PENDAHULUAN
1
satunya yang berada di PT. WIJAYA KARYA BETON. Tbk
menggunakan ketel uap sebagai mesin untuk produksi mengolah produk-
produknya. Melihat dari peranan tersebut penulis tertarik untuk
PERAWATAN MESIN BOILER.
2
1.5. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
3
BAB VI PENUTUP
4
BAB II
5
Jawa dan Luar Jawa. Perkembangan juga diikuti dengan peningkatan
manejemen dan kinerja perusahaan.
6
Gambar 1.1 Struktur Organisasi
Manager Pabrik
Tugas :
7
Melaksanakan kajian produksi dan instansi kerja berkaitan dengan
sistem mutu di pabrik.
Wewenang :
Mengusulkan RAB.
Tugas :
8
Wewenang :
Tugas :
Wewenang :
Seksi Peralatan
Tugas :
9
Mengadakan dan mengevaluasi kebutuhan suku cadang dan peralatan
pabrik dan memobilisasi kebutuhan pabrik.
Wewenang :
Tugas :
Wewenang :
10
Merekomendasikan persetujuan pembayaran kepada pihak yang ke-3.
Unit Produksi
Tugas :
Wewenang :
11
2.5. Produksi dan Pemasaran
Balok Jembatan.
Sheat Steel
Daerah Pemasaran
1. Adminixture/adiktive
2. Air
3. Besi
4. Fly Ash
12
5. Pasir
6. Semen
7. Split
Pemberian Tunjangan–Tunjangan
13
tutup telinga ), menempatkan slogan–slogan keselamatan kerja di
sekitar pabrik di tempat yang mudah terlihat.
14
BAB III
KLASIFIKASI BOILER
15
Gambar 1.2. Bagian-Bagian Boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam dan sistem
bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara
otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk
keperluan perawatan dan Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem
boiler memiliki nilai tekanan, temperatur dan laju aliran yang menentukan
pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut
sistem boiler mengenal keadaan tekanan temperatur rendah (low
pressure/LP) dan tekanan temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler
dimanfaatkan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan
diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan
dari sistem steam. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol
produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke
titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem
bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
16
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar
yang digunakan pada sistem.
Sebelum menjelaskan keanekaragaman boiler, perlu diketahui
komponen dari boiler yang mendukung teciptanya steam, berikut
komponen-komponen boiler :
- Furnace
17
- Steam Drum
- Superheater
- Air Heater
- Economizer
- Safety valve
- Blowdown valve
18
3.3. Klasifikasi Boiler
19
terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut di
dalam air tesebut. Hal ini merupakan faktor utama yang
harus diperhatikan terhadap tipe ini.
Tabel 1.1. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tipe pipa.
20
3.3.2. Berdasarkan Bahan Bakar Yang Digunakan :
- Solid fuel
21
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik
yang menyuplai sumber panas.
3.3.3. Berdasarkan Kegunaan :
- Power Boiler
22
- Residential Boiler
Tipe residential boiler memiliki karakteristik :
kegunaan utamanya sebagai penghasil steam atau air panas
tekanan rendah yang digunakan untuk perumahan.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini
menggunakan tipe fire tube boiler, hasil steam yang
dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah
- Heat Recovery Boiler
Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik :
kegunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap
panas yang tidak terpakai. Hasil steam ini digunakan untuk
menjalankan proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini
menggunakan tipe water tube boiler atau fire tube boiler,
hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan
kapasitas yang besar.
23
Tabel 1.2. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan kegunaan.
24
3.3.4. Berdasarkan Konstruksi Boiler :
- Package Boiler
Tipe package boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler
dilakukan di pabrik pembuat, pengiriman langsung dalam bentuk
boiler.
- Site Erected Boiler
Tipe site erected boiler memiliki karakteristik : perakitan
boiler dilakukan di tempat akan berdirinya boiler tersebut,
pengiriman dilakukan per komponen.
Tabel 1.3. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan konstruksi.
No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian
1 Package Mudah pengirimannya. Terbatas tekanan dan kapasitas
Boiler kerjanya.
Dibutuhkan waktu yang Komponen-komponen boiler
singkat untuk tergantung pada produsen
mengoprasikan setelah boiler.
pengiriman.
