Anda di halaman 1dari 6

BAB III FAJAR ARIF BUDIMAN TINJAUAN PERENCANAAN PROYEK L2A6 06 026

BAB III TINJAUAN PERENCANAAN PROYEK 1 2 3 3.1 URAIAN UMUM Perencanaan


merupakan bagian terpenting dari suatu proyek, untuk itu perlu diketahui prinsip-prinsip
perencanaan. Pada dasarnya suatu rencana harus mempertimbangkan aspek-aspek yang
mempengaruhi suatu desain. Selain pertimbangan teknis, aspek sosial dan ekonomi juga menjadi
faktor yang sangat menentukan. Tahap perencanaan merupakan kegiatan awal dari pembangunan
suatu proyek yang bertujuan untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses
perancangan atau desain dari suatu proyek yang akan dilaksanakan. Prinsip dasar dalam
merencanakan proyek terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya adalah kegiatan survey,
investigasi, studi kelayakan, rencana pengembangan, dan analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL). Dari kegiatan tersebut akan diperoleh data-data yang dapat dijadikan dasar
pertimbangan pengambilan keputusan pemilik proyek tentang tujuan dan sasaran proyek yang
akan dicapai dari pembangunan proyek tersebut serta perencanaan desain bangunan yang akan
dibangun. Pelaksanaan di lapangan seringkali berbeda dengan perencanaan, sehingga
pengalaman kerja pelaksana di lapangan sangat dibutuhkan sebagai unsur penunjang dalam
menghadapi berbagai masalah yang ada di lapangan. Perencanaan dan persiapan yang matang
sebelum pelaksanaan proyek merupakan tindakan yang seharusnya dilakukan pemilik proyek
untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di lapangan. Banyak terjadi keterlambatan dalam
pelaksanaan, pembiayaan, melampaui batas anggaran, dan masalah-masalah lain yang timbul
karena tim proyek tidak berhasil merencanakan secara sedemikian rupa cukup terperinci. Maka
dari itu, seluruh kegiatan proyek dapat dijadwalkan, dianggarkan, dimonitor, dan dikendalikan.
Kegiatan-kegiatan harus disusun dengan mempertimbangkan rencana urutan dimulainya suatu
kegiatan dan hubungan atau ketergantungannya dengan kegiatan lainnya. Seperti diketahui,
dalam proyek sering dijumpai adanya beberapa kegiatan yang tidak dapat dimulai sebelum
kegiatan lain harus diselesaikan. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan proyek yang matang
agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan jadwal, biaya, dan mutunya
(Dipohusodo, 1996). Perencanaan dan pelaksanaan konstruksi harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut: a. Konstruksi harus kuat dan aman. b. Mutu pekerjaan terjaga dengan baik. c.
Pekerjaan selesai sesuai dengan waktu yang direncanakan. d. Biaya pelaksanaan seefisien dan
seekonomis mungkin. e. Melaksanakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). f. Berdasarkan
aturan hukum yang berlaku. SURVEY PENDAHULUAN Alur Kali Krasak terletak di
perbatasan antara Kabupaten Magelang dengan Kabupaten Sleman. Kali Krasak melalui
beberapa desa, salah satunya adalah dusun Kembang desa Merdikorejo, yang sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian sebagai petani salak dan penambang pasir. Kegiatan
penambangan yang dilakukan oleh para penambang secara terus menerus di bagian hilir sabo
dam mengakibatkan berkurangnya elevasi tanah yang sebelumnya berfungsi untuk menutup
pondasi sub dam yang telah ada. Melihat kondisi tersebut, maka perlu direncanakan
pembangunan sub dam yang berfungsi untuk menutup pondasi sub dam yang telah ada sekaligus
menambah daya tampung material dari sabo dam. Sampai saat ini, di puncak Gunung Merapi
masih menyimpan jutaan meter kubik material yang bisa sewaktu-waktu dapat meluncur ke
bawah hanyut bersama aliran air sungai. Untuk itu, pada tahun 2009 mulai dibangun lagi
beberapa sabo dam yang diharapkan mampu untuk mengatasi luapan material dari Gunung
Merapi, salah satunya di Kali Krasak ini. 3.2 PRA PERENCANAAN TEKNIS SABO DAM
3.2.1 Prinsip Pengendalian Lahar Dingin Lahar yang mengendap di lereng Gunung Merapi dan
curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan bahaya banjir lahar dingin. Endapan lahar pada
lereng bagian hulu dapat sewaktu-waktu hanyut ke bagian hilir ketika hujan, dalam bentuk banjir
lahar dingin. Dengan kecepatan yang cukup besar dan kandungan material endapan yang besar
pula maka aliran banjir ini akan bersifat destruktif/ merusak terhadap apapun yang dilalui aliran
tersebut. Oleh karena itu, untuk mengurangi besarnya sedimen yang dibawa oleh aliran lahar
dingin dan mengurangi kecepatan aliran maka perlu adanya pengendalian banjir lahar dingin.
