#12
Konstruksi Pengaman Sliding
KONSULTAN SUPERVISI
Saluran Pengelak
PEMBANGUNAN BENDUNGAN
JRAGUNG
KAB. SEMARANG
DAFTAR ISI
BAB 1 .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................................. 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................................................................................... 1
1.3 LOKASI PEKERJAAN ............................................................................................................................... 1
1.4 DATA TEKNIS BENDUNGAN............................................................................................................... 2
BAB 2 .......................................................................................................................................... 5
KAJIAN TEKNIS ......................................................................................................................... 5
2.1 ACUAN TEKNIS ........................................................................................................................................ 5
2.2 METODOLOGI .......................................................................................................................................... 5
2.3 ANALISIS .................................................................................................................................................... 7
BAB 3 ........................................................................................................................................ 15
PENUTUP ................................................................................................................................. 15
3.1 KESIMPULAN .......................................................................................................................................... 15
3.2 REKOMENDASI ...................................................................................................................................... 15
iii
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIAN
Lampiran 1 Section of Retaining wall Location Saluran Pengelak
Lampiran 2 Stability Saluran Pengelak
Lampiran 3 Stressing of Reinforcement and Concrete Saluran Pengelak (Normal Condition
and Seismic Condition
Lampiran 4 Reinforcement Bar Arrangement and Strees Normal Condition
Lampiran 5 Reinforcement Bar Arrangement and Strees Seismic Condition
Lampiran 6 Direct Shear Pengelak Inlet STA 0+020 – 0+040 (L)
Lampiran 7 Direct Shear Residual Soil STA 0+060 – 0+080
Lampiran 8 Direct Shear Saluran Pengelak Longsoran STA 0+440 – 0+420 (Kiri)
Lampiran 9 Review Desain Open Inlet (Pengelak)
iv
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
a. Data Hidrologi
− Nama sungai : Jragung
− Luas tangkapan sungai : 94 km²
− Panjang sungai : 35 km
− Hujan rerata tahunan : 2.479 mm
− Debit rata-rata tahunan : 114 juta m³
− Debit banjir
i. Kala ulang 25 tahun : 280 m³/det
ii. Kala ulang 1000 tahun : 825 m³/det
iii. Kala ulang PMF : 1580 m³/det
b. Waduk
− Kapasitas tampungan total : 90 juta m3
− Kapasitas tampungan mati : 21 juta m3
− Kapasitas tampungan efektif : 69 juta m3
− Elevasi muka air rendah : + 93,00 m.dpl
− Elevasi muka air normal : + 115,00 m.dpl
− Elevasi muka air banjir 1000 tahun : + 117,28 m.dpl
− Elevasi muka air banjir PMF : + 118,65 m.dpl
− Luas genangan muka air rendah : 438 ha
− Luas genangan muka air normal : 451 ha
− Luas genangan muka air banjir : 503 ha
c. Bangunan Pengelak
− Kapasitas outflow (Q25) : 181,74 m3/det
− Elevasi puncak cofferdam sementara : + 76 m.dpl
− Tinggi cofferdam sementara : 11 m
− Panjang cofferdam sementara : 501 m
− Lebar puncak cofferdam sementara : 6 m
2
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
3
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
4
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
BAB 2
KAJIAN TEKNIS
a. Bowles, E Joseph,1991, Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.
b. Chen, FH 1975, Foundation on Expansive Soils, Development in Geotechnical Engineering,
Elsevier Scientific Publishing Company, New York.
c. Das, BM, 1995, Mekanika Tanah Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
d. Das, BM, 1998, Mekanika Tanah Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
e. Hardiyatmo, HC, 2003, Mekanika Tanah II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
f. Lambe, TC dan Whitman, RV, 1969, Soil Mechanics, John Wiley & Sons, New York.
g. Prakash, Shamsher, 1990, Pile Foundations in Engineering Practice, Willey & Sons, Inc, New
Delhi.
2.2 METODOLOGI
a. Konsep Kestabilan Lereng
Gerakan tanah merupakan suatu gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau
bantuan penyusun lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau bantuan penyusun
lereng tersebut. Definisi tersebut menunjukkan bahwa massa yang bergerak dapat
berupa massa tanah, massa batuan atau pencampuran antara massa tanah dan batuan
penyusun lereng. Apabila massa yang bergerak ini didominasi massa tanah dan
gerakannya melalui suatu bidang pada lereng, baik berupa bidang miring ataupun
lengkung, maka proses pergerakan tersebut disebut sebagai longsoran tanah.
Analisis stabilitas tanah pada permukaan tanah ini disebut dengan analisis stabilitas
lereng. Analisis stabilitas lereng meliputi konsep kemantapan lereng yaitu penerapan
pengetahuan mengenai kekuatan geser tanah. Keruntuhan geser pada tanah dapat
terjadi akibat gerak relatif antar butirnya. Berdasarrkan hal itu, kekuatannya tergantung
pada gaya yang bekerja antar butirnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan
geser terdiri atas bagian yang bersifat kohesif, tergantung pada macam tanah dan ikatan
butirnya dan bagian yang bersifat gesekan, yang sebanding dengan tegangan efektif
yang bekerja pada bidang geser (Das, 1995).
