
a. Vmin = 1 m/dt (untuk menghanyutkan pasir)
b. Vmin = 1,5 m/dt (untuk menghanyutkan pasir kasar)
c. Vmin = 2 m/dt (untuk menghanyutkan kerikil)
6. Koefisien (C):
a. C = 0,6 (b<1 m)
b. C = 0,7 (b>1 m)
7. Gravitasi = 9,8 m/𝑑𝑡 2
8. Rumus:
𝑄
𝐴=
𝑉
9. Ukuran perbandingan pintu yang dapat dipilih:
a. b : h = 1 : 1
b. b : h = 1,5 : 1
c. b : h = 2 : 1

31
5.2.Perhitungan dan Konstruksi
5.2.1. Pintu Pengambilan I
Q = 1,85 𝑚3 /𝑑𝑡
V = 1,5 m/dt
g = 9,8 𝑚/𝑑𝑡 2
𝑄
𝐴=
𝑉
1,85
= = 1,233 𝑚2  dimana A = 1,5 ℎ2 [untuk ukuran perbandingan pintu 1,5 :
1,5

1]
1,5 ℎ2 = 1,233
1,233
h =√ = 0,907 m
1,5

b = 1,5.h
= 1,5 . 0,907 = 1,3599 m
Sehingga nilai C yang digunakan adalah 0,7
𝑉2
𝑍= 2
𝐶 . 2𝑔
1,52
= = 0,234 𝑚
0,72 . 2.9,8
Kontrol:
Q = C . b . ℎ√2. 𝑔. 𝑧
= 0,7 . 1,3599 . 0,907√2 . 9,8 . 0,234
= 1,849 𝑚3 /𝑑𝑡 = 𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 1,85 [OK]
Tinggi ambang pengambilan =P–h–Z
= 5,2 – 0,907 – 0,234
P’ = 4,059 m

32
Q = 1,85 𝒎𝟑 /𝒅𝒕
+ 111,20
V = 1,5 m/dt
G= 9,81 𝐦𝟐 /𝐝𝐭

h1 = 0,907 m

+ 109,959

P’ = 4,059 m

+ 106

Konstruksi Pintu Pengambilan:


 Elevasi ambang = + 109,959 m
 Elevasi muka air banjir + pengaruh gelombang = 113,660 + 0,1
= 113,760 m
 Digunakan balok kayu kelas I, σ
̅.𝑙𝑡 = 150 Kg/cm2
2
 Balok kayu selalu terendam air , sehingga σ
̅.𝑙𝑡 = 150 = 100 Kg/cm2
3

 Tinggi balok kayu (h) = 0,25 m


+ 111,20

L = 1,5099 m

h1 = 7,380 m
h2 = 7,630 m

+ 106+ 95,30 b = 1,3599 m

33
Dimana:
L = lebar intake
2𝑎
=b+ 2

a = 0,15
2.0,15
L = 1,3599 + = 1,5099 m
2

Ditinjau balok yang menerima beban paling besar:


 tinggi balok = 0,25 m
 σ
̅.𝑙𝑡 = 100 kg/cm2 = 1000 ton/m2
Tekanan Air:
1
P = 2 γ𝑤 (h1 + h2)h
1
= 2 . 1(7,380 + 7,630) 0,25

= 1,877 t/m
1
M = . P . 𝐿2
8
1
= . 1,877 . 1,50992
8

= 0,535 tm
𝑀 𝑀
̅σ.𝑙𝑡 =𝑊=1
ℎ 𝑡2
2

0,535
1000 =1
0,25 𝑡 2
2

t = 0,0654 m ≈ 7 cm
Jadi, tebal pintu pengambilan I adalah 7 cm

5.2.2. Pintu Pengambilan II.


Q = 2,65 𝑚3 /𝑑𝑡
V = 1,5 m/dt
g = 9,8 𝑚/𝑑𝑡 2
𝑄
𝐴=
𝑉
2,65
= = 1,767 𝑚2  dimana A = 1,5 ℎ2 [untuk ukuran perbandingan pintu 1,5 :
1,5

1]
1,5 ℎ2 = 1,766
1,766
h =√ = 1,085 m
1,5

34
b = 1,5.h
= 1,5 . 1,085 = 1,628 m
Sehingga nilai C yang digunakan adalah 0,7
𝑉2
𝑍=
𝐶 2 . 2𝑔
1,52
= = 0,234 𝑚
0,72 . 2.9,8
Kontrol:
Q = C . b . ℎ√2. 𝑔. 𝑧
= 0,7 . 1,628 . 1,085 √2 . 9,8 . 0,234
= 2,648 𝑚3 /𝑑𝑡 = 𝑄𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 = 2,65 [OK]
Tinggi ambang pengambilan =P–h–Z
= 5,2 – 1,085 – 0,234
P’ = 3,881 m