Prinsip-prinsip pengendalian banjir lahar dingin antara lain: · Menampung endapan sedimen di
daerah hulu dan mengurangi produksi sedimen di alur sungai dan tebing sungai dengan
membangun bendung penahan sedimen (sabo dam). · Menahan endapan sedimen di daerah
endapan dengan membangun kantong-kantong/ tampungan lahar dan tanggul. · Mengarahkan
aliran banjir di daerah hilir dengan pembuatan dam konsolidasi, tanggul, dan perbaikan alur
sungai. 3.2.2 Pemilihan Lokasi Bangunan Pemilihan lokasi sabo dam didasarkan pada hubungan
antara fasilitas sabo dengan efektivitas jumlah sedimen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan lokasi pembangunan sabo dam antara lain: 1. Pola Penanggulangan Banjir Lahar
Dingin a. Daerah Produksi Sedimen Daerah produksi sedimen adalah daerah yang terletak pada
lereng bagian hulu dengan kemiringan lebih dari 6%. Penanggulangan banjir lahar dingin pada
daerah produksi sedimen ini dapat diantisipasi dengan cara membuat bangunan penahan
sedimen, dam konsolidasi, atau dam pengarah aliran. Dengan adanya bangunan ini maka dapat
mengurangi volume dan kecepatan aliran endapan tersebut. b. Daerah Transportasi Sedimen
Pada daerah transportasi sedimen, yaitu daerah yang memiliki kemiringan antara 3% dampai
dengan 6% yang rata-rata merupakan daerah perkampungan dan pertanian, dapat diantisipasi
menggunakan bangunan dam konsolidasi, normalisasi alur sungai, dam penahan sedimen/ sabo
dam, atau tanggul. c. Daerah Endapan Sedimen Daerah endapan sedimen, yaitu daerah yang
terletak pada bagian hilir dengan kemiringan kurang dari 3%, diatasi dengan membangun
bangunan kantong lumpur, dam konsolidasi, atau normalisasi aliran. 2. Jumlah Sabo Dam untuk
Mengatasi Bencana Banjir Lahar Dingin (Debris Flow) Banyaknya jumlah rangkaian sabo dam
pada suatu sungai didasarkan pada kepadatan penduduk yang bermukim di sepanjang hulu
hingga hilir sungai tersebut. Semakin padat jumlah penduduknya, maka jumlah sabo dam yang
dibangun akan semakin banyak. Mengingat salah satu fungsi sabo dam adalah sebagai pengarah
aliran, maka semakin banyak sabo dam pada suatu sungai, arah aliran lahar dingin pun akan
semakin lurus. Hal ini dapat mengurangi jumlah lahan yang rusak karena terjangan aliran lahar
dingin sehingga pemukiman penduduk dapat diselamatkan. Gambar 3.1 Sketsa Jalur Aliran
Lahar Dingin 3. Jenis Kerusakan dan Luas Daerah yang Rusak akibat Sedimen Jenis kerusakan
alur sungai yang diakibatkan oleh sedimen antara lain: a. Berkurangnya penampang basah sungai
karena sedimen yang tidak terkontrol sehingga volume tampungan sungai juga akan berkurang.
Apabila terjadi hujan atau banjir lahar dengan kapasitas besar, maka akan terjadi banjir. b. Lahan
dan bangunan di sekitar alur sungai akan rusak karena aliran reruntuhan material yang terbawa
air yang membawa sedimen padat (pasir dan batuan) mempunyai energi yang besar. c. Terjadi
erosi pada tebing-tebing sungai dan daerah sekitar alur sungai karena aliran banjir lahar dingin
membawa sedimen padat yang dapat menggerus permukaan tanah yang tidak diberi perkuatan.
Sedangkan luas daerah yang rusak akibat sedimen tergantung pada jenis material yang tertahan
di hulu dan debit aliran banjirnya. 4. Biaya dan Keuntungan dari Fasilitas Sabo Dam Karena
proyek pembangunan sabo dam ini merupakan proyek penanggulangan bencana Gunung Merapi
yang bersifat sangat dibutuhkan (urgent) dan merupakan proyek milik pemerintah, maka masalah
biaya tidak terlalu menjadi kendala selama proses pembiayaannya tidak melanggar hukum.
