Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Praktek (KKN-P) merupakan bagian


dari mata kuliah yang harus ditempuh sebagai salah satu syarat kelulusan
bagi mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Tujuan kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk
pengaplikasian ilmu-ilmu secara teoritis yang telah didapat selama
perkuliahan yang pengimplementasiannya dilakukan dalam kegiatan ini,
salah satu ilmu serta teori yang akan diaplikasikan di tempat Kuliah Kerja
Nyata-Praktek (KKN-P) adalah menganalisis sistem yang berjalan pada
perusahaan/instansi pemerintah. Kegiatan ini juga dapat memupuk disiplin
kerja dan profesionalisme dalam bekerja agar dapat mengenal dunia atau
lingkungan kerja yang akan bermanfaat bagi mahasiswa setelah
menyelesaikan perkuliahan.

Selain itu kebijakan Kuliah Kerja Nyata–Praktek (KKN-P) juga


dapat mempererat hubungan kerjasama yang dapat terjalin antara pihak
universitas dengan pihak perusahaan. Sehingga penukaran informasi
antara kedua pihak dapat terjalin dengan baik dan tidak menimbulkan
kesenjangan akibat informasi yang tidak tersampaikan. Kegiatan Kuliah
Kerja Nyata–Praktek (KKN-P) ini dilakukan di PT. WIJAYA KARYA
BETON. Tbk yang beralamat di jalan Raya Boyolali-Solo km 4,5
Mojosongo, Boyolali.

Ketel uap adalah pesawat untuk memproduksi uap pada suatu


jumlah tertentu pada setiap jamnya dengan suatu tekanan dan suhu yang
telah ditentukan besarnya. Boiler atau ketel uap adalah suatu bejana/wadah
yang di dalamnya berisi air atau fluida lain untuk dipanaskan. Salah

1
satunya yang berada di PT. WIJAYA KARYA BETON. Tbk
menggunakan ketel uap sebagai mesin untuk produksi mengolah produk-
produknya. Melihat dari peranan tersebut penulis tertarik untuk
PERAWATAN MESIN BOILER.

1.2. Tujuan Kerja Praktek

 Memberikan peluang kepada mahasiswa untuk terlibat secara


langsung kegiatan pengolahan beton.

 Untuk mempelajari seluk–beluk dan cara kerja mesin boiler untuk


proses produksi. Sebagaimana yang akan dibahas lebih lanjut dalam
penulisan laporan ini.

 Untuk menerapkan teori yang sudah di dapat dari bangku perkuliahan


dalam praktek dan lingkungan kerja yang sebenarnya.

 Untuk memenuhi salah satu syarat untuk menempuh Tugas


Akhir/Skripsi.

1.3. Pembatasan Masalah

Pada laporan kerja praktek di PT Wijaya Karya Beton. Tbk ini,


penulis hanya membahas tentang mesin boiler untuk pengeringan produk
beton yang digunakan di PT Wijaya Karya Beton. Tbk yang bertempat di
Boyolali.

1.4. Sistematika Pembahasan

Untuk sistematika pembahasan masalah dalam penulisan laporan


kerja praktek ini, penulis menggabungkan data–data yang diperoleh dari
survey di lapangan dan referensi dari buku-buku di perpustakaan, serta
data–data tambahan dari pembimbing kerja praktek di lapangan serta
operator mesin boiler.

2
1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah


sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang Latar Belakang Kerja, Tujuan Penulisan,


Pembahasan Masalah, Sistematika Pembahasan, serta Sistematika
Penulisan.

BAB II TINJAUAN UMUM WIKA

Membahas mengenai sejarah dan perkembangan PT. Wijaya


Karya Beton Boyolali. Tbk , lokasi PT. Wijaya Karya Beton Boyolali.
Tbk, struktur Organisasi Perusahaan, Kegiatan Perusahaan, produksi dan
Pemasaran, bahan Baku, kesejahteraan dan keselamatan kerja.

BAB III KLASIFIKASI BOILER

Membahas tentang proses produksi, berisi tentang pengertian


boiler, proses kerja boiler, klasifikasi boiler yang berdasarkan : Tipe pipa,
bahan bakar, kegunaan, tekanan kerja boiler, cara pembakaran bahan
bakar, material penyusun boiler.

BAB IV TINJAUAN MESIN BOILER

Yang meliputi : Unit cooling water, unit boiler, bagian-bagian


utama boiler, parameter dalam pengoprasian boiler, keuntungan dan
kerugian boiler.

BAB V PERAWATAN MESIN BOILER

Yang meliputi : perawatan ketel uap (boiler) yang berisi tujuan


perawatan, perawatan ketel secara umum, jenis perawatan, perawatan
skala berkala, perbaikan boiler, peralatan pengaman operasi, pengoprasian
mesin boiler, selama opeasi, setelah operasi.

3
BAB VI PENUTUP

Berisi Tentang Kesimpulan dan Saran.

4
BAB II

TINJAUAN UMUM WIKA

2.1. Sejarah dan Perkembangan WIKA

PT. Wijaya Karya (WIKA) merupakan badan usaha yang bergerak


di berbagai bidang usaha. Perusahaaan ini juga merupakan perusahaan
yang berbadan hukum yang diakui oleh negara dan merupakan salah satu
asset devisa Negara. PT. Wijaya Karya berstatus BUMN dibawah naungan
DPU. Pada mulanya perusahaan ini merupakan perusahaaan instalator
listrik peninggalan pemerintah Belanda yang bernama Naamloze Vennoot
Schap Technishe Handel Maatt–Schappisen Bauwbendrinjh Vis en Co.

Periode 1960–1972 (Era Perusahaan Negara), dengan surat


keputusan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 5 tanggal 11
Maret 1960 menetapkan penggantian nama perusahaan tersebut menjadi
Perusahaan Bangunan Negara Widjaja Kardja yang berkedudukan di Jl.
Hayam Wuruk III Jakarta . Pada tahun 1967 pindah ke Jl. Di Panjaitan
Kavling 3 Jakarta Timur. Tahun 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 40 tanggal 27 Juli 1971 mengalami perubahan status dari perusahaan
Negara menjadi persero Wijaya Karya dengan akte pendirian No. 110
tanggal 20 Desember 1972.

Periode 1973–1982 (Era Divisikan), Tahun 1979 mendirikan


pabrik trancing beton sebagai perluasan usaha. Dengan perkembangan
menjadi kontraktor pembangunan rumah prefek.

Tahun 1980 mulai memproduksi tiang beton pencetak dan system


sentrifugal. Tahun 1982 maju selangkah dengan produksi tiang listrik dan
mulai mengembangkan usaha ke daerah–daerah terutama kota–kota besar

5
Jawa dan Luar Jawa. Perkembangan juga diikuti dengan peningkatan
manejemen dan kinerja perusahaan.

Tahun 1983–1992 (Era Ekspansi), tahun 1984 mulai bergerak di


bidang real estate, tahun 1987 mampu mengekspor hasil produksi ke
Malaysia, Bangladesh, Srilangka, Turki, Jepang, Perancis, Belanda,
Spanyol, Jerman, Italia, Australia dan Amerika. Tahun 1998 dapat
memproduksi pipa beton tipe inti dengan system Vibro press centrifugal.

Tahun 1993 sampai sekarang (Era Kompetisi), menghadapi suatu


keadaan di era globalilasi PT. Wijaya Karya Beton. Tbk berkecimpung
dalam bidang kontraktor, industri, dagang, realty property dan sebagainya.

