Disusun Oleh:
Disusun Oleh:
DISETUJUI OLEH:
PEMBIMBING KERJA PRAKTEK
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Kerja Praktek (KP),
yang dilaksanakan di Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji –
Kabanjahe.
Kerja Praktek ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Teknik Sipil. Laporan Kerja
Praktek ini disusun sebagai pelengkap Kerja Praktek yang telah dilaksanakan
selama 2 bulan di PPK 4.4 Sumatera Utara, pada Proyek Pelebaran Jalan
Menambah Lajur Sp. Ujung Aji – Kabanjahe.
Dalam penulisan laporan ini, kami menyadari bahwa masih banyak
kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam susunan kalimat yang mana
kami mengharapkan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Dengan selesainya laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang memberi saran kepada kami dalam pembuatan laporan ini,
untuk itu kami ingin mengucapkan terima kasih banyak yang sebesar – besarnya
kepada pihak yang telah banyak membantu kami selama Kerja Praktek ini,
terutama kepada:
1. Ibu Hj. Irma Dewi, S.T., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, nasehat, dukungan serta semangat hingga
selesainya tugas Kerja Praktek ini dan selaku Sekretaris Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2. Bapak Dr. Fahrizal Zulkarnain, S.T,.M.Sc., selaku Kepala Program Studi
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Bapak Munawar Alfansury Siregar, S.T.,M.T., selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Seluruh Dosen dan Pegawai Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
khususnya Program Studi Teknik Sipil.
i
5. Kepada PPK 4.4 Provinsi Sumatera Utara selaku Pemilik Proyek
Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji – Kabanjahe.
6. Kepada PT. CITRA DIECONA KSO PT. DHANESMANTARA, selaku
Konsultan Supervisi Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung
Aji – Kabanjahe.
7. Kepada PT. Morganda selaku Kontraktor Pelaksa Proyek Pelebaran Jalan
Menambah Lajur Sp. Ujung Aji – Kabanjahe.
8. Kepada Orang Tua dan Keluarga, yang tidak pernah berhenti mendoakan
dan mendukung kami dalam menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
9. Semua teman – teman Kerja Praktek selama di Proyek.
Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya kami mengharapkan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan
para pembaca. Kepada Allah SWT, kami serahkan segalanya demi tercapainya
keberhasilan yang sepenuhnya kepada kami.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Ruang Lingkup 2
1.4 Tujuan 2
1.5 Manfaat Penulisan 3
1.6 Sistematika Penulisan 3
iii
BAB 3 TINJAUAN PUSTAKA 15
3.1 Pekerjaan Tanah 15
3.2 Perkerasan Jalan 16
3.3 Jenis Perkerasan dan Komponennya 17
3.3.1 Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) 17
3.3.2 Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) 19
3.3.3 Perkerasan Komposit (Composite Pavement) 22
3.4 Penyebab Kerusakan Perkerasan Jalan Lentur 24
3.5 Jenis Kerusakan Perkerasan Lentur 24
BAB 5 PENUTUP 40
iv
5.1 Kesimpulan 40
5.2 Saran 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
menggunakan jenis perkerasan lentur (flexible pavement) akan tetapi akibat masih
tersisanya anggaran maka pelebaran jalan ditambah 200 meter lagi, sehingga total
pelebaran jalan menambah lajur Sp. Ujung Aji – Kabanjahe sepanjang 1050
meter. Dengan adanya pelebaran jalan ini diharapkan dapat membantu
meningkatkan pelayanan dan dapat mempelancar pembaharuan fasilitas jalan dari
sarana transportasi (pengangkutan) bagi masyarakat dan pengguna jalan serta
dapat meningkatkan aksesibilitas (kemudahan mencapai tujuan) bagi semua
sarana yang melaluinya.
Berdasarkan petimbangan di atas judul dari laporan ini adalah “Peningkatan
Jalan Jamin Ginting Pada Proyek Pelebaran Jalan Sp. Ujung Aji – Kabanjahe
Kabupaten Karo Sumatera Utara”.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah:
1. Untuk menegetahui secara langsung bagaimana pelaksanakan pekerjaan
pekerjaan perkerasan lentur (flexible pavement) secara langsung di lapangan.