Q = 2,65 𝒎𝟑
+ 111,20
v = 1,50 m/dt
g = 9,8 𝒎𝟐/dt

h1 = 1,085 m

+ 109,781

P’ = 3881 mm

+ 106

Konstruksi Pintu Pengambilan:


 Elevasi ambang = + 109,781 m
 Elevasi muka air banjir + pengaruh gelombang = 113,660 + 0,1
= 113,760 m
 Digunakan balok kayu kelas I, σ
̅.𝑙𝑡 = 150 Kg/cm2
35
2
 Balok kayu selalu terendam air , sehingga σ
̅.𝑙𝑡 = 3 150 = 100 Kg/cm2

 Tinggi balok kayu (h) = 0,25 m

+ 113,730

L = 1,7800 m

h1 = 7,380 m
h2 = 7,630 m

b = 1,6280 m
+ 106

Dimana:
L = lebar intake
2𝑎
=b+
2

a = 0,15
2.0,15
L = 1,6280 + = 1,7800 m
2

Ditinjau balok yang menerima beban paling besar:


 tinggi balok = 0,25 m
 σ
̅.𝑙𝑡 = 100 kg/cm2 = 1000 ton/m2
Tekanan Air:
1
P = 2 γ𝑤 (h1 + h2)h
1
= . 1(7,380 + 7,630) 0,25
2

= 1,876 t/m
1
M = 8. P . 𝐿2
1
= . 1,876. 1,782
8

= 0,743 tm
𝑀 𝑀
̅σ.𝑙𝑡 =𝑊=1
ℎ 𝑡2
2

0,743
1000 =1
0,25 𝑡 2
2

t = 0,077 m ≈ 8 cm
Jadi, tebal pintu pengambilan II adalah 8 cm

36
BAB VI
PERENCANAAN KANTONG LUMPUR

6.1. Pengambilan Sisi I.


6.1.1 Dimensi Saluran I.

Data-data:
 Debit pengambilan (Q1) = 1,85 m3/dt
 Kecepatan Aliran diambil = 1,5 m/dt
 Koefisien kekasaran dinding saluran (k) = 60
 Kemiringan saluran diambil = 1:1,1
 Lebar saluran (B) = 1,3599 m

Rumus:
𝑄
A =𝑉
1,85
= = 1,233 𝑚2
1,5

A = (B + H)H
1,233 = (1,3599 + H)H
1,233 = 1,3599 H + 𝐻 2
H = 0,622 m

P = B + 2√2 . H
= 1,3599 + 2√2 . 0,622 = 3,119 m
𝐴
R =
𝑃

37
1,85
= 3,119 = 0,593 m

Dimana:
 A = luas tampang.
 P = keliling basah.
 I = kemiringan saluran
 R = jari-jari hidrolis

2
𝑉
𝐼 =[ 2]
𝑘. 𝑅3
2
1,5
=[ 2 ] = 1,25 × 10−3
60.0,5933

Kontrol:
Qs = A . V
2 1
= (𝐵 + 𝐻 )𝐻. 𝑘. 𝑅3 . 𝐼 2
2 1
= (1,3599 + 0,622)0,622 . 60 . 0,5933 . (1,25 × 10−3 )2
= 1,845 ≈ 1,85 m3 /dt [OK]
Jagaan/freeboard
1
f = 𝑐 + 0,075. 𝑣. 𝐻 3
dimana:
c = Konstanta.
Untuk Q = 1  3,5 𝑚3 /𝑑𝑡  c = 0,3
Untuk Q = 3,5  10 𝑚3 /𝑑𝑡  c = 0,4
v = Kecepatan rata-rata
H = Tinggi air
Maka:
1
f = 𝑐 + 0,075. 𝑣. 𝐻 3
1
= 0,3 + 0,075 . 1,5 . 0,6223
= 0,396 m

Jadi dimensi ukuran saluran:

38
f = 0,396 m
h = 0,622 m
b = 1,3599 m

6.1.2 Dimensi Kantong Lumpur I

Rumus:
𝐴𝐶 (𝐵+𝑚.𝑌𝑐)𝑌𝑐
Dc = 𝑇𝐶 = 𝐵

Keterangan:
Dc = kedalaman hidrolis (m)
Ac = Luas penampang aliran (𝑚2 )
Tc = Lebar permukaan air (m)
B = Lebar dasar sand strap (m)
Yc = Kedalaman kritis (m)
Is = Kemiringan dasar kantong lumpur.