2.2. Lokasi PT. Wijaya Karya Beton Boyolali. Tbk

Lokasi pabrik PT. Wijaya Karya Beton Boyolali. Tbk terletak di


Mojosongo Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali di Jl. Raya
Boyolali–Solo km 4,5 Mojosongo Boyolali, Karesidenan Surakarta.

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Pengorganisasian dalam perusahaan bertujuan agar pekerjaan


dapat diatur dan didistribusikan kepada karyawan perusahaan sehingga
dapat diselesaikan secara efektif dan efisien. Setiap perusahaan
memiliki bentuk struktur organisasi yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan dan bentuk perusahaan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya seperti tenaga kerja, manajemen dan jenis kegiatan
yang dilakukan perusahaan. Adapun bagan organisasi pada PT. Wijaya
Karya Beton PPB Boyolali.

6
Gambar 1.1 Struktur Organisasi

PT. WIJAYA KARYA BETON. Tbk

Adapun bagan struktur organisasi tersebut dapat di deskripsikan sebagai


berikut :

 Manager Pabrik

Tugas :

 Melaksanakan fungsi koordinasi atas pelaksanaan sistem manager


produk ISO 9000.

 Melaksanakan kajian perencanaan mutu atas produk yang dihasilkan.

7
 Melaksanakan kajian produksi dan instansi kerja berkaitan dengan
sistem mutu di pabrik.

 Menyusun perencanaan pengauditan mutu internal pabrik.

Wewenang :

 Mengusulkan RAB.

 Mengadakan perekrutan atas rekomendasi pusat.

 Mengesahkan pendanaan yang berlaku.

 Mengesahkan bukti kas dan memorial .

 Mengusulkan pemberhentian karyawan.

 Menetapkan mitra kerja.

 Menyetujui izin cuti.

 Menyetujui pengadaan materi atau alat bantu produksi atau suku


cadang sesuai kebijaksaaan yang berlaku.

 Seksi Teknik & Mutu

Tugas :

 Menyusun perencanaan teknik guna mencapai tujuan produksi sesuai


dengan persyaratan teknik yang sesuai kontrak.

 Mengupayakan terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan


sumber daya di pabrik melalui desain dan metode produksi.

 Melaksanakan penetapan sistem manajemen mutu ISO 9000 dan


manajemen mutu lain yang dikembangkan perusahaan.

 Mengusulkan kebutuhan sesuai arah perkembangan bawahan.

8
Wewenang :

 Merekomendasikan hasil-hasil uji produk baru di pabrik.

 Merekomendasikan perbaikan komposisi bahan-bahan proses atau


metode peralatan.

 Seksi Perencanaan & Evaluasi Produksi

Tugas :

 Melaksanakan pengadaan produksi di pabrik dengan tertib.

 Menyusun laporan produksi yang akurat secara berkala serta


mengevaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 Memberi pembinaan bawahan sesuai arah pertanggung jawaban


perusahaan.

Wewenang :

 Merekomendasikan tujuan pembelian permohonan pada pemasok.

 Merekomendasikan perencanaan dan memprioritaskan produksi di


pabrik berdasar kapasitas sumber daya yang tersedia.

 Memberikan informasi pada setiap fungsi penyimpanan biaya dari


perencanaan.

 Seksi Peralatan

Tugas :

 Menyusun peralatan atau pencetakan suku cadang guna tercapai


sasaran produksi.

 Mengatur sumber daya aktivitas peralatan dengan efektivitas tinggi.

9
 Mengadakan dan mengevaluasi kebutuhan suku cadang dan peralatan
pabrik dan memobilisasi kebutuhan pabrik.

Wewenang :

 Mengatur pembagian staf dan peralatan.

 Mengusulkan perbaikan alat dan mesin.

 Menghentikan pengalokasian peralatan dan mesin bila dianggap


bahaya.

 Seksi Keuangan dan Personalia

Tugas :

 Mengatur pendanaan dengan meningkatkan efisiensi dan


efektivitas tinggi.

 Mengolah informasi keuangan dan personalia, sekretariat dengan


pemakaian kebutuhan pabrik dan perusahaan.

 Memaksimalkan pelaksanaan fungsi keuangan, fungsi perpajakan,


sekretariat dengan pemakaian kebutuhan pabrik dan perusahaan secara
tertib.

 Menyajikan laporan keuangan secara berkala sesuai dengan ketentuan


perusahaan.

 Melaksanakan pengadaan pabrik secara berkala sesuai dengan


ketentuan perusahaan dengan lingkup kerja.

Wewenang :

 Mengusulkan pemesanan kebutuhan pabrik.

 Merekomendasikan kebutuhan pendanaan dan permintaan droping di


pabrik.

10
 Merekomendasikan persetujuan pembayaran kepada pihak yang ke-3.

 Meneliti keabsahan buku memo, kas dan bank.

 Unit Produksi

Tugas :

 Menyusun penjadwalan secara detail dan penjadwalan sumber daya.

 Mengelola jalur produksi dan melaksanakan produksi sesuai


jadwal mutu dan syarat mutu yang ditetapkan.

 Menyusun perencanaan produk akurat secara berkala.

 Mengendalikan proses produksi dalam rangka menjaga


keselamatan dan kesehatan kerja.

Wewenang :

 Merekomendasikan sumber daya sesuai dengan lingkup tugas.

 Menetapkan tugas kepala shif.

 Merekomendasi pemilihan mitra kerja produksi.

 Mengusulkan, memperbaiki metode dan proses produksi.

2.4. Kegiatan Perusahaaan

PT. Wijaya Karya Beton Boyolali. Tbk mempunyai kegiatan


utama yaitu sebagai tempat produksi tiang listrik (TL), tiang pancang
(TP), batalan jalan rel (BJR), balok jembatan, sheat steel, coor cated
sheet pile (CCSP) Kegiatan pemasaran hasil produksi dilaksanakan oleh
PT. Wijaya Karya Beton.

11
2.5. Produksi dan Pemasaran

 Bentuk Hasil Produksi antara lain :

 Tiang Listrik (TL)

 Tiang Pancang (TP): kotak, segitiga, bulat.

 Batalan Jalan Rel (BJR).

 Balok Jembatan.

 Sheat Steel

 Coor Cated Sheet Pile (CCSP)

 Daerah Pemasaran

Pemasaran hasil produksi Pabrik Produk Beton meliputi


wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

 Sarana Angkutan yang digunakan.

Sarana angkutan yang dipergunakan dalam menyalurkan


hasil produksi berupa trailer dan tronton.

2.6. Bahan Baku

Untuk memenuhi syarat standart beton dan untuk mencapai


kepuasaan para konsumen PT.Wijaya Karya Beton. Tbk memanfaatkan
beberapa bahan baku yang diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Adminixture/adiktive

2. Air

3. Besi

4. Fly Ash

12
5. Pasir

6. Semen

7. Split

Namun dari banyaknya bahan baku tersebut tidak biasa


menghasilkan beton yang sempurna tanpa didukung oleh sumber daya
manusia( SDM ) yang baik khususnya para operator yang handal dan
profesional serta alat–alat yang digunakan yang serba otomatis dan
modern.