2
2. Untuk mengetahui cara mengatasi masalah lebar jalan yang tidak sesuai
perencanaan di dalam pelaksanaan pekerjaan hingga dapat menghasilkan mutu
kerja yang lebih baik dan bermanfaat.
BAB 1 PENDAHULUAN
Menguraikan tentang hal-hal umum seperti mengenai laporan kerja praktek seperti
latar belakang, rumusan masalah, tujuan pelaksanaan kerja praktek, manfaat kerja
praktek, sistematika pembahasan.
3
BAB 2
ORGANISASI PROYEK
Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Usaha tersebut
dibatasi oleh tiga variabel proyek, yaitu waktu (time), mutu (quality) dan harga
(cost). Kegiatan-kegiatan ini menghasilkan suatu output, baik software (design),
maupun hardware (pelaksanaan fisik).
Sebuah proyek diawali oleh adanya gagasan atau ide dari pihak pengguna
jasa (owner) yang kemudian dituangkan ke dalam pekerjaan perencanaan dan
direalisasikan menjadi suatu wujud fisik tiga dimensional.
Pemilik proyek (owner) adalah suatu badan hukum atau instansi atau
perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan memberikan
pekerjaan bangunan serta membayar semua biaya pekerjaan bangunan tersebut
4
kepada pihak yang telah ditetapkan. Adapun hak dan kewajiban owner sebagai
berikut:
1) Menyediakan lahan lokasi pembangunan proyek
2) Menyediakan dana untuk pembangunan proyek
3) Menunjuk penyedia jasa (konsultan perencana, konsultan pengawas dan
kontraktor).
4) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan proyek.
5) Menghentikan atau menolak hasil pekerjaan jika tidak sesuai dengan
spesifikasi yang telah di tetapkan.
6) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh
penyedia jasa.
2.1.3 Pengawas/Direksi
5
a) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan konstruksi fisik yang disusun
oleh Kontraktor meliputi program-program pencapaian sasaran konstruksi
penyediaan dan penggunaan tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan
bangunan, informasi, dana, program quality control, dan program Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
b) Mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang timbul dalam
proyek maupun di lapangan.
c) Menghentikan pekerjaan dan pengadaan terhadap hal yang tidak sesuai
dengan rencana.
d) Mengawasi setiap proses pelaksanaan di lapangan apakah sesuai dengan
perencanaan dan perjanjian kontrak.
e) Menerima atau menolak pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi yang telah
ditentukan.
f) Memberikan masukan kepada kontraktor atau koordinasi di lapangan.
g) Mengecek bobot kemajuan pekerjaan dari pelaksana (kontraktor).
h) Membuat laporan kemajuan proyek (harian, mingguan, bulanan).
2.1.4 Pelaksana/Kontraktor
Kontraktor adalah perusahaan atau badan hukum yang di tunjuk atau yang
memberi jasa pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang telah
ditetapkan. Hak dan Kewajiban kontraktor sebagai berikut:
1) Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, spesifikasi teknis, peraturan
dan syarat-syarat pekerjaan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa.
2) Menyediakan material, tenaga kerja dan peralatan sesuai dengan jadwal yang
ada.
3) Memanajemen biaya proyek sesuai dengan rencana anggaran dan cash flow-
nya.
4) Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan kontrak kerja.
5) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan, bulanan.
6
2.2 Proses Pelaksanaan Proyek Pra Konstruksi
7
dilelang secara umum (e-lelang umum) melalui Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE). Berikut adalah tahapan pelelangan pasca kualifikasi:
1) Pengumuman dan Pendaftaran Peserta
2) Pengambilan dokumen pemilihan penyedia barang atau jasa
3) Penjelasan lelang
4) Penyampaian dan pembukaan dokumen penawaran
5) Evaluasi penawaran
6) Pembuktian kualifikasi
7) Pembuatan berita acara hasil pelelangan
8) Penetapan pemenang lelang
9) Pengumuman pemenang lelang
10) Sanggahan peserta lelang dan pengaduan masyarakat
11) Penerbitan surat penunjukan penyedia barang dan jasa
12) Surat perjanjian kerja (kontrak)
Setelah semua tahapan diatas terlaksana dan pemenang tender sudah
ditentukan oleh owner, selanjutnya proyek akan dikerjakan sesuai surat perjanjian
kerja (kontrak) yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Adapun pemenang
tender atau pelelangan Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji -
Kabanjahe adalah PT. Morganda.
Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi yang sangat penting
sebagai penunjang berhasilnya berbagai faktor pembangunan. Sebagai sarana
jalan lintas antara Sumatera Utara - Aceh, yang seiring dengan pertumbuhan
transportasi maka dari itu dibutuhkan peningkatan kapasitas jalan raya. Oleh
sebab itu Kementrian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui
Direktorat Jenderal Bina Marga, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Sumatera Utara, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV Provinsi
Sumatera Utara, PPK 4.4 (Medan Sumatera Utara, Cs) merealisasikan Pelebaran
Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji – Kabanjahe.
Paket Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji – Kabanjahe
merupakan pembangunan sarana transportasi yang dapat memberikan pelayanan
8
bagi kegiatan masyarakat di masa kini dan yang akan datang. Sejalan dengan
perkembangan ekonomi di bidang pertanian dan perkebunan Kabupaten Karo,
kondisi infrastruktur berupa jalan lintas ditengah kota juga harus ditingkatkan
untuk memenuhi kebutuhan publik.
Melalui Paket Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji –
Kabanjahe diharap dapat memperlancar arus kendaraan, sehingga potensi-potensi
sumber daya ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya dapat meningkat.
Maka dari itu Paket Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji –
Kabanjahe ini dilaksanakan oleh pihak jasa kontraktor PT. MORGANDA, pihak
konsultan supervisi PT. CITRA DIECONA KSO PT. DHANESMANTARA.
Secara geografis lokasi Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung
Aji – Kabanjahe, sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Kec. Berastagi, Kab.Karo
2. Sebelah Selatan : Kec. Kabanjahe, Kab. Karo
Gambar 2.1: Peta Lokasi Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji
– Kabanjahe, Kabupaten Karo. Sta.0 + 000 s/d Sta.0+850 atau Km. 69+100 s/d
Km.69 + 950 (maps,2020).
9
Gambar 2.2: Peta Lokasi. Penambahan 200 meter akibat sisa anggaran Sta.0 + 000
s/d Sta.- 0+200 atau Km. 68+900 s/d Km.69 + 100. Proyek Pelebaran Jalan
Menambah Lajur Sp.Ujung Aji – Kabanjahe, Kabupaten Karo (maps,2020).
Gambar 2.3: Peta Lokasi. Total Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp.
Ujung Aji – Kabanjahe, Kabupaten Karo. Sta. 0+000 s/d 0+1050 atau Km.
68+900 s/d Km.69 + 950 (maps,2020).
Adapun tujuan Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji –
Kabanjahe, yaitu:
1
2.3.1 Tujuan Umum
Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung Aji – Kabanjahe adalah:
1. Untuk menurunkan tingkat kemacetan lalu lintas dikarenakan Berastagi
adalah kota wisata di Kab.Karo, serta jalan tersebut merupakan jalan lintas
menuju banyak daerah.
2. Untuk meningkatkan aksesibilitas dan menambah kapasitas sistem jaringan
jalan.
3. Untuk memberikan ketenangan dan kenyamanan kepada masyarakat saat
berkenderaan.
Adapun alasan pemilihan model Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp. Ujung
Aji – Kabanjahe untuk menambah kapasitas jalan pada lokasi ini. Ditinjau
berdasarkan lalu lintas harian, setiap harinya volume kendaraan bertambah
dikarenakan jalan ini merupakan jalan lintas menuju banyak daerah seperti
Kab.Simalungun, Kab.Dairi, Kab.Samosir, hingga Aceh. Jadi, penambahan lajur
sangat diperlukan untuk mengantisipasi kemacetan di wilayah Kab.Karo.
