Anda di halaman 1dari 73

Justifikasi Teknis

#12
Konstruksi Pengaman Sliding
KONSULTAN SUPERVISI
Saluran Pengelak
PEMBANGUNAN BENDUNGAN
JRAGUNG
KAB. SEMARANG

PT. Rayakonsult KSO PT. Hilmy Anugerah -


PT. Tuah Agung Anugrah PT. Ciriajasa E.C
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

DAFTAR ISI

BAB 1 .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................................. 1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ....................................................................................................................... 1
1.3 LOKASI PEKERJAAN ............................................................................................................................... 1
1.4 DATA TEKNIS BENDUNGAN............................................................................................................... 2
BAB 2 .......................................................................................................................................... 5
KAJIAN TEKNIS ......................................................................................................................... 5
2.1 ACUAN TEKNIS ........................................................................................................................................ 5
2.2 METODOLOGI .......................................................................................................................................... 5
2.3 ANALISIS .................................................................................................................................................... 7
BAB 3 ........................................................................................................................................ 15
PENUTUP ................................................................................................................................. 15
3.1 KESIMPULAN .......................................................................................................................................... 15
3.2 REKOMENDASI ...................................................................................................................................... 15

iii
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Sliding Saluran Terbuka Pengelak ............................................................................................ 2


Gambar 1. 2 Peta Lokasi Bendungan Jragung ............................................................................................... 4

Gambar 2. 1 Konsep Analisis Sheet Pile ........................................................................................................... 7


Gambar 2. 2 Dinding Penahan Tanah Beton .................................................................................................. 9
Gambar 2. 3 Metode Galian Konstruksi Dinding Penahan Tanah Beton ........................................... 10
Gambar 2. 4 Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+060 ............................................ 10
Gambar 2. 5 Stabilitas Lereng Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+060 ......... 11
Gambar 2. 6 Stabilitas Lereng Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA + 0+060 ..... 11
Gambar 2. 7 Stabilitas Lereng Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+060 ......... 12
Gambar 2. 8 Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240 ............................................ 12
Gambar 2. 9 Analisis Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240 ........................... 13
Gambar 2. 10 Analisis Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240 ......................... 13
Gambar 2. 11 Analisis Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240 ......................... 14
Gambar 2. 12 Analisis Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240 ......................... 14

DAFTAR LAMPIAN
Lampiran 1 Section of Retaining wall Location Saluran Pengelak
Lampiran 2 Stability Saluran Pengelak
Lampiran 3 Stressing of Reinforcement and Concrete Saluran Pengelak (Normal Condition
and Seismic Condition
Lampiran 4 Reinforcement Bar Arrangement and Strees Normal Condition
Lampiran 5 Reinforcement Bar Arrangement and Strees Seismic Condition
Lampiran 6 Direct Shear Pengelak Inlet STA 0+020 – 0+040 (L)
Lampiran 7 Direct Shear Residual Soil STA 0+060 – 0+080
Lampiran 8 Direct Shear Saluran Pengelak Longsoran STA 0+440 – 0+420 (Kiri)
Lampiran 9 Review Desain Open Inlet (Pengelak)

iv
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan Bendungan Jragung merupakan satu kesatuan pemanfaatan air Sungai
Jragung dalam sistem Wilayah Sungai Jragung Tuntang untuk fungsi mengurangi potensi
banjir, menunjang pemenuhan air baku bagi rumah tangga, irigasi dan pembangkit listrik.
Latar belakang pembangunan secara umum seiring meningkatnya populasi penduduk yang
mengakibatkan kebutuhan air yang lebih tinggi di berbagai daerah di Indonesia sedangkan
secara skala nasional, Indonesia baru memiliki dukungan ketahanan air sebesar 54
m3/kapita/tahun masih di bawah target Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025 yaitu sebesar 1.975 m 3/kapita/tahun. Selain itu, banyak daerah di Indonesia
yang mengalami bencana banjir saat musim hujan datang. Kekurangan air dan banjir yang
semakin luas dan menyebar diperkirakan disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi dan
perubahan pola curah hujan dan curah hujan yang intensif karena perubahan iklim.
Upaya mengatasi situasi ini, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air mengusulkan untuk membangun 65 bendungan. Salah satunya adalah
Bendungan Jragung.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Sebagai upaya percepatan dan pelaksanaan konstruksi Bendungan Jragung secara
keseluruhan, maka diperlukan pengamanan pada struktur yang berpengaruh dan dipengaruhi
pelaksanaan konstruksi.
Salah satu pelaksanaan keamanan konstruksi pada saluran terbuka pengelak sebagaimana
dokumentasi Gambar 1.1 harus dilakukan desain sedemikian rupa untuk pengamanan saluran
terbuka.