Vc = √𝑔. 𝐷𝑐  syarat kritis Fr = 1


𝑔.(𝐵+𝑚.𝑌𝑐)𝑌𝑐
Vc = √ (𝐵+2𝑚.𝑌𝑐)

𝑄𝑐 0,75.𝑄
Vc = 𝐴𝑐 = 𝐴𝑐
𝑔.(𝐵+𝑚.𝑌𝑐)𝑌𝑐 0,75.𝑄2
(𝐵+2𝑚.𝑌𝑐)
= (𝐵+𝑚.𝑌𝑐)2 .𝑌𝑐 2

39
9,8(𝐵+𝑚.𝑌𝑐)3 .𝑌𝑐 3
Fr = 1  0,5625.𝑄2 (𝐵+2𝑚.𝑌𝑐)

Rumus kecepatan endap (formula stake)


1 𝜕𝑠 −𝜕𝑤
W = 18 . 𝐷 2 . .𝑔
𝜇

Dimana:
D = diameter minimum material
∂s = berat jenis material
∂w = berat jenis air
μ = koefisien viscositas pada 25°c
0,0178
= 1+0,0377.𝑇𝑐+0,00022𝑇𝑐2 = 8,556 × 10−3

Ketentuan dan data-data yang diambil:


Q = 1,85 𝑚3 /dt
B = 1,3599 m
2⁄ 1 2⁄ 1⁄
V = 𝐾. 𝑅 3 . 𝐼 ⁄2 = 60 . 0,593 3. (1,25 × 10−3 ) 2= 1,5 m/dt
H = 0,622 m
D = 0,06 m [diambil diameter minimal material]
∂s = 2,7
∂w = 1
m = 1,1
1 𝜕𝑠 −𝜕𝑤
W = 18 . 𝐷 2 . .𝑔
𝜇
1 2,7−1
= 18 . 0,062 . 8,556 x 10−3 . 9,8 = 0,3898 m/dt

Panjang sand trap (L)


𝑣
L= 𝑤.𝐻
1,5
= . 0,622 = 2,39 m ≈ 2,4 m
0,3898

Panjang sand strap dapat diperpendek jika tidak memungkinkan dilaksanakan di


lapangan karena keterbatasan ruang namun kedalaman dari sand strap di
tambah. Untuk menentukan kedalaman kritis (Yc) digunakan cara coba-coba:
PERKIRAAN Yc
RUMUS CATATAN
0,341 0,324
(B+M.Yc)^3 5,223 5,056 m = 1,1

40
9,8(B+M.Yc)^3.Yc^3 2,032 1,687
B+2M.Yc 2,110 2,073 Fr = 1
0,5625.Q^2(B+2M.Yc) 17,139 16,836
2 B = 1,5099
Fr = 4 ≈ 1 0,119 0,100

Dipakai Yc = 0,324 m
Kecepatan kritis (Vc)
𝑔.(𝐵+𝑚.𝑌𝑐)𝑌𝑐
Vc =√ (𝐵+2𝑚.𝑌𝑐)

9,8.(1,3599 + 1,1 . 0,324)0,324


=√ (1,3599 + 2 . 1,1 . 0,324)

= 1,622 m/dt
Ac = (B + m . Yc) Yc
= (1,3599 + 1,1 . 0,324) 0,324
= 0,556 𝑚2
Pc = B + 2 e . Yc
= 1,3599 + 2√2 . 0,324
= 2,276 m
𝐴𝑐 0,556
Rc = 𝑃𝑐 = = 0,244 m
2,276

2 2
𝑉𝑐 1,622
𝐼𝑐 =[ 2 ] =[ 2 ] = 0,00478 = 4,78 x 10−3
𝑘.𝑅𝑐 3 60 .0,244 3

Maka
Dc = Ic . L
= 4,78 x 10−3 . 2,4
= 0,0115 m

6.1.3 Penentuan Aliran Subkritis Kantong Lumpur I.


 Kondisi Perencanaan
 Debit (Q) = 1,85 𝑚3 /dt
 Kecepatan pembilas = 1,5 m/dt
 Debit pembilas (Qs) = 1,2 Q = 2,22 𝑚3 /dt
𝑄𝑠
 Luas penampang (As) = 𝑉𝑠
2,22
= = 1,48 𝑚2
1,5