2.7. Kesejahteraaan dan Keselamatan Kerja

Untuk meningkatkan produksi maka perusahaan mengambil


kebijaksaan dengan memberikan fasilitas kesejahteraan pada semua
karyawan yang ada, diantaranya ialah :

 Pemberian Asuransi Tenaga Kerja ( ASTEK )

 Pemberian Tunjangan–Tunjangan

 Pemberian Izin dan Cuti

Sedangkan untuk menunjang dan mewujudkan program–progam


yang telah ditetapkan dan untuk memperlancar proses produksi, maka
perusahaaan memberikan sarana keselamatan kerja. Diantaranya berikut :

 Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja, sehingga dapat


meningkatkan taraf hidup pekerja dan meningkatakan pendapatan
perusahaan.

 Melindungi tenaga kerja dan masyarakat sekitar dari hal–hal yang


tidak diinginkan. Misal : pengadaan dokter jaga dan poliklinik selama
proses produksi berlangsung, mewajibkan tenaga kerja untuk
menggunakan perangkat keselamatan kerja ( helm, sepatu, masker,

13
tutup telinga ), menempatkan slogan–slogan keselamatan kerja di
sekitar pabrik di tempat yang mudah terlihat.

 Memperbaiki lingkungan kerja, sarana kerja, dan ketrampilan tenaga


kerja dalam mengoperasikan alat–alat mesin.

 Kesejahteraan dan keselamatan kerja sangat mutlak dan harus


dilaksanakan oleh perusahaan, karena dapat menekan bahkan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

14
BAB III

KLASIFIKASI BOILER

3.1. Pengertian Boiler

Boiler merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran


dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja.
Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke
suatu proses. Air panas atau steam pada tekanan dan suhu tertentu
mempunyai nilai energi yang kemudian digunakan untuk mengalirkan
panas dalam bentuk energi kalor ke suatu proses. Jika air didihkan sampai
menjadi steam, maka volumenya akan meningkat sekitar 1600 kali,
menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak,
sehingga sistem boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga
dengan sangat baik.

3.2. Proses Kerja Boiler

Dalam suatu proses untuk memanasakan cairan dan menjalankan


suatu mesin (commercial and industrial boilers), atau membangkitkan
energi listrik dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik
kemudian memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik (power
boilers). Namun ada juga yang menggabungkan kedua sistem boiler
tersebut yang memanfaatkan tekanan temperatur tinggi untuk
membangkitkan energi listrik, kemudian sisa steam dari turbin dengan
keadaan tekanan temperatur rendah dapat dimanfaatkan ke dalam proses
industri dengan bantuan heat recovery boiler.

15
Gambar 1.2. Bagian-Bagian Boiler.
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam dan sistem
bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara
otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk
keperluan perawatan dan Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem
boiler memiliki nilai tekanan, temperatur dan laju aliran yang menentukan
pemanfaatan steam yang akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut
sistem boiler mengenal keadaan tekanan temperatur rendah (low
pressure/LP) dan tekanan temperatur tinggi (high pressure/HP), dengan
perbedaan itu pemanfaatan steam yang keluar dari sistem boiler
dimanfaatkan perbaikan dari sistem air umpan, penanganan air umpan
diperlukan sebagai bentuk pemeliharaan untuk mencegah terjadi kerusakan
dari sistem steam. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol
produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke
titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur
menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem
bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan

16
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang
diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar
yang digunakan pada sistem.
Sebelum menjelaskan keanekaragaman boiler, perlu diketahui
komponen dari boiler yang mendukung teciptanya steam, berikut
komponen-komponen boiler :
- Furnace

Gambar 1.3. Furnace.

Komponen ini merupakan tempat pembakaran bahan bakar.


Beberapa bagian dari furnace diantaranya : refractory, ruang
perapian, burner, exhaust for flue gas, charge and discharge door.

17
- Steam Drum

Komponen ini merupakan tempat penampungan air panas dan


pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam).

- Superheater

Komponen ini merupakan tempat pengeringan steam dan siap


dikirim melalui main steam pipe dan siap untuk menggerakkan turbin
uap atau menjalankan proses industri.

- Air Heater

Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang digunakan


untuk memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisasi
udara yang lembab yang akan masuk ke dalam tungku pembakaran.

- Economizer

Komponen ini merupakan ruangan pemanas yang


digunakan untuk memanaskan air dari air yang terkondensasi dari
sistem sebelumnya maupun air umpan baru.

- Safety valve

Komponen ini merupakan saluran buang steam jika terjadi


keadaan dimana tekanan steam melebihi kemampuan boiler menahan
tekanan steam

- Blowdown valve

Komponen ini merupakan saluran yang berfungsi membuang


endapan yang berada di dalam pipa steam.

18
3.3. Klasifikasi Boiler

Setelah mengetahui proses singkat, sistem boiler dan komponen


pembentuk sistem boiler perlu diketahui keanekaragaman boiler. Berbagai
bentuk boiler telah berkembang mengikuti kemajuan teknologi dan
evaluasi dari produk-produk boiler sebelumnya yang dipengaruhi oleh gas
buang boiler yang mempengaruhi lingkungan dan produk steam seperti
apa yang akan dihasilkan. Berikut klasifikasi boiler yang telah
dikembangkan :
3.3.1. Berdasarkan Tipe Pipa :
- Fire tube

Tipe boiler pipa api memiliki karakteristik :


menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang rendah.
Cara kerja : proses pengapian terjadi didalam pipa,
kemudian panas yang dihasilkan dihantarkan langsung
kedalam boiler yang berisi air. Besar dan konstruksi boiler
mempengaruhi kapasitas dan tekanan yang dihasilkan
boiler tersebut.
- Water tube

Tipe boiler pipa air memiliki karakteristik :


menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang tinggi.
Cara Kerja : proses pengapian terjadi diluar pipa,
kemudian panas yang dihasilkan memanaskan pipa yang
berisi air dan sebelumnya air tersebut dikondisikan terlebih
dahulu melalui economizer, kemudian steam yang
dihasilkan terlebih dahulu dikumpulkan di dalam sebuah
steam-drum. Sampai tekanan dan temperatur sesuai,
melalui tahap secondary superheater dan primary
superheater baru steam dilepaskan ke pipa utama distribusi.
Di dalam pipa air, air yang mengalir harus dikondisikan

19
terhadap mineral atau kandungan lainnya yang larut di
dalam air tesebut. Hal ini merupakan faktor utama yang
harus diperhatikan terhadap tipe ini.
Tabel 1.1. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tipe pipa.

No. Tipe Keuntungan Kerugian


Boiler
1 Fire Proses pemasangan Tekanan operasi steam terbatas untuk
Tube mudah dan cepat, tekanan rendah 18 bar.
Tidak
membutuhkan settin
g khusus.
Investasi awal Kapasitas steam relatif kecil (13.5
boiler ini murah. TPH) jika dibandingkan dengan water
tube.
Bentuknya Tempat pembakarannya sulit
lebihcompact dijangkau untuk dibersihkan,
dan portable. diperbaiki dan diperiksa kondisinya.
Tidak Nilai effisiensinya rendah, karena
membutuhkan area banyak energi kalor yang terbuang
yang besar untuk 1 langsung menuju stack.
HP boiler.
2 Water Kapasitas steam Proses konstruksi lebih detail.
Tube besar sampai 450
TPH.
Tekanan operasi Investasi awal relatif lebih mahal.
mencapai 100 bar.