1
2.4 Data Teknis Proyek
Adapun Data kontrak pada Proyek Pelebaran Jalan Menambah Lajur Sp.
Ujung Aji – Kabanjahe, antara lain:
Owner : Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah IV
Provinsi Sumatera Utara
Kontraktor Pelaksana : PT. MORGANDA
Konsultan Supervisi : PT.CITRA DIECONA KSO PT.DHANESMANTARA
Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan, maka perlu adanya hubungan kerja yang cukup baik antara keempat
unsur organisasi yang berperan dalam pekerjaan tersebut. Hubungan ini dapat
dilihat dalam dua kedudukan yaitu:
1. Kedudukan masing–masing pihak secara teknis.
2. Kedudukan masing–masing pihak secara hukum.
Pemilik
proyek
1
Keterangan:
= Jalur konsultasi
= Jalur jalur komando atau jalur perintah
Pemilik Proyek
Pejabat
Pemilik Proyek Pemilik Proyek
Pembuat
Pemilik Proyek Komitmen
Gambar 2.5: Skema hubungan kerja secara hukum
1
Pada gambar terlihat pemilik proyek yang bertindak selaku pemberi dan
pengatur jalannya proyek demi keberhasilan dan kelancaran pekerjaan. Bila
volume pekerjaan ini dihitung oleh banyak personil harus dapat diidentifikasi
siapa melakukan perhitungan pekerjaan apa, sesuai gambar/spek yang mana
sehingga saat dikonsolidasi dapat dikompilasi dengan akurat. Melalui pimpinan
proyek ini diadakan perjanjian atas nama pemilik proyek dengan pihak perencana
pengawas dan pelaksana.
Pemilik atau pimpinan proyek, pengawas dan pelaksana mempunyai
kedudukan yang sama secara hukum, dan pengendalian dokumen terhadap
pekerjaan yang dikerjakan oleh pihak ketiga ini merupakan hal yang sangat perlu
diperhatikan. Masing – masing pihak melaksanakan tugas sesuai dengan
kedudukan serta wewenangannya masing – masing dan tidak boleh meyimpang
dari jalur teknis, sehingga tidak ada pihak yang harus disalahkan atau dirugikan.
Secara garis besar pekerjaan utama yang akan dikerjakan dengan nilai kontrak
di atas, meliputi:
1. Pekerjaan Timbunan Pilihan,
2. Pekerjaan Base B,
3. Pekerjaan Base A,
4. Pekerjaan AC - Base lapisan terakhir tanah,
5. Pekerjaan AC - BC (flexible pavement) lapis pertama,
6. Pekerjaan AC - WC (flexible pavement) lapis kedua.
1
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
1
d. Timbunan Pilihan
Whell Loader dan Excavator memuat material tanah timbunan pilihan ke
dump truck di quarry, material tanah timbunan tersebut dibawa ke lokasi
pekerjaan dan dihamparkan dengan mengunakan motor grader. Pekerjaan ini
mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar. Kalau
perkerasan jalan tidak mempunyai lapisan yang kuat, maka permukaan jalan
mengalami kerusakan untuk jalan kerikil pekerjaan dapat juga mencakup perataan
berat dan motor grader untuk perbaikan bentuk timbunan pilihan dilaksanakan
sesuai spesifikasi teknis penghamparan material agregat tidak boleh dilakukan
apabila cuaca tidak mendukung dan persetujuan direksi.
1
3.3 Jenis Perkerasan dan Komponennya
Perkerasan jalan merupakan lapis perkerasan yang terletak di antara lapisan
tanah dasar dan roda kendaraan yang berfungsi memberikan pelayanan kepada
sarana transportasi dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi
kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang
diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari
bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan.
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan ikat yang
digunakan untuk melayani beban lalu lintas. Agregat yang dipakai antara lain
adalah batu pecah, batu belah, batu kali dan hasil samping peleburan baja.
Sedangkan bahan ikat yang dipakai antara lain adalah aspal, semen dan tanah liat.
Berdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi perkerasan jalan dibedakan atas:
1
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh
dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan.
Karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang
menanggung beban, maka faktor yang paling diperhatikan dalam perencanaan
tebal perkerasan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri. Adanya beragam
kekuatan dari tanah dasar dan atau pondasi hanya berpengaruh kecil terhadap
kapasitas struktural perkerasannya.
Lapis pondasi bawah jika digunakan di bawah plat beton karena beberapa
pertimbangan, yaitu antara lain untuk menghindari terjadinya pumping, kendali
terhadap sistem drainasi, kendali terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah
dasar dan untuk menyediakan lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan
konstruksi. Secara lebih spesifik, fungsi dari lapis pondasi bawah adalah:
Menyediakan lapisan yang seragam, stabil dan permanen.
Menaikkan harga modulus reaksi tanah dasar (modulus of sub-grade reaction
=k), menjadi modulus reaksi gabungan (modulus of composite reaction).
Mengurangi kemungkinan terjadinya retak-retak pada plat beton.
Menyediakan lantai kerja bagi alat-alat berat selama masa konstruksi.
Menghindari terjadinya pumping, yaitu keluarnya butir-butiran halus tanah
bersama air pada daerah sambungan, retakan atau pada bagian pinggir
perkerasan, akibat lendutan atau gerakan vertikal plat beton karena beban lalu
lintas, setelah adanya air bebas terakumulasi di bawah plat.
Pemilihan penggunaan jenis perkerasan kaku dibandingkan dengan
perkerasan lentur yang sudah lama dikenal dan lebih sering digunakan, dilakukan
berdasarkan keuntungan dan kerugian masing-masing jenis perkerasan tersebut.
Jenis-jenis perkerasan jalan beton semen berdasarkan adanya sambungan dan
tulangan plat beton perkerasan kaku, dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis
sebagai berikut:
Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan tanpa tulangan untuk
kendali retak.
Perkerasan beton semen biasa dengan sambungan dengan tulangan plat
untuk kendali retak. Untuk kendali retak digunakan wire mesh diantara siar
dan penggunaannya independen terhadap adanya tulangan dowel.
1
Perkerasan beton bertulang menerus (tanpa sambungan). Tulangan beton
terdiri dari baja tulangan dengan persentase besi yang relatif cukup banyak
(0,02% dari luas penampang beton).
Pada saat ini, jenis perkerasan beton semen yang populer dan banyak
digunakan di negara-negara maju adalah jenis perkerasan beton bertulang
menerus.
1
2. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase course)
Lapisan ini berada di bawah lapisan pondasi atas dan di atas lapisan tanah
dasar. Lapisan ini berfungsi untuk menyebarkan beban dari lapisan pondasi bawah
ke lapisan tanah dasar, untuk menghemat penggunaan material yang digunakan
pada lapisan pondasi atas, karena biasanya menggunakan material yang lebih
murah. Selain itu lapisan pondasi bawah juga berfungsi untuk mencegah partikel
halus masuk kedalam material perkerasan jalan dan melindungi air agar tidak
masuk kelapisan dibawahnya.
Jenis lapis pondasi bawah yang umum dipergunakan di Indonesia antara lain:
1) Agregat bergradasi baik dapat dibagi:
Sirtu atau pitrun kelas A
Sirtu atau pitrun kelas B
Sirtu atau pitrun kelas C
2) Stabilitas
Stabilitas agregat dengan semen
Stabilitas agregat dengan kapur
Stabilitas tanah dengan semen
Stabilitas tanah dengan kapur.
Lapisan ini terletak pada lapisan di bawah lapisan permukaan. Lapisan ini
terutama berfungsi untuk menahan gaya lintang akibat beban roda dan menerus
beban ke lapisan dibawahnya, sebagai bantalan untuk lapisan permukaan dan
lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah. Material yang digunakan untuk
lapisan ini harus material dengan kualitas yang tinggi sehingga kuat menahan
beban yang direncanakan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas ini harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan beban-beban roda.