41
 Lebar pintu penguras = 1,3599 m
 Kemiringan dasar saluran kantong lumpur (Is)
As = b . h
1,48 = 1,3599 . h
h = 1,088 m
 Ps = b + 2h√2
= 1,3599 + 2 . 1,088. √2= 4,438 m
𝐴𝑠
 Rs = 𝑃𝑠
1,48
= 4,438 = 0,334 m

 Untuk pengikisan diambil k = 47,5


2
𝑉𝑠
Is = [ 2 ]
𝐾.𝑅𝑠 3
2
1,5
=[ 2 ] = 0,00431 = 4,31 x 10−3
47,5.0,3343

Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran harus dijaga
agar tetap subkritis atau Fr < 1
𝑉𝑠
Fr =
√𝑔 × 𝐻𝑠
1,5
= = 0,44 < 1 [OK]
√9,8 ×1,088

6.2 Pengambilan Sisi II.


6.2.1 Dimensi Saluran II.

Data-data:
 Debit pengambilan (Q1) = 2,65 𝑚3 /dt
 Kecepatan Aliran diambil = 1,5 m/dt
 Koefisien kekasaran diniding saluran (k) = 60

42
 Kemiringan saluran diambil = 1:1,1

Rumus:
𝑄 2,65
A =𝑉= = 1,77 𝑚2
1,5

A = (B + H)H
1,77 = (1,628 + H)H
1,77 = 1,628 H + 𝐻 2
H = 0,746 m

P = B + 2√2 . H
= 1,628+ 2√2 . 0,746 = 3,738 m
𝐴 2,65
R = 𝑃 = 3,738 = 0,709 m

Dimana:
 A = luas tampang.
 P = keliling basah.
 I = kemiringan saluran
 R = jari-jari hidrolis
2 2
𝑉 1,5
𝐼 =[ 2 ] =[ 2 ] = 9,88 × 10−4
𝑘.𝑅3 60.0,7093

Kontrol:
Qs = A . V
2 1
= (𝐵 + 𝐻 )𝐻. 𝑘. 𝑅3 . 𝐼 2
2 1
= (1,628 + 0,746)0,746 . 60 . 0,7093 . (9,88 × 10−4 )2
= 2,655 ≈ 2,65 𝑚3 /dt [OK]
Jagaan/freeboard
1
f = 𝑐 + 0,075. 𝑣. 𝐻 3
dimana:
c = Konstanta.
Untuk Q = 1  3,5 𝑚3 /𝑑𝑡  c = 0,3
Untuk Q = 3,5  10 𝑚3 /𝑑𝑡  c = 0,4

43
v = Kecepatan rata-rata
H = Tinggi air
Maka:
1
f = 𝑐 + 0,075. 𝑣. 𝐻 3
1
= 0,3 + 0,075 . 1,5 . 0,7463
= 0,402 m

Jadi dimensi ukuran saluran:

H = 0,746 m
f = 0,402 m
b = 1,628 m

6.2.2 Dimensi Kantong Lumpur II.

Rumus:
𝐴𝐶 (𝐵+𝑚.𝑌𝑐)𝑌𝑐
Dc = 𝑇𝐶 = 𝐵

Keterangan:
Dc = kedalaman hidrolis (m)
Ac = Luas penampang aliran (𝑚2 )
Tc = Lebar permukaan air (m)
B = Lebar dasar sand strap (m)
Yc = Kedalaman kritis (m)
Is = Kemiringan dasar kantong lumpur.

Vc = √𝑔. 𝐷𝑐  syarat kritis Fr = 1

44
𝑔.(𝐵+𝑚.𝑌𝑐)𝑌𝑐
Vc = √ (𝐵+2𝑚.𝑌𝑐)

𝑄𝑐 0,75.𝑄
Vc = 𝐴𝑐 = 𝐴𝑐
𝑔.(𝐵+𝑚.𝑌𝑐)𝑌𝑐 0,75.𝑄2
(𝐵+2𝑚.𝑌𝑐)
= (𝐵+𝑚.𝑌𝑐)2 .𝑌𝑐 2
9,8(𝐵+𝑚.𝑌𝑐)3 .𝑌𝑐 3
Fr = 1  0,5625.𝑄2 (𝐵+2𝑚.𝑌𝑐)

Rumus kecepatan endap (formula stake)