1.3 LOKASI PEKERJAAN


Secara administrasi Pembangunan Bendungan Jragung berada di Desa Candirejo Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang pada 1100 21’ 57” – 1100 39’ 58” BT dan 060 55’ 50” - 070 13’ 59”
LS.
Bendungan Jragung akan dibangun di sisi hulu Sungai Jragung yang merupakan induk dari 2
anak sungai yaitu Kali Lutung dan Kali Trimo. Daerah tangkapan sungai untuk Bendungan
Jragung seluas ± 94 km2, panjang sungai 35 km dengan pendataan curah hujan dicatat di 2
stasiun pencatat curah hujan, Stasiun Ngobo dan Stasiun Jatironggo.

1
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

Gambar 1. 1 Sliding Saluran Terbuka Pengelak

1.4 DATA TEKNIS BENDUNGAN


Berdasarkan hasil sertifikasi

a. Data Hidrologi
− Nama sungai : Jragung
− Luas tangkapan sungai : 94 km²
− Panjang sungai : 35 km
− Hujan rerata tahunan : 2.479 mm
− Debit rata-rata tahunan : 114 juta m³
− Debit banjir
i. Kala ulang 25 tahun : 280 m³/det
ii. Kala ulang 1000 tahun : 825 m³/det
iii. Kala ulang PMF : 1580 m³/det
b. Waduk
− Kapasitas tampungan total : 90 juta m3
− Kapasitas tampungan mati : 21 juta m3
− Kapasitas tampungan efektif : 69 juta m3
− Elevasi muka air rendah : + 93,00 m.dpl
− Elevasi muka air normal : + 115,00 m.dpl
− Elevasi muka air banjir 1000 tahun : + 117,28 m.dpl
− Elevasi muka air banjir PMF : + 118,65 m.dpl
− Luas genangan muka air rendah : 438 ha
− Luas genangan muka air normal : 451 ha
− Luas genangan muka air banjir : 503 ha
c. Bangunan Pengelak
− Kapasitas outflow (Q25) : 181,74 m3/det
− Elevasi puncak cofferdam sementara : + 76 m.dpl
− Tinggi cofferdam sementara : 11 m
− Panjang cofferdam sementara : 501 m
− Lebar puncak cofferdam sementara : 6 m

2
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

− Kemiringan lereng hulu cofferdam : 1 : 2,0


− Kemiringan lereng hilir cofferdam : 1 : 2,0
d. Bendungan Utama
− Tipe : Urugan Zonal
− Elevasi puncak bendungan : + 119,5 m.dpl
− Elevasi dasar pondasi : + 60,0 m.dpl
− Tinggi bendungan : 59,5 m (dari dasar pondasi)
− Lebar puncak bendungan : 10 m
− Panjang puncak bendungan : 1.305,3 m
− Kemiringan lereng bagian hulu : 1 : 3,0
− Kemiringan lereng bagian hilir : 1 : 2,5
− Green belt : 15,06 ha
e. Bangunan Pelimpah
− Tipe : Pelimpah bebas
− Tipe ambang : Ogee tipe II
− Elevasi ambang : + 115 m
− Tinggi jagaan total : 4,50 m
− Lebar ambang pelimpah : 60 m, berbentuk lengkung
− Panjang mercu : 12,30 m
− Panjang total pelimpah : 439,00 m
− Debit banjir inflow
i. Q100 : 378,00 m3/det
ii. Q1000 : 822,00 m3/det
iii. QPMF : 1.580,00 m3/det
− Debit banjir outflow
iv. Q100 : 170,00 m3/det
v. Q1000 : 446,00 m3/det
vi. QPMF : 981,00 m3/det

3
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

Gambar 1. 2 Peta Lokasi Bendungan Jragung

4
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

BAB 2
KAJIAN TEKNIS

2.1 ACUAN TEKNIS


Pelaksanaan analisis stabilitas lereng pada Bendungan Jragung mengikuti acuan sebagai
berikut.