Nilai effisiensinya Penanganan air yang masuk ke dalam


relatif lebih tinggi boiler perlu dijaga, karena lebih
dari fire tube boiler. sensitif untuk sistem ini.

20
3.3.2. Berdasarkan Bahan Bakar Yang Digunakan :
- Solid fuel

Tipe boiler bahan bakar padat memiliki karakteristik : harga


bahan baku pembakaran relatif lebih murah dibandingkan dengan
boiler yang menggunakan bahan bakar cair dan listrik. Nilai effisiensi
dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan dengan boiler tipe listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar padat (batu bara, baggase rejected product,
sampah kota, kayu) dengan oksigen dan sumber panas.
- Oil Fuel
Tipe boiler bahan bakar cair memiliki karakteristik : harga
bahan baku pembakaran paling mahal dibandingkan dengan semua
tipe. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dbandingkan dengan
boiler bahan bakar padat dan listrik.
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat pembakaran antara
percampuran bahan bakar cair (solar, IDO, residu, kerosin) dengan
oksigen dan sumber panas.
- Gaseous Fuel
Tipe boiler bahan bakar gas memiliki karakteristik : harga
bahan baku pembakaran paling murah dibandingkan dengan semua
tipe boiler. Nilai effisiensi dari tipe ini lebih baik jika dibandingkan
dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan bakar.
Cara kerja : pembakaran yang terjadi akibat percampuran
bahan bakar gas (LNG) dengan oksigen dan sumber panas.
- Electric
Tipe boiler listrik memiliki karakteristik : harga bahan baku
pemanasan relatif lebih murah dibandingkan dengan boiler yang
menggunakan bahan bakar cair. Nilai effisiensi dari tipe ini paling
rendah jika dbandingkan dengan semua tipe boiler berdasarkan bahan
bakarnya.

21
Cara kerja : pemanasan yang terjadi akibat sumber listrik
yang menyuplai sumber panas.
3.3.3. Berdasarkan Kegunaan :

- Power Boiler

Tipe power boiler memiliki karakteristik : kegunaan


utamanya sebagai penghasil steam sebagai pembangkit listrik dan
sisa steam digunakan untuk menjalankan proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini menggunakan
tipe water tube boiler, hasil steam yang dihasilkan memiliki
tekanan dan kapasitas yang besar, sehingga mampu memutar steam
turbin dan menghasilkan listrik dari generator.
- Industrial Boiler
Tipe industrial boiler memiliki karakteristik :
kegunaan utamanya sebagai penghasil steam atau air panas
untuk menjalankan proses industri dan sebagai tambahan
pemanas.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat
menggunakan tipe water tube atau fire tube boiler,
hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar
dan tekanan yang sedang.
- Commercial Boiler
Tipe commercial boiler memiliki karakteristik :
kegunaan utamanya sebagai penghasil steam atau air panas
sebagai pemanas dan sebagai tambahan untuk menjalankan
proses operasi komersial.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini dapat
menggunakan tipe water tube atau fire tube boiler,
hasil steam yang dihasilkan memiliki kapasitas yang besar
dan tekanan yang rendah.

22
- Residential Boiler
Tipe residential boiler memiliki karakteristik :
kegunaan utamanya sebagai penghasil steam atau air panas
tekanan rendah yang digunakan untuk perumahan.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini
menggunakan tipe fire tube boiler, hasil steam yang
dihasilkan memiliki tekanan dan kapasitas yang rendah
- Heat Recovery Boiler
Tipe heat recovery boiler memiliki karakteristik :
kegunaan utamanya sebagai penghasil steam dari uap
panas yang tidak terpakai. Hasil steam ini digunakan untuk
menjalankan proses industri.
Cara kerja : steam yang dihasilkan boiler ini
menggunakan tipe water tube boiler atau fire tube boiler,
hasil steam yang dihasilkan memiliki tekanan dan
kapasitas yang besar.

23
Tabel 1.2. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan kegunaan.

No Tipe Boiler Keuntungan Kerugian


.
1 Power Boiler Dapat menghasilkan listrik Konstruksi awal relatif
dan mahal.
sisa steam dapat
menjalankan proses
industri.
Steam yang dihasilkan Perlu diperhatikan faktor
memiliki tekanan tinggi safety.
2 Industrial Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan
Boiler mudah. memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif
murah.
3 Commercial Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan
Boiler mudah. memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif
murah.
4 Residential Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan
Boiler mudah. memiliki tekanan rendah.
Konstruksi awal relatif
murah.
5 Heat Penanganan boiler lebih Steam yang dihasilkan
Recovery mudah. memiliki tekanan rendah.
Boiler
Konstruksi awal relatif
murah.

24
3.3.4. Berdasarkan Konstruksi Boiler :

- Package Boiler
Tipe package boiler memiliki karakteristik : perakitan boiler
dilakukan di pabrik pembuat, pengiriman langsung dalam bentuk
boiler.
- Site Erected Boiler
Tipe site erected boiler memiliki karakteristik : perakitan
boiler dilakukan di tempat akan berdirinya boiler tersebut,
pengiriman dilakukan per komponen.
Tabel 1.3. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan konstruksi.
No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian
1 Package Mudah pengirimannya. Terbatas tekanan dan kapasitas
Boiler kerjanya.
Dibutuhkan waktu yang Komponen-komponen boiler
singkat untuk tergantung pada produsen
mengoprasikan setelah boiler.
pengiriman.
2 Site Erected Tekanan dan kapasitas Sulit pengirimannya, memakan
Boiler kerjanya dapat biaya yang mahal.
disesuaikan keinginan.
Komponen-komponen Perlu waktu yang cukup lama
boiler dapat dipadukan setelah boiler berdiri, setelah
dengan produsen lain. proses pengiriman.

3.3.5. Berdasarkan tekanan kerja boiler :

- Low Pressure Boilers


Tipe low pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini
memiliki tekanan steam operasi kurang dari 15 psig atau

25
menghasilkan air panas dengan tekanan dibawah 160 psig atau
temperatur dibawah 250 0F.
- High Pressure Boilers
Tipe high pressure boiler memiliki karakteristik : tipe ini
memiliki tekanan steam operasi diatas 15 psig atau menghasilkan air
panas dengan tekanan diatas 160 psig atau temperatur diatas 250 0F.
Tabel 1.4. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tekanan kerja.
No. Tipe Keuntungan Kerugian
Boiler
1 Low Tekanan rendah sehingga Tekanan yang dihasilkan
Pressure penanganannya tidak terlalu rendah, tidak dapat
rumit membangkitkan listrik.
Area yang dibutuhkan tidak
terlalu besar, dan biaya
konstruksi tidak lebih mahal
dari high pressure boiler
2 High Tekanan yang dihasilkan tinggi Tekanan tinggi sehingga
Pressure sehingga dapat membangkitkan penanganannya perlu
listrik dan sisanya dapat didaur diperhatikan aspek
ulang untuk mengoprasikan keselamatannya.
proses industri.
Area yang dibutuhkan
besar dan biaya
konstruksi lebih mahal
dari low pressure boiler.