1 𝜕𝑠 −𝜕𝑤
W = 18 . 𝐷 2 . .𝑔
𝜇

Dimana:
D = diameter minimum material
∂s = berat jenis material
∂w = berat jenis air
μ = koefisien viscositas pada 25°c
0,0178
= 1+0,0377.𝑇𝑐+0,00022𝑇𝑐2 = 8,556 × 10−3

Ketentuan dan data-data yang diambil:


Q = 2,65 𝑚3 /dt
B = 1,628 m
2⁄ 1 2⁄ 1⁄
V = 𝐾. 𝑅 3 . 𝐼 ⁄2 = 60 . 0,709 3. (9,88 × 10−4 ) 2= 1,5 m/dt
H = 0,746 m
D = 0,06 mm [diambil diameter minimal material]
∂s = 2,7
∂w = 1
m = 1,1
1 𝜕𝑠 −𝜕𝑤
W= . 𝐷2. .𝑔
18 𝜇
1 2,7−1
= . 0,062 . . 9,8 = 0,3898 m/dt
18 8,556 x 10−3

Panjang sand trap (L)


𝑣
L = 𝑤.𝐻
1,5
= 0,3898. 0,746 = 2,87 m ≈ 2,9 m

Untuk menentukan kedalaman kritis (Yc) digunakan cara coba-coba:


RUMUS PERKIRAAN Yc CATATAN

45
0,301 0,294
(B+M.Yc)^3 7,519 7,431
m = 1,1
9,8(B+M.Yc)^3.Yc^3 2,012 1,852
B+2M.Yc 2,290 2,275 Fr = 1
0,5625.Q^2(B+2M.Yc) 18,602 18,477
2 B = 1,628
Fr = 4 ≈ 1 0,108 0,100

Dipakai Yc = 0,294

Kecepatan kritis (Vc)


𝑔.(𝐵+𝑚.𝑌𝑐)𝑌𝑐
Vc =√ (𝐵+2𝑚.𝑌𝑐)

9,8.(1,628 + 1,1 . 0,294)0,294


=√ (1,628 + 2 . 1,1 . 0,294)

= 1,572 m/dt
Ac = (B + m . Yc) Yc
= (1,628 + 1,1 . 0,294) 0,294
= 0,574 𝑚2
Pc = B + 2 e . Yc
= 1,628 + 2√2 . 0,294
= 2,46 m
𝐴𝑐 0,556
Rc = 𝑃𝑐 = = 0,233 m
2,276

2 2
𝑉𝑐 1,572
𝐼𝑐 =[ 2 ] =[ 2 ] = 0,00478 = 4,78 x 10−3
𝑘.𝑅𝑐 3 60 .0,2333

Maka
Dc = Ic . L
= 4,78 x 10−3 . 2,9
= 0,0139 m
6.2.3 Penentuan Aliran Subkritis Kantong Lumpur II.
 Kondisi Perencanaan
 Debit (Q) = 2,65 𝑚3 /dt
 Kecepatan pembilas = 1,5 m/dt
 Debit pembilas (Qs) = 1,2 Q = 3,18 𝑚3 /dt

46
𝑄𝑠
 Luas penampang (As) = 𝑉𝑠
3,18
= = 2,12 𝑚2
1,5

 Lebar pintu penguras = 1,628 m


 Kemiringan dasar saluran kantong lumpur (Is)
As = b . h
2,12 = 1,628 . h
h = 1,302 m
 Ps = b + 2h√2
= 1,628 + 2 . 1,302. √2= 5,311 m
𝐴𝑠
 Rs = 𝑃𝑠
3,18
= 5,311 = 0,599 m

 Untuk pengikisan diambil k = 47,5


2
𝑉𝑠
Is = [ 2 ]
𝐾.𝑅𝑠 3
2
1,5
=[ 2 ] = 0,00197 = 1,97 x 10−3
47,5.0,5993

Agar pembilasan dapat dilakukan dengan baik, kecepatan aliran harus dijaga
agar tetap subkritis atau Fr < 1
𝑉𝑠
Fr =
√𝑔 × 𝐻𝑠
1,5
= = 0,37 < 1 [OK]
√9,8 ×1,302

47
DAFTAR PUSTAKA
Direktur Jendral Pengairan.1986.Standar Perencanaan Irigasi KP-02.Jakarta
Martana,I Komang.2019.Tugas Irigasi dan Bangunan Air
Sukalaba,Putu,2020.Tugas Irigasi dan Bangunan Air.Program Studi Teknik Sipil,Fakultas
Teknik Universitas Udayana

48

Anda mungkin juga menyukai