2 Site Erected Tekanan dan kapasitas Sulit pengirimannya, memakan
Boiler kerjanya dapat biaya yang mahal.
disesuaikan keinginan.
Komponen-komponen Perlu waktu yang cukup lama
boiler dapat dipadukan setelah boiler berdiri, setelah
dengan produsen lain. proses pengiriman.
25
menghasilkan air panas dengan tekanan dibawah 160 psig atau
temperatur dibawah 250 0F.
- High Pressure Boilers
Tipe high pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini
memiliki tekanan steam operasi diatas 15 psig atau menghasilkan air
panas dengan tekanan diatas 160 psig atau temperatur diatas 250 0F.
Tabel 1.4. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tekanan kerja.
No. Tipe Keuntungan Kerugian
Boiler
1 Low Tekanan rendah sehingga Tekanan yang dihasilkan
Pressure penanganannya tidak terlalu rendah, tidak dapat
rumit membangkitkan listrik.
Area yang dibutuhkan tidak
terlalu besar, dan biaya
konstruksi tidak lebih mahal
dari high pressure boiler
2 High Tekanan yang dihasilkan tinggi Tekanan tinggi sehingga
Pressure sehingga dapat membangkitkan penanganannya perlu
listrik dan sisanya dapat didaur diperhatikan aspek
ulang untuk mengoprasikan keselamatannya.
proses industri.
Area yang dibutuhkan
besar dan biaya
konstruksi lebih mahal
dari low pressure boiler.
26
conveyor atau manual. Tipe ini memiliki sisa pembakaran yang
harus diatangani berupa bottom ash atau fly ash yang dapat
mencemari lingkungan.
- Pulverized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan ball
mill atau roller mill sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari
1 mm. kemudian batu bara berupa bubuk ini disemprotkan ke dalam
ruang pembakaran.
- Fluidized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan
crusher, sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari 2 mm.
Pada proses ini pembakaran dilakukan dalam lapisan pasir, batu bara
akan langsung membara jika mengenai pasir.
- Firing Combustion
Tipe firing memiliki karakteristik : tipe ini memanfaatkan
bahan bakar cair, padat, dan gas untuk melakukan pembakaran,
pemanasan yang terjadi lebih merata.
Cara kerja : bahan bakar cair digunakan sebagai preliminary
firing fuel dimasukkan kedalam ruang pembakaran melalui oil gun.
Setelah tercapai temperatur yang sesuai, pembakaran diambil alih
oleh coal nozzle atau gas nozzle.
Tabel 1.5. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan pembakaran.
No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian
1 Stoker Konstruksinya relatif Limbah yang diproduksi
Combustion sederhana. pembakaran lebih banyak
Panas yang dihasilkan kurang
merata jika tidak ada
komponen pendukung.
Effisiensi relatif rendah
2 Pulverized Efisiensi relatif tinggi. Konstruksinya rumit dan
27
membutuhkan dana investasi
yang mahal.
Proses pembakaran
lebih merata pada
tungku pembakaran.
3 Fluidized Bed Efisiensi relatif tinggi. Konstruksinya rumit dan
membutuhkan dana investasi
yang mahal.
Suhu pembakaran tidak
mencapai suhu 10000C
sehingga tidak
menimbulkan NOX.
4 Firing Limbah yang Konstruksi relatif rumit,
diproduksi pembakaran perlu nozzle.
lebih sedikit.
Panas yang dihasilkan
lebih merata.
Effisiensi relatif lebih
baik.
28
Boiler
1 Steel Kuat dan tahan lama. Biaya relatif mahal.
Dapat dialiri steam untuk Konstruksi lebih rumit.
tekanan tinggi.
2 Cast Biaya relatif murah. Rentan dan mudah rusak.
Iron
Konstruksi lebih Dapat dialiri steam untuk
sederhana. tekanan yang terbatas.
BAB IV
29
4.1. Unit Cooling Water
1. Soft Water
2. Servise Water.
Spesifikasi
30
Buatan : Gunzenhousen (German)
Type : Universal
Efisiensi : 89 %
1. Dapur Pembakaran
31
Gambar 1.4. Dapur Pembakaran.
32
akan keluar lewat pipa–pipa api yang secara langsung
memanaskan air dalam boiler.
2. Deaerator
33
Gambar 1.7. Feed Water Tank.
4. Heat Exchanger
34
Fungsi alat ini juga sebagai pemanas awal feed water
boiler dengan menggunakan pans condensate yang dihasilkan
oleh steam header.