a. Bowles, E Joseph,1991, Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.
b. Chen, FH 1975, Foundation on Expansive Soils, Development in Geotechnical Engineering,
Elsevier Scientific Publishing Company, New York.
c. Das, BM, 1995, Mekanika Tanah Jilid 2, Erlangga, Jakarta.
d. Das, BM, 1998, Mekanika Tanah Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
e. Hardiyatmo, HC, 2003, Mekanika Tanah II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
f. Lambe, TC dan Whitman, RV, 1969, Soil Mechanics, John Wiley & Sons, New York.
g. Prakash, Shamsher, 1990, Pile Foundations in Engineering Practice, Willey & Sons, Inc, New
Delhi.

2.2 METODOLOGI
a. Konsep Kestabilan Lereng
Gerakan tanah merupakan suatu gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau
bantuan penyusun lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau bantuan penyusun
lereng tersebut. Definisi tersebut menunjukkan bahwa massa yang bergerak dapat
berupa massa tanah, massa batuan atau pencampuran antara massa tanah dan batuan
penyusun lereng. Apabila massa yang bergerak ini didominasi massa tanah dan
gerakannya melalui suatu bidang pada lereng, baik berupa bidang miring ataupun
lengkung, maka proses pergerakan tersebut disebut sebagai longsoran tanah.

Analisis stabilitas tanah pada permukaan tanah ini disebut dengan analisis stabilitas
lereng. Analisis stabilitas lereng meliputi konsep kemantapan lereng yaitu penerapan
pengetahuan mengenai kekuatan geser tanah. Keruntuhan geser pada tanah dapat
terjadi akibat gerak relatif antar butirnya. Berdasarrkan hal itu, kekuatannya tergantung
pada gaya yang bekerja antar butirnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan
geser terdiri atas bagian yang bersifat kohesif, tergantung pada macam tanah dan ikatan
butirnya dan bagian yang bersifat gesekan, yang sebanding dengan tegangan efektif
yang bekerja pada bidang geser (Das, 1995).

b. Faktor Pengaruh Stabilitas Lereng


Keruntuhan pada lereng alami atau buatan disebabkan karena adanya perubahan antara
lain topografi, seismik, aliran air tanah, kehilangan kekuatan, perubahan tegangan, dan
musim/iklim/cuaca. Akibat adanya gaya-gaya luar yang bekerja pada material pembentuk
lereng menyebabkan material pembentuk lereng mempunyai kecenderungan untuk
menggelincir. Kecenderungan menggelincir ini ditahan oleh kekuatan geser material

5
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

sendiri. Meskipun suatu lereng telah stabil dalam jangka waktu yang lama, lereng
tersebut dapat menjadi tidak stabil karena beberapa faktor seperti :

− Jenis dan keadaan lapisan tanah / batuan pembentuk lereng.


− Bentuk geometris penampang lereng, misalnya tinggi dan kemiringan lereng.
− Penambahan kadar air pada tanah, misalnya terdapat rembesan air atau infiltrasi hujan.
− Berat dan distribusi beban.
− Getaran atau gempa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng dapat menghasilkan tegangan geser
pada seluruh massa tanah dan suatu gerakan akan terjadi kecuali tahanan geser pada
setiap permukaan runtuh yang mungkin terjadi lebih besar dari tegangan geser yang
bekerja (Bowles, 1991).

c. Cara Menstabilkan Lereng


Penanggulangan longsor yang dilakukan bersifat pencegahan sebelum longsor terjadi
pada daerah potensial dan stabilisasi, setelah longsor terjadi jika belum runtuh total.
Penanggulangan yang tepat pada kedua kondisi di atas dengan memperhatikan
penyebab utama longsor, kondisi pelapisan tanah dan juga aspek geologinya.

Langkah yang umum dalam menangani longsor antara lain pemetaan geologi topografi
daerah yang longsor, pemboran untuk mengetahui bentuk pelapisan tanah/batuan dan
bidang gelincirnya, pemasangan piezometer untuk mengetahui muka air atau tekanan air
porinya, dan pemasangan slope indicator untuk mencari bidang geser yang terjadi.