3.3.6. Berdasarkan Cara Pembakaran Bahan Bakar :


- Stoker Combustion
Tipe stoker combustion memiliki karakteristik : tipe ini
memanfaatkan bahan bakar padat untuk melakukan pembakaran,
bahan bakar padat dimasukkan kedalam ruang pembakaran melalui

26
conveyor atau manual. Tipe ini memiliki sisa pembakaran yang
harus diatangani berupa bottom ash atau fly ash yang dapat
mencemari lingkungan.
- Pulverized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan ball
mill atau roller mill sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari
1 mm. kemudian batu bara berupa bubuk ini disemprotkan ke dalam
ruang pembakaran.
- Fluidized Coal
Cara kerja : proses ini menghancurkan batu bara dengan
crusher, sehingga batu bara memiliki ukuran kurang dari 2 mm.
Pada proses ini pembakaran dilakukan dalam lapisan pasir, batu bara
akan langsung membara jika mengenai pasir.
- Firing Combustion
Tipe firing memiliki karakteristik : tipe ini memanfaatkan
bahan bakar cair, padat, dan gas untuk melakukan pembakaran,
pemanasan yang terjadi lebih merata.
Cara kerja : bahan bakar cair digunakan sebagai preliminary
firing fuel dimasukkan kedalam ruang pembakaran melalui oil gun.
Setelah tercapai temperatur yang sesuai, pembakaran diambil alih
oleh coal nozzle atau gas nozzle.
Tabel 1.5. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan pembakaran.
No. Tipe Boiler Keuntungan Kerugian
1 Stoker Konstruksinya relatif Limbah yang diproduksi
Combustion sederhana. pembakaran lebih banyak
Panas yang dihasilkan kurang
merata jika tidak ada
komponen pendukung.
Effisiensi relatif rendah
2 Pulverized Efisiensi relatif tinggi. Konstruksinya rumit dan

27
membutuhkan dana investasi
yang mahal.
Proses pembakaran
lebih merata pada
tungku pembakaran.
3 Fluidized Bed Efisiensi relatif tinggi. Konstruksinya rumit dan
membutuhkan dana investasi
yang mahal.
Suhu pembakaran tidak
mencapai suhu 10000C
sehingga tidak
menimbulkan NOX.
4 Firing Limbah yang Konstruksi relatif rumit,
diproduksi pembakaran perlu nozzle.
lebih sedikit.
Panas yang dihasilkan
lebih merata.
Effisiensi relatif lebih
baik.

3.3.7 Berdasarkan Material Penyusun Boiler :


- Steel
Tipe boiler dari bahan steel memiliki karakteristik : bahan
baku utama boiler terbuat menggunakan steel pada daerah steam.
- Cast Iron
Tipe boiler dari bahan cast iron memiliki karakteristik :
bahan baku utama boiler terbuat menggunakan besi cor pada
daerah steam.
Tabel 1.6. Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan material.

No. Tipe Keuntungan Kerugian

28
Boiler
1 Steel Kuat dan tahan lama. Biaya relatif mahal.
Dapat dialiri steam untuk Konstruksi lebih rumit.
tekanan tinggi.
2 Cast Biaya relatif murah. Rentan dan mudah rusak.
Iron
Konstruksi lebih Dapat dialiri steam untuk
sederhana. tekanan yang terbatas.

BAB IV

TINJAUAN UMUM MESIN BOILER

29
4.1. Unit Cooling Water

Sistem unit cooling water dapat di katagorikan menjadi dua bagian


sebagai berikut :

1. Soft Water

Pada umumnya Soft Water khusus digunakan untuk air umpan


boiler (Feed Water Boiler). Saat water mengalami treatment lagi yaitu di
dalam suatu tangki yang disebut softener Tank. Di dalam softener Tank
dilengkapi Resin Na+ yang bertujuan untuk mengikat Ca ( Calcium ) dan
Mg ( Magnesium ) yang merupakan komponen pembentuk kerak mineral
CaCoᴈ yang akan menempel pada dinding Boiler sehingga menghamabat
terbentuknya panas.

Bila konsentrasi Cad an Mg sudah terlalu banyak yang diikat oleh


resin Na+ maka akan terjadi kejenuhan atau tidak trace ( total hardness
CaCoᴈ ) di atas 4 ppm. Harus dilakukan regenerasi denagan garam dapur
NaCI larutan garam ± 700 kg/regenerasi, begitu seterusnya. Di samping
Boiler yang menggunakan Soft Water untuk kepentingan proses A–500
expantion Tank Diesel, Compresor, Cooling Tower dari mikro lab untuk
aquades

2. Servise Water.

Servise water tidak mengalami treatment lagi tetapi langsung


dipompa dari water pit dengan Pompa P–709.1 dan P–709.2 ke tangki
Fc. 702 yang kemudian di distribusikan keseluruh pabrik secara
grafitasi. Servise water merupakan air servise untuk cleaning, cleaning
MCK, masak dll.

4.2. Unit Boiler

 Boiler merk : LOOS

Spesifikasi

30
 Buatan : Gunzenhousen (German)

 Type : Universal

 Kapasitas : 14 ton steam / jam

 Tekanan Kerja uap : 10 – 11 bar

 Temperature : 350 ᴼC /160 ᴼC

 Luas Bidang panas : 380 m²

 Efisiensi : 89 %

 Bahan Bakar : Residu ( R 1 )

 Konsumsi Bahan Bakar maksimal : 876 kg/jam.

4.3. Bagian–bagian Utama Boiler

1. Dapur Pembakaran

31
Gambar 1.4. Dapur Pembakaran.

Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran


dimana udara yang ditiupkan blower bercampur dengan bahan
bakar sudah dikabutkan oleh burner, bagian ini dikenal dengan
lorong api pipa api.

Gambar 1.5. Lorong Api.

Bagian ini berupa pipa–pipa yang tersusun sejajar


dimana gas panas yang dihasilkan pembakaran di lorong api

32
akan keluar lewat pipa–pipa api yang secara langsung
memanaskan air dalam boiler.

2. Deaerator

Gambar 1.6. Daerator.

Alat ini berfungsi untuk pemanas awal air boiler dan


untuk membuang sisa–sisa oksigen yang ikut terbawa dari
feed water boiler untuk mencegah terjadi korosif dalam
boiler, pemanas dalam deaerator di ambil dari steam
header (kepala uap).

3. Feed Water Tank

33
Gambar 1.7. Feed Water Tank.

Alat ini merupakan perlakuan pemanasan lanjutan dari


deaerator dan juga untuk menampung air isian boiler ( feed
water boiler ).

4. Heat Exchanger

Gambar 1.8. Heat Exchanger.

34
Fungsi alat ini juga sebagai pemanas awal feed water
boiler dengan menggunakan pans condensate yang dihasilkan
oleh steam header.

5. Economizer

Gambar 1.9. Economizer.

Merupakan bagian terakhir system pemanas sebelum


air umpan ( feed water ) masuk ke ruang boiler. Dimana
pemanasnya berasal dari sisa gas bekas / gas buang yang
sudah tidak digunakan lagi yang nantinya terbuang lewat
cerobong ( cymney ).

4.4. Spesifikasi Boiler

1. Berdasarkan tekanan bejananya, ketel uap dibedakan atas :

a. Ketel uap tekan kerja rendah : < 20 atm

b. Ketel uap tekanan kerja sedang : 20 – 50 atm

c. Ketel uap tekanan kerja tinggi : 50 – 140 atm

d. Ketel uap tekan kerja sangat tinggi : > 140 atm

35
2. Berdasarkan kapasitasnya, ketel uap dibedakan atas :

a. Ketel uap kapasitas rendah : < 10 ton/jam

b. Ketel uap kapasitas sedang : 10 – 100 ton/jam

c. Ketel uap kapasitas tinggi : 100 – 500 ton/jam

d. Ketel uap kapasitas sangat tinggi : > 500 ton/jam

3. Berdasarkan kedudukan, ketel uap dibeddakan atas :

a. Ketel uap horizontal .

b. Ketel uap vertical.

c. Ketel miring ( inclined ).