5. Economizer
35
2. Berdasarkan kapasitasnya, ketel uap dibedakan atas :
a. Ketel uap bahan bakar padat ( batu bara, ampas, tebu , kayu ).
c. Ketel uap bahan bakar gas ( Minyak bumi, gas dapur tinggi ).
36
4.5. Parameter dalam Pengoperasian Boiler
Control Load untuk beban penuh aliran uap sekitar 48% dan
sekitar 47 % untuk aliran uap pada tingkat MCR. Control load
merupakan titik dimana suhu uap utama maupun uap pemanasan
ulang telah mencapai titik desain kerjanya ( kondisi stabil ).
37
kegunaan unit boiler itu sendiri yaitu apakah uap yang harus
dihasilkan konstan atau bervariasi sesuai kebutuhan generator
pembangkit listrik. Selanjutnya yang menentukan juga adalah jenis
dan kualitas bahan bakar yang akan dibakar : apakah padat, cair atau
gas. Seberapa banyak uap harus dihasilkan tiap jamnya apakah ratusan
atau bahkan jutaan pon tiap jamnya juga perlu dipertimbangkan dalam
desain.
a. Tekanan kerja tiap bagian dari boiler, hal ini penting untuk
distribusi dan pemenuhan kebutuhan sistem dalam proses
pengubahan air menjadi uap.
38
4.5.6. Feedwater temperature
Kontruksi ketel uap lorong api terdiri dari suatu tangki yang
terdapat silinder berisi air, dimana dalam tangki tersebut terdapat
silinder yang lebih kecil yang berfungsi sebagai ruang bakar dan
saluran gas asap hasil reaksi pembakaran bahan bakar. Silinder
kecil ini disebut lorong api dengan posisi terbenam dalam tangki
air sehingga kalor yang diterima dari proses pembakaran bahan
bakar dapat diserap oleh air disekelilingnya.
39
Contoh – contoh ketel uap lorong api antara lain :
40
c. Ketel uap lorong tegak
41
Kerugian - kerugian atau kelemahan ketel uap lorong api
adalah sebagai berikut.
c. Efisiensi rendah.
42
Kerugian–kerugian atau kelemahannya dibandingkan dengan ketel
lorong api adalah sebagai berikut :
43
Keuntungan–keuntungan ketel uap pipa air dibandingkan
dengan ketel uap pipa–pipa adalah sebagai berikut :
44
BAB V
45
5.1.2. Flow chart Perawatan Boiler
Star
Selesai
B = Burner.
E = Ekonomizer.
K = Ketel.
S = Sistem kontrol.
46
Untuk mencapai perawatan tersebut di atas perlu diambil,
langkah–langkah sebagai tersebut :
2. Ventilasi
47
5.1.4. Jenis Perawatan
c. Memeriksa saluran air isian dari sumbatan atau kotoran yang akan
menghalangi jalannya aliran air isian.
a. Pada saat akan dihentikannya maka air isian ketel dicampur soda
api agar kerak yang ada dalam ketel menjadi lunak dan mudah
dibersihkan.
48
b. Afsluiter uap induk pada uap ditutup agar uap yang dihasilkan
yang mengandung butiran–butiran air tidak masuk ke pipa-pipa
penyaluran uap.
1. Perawatan harian
e. Membuang endapan air dalam ketel yang terbawa oleh air isian.
49
2. Perawatan Mingguan
3. Perawata Bulanan
4. Perawatan Quarterly
50
f. Memeriksa tingkat ketinggian air di water column.
5. Perawatan Tahunan
51
d. Gantikan katup–katup pembuang denagn katup sementara.
h. Isi ketel dengan air yang sudah dicampur denagn soda ash samapi
penuh dan diamakan selama 24 jam.
52
Tabel 1.7. Metrik pemeliharaan mesin boiler pada PT. Wijaya Karya
Beton Boyolali. Tbk.