Selain itu dilakukan pula pengambilan tanah tidak terganggu, terutama pada bidang
geser untuk dipelajari besar kekuatan tahanan gesernya.

Beberapa cara untuk menstabilkan lereng yang berpotensi terjadi kelongsoran namun
secara prinsip ada dua cara yang dapat digunakan untuk menstabilkan suatu lereng,
yaitu:

− Memperkecil gaya penggerak atau momen penyebab longsor. Gaya atau momen
penyebab longsor dapat diperkecil dengan cara merubah bentuk lereng, yaitu dengan
cara:
i. Merubah lereng lebih datar atau memperkecil sudut kemiringan.
ii. Memperkecil ketinggian lereng.
iii. Merubah lereng menjadi lereng bertingkat (multi slope).
− Memperbesar gaya lawan atau momen penahan longsor. Gaya lawan atau momen
penahan longsor dapat diperbesar dengan beberapa cara yaitu:
i. Menggunakan counter weight yaitu tanah timbunan pada kaki lereng. Cara ini
mudah dilaksanakan asalkan terdapat tempat di kaki lereng untuk tanah timbunan
tersebut.
ii. Mengurangi air pori di dalam lereng dengan cara mekanis yaitu dengan memasang
tiang pancang atau tembok penahan tanah.

6
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

2.3 ANALISIS
Analisis stabilitas lereng pada saluran pengelak Bendungan Jragung dicoba dengan beberapa
cara.

a. Sheet Pile
Deskripsi pelaksanaan konstruksi sheet pile adalah sebagai berikut.
− Total panjang kebutuhan sheet pile mencapai 28 m.
− Pemancangan berpotensi mengganggu stabilitas lereng dan tower SUTET karena
dilakukan dengan metode getar.
− Secara praktis ruang konstruksi tidak terlalu luas namun mobilisasi material relatif sukar.
− Biaya relatif tinggi.
q1 = 10 KN/m2

1m P1

9m P2
Dasar sungai P3 Ra
A

18 m

Gambar 2. 1 Konsep Analisis Sheet Pile

7
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

Analisis perhitungan sheet pile disajikan berikut ini.


Data:

- Desain Rencana Sheet Pile Saluran Pengelak STA 0+100 - 0+420


o
f= 4 Ka = tan2 (45-f/2)
gb = 17,30 KN/m3 Kp = tan2 (45+f/2)
g' = 2,00 KN/m3
c= 0,33 KN/m2
h1 = 1,00 m'
h2 = 9,00 m' ( timbunan sampai bawah pile cap )
q'= 12,00 KN/m2

Ka = tan2 ( 45 - 4,00 / 2,00 ) # 0,750492


= 0,870 1 0,869584

Kp = tan2 ( 45 + 4,00 / 2,00 ) # 0,820305


= 1,150 1 1,149975

Tekanan tanah aktif Total


2 2
Ra = 0,5 x h1 x gb x Ka1 + h2 x 1x h1 x gb x Ka1 + 0,5 x h2 x g1' x Ka1 + q1 x Ka1
= 0,50 x 1,000 x 17,30 x 0,87 + 9,00 x 1x 1,00 x 17,3 x 0,87 + 0,50 x 81,00 x 2,00 x 0,87 + 0,00 x 0,870
= 7,52 + 135,39 + 70,44 + 0,00
= 213,35 KN/m'

y diperoleh dari momen gaya-gaya terhadap A sama dengan 0 (nol)

7,52 x 9,33333 + 135,39 x 4,5 + 70,44 x 1,00 + 0,00 x 1,00


y =
213,35
= 3,5149 m'

Momen Max yang terjadi (Mmax)

Mmax = Ra x Ra 1 Ra
[( + y ) - ( x )]
4c - q' 2 4c - q'

= 213,35 x 213,35 1 213,35


[( + 3,51 ) - ( x )]
1,32 - 12 2 1,32 - 12
= 213,35 x 6,4735
= 1381,14 KNm'
= 138,11 Tm' / m panjang
untuk ukuran sheetpile 320 x 500, 1 buah sheet pile dapat menahan = 138,1 x 0,5 = 69,06 Tm'
Sheet Pile yang dipakai Sheet Pile 320x500 buatan dan Moment Cracknya Sbb :
JHS System Moment Cracknya sbb : 6,82 > 69,06 ok
Wika Beton Moment Cracknya sbb : 7,2 > 69,06 ok
Jaya Beton Moment Cracknya sbb : 6,92 > 69,06 ok