4. Berdasarkan kontruksinya, ketel uap dibedakan atas :

a. Ketel uap lorong api ( shell tubes boiler )

b. Ketel uap pipa–api ( fire tubes boiler )

c. Ketel uap pipa–pipa air ( water tubes boiler )

5. Berdasarkan tempat pemakaiannya, ketel uap dibedakan atas :

a. Ketel uap darat.

b. Ketel uap laut.

6. Berdasarkan bahan bakar yang digunakan, dibedakan atas :

a. Ketel uap bahan bakar padat ( batu bara, ampas, tebu , kayu ).

b. Ketel uap bahan bakar cair ( Minyak residu, solar ).

c. Ketel uap bahan bakar gas ( Minyak bumi, gas dapur tinggi ).

d. Ketel uap bahan bakar nukir.

36
4.5. Parameter dalam Pengoperasian Boiler

4.5.1. Aliran uap (Steam Flow )

Yaitu banyaknya uap yang harus dihasilkan boiler pada tingkat


pengoperasian tertentu. Pengoperasian pada MCR (Maximum
Continous Rating) merupakan pengoperasian boiler pada tingkat
aliran uap maksimum yang bisa dijalankan secara berkelanjutan. Jika
melebihi tingkat ini bisa merusak peralatan ataupun meningkatkan
biaya perawatan.

Control Load untuk beban penuh aliran uap sekitar 48% dan
sekitar 47 % untuk aliran uap pada tingkat MCR. Control load
merupakan titik dimana suhu uap utama maupun uap pemanasan
ulang telah mencapai titik desain kerjanya ( kondisi stabil ).

4.5.2. Tekanan Boiler

Untuk mendapatkan energi yang sesuai dengan kebutuhan


turbin agar dapt menggerakkan generator, maka tekanan uap panas
kering yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan beban. Dalam
hal ini, tekanan uap dapat diatur melalui reheater dan superheater.

4.5.3. Temperatur Uap

Dalam proses konversi wujud dari cair menjadi uap,air perlu


dipanaskan dalam furnace. Panas yang dihasilkan dari proses
pembakaran dalam furnace tersebut juga harus diperhatikan agar suhu
uap yang dihasilkan memenuhi standar yang ditentukan. Karena jika
suhu uap kurang maka efisiensi akan turun tapi jika terlalu tinggi akan
berpengaruh pada gas buangnya.

4.5.4. Efisiensi Boiler

Untuk melihat apakah desain suatu boiler telah tepat


ditentukan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya

37
kegunaan unit boiler itu sendiri yaitu apakah uap yang harus
dihasilkan konstan atau bervariasi sesuai kebutuhan generator
pembangkit listrik. Selanjutnya yang menentukan juga adalah jenis
dan kualitas bahan bakar yang akan dibakar : apakah padat, cair atau
gas. Seberapa banyak uap harus dihasilkan tiap jamnya apakah ratusan
atau bahkan jutaan pon tiap jamnya juga perlu dipertimbangkan dalam
desain.

Pembentukan uap yang dipengaruhi penyerapan panas harus


memenuhi setidaknya komponen berikut ini :

a. Tekanan kerja tiap bagian dari boiler, hal ini penting untuk
distribusi dan pemenuhan kebutuhan sistem dalam proses
pengubahan air menjadi uap.

b. Struktur power plant yang tepat untuk tipe proses


pembakaran yang dipilih.

c. Ukuran yang tepat dan pengaturan permukaan perpindahan


panas untuk penyerapan panas saat proses pembakaran.

d. Perlengkapan yang dibutuhkan selama proses. Alat untuk


memasukkan udara, bahan bakar dan mengalirkan air. Piranti
untuk memindahkan hasil pembakaran dan sistem
pengendalian proses.

4.5.5. Fuel analysis

Analisa ini dilakukan untuk mengatuhi kandungan oksigen,


hidrogen dan karbon yang terdapat dalam bahan bakar yang
digunakan. Karena kualitas bahan bakar dulu dengan sekarang bisa
sangat berbeda. Perbedaan ini berpengaruh terhadap kebutuhan
udara dan panas yang dilepaskan di ruang bakar, begitu juga
dengan massa aliran gas buang yang meninggalkan ruang bakar.

38
4.5.6. Feedwater temperature

Perubahan suhu air yang masuk ke boiler menentukan


tingkat pembakaran yang diperlukan di furnace, lebih lanjut akan
mempengaruhi panas yang dihasilkan dan banyaknya massa aliran.

4.5.7. Excess Air

Banyaknya udara yang masuk ruang bakar berpengaruh


terhadap jumlah panas yang dibawa dari furnace ( dry gas loss ) ,
banyaknya udara yang keluar merupakan faktor penting untuk
menghitung efisiensi boiler.

4.6. Keuntungan dan Kerugian Boiler

4.6.1. Ketel uap Lorong api

Kontruksi ketel uap lorong api terdiri dari suatu tangki yang
terdapat silinder berisi air, dimana dalam tangki tersebut terdapat
silinder yang lebih kecil yang berfungsi sebagai ruang bakar dan
saluran gas asap hasil reaksi pembakaran bahan bakar. Silinder
kecil ini disebut lorong api dengan posisi terbenam dalam tangki
air sehingga kalor yang diterima dari proses pembakaran bahan
bakar dapat diserap oleh air disekelilingnya.

Penyarapan oleh air yang terjadi didalam tangki adalah


secara konduksi dan konveksi lewat dinding lorong api dan dinding
dari tangki air yang dilewati gas asap hasil reaksi pembakaran
bahan bakar.

39
Contoh – contoh ketel uap lorong api antara lain :

a. Ketel uap cornwall

Gambar 1.10. Ketel Uap Cornwall.

b. Ketel uap Lancashire

Gambar 1.11. Ketel Uap Lancashire.

40
c. Ketel uap lorong tegak

Gambar 1.12. Ketel Uap Lorong Tegak.

Ketel Cornwall mempunyai suatu lorong apai sedangkan


ketel Lancasshire mempunyai dua lorong api. Penggunaan dua
lorong api pada ketel Lancasshire bertujuan dengan kapasitas
yang sama akan diperoleh luas bidang pemanas yang lebih besar
sehingga panas yang diperoleh lebih besar pula. Keuntungan –
keuntungan ketel uap lorong api secara garis besar adalah sebagai
berikut.

a. Kontruksinya sederhana, maka perawatan, perbaikan dan


pembersihan mudah dilakukan.

b. Ketel tidak begitu peka terhadap ayarat kualitas air.

c. Karena isi air didalam tangki ketel cukup banyak, maka


dapat melayani variasi perubahan kapasitas yang agak
besar.

41
Kerugian - kerugian atau kelemahan ketel uap lorong api
adalah sebagai berikut.

a. Oleh karena volume air didalam ketel sangat besar


dibandingkan denagn luas permukaan yang dipanasi gas
asap, maka pemanasan awalnya lama.

b. Kapasitas rendah ( < 6 ton/jam ), karena luas bidang


pemanasannya kecil.

c. Efisiensi rendah.

d. Tekanan kerja ketel rendah, masih dibawah 20 ton.