A. Sistem Kontrol
1. Bersihkan dan 1 minggu
priksa panel
kontrol
2. Bersihkan pust 1 minggu
button operasi
B. Ketel
1. Periksa dan 6 bulan
bersihkan lorong
api
2. Berihkan dari 6 bulan
kerak dan lumpur
3. Periksa pompo 1 minggu
air
4. bersihkan resin 6 bulan Di sesuaikan
softener kondisi air
5. ganti resin 1 tahun
softener
6. bersihkan dan
periksa switch 1 minggu
water level
C. Burner
1. Bersihkan busi 1 bulan
2. Bersihkan sensor 1 minggu
ultraviolet
3. Bersihkan I bulan
53
penyebar bahan
bakar
4. Bersihkan filter 1 bulan
bahan bakar
D. Alat pengaman
operasi
1. Priksa safety 1 minggu
valve
2. Periksa dan tes 1 minggu
kran gelas
penduga
3. Periksa pressure 1 minggu
switch
4. Test alarm sistem 1 bulan
E. Ekonomizer
1. Periksa fungsi 1 bulan
thermocoupel
2. Periksa dan 6 bulan
bersihkan lorong
pemanas
3. Periksa fungsi 1 bulan
pompa air
54
5.2. Perbaikan Boiler
A. Panel kontrol
1. Motor listrik tidak hidup
- Periksa tegangan listrik apakah sudah masuk dengan benar 3
phase 380 volt.
- Periksa MCB,contactor.
- Periksa kabel power button dengan menggunakan
multitester.
B. Boliler
1. Pengapian tidak menyala (Alarm bunyi)
- Periksa tekanan LPG.
- Periksa busi (elektrode).
- Periksa bahan bakar.
- Periksa ultra violet (sensor).
- Periksa selenoid valve.
2. Pengapian tidak normal
- Periksa pintu udara.
- Periksa bahan bakar dan filter bahan bakar.
- Periksa tekanan bahan bakar.
- Periksa saluran dan lubang penyebar (Nozel).
- Periksa pengendali pengapian otomatis.
3. Boiler tidak bisa start
- Periksa level air (gelas penduga).
- Periksa fuse.
- Periksa over load.
C. Peralatan pengaman operasi
1. Water pump tidak normal
- Periksa limit switch level air (gelas penduga).
55
Gambar 1.13. Gelas Penduga.
- Periksa pelampung level air
56
7. Untuk boiler dengan bahan bakar minyak, periksa tekanan
LPG.
8. Periksa dozing pump.
9. Periksa motor-motor pengerak boiler.
10. Periksa sistem elektrik panel boiler.
B. Selama operasi boile
1. Hidupkan NFB (No Fuse Breaker).
2. Hidupkan switch start.
3. Periksa pembakaran api kecil.
4. Periksa tekanan bahan bakar.
5. Blow down paling lama 2 jam sekali.
6. Lakukan proses regenerasi resin sesuai dengan hasil test
kesadahan air.
7. Buka safety valve secara manual minimal 1 hari sekali.
8. Periksa gelas penduga ketinggian air dengan membuka kran
gelas penduga.
9. Monitor proses pembakaran selama operasi.
10. Lakukan pengaturan keluaran uap pada kran udara.
C. Setelah operasi
1. Matikan switch start boiler.
2. Tutup kran uap induk setelah uap habis.
3. Tambahkan air dalam boiler dengan cara manual.
57
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek di PT.WIJAYA KARYA BETON
BOYOLALI. Tbk, maka dapat disimpulkan.
1. Proses utama yang berlangsung pada unit Boiler meliputi.
Pemanasan awal pada Heat Exchanger (HE).
Pemanasan dalam furnace.
Pemisahan dalam Evaporator.
Pemisahan dalam kolom fraksinasi dan stripper
berdasarkan trayek titik didihnya.
Pengembunan dan pendinginan dalam condensor dan
cooler.
Pemisahan akhir dalam separator.
2. Perawatan mempunyai pengaruh besar bagi kesinambungan
operasional produksi dan tercapainya tujuan perawatan di
industri tergantung dari fasilitas dan teknik perawatan serta
sistem manajemen perawatan.
6.2. Saran
1. Peranan perawatan mesin dan perawatan lainya serta
fasilitas produksi sangat diperlukan maka perlu adanya pola
optimalisasi kesiapan mesin dan pengefektifan kegiatan
operasional sebagai tindakan perawatan prefentif yang
terencana.
2. Sebaiknya isolasi-isolasi yang terkelupas dan rusak segera
diperbaiki atau diganti untuk mencegah kehilangan panas.
3. Pencatatan data sebaiknya menggunakan sistem
koputerisasi agar lebih effisien dalam pengoprasian data.
58