Dalam penentuan bahan lapis pondasi ini perlu dipertimbangkan beberapa hal
antara lain, kecukupan bahan setempat, harga, volume pekerjaan dan jarak angkut
2
bahan ke lapangan. Jenis lapis pondasi atas yang umum dipergunakan di
Indonesia antara lain:
a) Agregat bergradasi baik dapat dibagi:
Batu pecah kelas A
Batu pecah kelas B
Batu pecah kelas C
b) Pondasi Macadam
c) Pondasi Telford
d) Penetrasi Macadam (Lapen)
e) Aspal buton pondasi (Asphalt Concrete Base atau Asphalt Treated Base)
f) Stabilitas terdiri atas:
Stabilitas agregat dengan semen
Stabilitas agregat dengan kapur
Stabilitas agregat dengan aspal
Lapisan permukaan terletak paling atas pada suatu jalan raya. Lapisan yang
biasanya kita pijak atau lapisan yang bersentuhan langsung dengan ban kendaraan.
Lapisan ini berfungsi sebagai penahan beban roda. Lapisan ini memiliki stabilitas
yang tinggi, kedap air untuk melindungi lapisan dibawahnya sehingga air
mengalir ke saluran di samping jalan, tahan terhadap keausan akibat gesekan rem
kendaraan dan diperuntukkan untuk meneruskan beban kendaraan ke lapisan
dibawahnya.
Apabila diperlukan, dapat juga dipasang suatu lapis penutup atau lapis aus
(wearing course) di atas lapis permukaan tersebut.
Fungsi lapis aus ini adalah sebagai lapisan pelindung bagi lapis permukaan
untuk mencegah masuknya air dan untuk memberikan kekesatan (skid resistance)
permukaan jalan. Lapis aus tidak diperhitungkan ikut memikul beban lalu lintas.
Jenis lapis yang digunakan di Indonesia antara lain:
a. Lapisan bersifat nonstructural, yang berfungsi sebagai lapisan aus dan kedap
air antara lain:
2
1) Laburan aspal satu lapis (burtu), merupakan lapis penutup yang terdiri dari
lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam,
dengan tebal maksimum 2 cm.
2) Laburan aspal dua lapis (burda), merupakan lapis penutup yang terdiri lapisan
aspal ditaburi agregat yang dilakukan dua kali berturut–turut dengan tebal
maksimum 3,5 cm.
3) Lapis tipis aspal pasir (latsir), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapis
aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar dan dipadatkan
pada suhu pada suhu tertentu dengan tebal padat 1-2 cm.
4) Laburan aspal (Buras), merupakan lapisan penutup terdiri dari lapisan aspal
taburan pasir dengan ukuran butir maksimum 3/8 inch.
5) Lapis tipis asbuton murni (latasbum), merupakan lapisan penutup yang terdiri
dari campuran asbuton dan bahan pelunak dengan perbandingan tertentu yang
dicampur secara dingin dengan tebal padat maksimum 1 cm.
6) Lapis tipis aspal beton (lataston), dikenal dengan nama hot roll sheet (HRS).
2
perkerasan ini bekerja sama dalam memikul beban lalu lintas. Untuk ini maka
perlu ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang
cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.
Konstruksi ini umumnya mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik bagi
pengendara dibandingkan dengan konstruksi perkerasan beton semen sebagai
lapis permukaan tanpa aspal.
2
BAB 4
2
9. Pekerjaan (Finishing)
10. Selesai.
2
Alat berat: pemilihan alat berat ini sangatlah penting karena harga sewa
yang mahal dan memakan tempat, dalam survey lapangan kita mengetahui
alat berat jenis apa yang cocok untuk proyek yang akan kita kerjakan.
Penempatan pekerja: penempatan pekerja atau biasa disebut dengan “mess”
kita dapat menempatkan pekerja yang sesuai bila terlalu jauh dari lokasi
proyek yang dikhawatirkan adalah ketepatan waktu para pekerja untuk
masuk kerja.