5
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
sendiri. Meskipun suatu lereng telah stabil dalam jangka waktu yang lama, lereng
tersebut dapat menjadi tidak stabil karena beberapa faktor seperti :
Langkah yang umum dalam menangani longsor antara lain pemetaan geologi topografi
daerah yang longsor, pemboran untuk mengetahui bentuk pelapisan tanah/batuan dan
bidang gelincirnya, pemasangan piezometer untuk mengetahui muka air atau tekanan air
porinya, dan pemasangan slope indicator untuk mencari bidang geser yang terjadi.
Selain itu dilakukan pula pengambilan tanah tidak terganggu, terutama pada bidang
geser untuk dipelajari besar kekuatan tahanan gesernya.
Beberapa cara untuk menstabilkan lereng yang berpotensi terjadi kelongsoran namun
secara prinsip ada dua cara yang dapat digunakan untuk menstabilkan suatu lereng,
yaitu:
− Memperkecil gaya penggerak atau momen penyebab longsor. Gaya atau momen
penyebab longsor dapat diperkecil dengan cara merubah bentuk lereng, yaitu dengan
cara:
i. Merubah lereng lebih datar atau memperkecil sudut kemiringan.
ii. Memperkecil ketinggian lereng.
iii. Merubah lereng menjadi lereng bertingkat (multi slope).
− Memperbesar gaya lawan atau momen penahan longsor. Gaya lawan atau momen
penahan longsor dapat diperbesar dengan beberapa cara yaitu:
i. Menggunakan counter weight yaitu tanah timbunan pada kaki lereng. Cara ini
mudah dilaksanakan asalkan terdapat tempat di kaki lereng untuk tanah timbunan
tersebut.
ii. Mengurangi air pori di dalam lereng dengan cara mekanis yaitu dengan memasang
tiang pancang atau tembok penahan tanah.
6
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
2.3 ANALISIS
Analisis stabilitas lereng pada saluran pengelak Bendungan Jragung dicoba dengan beberapa
cara.
a. Sheet Pile
Deskripsi pelaksanaan konstruksi sheet pile adalah sebagai berikut.
− Total panjang kebutuhan sheet pile mencapai 28 m.
− Pemancangan berpotensi mengganggu stabilitas lereng dan tower SUTET karena
dilakukan dengan metode getar.
− Secara praktis ruang konstruksi tidak terlalu luas namun mobilisasi material relatif sukar.
− Biaya relatif tinggi.
q1 = 10 KN/m2
1m P1
9m P2
Dasar sungai P3 Ra
A
18 m
7
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
Mmax = Ra x Ra 1 Ra
[( + y ) - ( x )]
4c - q' 2 4c - q'
Menghitung D
Tekanan pada titik A sebelah kiri pancang turap pada garis keruk, q= 0,sehingga perhitungan menggunakan tekanan ijin pada garis keruk= q'
48 D2 - 426,7 D - 4297,7 = 0
D2 - 8,88969 D - 89,536 = 0 -1,03
Kesimpulan:
Panjang sheet pile yang diperlukan : 10,00 + 17,82 = 27,82 m' ~ 28,00
8
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
c. Bronjong
Konstruksi penahan tanah untuk mencegah sliding dengan beronjong mempunyai dekripsi
sebagai berikut.
− Proses konstruksi relatif cepat dilaksanakan karena sifatnya sederhana dengan material
terbentuk dari kawat khusus berbobot ringan berisi batu.
− Konstruksi relatif dapat berubah ketika ada beban yang cukup besar namun mudah
direkonstruksi.
− Biaya lebih rendah.
Konstruksi cukup fleksibel dan mudah diterapkan di saluran pengelak, terutama di STA
0+000 – 0+100 yang melindungi tower SUTET 299.A sebagaimana Gambar 2.4.
9
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
Adapun analisis stabilitas untuk penahan tanah dengan material bronjong disajikan pada
Gambar 2.5 sampai Gambar 2.7.
10
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
Gambar 2. 5 Stabilitas Lereng Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+060
EL + 75.00 - + 81.00
Gambar 2. 6 Stabilitas Lereng Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA + 0+060
EL + 66.00 - + 81.00
11
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
Gambar 2. 7 Stabilitas Lereng Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+060
El.+66.00 - +83.00 Keamanan Tower SUTET 299.A
Pengaman dengan metode ini untuk diterapkan di sepanjang saluran pengelak STA 0+000
sampai dengan STA 0+100 posisi El.+66.00 – +81.00, sedangkan STA berikutnya cukup
pada El.+66.00 – +75.00 dengan contoh STA 0+240 pada Gambar 2.8.