Menghitung D
Tekanan pada titik A sebelah kiri pancang turap pada garis keruk, q= 0,sehingga perhitungan menggunakan tekanan ijin pada garis keruk= q'

4c2 - q' = 4x 15 - 12 2c2 + q' = 2x 15 + 12


= 48 KN/m2 = 42,0 KN/m2
Ra x (12 x c2 x y + Ra)
D2 x (4c2-q') - 2 x D x Ra - = 0
2c2 + q'

213,35 x (12 x 15,00 x 3,5149 + 213,35


D2 x 48 - 2 x D x 213,35 - = 0
42,00

48 D2 - 426,7 D - 4297,7 = 0
D2 - 8,88969 D - 89,536 = 0 -1,03

Diperoleh D = 14,85 m'


D' = 17,82

Kesimpulan:
Panjang sheet pile yang diperlukan : 10,00 + 17,82 = 27,82 m' ~ 28,00

8
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

b. Dinding Penahan Tanah Beton


Deskripsi pelaksanaan konstruksi dinding penahan tanah beton sebagaimana Gambar 2.2
berikut ini dengan perhitungan pada lampiran.
− Proses konstruksi membutuhkan ruang galian cukup besar sehingga berpotensi sliding
lebih besar mengingat material pondasi tidak cukup masif. Bentuk galian ditunjukkan
pada Gambar 2.3.
− Konstruksi relatif kokoh namun biaya relatif tinggi.
Konstruksi tipe ini akan membahayakan konstruksi tower 299.A yang telah ditunjukkan
Gambar 1.1 pada STA 0+060 saluran pengelak.

Gambar 2. 2 Dinding Penahan Tanah Beton

c. Bronjong
Konstruksi penahan tanah untuk mencegah sliding dengan beronjong mempunyai dekripsi
sebagai berikut.
− Proses konstruksi relatif cepat dilaksanakan karena sifatnya sederhana dengan material
terbentuk dari kawat khusus berbobot ringan berisi batu.
− Konstruksi relatif dapat berubah ketika ada beban yang cukup besar namun mudah
direkonstruksi.
− Biaya lebih rendah.
Konstruksi cukup fleksibel dan mudah diterapkan di saluran pengelak, terutama di STA
0+000 – 0+100 yang melindungi tower SUTET 299.A sebagaimana Gambar 2.4.

9
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

Gambar 2. 3 Metode Galian Konstruksi Dinding Penahan Tanah Beton

Adapun analisis stabilitas untuk penahan tanah dengan material bronjong disajikan pada
Gambar 2.5 sampai Gambar 2.7.

Gambar 2. 4 Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+060

10
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

Gambar 2. 5 Stabilitas Lereng Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+060
EL + 75.00 - + 81.00

Gambar 2. 6 Stabilitas Lereng Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA + 0+060
EL + 66.00 - + 81.00

11
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

Gambar 2. 7 Stabilitas Lereng Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+060
El.+66.00 - +83.00 Keamanan Tower SUTET 299.A

Pengaman dengan metode ini untuk diterapkan di sepanjang saluran pengelak STA 0+000
sampai dengan STA 0+100 posisi El.+66.00 – +81.00, sedangkan STA berikutnya cukup
pada El.+66.00 – +75.00 dengan contoh STA 0+240 pada Gambar 2.8.

Gambar 2. 8 Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240

Analisis konstruksi bronjong untuk STA 0+100 sampai dengan STA 0+420 menggunakan
acuan potongan STA 0+240 sebagaimana hasil analisis Gambar 2.9