4.6.2 Ketel Uap Pipa – pipa Api

Ketel uap pipa–pipa api merupakan pengembanagan dari


ketel uap lorong api dengan cara memperbesar luas bidang
pemanasannya. Kontruksi ketel uap pipa–pipa api terdiri tangki air
yang berbentuk silinder didalam pipa–pipa kecil ini mengalir gas
asap hasil pembakaran memanasi air disekitar pipa–pipa kecil
tersebut. Kecuali pipa–pipa api, didalam terdapt juga lorong api
yang berfungsi sebagai ruang bakar. Dibanding denagan ketel uap
lorong api, ketel uap pipa–pipa api mempunyai beberapa
keuntungan antara lain :

a. Luas bidang yang dipanaskan oleh gas asap lebih


besar.

b. Volume air ketel lebih kecil sehingga pemanasan


awalnya lebih cepat.

c. Kapasitas lebih besar, tetapi masih jarang melampaui


kapasitas 9 ton/jam dan tekanan 20 atm.

d. Efisiensinya lebih baik.

42
Kerugian–kerugian atau kelemahannya dibandingkan dengan ketel
lorong api adalah sebagai berikut :

a. Kontruksinya lebih rumit, sehingga perawatan juga


lebih rumit.

b. Banyak bagian yang terbentuk bidang datar dimana


bentuk ini kurang kuat terhadap, tekanan sehingga
memerlukan penahanan yang cukup kuat.

Contoh-contoh ketel uap pipa–pipa anatara lain :

a. Ketel uap De Shelde.

b. Ketel uap Schot.

c. Ketel uap pipa–pipa api tegak.

d. Ketel uap Lokomotif.

e. Ketel uap howder Johson ( ketel uap Schot yang


dilengkapi dengan superheater ).

4.6.3. Ketel Uap Pipa – pipa Air

Kontruksi ketel uap ini terdiri dari susunan pipa–pipa yang


melapisi dinding ruang bakar dimana didalam pipa–pipa tersebut
menaglir air yang akan dipanasi yang akan diubah menjadi uap,
sedang gas asap menagalir memanasi dari ruang pipa. Ketel uap
pipa–pipa air, kecuali ketel uap sirkulasi paksa berpompa langsung
“ once through boiler “ mempunyai tangki air yang berfungsi
untuk memisahkan uap dengan air.

43
Keuntungan–keuntungan ketel uap pipa air dibandingkan
dengan ketel uap pipa–pipa adalah sebagai berikut :

a. Untuk kapasitas yang sama volume air atau isian


didalam ketel jauh lebih sedikit, maka pemanasan
awalnya jauh lebih cepat.

b. Luas permukaan yang dipanaskan jauh lebih cepat.

c. Kapasitas, tekanan, dan temperature dapt direncanakan


lebih tinggi.

d. Efisiensi ketel uap dapat lebih baik.

Kerugian–kerugian atau kelemahan ketel uap pipa–pipa air


dibandingkan ketel uap pipa–pipa api adalah sebagai berikut :

a. Kontruksi tidak sederhana, sehingga perawatan dan


pembersihan sulit dilaksanakan.

b. Kualitas air isian harus lebih baik.

c. Perencanaan lebih sulit.

d. Harga lebih mahal.

Semakin tinggi tekanan kerja suatu ketel uap, semakin tinggi


kualitas air isian yang diperlukan karena kontruksinya makin peka/
sensitive terhadap larutan–larutan didalam air ketel.

44
BAB V

PERAWATAN MESIN BOILER

5.1. Perawatan Ketel Uap (Boiler)

5.1.1. Tujuan Perawatan

Perawatan sangat penting karena kelancaran suatu produksi


snagat tergantung pada lancarnya kerja dari mesin–mesin serta
alasan alat–alat yang digunakan.

Adapun yang menjadi tujuan dari perawatan suatu peralatan


dalam proses produksi atau operasional suatu perusahaan adalah
untuk menekan kerugian akibat kerusakan alat produksi, dengan
biaya yang rendah diharapkaan mendapat hasil yang tinggi. Bila
dijabarkan lagi, maka tujuan perawatan yang paling efektif dan
optimal adalah tercapainya keadaan–keadaan sebagai berikut :

1. Produktivitas yang tinggi.

2. Efesiensi yang tinggi.

3. Ongkos produksi yang rendah.

4. Kualitas produksi yang baik serta memenuhi standar.

5. Keamanan produksi, operasi, mesin dan material terjamin.

6. Kerugian produksi sekecil–kecilnya .

7. Kerusakan dan keausan yang minimum.

8. Umur mesin pabrik yang lama.

45
5.1.2. Flow chart Perawatan Boiler

Star

Harian Mingguan Bulanan 6 Bulan Tahunan

Besihkan Besihkan busi, Bersihkan lorong


Periksa panel Ganti resin
ruang kerja penyebar bahan api, ketel dan
kontroln dan push softener
bakar, dan filter bersihkan esin
button operasi (S). (K.).
bahan bakar. (B). soterner (K).

Periksa air Besihkan sensor


ultraviolet (K). Test alarm system
(A). Periksa dan
bersihkan
Periksa alat asap lorong
bantu ketel pemanas
Periksa safty
valve,gelas Periksa fungsi (E).
penduga,pressure termocouple dan
switch (A). pompa air (E).

Selesai

Keterangan : A = Alat pengaman operasi.

B = Burner.

E = Ekonomizer.

K = Ketel.

S = Sistem kontrol.

46
Untuk mencapai perawatan tersebut di atas perlu diambil,
langkah–langkah sebagai tersebut :

1. Peningkatan hasil kerja (performace) dari personil


maintenance secar menyeluruh.

2. Pemanfaatan suku cadang secara efisiensi.

3. Pengembangan teknik modifikasi dalam penggantian.

5.1.3. Perawatan Ketel Secara Umum

1. Pembersihan pada ketel uap

pastikan ketel uap selalu bersih,tidak ada sampah dan debu di


dalam dan di luar ketel uap.

2. Ventilasi

Pastikan ventilasi berfungsi dengan baik. Pastikan juga pipa-


pipa yang ada tidak bocor. karena jika mengalami kebocoran
kemungkinan terbesar akan menimbulkan explosive (ledakan)
sehingga akan menimbulkan kerugian harta benda, kerusakan
komponen dan kematian.

3. Komponen komponen boiler

Pastikan komponen boiler berfungsi dengan baik. Reparasi


atau subtitusi dilakukan jika kondisi komponen sudah tidak
memenuhi standar. Setelah melakukan inspeksi, buatlah
laporan yang berfungsi untuk mengetahui kondisi boiler
sebelumnya.