Analisis konstruksi bronjong untuk STA 0+100 sampai dengan STA 0+420 menggunakan
acuan potongan STA 0+240 sebagaimana hasil analisis Gambar 2.9
12
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
13
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
14
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
a. Metode pengamanan lereng menggunakan sheet pile cukup aman namun konstruksi
relatif bernilai tinggi dan menggunakan material yang sukar dimobilisasi.
b. Metode pengamanan lereng menggunakan dinding penahan beton sangat kuat namun
penerapan lapangan sangat sukar dan berpotensi sliding susulan karena struktur tanah
yang bersifat lepas.
c. Metode pengamanan lereng menggunakan bronjong sesuai dengan analisis cukup
aman dan konstruksi bersifat fleksibel dimana dapat direkonstruksi apabila terjadi
perubahan bentuk.
d. Pengamanan lereng pada saluran terbuka pengelak STA 0+000 sampai STA 0+100
menggunakan bronjong sedemikian rupa mulai El.+66.00 sampai El.+81.00.
e. Pengamanan lereng pada saluran terbuka pengelak STA 0+100 sampai STA 0+420
menggunakan bronjong mulai El.+66.00 sampai El.+75.00.
f. Lantai saluran sesuai dengan analisis diamankan juga dari gerusan menggunakan
konstruksi bronjong.
3.2 REKOMENDASI
a. Pelaksanaan pengamanan lereng saluran pengelak menggunakan bronjong dengan
dilengkapi geotekstil untuk menahan lumpur mengisi celah batu dalam rangkaian
bronjong.
b. Pelaksanaan pengamanan lereng mengikuti hasil kajian justifikasi teknis ini.
c. Penyedia jasa segera mengajukan gambar kerja, metode kerja dan penjadualan
pelaksanaan.
15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Section of Retaining wall Location Saluran Pengelak
Lampiran 2 Stability Saluran Pengelak
Lampiran 3 Stressing of Reinforcement and Concrete Saluran Pengelak (Normal Condition and Seismic Condition
Lampiran 4 Reinforcement Bar Arrangement and Strees Normal Condition
Lampiran 5 Reinforcement Bar Arrangement and Strees Seismic Condition
LAMPIRAN 6
Direct Shear Pengelak Inlet STA 0+020 – 0+040 (L)
LAMPIRAN 7
Direct Shear Residual Soil STA 0+060 – 0+080
LAMPIRAN 8
Direct Shear Saluran Pengelak Longsoran
STA 0+440 – 0+420 (Kiri)
LAMPIRAN 9
Review Desain Open Inlet (Pengelak)
19.43
3
.3
21
T.300
8
.0
25
DRAINASE U-DITCH
0.80x1.00x1.20 m.
000
71.
L. +
E
00
3.
60
7.
00
00
5.
5.
00
60
2.
7.
3. 00
DENAH PENGELAK
SKALA 1 : 2000
Drainase
Bronjong Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
0.50 x 1.00 x 2.00 m. U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
404.76 30.00
8.00
SALURAN PENGARAH PELUNCUR
15.00
SALURAN PENGHUBUNG
POTONGAN MEMANJANG
SKALA 1 : 2000
0+000
3.00 51.94 3.50
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
2.00
1.50
Pengikat Bronjong Per 4 Meter
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
53.00
0+020.00
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+040.00
Telah Tergali
Telah Tergali
Shotcrete, t= 8 cm
Bronjong Wiremesh M5
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
26.61
TIANG SUTET
0+060.00
Bronjong
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5 0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
TIANG SUTET
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
0+100.00
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m. Timbunan
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+120.00
Drainase Timbunan
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
0+140.00
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Shotcrete, t= 8 cm
Bronjong Wiremesh M5
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+160.00
Drainase Timbunan
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
0+180.00
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+200.00
Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5
Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5
0+220.00
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+240.00
Drainase
Shotcrete, t= 8 cm
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5
Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5
0+260.00
Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+280.00
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5
Shotcrete, t= 8 cm
Bronjong
Wiremesh M5
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
3.43 2.00 9.00 2.00 9.00 2.86 8.50 7.00 8.50 1.86 2.46
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+300.00
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Shotcrete, t= 8 cm Drainase
Wiremesh M5 U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
3.44 2.00 9.00 2.00 9.00 2.00 9.00 2.88 8.50 7.00 8.50 1.88 4.54
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+320.00
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5 Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
2.72 2.00 9.00 2.00 9.00 2.00 9.00 2.90 8.50 7.00 8.50 1.90 4.07
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+340.00
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5 Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
1.05 2.35 9.00 2.35 9.00 2.92 8.50 7.00 8.50 1.92 3.25
0+360.00
Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5
Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5
9.00
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+380.00
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5 Bronjong
Wiremesh M5
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
0+400.00
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5
POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
DETAIL U-DITCH
SKALA 1 : 25
DETAIL BRONJONG
SKALA 1 : 25
EL.+75.00
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
POT. I-I
DETAIL A
SKALA 1 : 100
. 0 0
3
. 6 0
7
. 0 0
0
5
5 . 0
0
2 .0
. 6 0
7
0
3 .0
DENAH PENAMPUNG AIR
SKALA 1 : 100