Dalam suatu kasus, ada suatu proyek pembuatan jalan raya. Sebelum
melakukan pekerjaan perkerasan,yang paling awal adalah mengkaji kapasitas
dukung tanah atau biasa disebut CBR (California Bearing Ratio). Setelah dikaji,
diketahui bahwa CBR tanahnya adalah <2%, secara teori sudah jelas bahwa tanah
itu tidak layak untuk dijadikan dasar jalan. Setelah diteliti kembali ternyata
tanahnya “bermasalah” yaitu termasuk tanah lunak. Kalo udah begini hanya ada 2
alternatif solusi, yaitu pertama dengan memindahkan trase jalan atau kedua
dengan cara perbaikan tanah.
Tanah yang bermasalah:
1. Tanah lunak
2. Tanah dispertif
3. Tanah ekspansif
4. Pasir dan kerikil longgar/tidak padat
Adapun teknik perbaikan tanah, yaitu:
2
3. Dengan Bahan Perkuatan
Menggunakan cerucuk kayu, tikar bambu, tiang kayu, beton pracetak,
geosintetik.
4. Secara Hidrolis
Dengan cara pemompaan, preloading, drainasi vertikal, atau kombinasi antara
preloading dan drainasi vertical.
2
Pemadatan Tanah Untuk Timbunan Tanah:
Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam seksi ini dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan, timbunan pilihan di atas tanah rawa
biasa dan gambut.
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar
(improve subgrade) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga
digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit
dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
meningkatkan kestabilan lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika
diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk
pekerjaan timbunan lainnya dimana kestabilan timbunan adalah faktor yang kritis.
Timbunan pilihan digunakan di atas tanah rawa atau dataran yang selalu tergenang
oleh air, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau
dikeringkan dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.
2
dilakukaan pemadatan dengan vibrator roller sampai memenuhi kepadatan sesuai
dengan spesifikasi teknik, dan untuk merapikannya akan dikerjakan oleh
sekelompok orang dengan menggunakan alat bantu.
2
barulah dilakukan pemadatan, jika pada saat pemadatan masih terlihat rendah atau
tinggi harus ditambah atau dikurangi. Setelah kelihatan rata selanjutnya
dipadatkan kembali menggunakan tire roller sambil disiram air secukupnya.
Sebelum dihampar lapisan atas (ATB = Asphalt Treated Base) atau ACB
diperlukan lapis resap pengikat antara base course dan ATB yaitu prime coat, dan
untuk membersihkan debu menggunakan air compressor. Fungsi prime coat
diantaranya:
Memberikan daya ikat antara lapis pondasi agregat dengan campuran
aspal.
Mencegah lepasnya butiran lapis agregat jika dilewati kendaraan sebelum
dilapis aspal.
Mencegah lapis agregat dari pengaruh cuaca.
3
4.3 Jenis-Jenis Peralatan Pekerjaan Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Dalam setiap pekerjaan konstruksi selalu ada alat yang digunakan untuk
membuat pekerjaan tersebut lebih mudah dan sesuai dengan perencanaan awal.
Adapun alat-alat yang digunakan dan fungsinya dalam pekerjaan konstruksi
perkerasan lentur (flexible pavement).
a. Dump Truck
Dump Truck berfungsi sebagai alat angkut material-material bangunan (tanah,
besi tulangan, semen, batu bata) jarak jauh, namun dapat juga mengangkut
material untuk jarak sedang.
3
Gambar 4.2: Excavator
c. Motor Grader
Motor Grader adalah salah satu jenis traktor dengan fungsi sebagai alat perata
bentuk permukaan tanah, biasanya digunakan dalam pekerjaan jalan untuk
membuat kemiringan tertentu suatu ruas jalan. Dengan blade yang dapat diatur
tingkat kemiringannya.