Kontraktor Pelaksana juga berusaha memperbarui metode kerja yang sudah ada dengan metode
kerja baru yang lebih efektif dan efisien. Selain fungsi utama sabo dam sebagai bangunan
pengendali aliran banjir lahar dingin, fungsi lain dari bangunan ini antara lain: 1. Sebagai
bangunan pengambil air irigasi. Terutama untuk sawah di daerah hulu yang sulit mendapatkan air
dari sungai karena palung sungai yang dalam. 2. Sebagai jembatan pelintas dengan memodifikasi
bagian sayap agar dapat dilewati kendaraan. Namun, jembatan tidak boleh digunakan saat sungai
dalam keadaan banjir. 3. Sebagai pembangkit listrik tenaga air bila energi air yang tersedia cukup
untuk pembangkit listrik. 3.2.3 Analisa Pendukung Perencanaan Sabo Dam Dalam perencanaan
sabo dam, setelah melakukan pemilihan lokasi pembangunan akan dilanjutkan dengan
melakukan beberapa analisa mengenai aspek-aspek teknis di lokasi yang akan menjadi lokasi
pembangunan. Data-data yang dianalisa ini merupakan pendukung dalam perencanaan struktur
sabo dam. 1. Analisa Tanah Analisa tanah dilakukan untuk mengetahui jenis tanah dan daya
dukung tanah pada daerah yang akan direncanakan bangunan. Analisa tanah dilakukan dengan
melakukan pengambilan sampel yang ada di lokasi dimana konstruksi akan dibangun. 2. Analisa
Hidrologi Analisa hidrologi dilakukan untuk memperkirakan debit banjir rencana. Debit banjir
ini diperlukan untuk merencanakan tipe, bentuk, dan ukuran hidrolis bangunan sabo dam. Data-
data yang diperlukan adalah data-data mengenai curah hujan yang terjadi serta luas daerah aliran
sungai. Rangkaian data-data yang diperlukan tersebut harus periodik dan kontinyu. 3. Analisa
Geologi Analisa data geologi dilakukan untuk mengetahui susunan batuan pada lokasi
pembangunan. Data geologi didapat dari kajian ilmu tentang komposisi struktur dan sejarah
bumi. Secara umum, kondisi geologi di sekitar Gunung Merapi berupa formasi volcanic yang
berasal dari material letusan Gunung Merapi. Formasi ini berusia di atas usia batuan muda serta
tersusun atas batuan dan tanah aluvial. 3.3 PERENCANAAN TEKNIS SABO DAM Struktur
adalah satu kesatuan dan rangkaian dari beberapa elemen yang direncanakan menjadi kesatuan
yang saling terkait supaya mampu dan kuat menerima beban-beban yang direncanakan, tanpa
mengalami perubahan bentuk yang berarti (tidak melewati batas persyaratan). Perancangan
struktur memerlukan perhatian yang khusus karena menyangkut keamanan dari struktur. Oleh
karena itu dalam perancangan dimensi bangunan, harus selalu memperhatikan beban-beban yang
akan bekerja pada bangunan, yang selanjutnya akan mempengaruhi umur rencana dari bangunan
tersebut. Sehingga bangunan tersebut akan berfungsi sebagaimana yang diharapkan dalam waktu
yang telah direncanakan. Bangunan yang akan ditinjau terdiri dari : · Bangunan utama, terdiri
dari : sub dam, apron, side wall, buffer fill. · Bangunan pelengkap, terdiri dari : plat beton dan
tangga Gambar 3.2 Tampak Atas Sabo Dam Kali Krasak KR-C/Kembang Gambar 3.3 Potongan
Melintang Sabo Dam Kali Krasak KR-C/Kembang 3.3.1 Perencanaan Struktur Bangunan Utama
Struktur bangunan utama merupakan bangunan inti dari bangunan sabo dam itu sendiri.