12
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

Gambar 2. 9 Analisis Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240


El.+81.00 - +83.00

Gambar 2. 10 Analisis Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240


El.+75.00 - +81.00

13
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

Gambar 2. 11 Analisis Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240


El.+66.00 - +75.00

Gambar 2. 12 Analisis Konstruksi Dinding Penahan Tanah Bronjong STA 0+240


El.+66.00 - +83.00

14
Justifikasi Teknis #12 Konstruksi Pengaman Sliding Saluran Pengelak 2021
Supervisi Pembangunan Bendungan Jragung

BAB 3
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
a. Metode pengamanan lereng menggunakan sheet pile cukup aman namun konstruksi
relatif bernilai tinggi dan menggunakan material yang sukar dimobilisasi.
b. Metode pengamanan lereng menggunakan dinding penahan beton sangat kuat namun
penerapan lapangan sangat sukar dan berpotensi sliding susulan karena struktur tanah
yang bersifat lepas.
c. Metode pengamanan lereng menggunakan bronjong sesuai dengan analisis cukup
aman dan konstruksi bersifat fleksibel dimana dapat direkonstruksi apabila terjadi
perubahan bentuk.
d. Pengamanan lereng pada saluran terbuka pengelak STA 0+000 sampai STA 0+100
menggunakan bronjong sedemikian rupa mulai El.+66.00 sampai El.+81.00.
e. Pengamanan lereng pada saluran terbuka pengelak STA 0+100 sampai STA 0+420
menggunakan bronjong mulai El.+66.00 sampai El.+75.00.
f. Lantai saluran sesuai dengan analisis diamankan juga dari gerusan menggunakan
konstruksi bronjong.

3.2 REKOMENDASI
a. Pelaksanaan pengamanan lereng saluran pengelak menggunakan bronjong dengan
dilengkapi geotekstil untuk menahan lumpur mengisi celah batu dalam rangkaian
bronjong.
b. Pelaksanaan pengamanan lereng mengikuti hasil kajian justifikasi teknis ini.
c. Penyedia jasa segera mengajukan gambar kerja, metode kerja dan penjadualan
pelaksanaan.

15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Section of Retaining wall Location Saluran Pengelak
Lampiran 2 Stability Saluran Pengelak
Lampiran 3 Stressing of Reinforcement and Concrete Saluran Pengelak (Normal Condition and Seismic Condition
Lampiran 4 Reinforcement Bar Arrangement and Strees Normal Condition
Lampiran 5 Reinforcement Bar Arrangement and Strees Seismic Condition
LAMPIRAN 6
Direct Shear Pengelak Inlet STA 0+020 – 0+040 (L)
LAMPIRAN 7
Direct Shear Residual Soil STA 0+060 – 0+080
LAMPIRAN 8
Direct Shear Saluran Pengelak Longsoran
STA 0+440 – 0+420 (Kiri)
LAMPIRAN 9
Review Desain Open Inlet (Pengelak)
19.43

3
.3
21
T.300

8
.0
25
DRAINASE U-DITCH
0.80x1.00x1.20 m.

000
71.
L. +
E
00
3.
60
7.

00

00
5.

5.
00
60

2.
7.

3. 00
DENAH PENGELAK
SKALA 1 : 2000

Drainase
Bronjong Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
0.50 x 1.00 x 2.00 m. U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.

2.00 4.00 2.00 4.00 2.00 4.00 2.00 4.00

Pengikat Bronjong per 4 meter Bronjong


0.50 x 1.00 x 2.00 m. 0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Detail A

404.76 30.00
8.00
SALURAN PENGARAH PELUNCUR
15.00
SALURAN PENGHUBUNG

POTONGAN MEMANJANG
SKALA 1 : 2000
0+000
3.00 51.94 3.50

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

2.00

1.50
Pengikat Bronjong Per 4 Meter
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
53.00

0+020.00

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven Geotextile non woven

4.82 5.00 8.35 21.00 8.35 1.78 5.24 1.79 1.23

Pengikat Bronjong Per 4 Meter


0.50 x 1.00 x 2.00 m.

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+040.00
Telah Tergali
Telah Tergali

Shotcrete, t= 8 cm
Bronjong Wiremesh M5
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven


Geotextile non woven

4.40 5.02 8.31 10.00 8.31 1.80 5.24 2.19 3.53

26.61
TIANG SUTET
0+060.00

Bronjong
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5 0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven


Geotextile non woven

1.45 1.64 4.40 5.04 8.50 7.00 8.50 1.78 5.11

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
TIANG SUTET

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Geotextile non woven


Geotextile non woven

Pengikat Bronjong Per 4 Meter


0.50 x 1.00 x 2.00 m.