3
Gambar 4.4: Double Drum Roller
e. Asphalt Finisher
Asphalt finisher adalah alat untuk menghamparkan campuran aspal yang
dihasilkan dari alat produksi aspal. Terdapat dua jenis asphalt finisher yaitu jenis
crawler yang menggunakan roda kelabang dan jenis roda karet. Kelebihan dari
asphalt finisher roda kelabang adalah dalam hal daya ambang (flotation), traksi
dan penghamparannya lebih halus serta lebih datar dibandingkan asphalt finisher
yang menggunakan roda karet dengan ukuran yang sama.
f. Tandem Roller
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu
dilakukan pemadatan, maka tandem roller berfungsi sebagai alat untuk pemadat
timbunan, yang mana pada setiap pekerjaan jalan jelas dibutuhkan pemadatan,
baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan
3
kaku. Penghamparan material pondasi bawah merupakan batu kali yang di angkut
menggunakan dump truck kemudian diratakan dan dipadatkan menggunakan
tandem roller. Pekerjaan menggunakan tandem roller dilakukan lagi pada saat
penghamparan lapis pondasi atas, dan lapis permukaan. Pada saat penghamparan
material pondasi dilakukan pekerjaan pengukuran elevasi urugan dengan alat
theodolit dan perlengkapannya. Untuk menambah bobot dari wheel roller ini,
maka roda silinder yang kosong diisi dengan zat cair (minyak atau air) atau
kadang-kadang juga diisi dengan pasir. Pada umumnya berat compactor ini
berkisar antara 6-12 ton. Penambahan bobot akibat pengisian zat cair pada roda
silinder dapat meningkatkan beratnya
g. Pneumatic Roller
Roda-roda penggilas jenis ini terdiri atas roda-roda ban karet yang dipompa
(pneumatic). Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga
bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian depan akan digilas oleh roda bagian
belakang. Roda-roda ini menghasilkan kneading action (tekanan) terhadap tanah
sehingga membantu konsolidasi tanah. Tekanan yang diberikan oleh roda
terhadap permukaan tanah dapat diatur dengan cara mengubah tekanan ban.
Makin besar tekanan ban, makin besar pula tekanan yang terjadi pada tanah.
Sumbu dari roda dapat bergoyang mengikuti perubahan permukaan tanah, hal ini
dapat memperbesar kneading action tadi.
Pneumatic tired roller sangat cocok digunakan pada pekerjaan penggilasan
bahan granular, juga baik digunakan pada penggilasan lapisan hot mix sebagai
3
penggilas antara. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena
adanya gaya dinamis terhadap tanah. alat untuk menghamparkan campuran aspal
yang dihasilkan dari alat produksi aspal butir-butir tanah cenderung akan mengisi
bagian-bagian yang kosong. Sebaiknya tidak digunakan untuk menggilas lapisan
yang berbatu dan tajam karena akan mempercepat kerusakan pada roda-rodanya.
Bobotnya dapat ditingkatkan dengan mengisi zat cair atau pasir pada dinding-
dinding mesin. Jumlah roda biasanya 9 sampai 19 buah, dengan konfigurasi 9
buah (4 roda depan dan 5 roda belakang), 11 buah (5 roda depan dan 6 roda
belakang), 13 buah (6 roda depan dan 7 roda belakang), 15 buah (7 roda depan
dan 8 roda belakang).
3
Gambar 4.8: Road Milling (Coremilling)
3
4.5 Bagan Alir Kerja Praktek
PERIZINAN
3
4.6 Bagan Alir Perkerasan Lentur
Mulai
Pekerjaan finishing
Selesai
3
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
3
5.2 Saran
Dalam pembuatan laporan ini ada beberapa saran yang dapat disampaikan
antara lain:
1. Dalam perencanaan atau pembuatan suatu jalan harus berpedoman pada
standar yang berlaku dan disesuaikan dengan kebutuhan yang tidak melupakan
juga unsur keselamatan.
2. Dalam merencanakan atau menentukan permukaan tanah rencana hendaknya
tidak terlalu banyak memotong kontur sehingga dalam pekerjaan galian dan
timbunan tidak terlalu jauh berbeda dari permukaan tanah asli sehingga dapat
memperkecil biaya pekerjaan.
3. Penentuan kecepatan rencana harus disesuaikan dengan kondisi yang ada di
lapangan.
4
DAFTAR PUSTAKA
Rostiyanti, S.F. 2002. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi, Riena Cipta Jakarta.
NAM : M. DICKY
A ABDILLAH
NPM : 1807210102