Perencanaan struktur bangunan utama memerlukan perhitungan dan analisis yang benar, sesuai
dengan kondisi di lapangan. Hal ini bertujuan agar bangunan dapat berfungsi dengan baik
sehingga tidak terjadi kegagalan struktur. Oleh karena itu, ketepatan pemilihan sistem struktur
merupakan sesuatu yang penting karena menyangkut faktor resiko dan efisiensi kerja, baik waktu
maupun biaya. Perencanaan dilakukan oleh Konsultan Perencana yang kemudian dilaksanakan
oleh Kontraktor Pelaksana. Struktur bangunan utama Sabo Dam Kali Krasak KR-C/Kembang
adalah sebagai berikut: a. Sub Dam Sub dam merupakan bagian dari bangunan sabo dam yang
berfungsi bendung penahan dan pengendali sedimen selanjutnya apabila main dam tidak mampu
lagi menahan beban sebagaimana mestinya. Sub dam sendiri terdiri atas bagian wing wall,
tangga wing wall, dan bagian dam/ peluap. Untuk beton yang digunakan pada bagian sub dam
terdiri atas beton mutu K-125 untuk bagian dalam dam dan wing wall, K-175 untuk selimut
bagian luar dam dan selimut atas wing wall, serta K-225 untuk selimut atas dam dan tangga wing
wall. Gambar 3.4 Tampak Atas dan Potongan Melintang Sub Dam b. Apron Apron atau lantai
terjun merupakan bagian bangunan utama yang berfungsi sebagai lantai dasar terjunan akibat
aliran air dari mercu main dam sehingga tanah tidak mengalami gerusan/ scouring. Letaknya
yaitu di antara main dam dan sub dam atau di antara sub dam. Tanpa apron, terjunan air akan
langsung menghantam tanah yang ada di hilir main dam. Hal ini akan mengakibatkan tanah
mengalami gerusan, jika hal ini terjadi terus-menerus maka akan mengakibatkan tergulingnya
bangunan. Oleh karena fungsi bangunan apron harus mampu menahan benturan dari terjunan/
gerusan air. Maka apron harus memiliki mutu tinggi dan cukup keras. Mutu beton yang
digunakan untuk apron dalam pembangunan sabo dam ini adalah beton mutu K-175. c. Side wall
Side wall merupakan dinding yang menghubungkan antara main dam dan sub dam maupun antar
sub dam. Terletak di samping kanan dan kiri dari apron. Fungsi side wall adalah sebagai
pengarah air sehingga air yang mengalir dari drip hole pada main dam dapat mengalir ke sub
dam melalui apron. Selain itu, juga untuk menahan erosi dan longsoran tebing yang terletak di
antara main dam dan sub dam. Side wall terbuat dari pasangan batu kali. Syarat yang harus
diperhatikan dalam perencanaan side wall antara lain: 1. Elevasi pondasi side wall direncanakan
sama dengan elevasi lantai terjun, tetapi harus terletak di luar titik jatuh air dari main dam. 2.
Kemiringan standar side wall V : H = 1 : ½. 3. Ketinggian side wall disamakan dengan sayap
pada sub dam. d. Buffer fill Buffer fill adalah dinding penahan tanah yang dibangun untuk
menahan tebing di sisi kanan dan kiri bangunan dari longsor bahaya yang disebabkan oleh
tekanan tanah. Buffer fill merupakan bagian dari main dam dan sub dam. Letaknya di bagian
paling kiri dan paling kanan dari main dam dan sub dam serta menempel pada tebing. Buffer fill
terbuat dari pasangan batu kali. Gambar 3.5 Tampak Atas Side Wall dan Buffer Fill Gambar 3.6
Potongan Melintang Side Wall dan Buffer Fill Perencanaan Struktur Bangunan Pelengkap
Struktur bangunan pelengkap adalah bangunan penunjang yang melengkapi bangunan utama
sehingga bangunan utama dapat berfungsi secara maksimal dan sesuai yang direncanakan.
Dalam bangunan sabo dam yang termasuk bangunan pelengkap plat beton dan tangga. a. Plat
Beton Plat beton berfungsi sebagai lantai terjun untuk aliran air yang melimpas dari mercu sub
dam sehingga tanah tidak mengalami gerusan. Tanpa bangunan ini, air yang jatuh dari mercu sub
dam akan langsung menghantam tanah di hilir sub dam yang mengakibatkan tergerusnya tanah.
Jika terjadi terus menerus, akan mengakibatkan bangunan sub dam mengalami guling. Maka agar
tidak terjadi gagal konstruksi, dibuatlah bangunan ini. Letaknya di bagian hilir sub dam. Terbuat
dari beton dengan mutu K-125. b. Tangga Tangga berfungsi sebagai akses untuk naik turun pada
sabo dam. Tangga dibangun pada bagian wing wall, side wall dan buffer fill. Setiap tangga juga
diberi handholder yang terbuat dari baja sebagai pegangan. Gambar 3.7 Tampak Depan dan
Potongan Melintang Tangga LAPORAN KERJA PRAKTEK PROYEK SABO DAM KALI
KRASAK KR-C/KEMBANG KABUPATEN SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA III – 11

http://dokumen.tips/download/link/5pembangunan-sabodam-kr-c-bab-3-tinjauan-perencanaan-
proyekdocx

Anda mungkin juga menyukai