0+100.00

Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m. Timbunan

Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven


Geotextile non woven

4.71 4.68 8.50 7.00 8.50 3.45

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+120.00

Drainase Timbunan
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven


Geotextile non woven

6.72 4.70 8.50 7.00 8.50

0+140.00

Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Shotcrete, t= 8 cm
Bronjong Wiremesh M5
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven


Geotextile non woven

7.36 4.35 8.50 7.00 8.50 1.72 0.49

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+160.00

Drainase Timbunan
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven Geotextile non woven

8.15 3.79 8.50 7.00 8.50 2.51

0+180.00

Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.

Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5

Geotextile non woven


Geotextile non woven

3.23 3.14 8.50 7.00 8.50 1.76 0.76

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+200.00

Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5

Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5

Geotextile non woven


Geotextile non woven

1.35 2.00 9.00 2.78 8.50 7.00 8.50 1.78 1.39

Pengikat Bronjong Per 4 Meter


0.50 x 1.00 x 2.00 m.

0+220.00

Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5

Geotextile non woven


Geotextile non woven

7.93 2.80 8.50 7.00 8.50 1.80 0.44

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+240.00

Drainase
Shotcrete, t= 8 cm
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5

Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5

Geotextile non woven


Geotextile non woven

4.59 2.00 12.00 2.82 8.50 7.00 8.50 1.82 2.02

0+260.00

Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Geotextile non woven


Geotextile non woven

7.22 2.00 12.00 2.84 8.50 7.00 8.50 1.84 0.28

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+280.00

Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5

Shotcrete, t= 8 cm
Bronjong
Wiremesh M5
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven


Geotextile non woven

3.43 2.00 9.00 2.00 9.00 2.86 8.50 7.00 8.50 1.86 2.46

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+300.00

Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Shotcrete, t= 8 cm Drainase
Wiremesh M5 U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven


Geotextile non woven

3.44 2.00 9.00 2.00 9.00 2.00 9.00 2.88 8.50 7.00 8.50 1.88 4.54

Pengikat Bronjong Per 4 Meter


0.50 x 1.00 x 2.00 m.

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+320.00

Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5 Wiremesh M5

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven

2.72 2.00 9.00 2.00 9.00 2.00 9.00 2.90 8.50 7.00 8.50 1.90 4.07

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+340.00

Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5 Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven


Geotextile non woven

1.05 2.35 9.00 2.35 9.00 2.92 8.50 7.00 8.50 1.92 3.25

0+360.00

Drainase
Shotcrete, t= 8 cm U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Wiremesh M5

Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5

Geotextile non woven Geotextile non woven

0.56 9.00 2.94 8.50 7.00 8.50 1.94 1.36

9.00

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
0+380.00
Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.

Shotcrete, t= 8 cm
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5 Bronjong
Wiremesh M5
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven

Geotextile non woven

2.79 2.06 8.50 7.00 8.50 1.960.67

0+400.00

Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5

Bronjong Shotcrete, t= 8 cm
0.50 x 1.00 x 2.00 m. Wiremesh M5

Geotextile non woven Geotextile non woven

7.40 2.33 8.50 7.00 8.50 1.98 1.03

Pengikat Bronjong Per 4 Meter


0.50 x 1.00 x 2.00 m.

POTONGAN MELINTANG
SKALA 1 : 250
DETAIL U-DITCH
SKALA 1 : 25

DETAIL BRONJONG
SKALA 1 : 25
EL.+75.00

0.50 DASAR SALURAN OPEN INLET EL.+66.90


0.50

0.50 4.00 2.00 4.00 2.00 4.00 2.00 2.00


2.00 2.00

Pengikat Bronjong Per 4 Meter


0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Drainase
U-Ditch 0.80x1.00x1.20 m.
Shotcrete, t= 8 cm
Wiremesh M5
Bronjong
0.50 x 1.00 x 2.00 m.

Geotextile non woven Geotextile non woven

4.82 5.00 8.35 21.00 8.35 1.78 5.24 1.79 1.23

Pengikat Bronjong Per 4 Meter


0.50 x 1.00 x 2.00 m.

POT. I-I

DETAIL A
SKALA 1 : 100
. 0 0
3
. 6 0
7

. 0 0

0
5

5 . 0
0
2 .0
. 6 0
7

0
3 .0
DENAH PENAMPUNG AIR
SKALA 1 : 100

POTONGAN MEMANJANG BAK KONTROL AIR


SKALA 1 : 300

Anda mungkin juga menyukai