47
5.1.4. Jenis Perawatan

Jenis perawatan ada 2 macam

1. Perawatan Pada Waktu bekerja.

a. Setiap hari dilakukan pengecekan dan pengontrolan pada seluruh


ketel, mengisi ketel uap dengan kualitas air isian yang baik, karena
dengan mengisi ketel dengan air isian yang baik akan mengurangi
endapan dan kerak jika endapan dan kerak terlalu tebal maka
menggangu proses penyaluran panas dari dinding pemanas menuju
air.

b. Selalu mengecek dan memeriksa pompa pengisi air isian


memeriksa apakah pompa bekerja dengan baik atau tidak, serta
pengontrolan air pengisi ketel dijaga dengan kapasitas yang telah
ditentukan.

c. Memeriksa saluran air isian dari sumbatan atau kotoran yang akan
menghalangi jalannya aliran air isian.

d. Memasukkan atau menggunakan bahan bakar dengan kualitas


yang baik, sehingga proses pembakaran akan berlangsung dengan
baik dan lebih sempurna, bahan bakar disini dapat berwujud gas,
padat maupun cair.

e. Katub pengamanan dijaga dan disetel pada tekanan 8 kg/cm2.

2. Perawatan pada masa ketel uap tidak bekerja.

a. Pada saat akan dihentikannya maka air isian ketel dicampur soda
api agar kerak yang ada dalam ketel menjadi lunak dan mudah
dibersihkan.

48
b. Afsluiter uap induk pada uap ditutup agar uap yang dihasilkan
yang mengandung butiran–butiran air tidak masuk ke pipa-pipa
penyaluran uap.

c. Ketel dikosongkan kemudian dibersihkan dari lumpur dan kotoran


yang ada di dalam ketel uap.

d. Ketel dibiarkan dingin kemudian ketel dibersihkan dengan


melakukan penggosokkan dengan sikat dari kawat.

e. Pembersihan abu dari dapur ruang bahan bakar dengan jalan


menarik dari bawah pintu bahan bakar.

5.1.5. Perawatan Skala Berkala

Perawatan system berkala ini meliputi perawatan harian, perawatan


mingguan, perawatan bulanan, perawatan tahunan.

1. Perawatan harian

Perawatan harian adalah perawatan yang dilakukan setiap hari.


Adapun yang dilakukan adalah :

a. Membersihkan ruang kerja.

b. Memeriksa air dalam ketel.

c. Memeriksa alat bantu ketel.

d. Memeriksa pemakaian bahan bakar.

e. Membuang endapan air dalam ketel yang terbawa oleh air isian.

f. Memeriksa O2 dan CO2 yang terkandung dalam gas asap.

49
2. Perawatan Mingguan

Perawatan mingguan adalah perawatan yang dilakukan setiap


seminggu sekali. Adapun yang dilakukan adalah :

a. Membuka kran pembersih pada gelas penduga.

b. Menguji katup pengaman.

c. Menguji feed water control levels.

d. Mengecek penyumbatan pada saluran air ketel.

3. Perawata Bulanan

Perawatan bulanan adalah perawatan yang dilakukan setiap


sebulan sekali. Adapun yang dilakukan adalah :

a. Membersihkan saringan pompa isap.

b. Memeriksa tanada pada sambungan ruang asap .

c. Membersihkan alat bantu ketel dan bila perlu diadakan perbaikan.

4. Perawatan Quarterly

Perawatan yang dilakukan 6 bulan sekali dengan memeriksa


bagian–bagian mesinya, kelistrikannya dan perlengkapan pembakaran.
Adapun yang dilakukan adalah :

a. Memeriksa kerapatan pintu ruang asap ( smoke box doors ).

b. Memeriksa kerapatan man hole.

c. Memeriksa katup keamanan dan memasang kembali.

d. Memeriksa LW alarm di bawah tingkat NW ( NW level ).

e. Memeriksa kerapatan safety valve flanges dan modulating valve


flange.

50
f. Memeriksa tingkat ketinggian air di water column.

g. Memeriksa gauge glasses (gelas penduga ) tidak terjadi


kebocoran.

h. Membersihkan kaca pengintai belakang ( rear sight glass ).

i. Memeriksa keamanan tinggi rendahnya CO2 .

j. Memeriksa pressure controller ( pengatur tekanan ).

k. Memeriksan semua panel dan menghilangkan bekas goresan.

l. Memeriksa keamanan power connection di panel.

m. Memeriksa getaran kipas ( fan ).

n. Memeriksa keluaran asap.

o. Memeriksa fungsi main isolator switch.

p. Memeriksa saklar dan tombol di panel operasional.

q. Memeriksa jalanya gas dan sambungan pengaman.

5. Perawatan Tahunan

Perawatan tahunan adalah perawatan yang dilakukan setiap


setahun sekali dan dilakukan pemeriksaan tahunan oleh departemen
tenaga kerja. Adapun langkah–langkah yang dilakukan dalam
perawatan tahunan adalh sebagai berikut :

a. Menghentikan ketel yang sedang bekerja.

b. Ketel uap didinginkan denagn air dalam ketel jangan dibuang


dulu, bilan air dalam ketel sudah dingin baru dikeluarkan sedikit
demi sedikit.

c. Melepaskan alat bantu pada ketel uap.

51
d. Gantikan katup–katup pembuang denagn katup sementara.

e. Pasang pompa sirkulasi.

f. Isi ketel dengan air yang dicampur denagnlarutan kimia untuk


melepaskan kerak–kerak yang menempel pada dinging ketel.

g. Jalankan pompa sirkulasi supaya air dalam ketel bersikulasi lau


buang air dalam ketel tersebut lau periksa kandungan air ( larutan
kimia ) dengan menggunakan kertas pH. Campurkan soda ash
dalam air yang hendak dibuang sampai kertas pH berwarna
kuning.

h. Isi ketel dengan air yang sudah dicampur denagn soda ash samapi
penuh dan diamakan selama 24 jam.

i. Buang air pembersih ketel.

j. Bersihkan ketel dengan menyemprotkan air lunak sampai dinding


ketel benar–benar bersih.

k. Setelah semua selesai diadakan pemeriksaan dari Departemen


Tenaga Kerja, bila dinyatakan siap, maka ketel siap dioperasikan
lagi.

52
Tabel 1.7. Metrik pemeliharaan mesin boiler pada PT. Wijaya Karya
Beton Boyolali. Tbk.

Pemeliharaan mesin boiler Waktu Periode Keterangan

A. Sistem Kontrol
1. Bersihkan dan 1 minggu
priksa panel
kontrol
2. Bersihkan pust 1 minggu
button operasi
B. Ketel
1. Periksa dan 6 bulan
bersihkan lorong
api
2. Berihkan dari 6 bulan
kerak dan lumpur
3. Periksa pompo 1 minggu
air
4. bersihkan resin 6 bulan Di sesuaikan
softener kondisi air
5. ganti resin 1 tahun
softener
6. bersihkan dan
periksa switch 1 minggu
water level
C. Burner
1. Bersihkan busi 1 bulan
2. Bersihkan sensor 1 minggu
ultraviolet
3. Bersihkan I bulan

53
penyebar bahan
bakar
4. Bersihkan filter 1 bulan
bahan bakar
D. Alat pengaman
operasi
1. Priksa safety 1 minggu
valve
2. Periksa dan tes 1 minggu
kran gelas
penduga
3. Periksa pressure 1 minggu
switch
4. Test alarm sistem 1 bulan
E. Ekonomizer
1. Periksa fungsi 1 bulan
thermocoupel
2. Periksa dan 6 bulan
bersihkan lorong
pemanas
3. Periksa fungsi 1 bulan
pompa air

54
5.2. Perbaikan Boiler
A. Panel kontrol
1. Motor listrik tidak hidup
- Periksa tegangan listrik apakah sudah masuk dengan benar 3
phase 380 volt.
- Periksa MCB,contactor.
- Periksa kabel power button dengan menggunakan
multitester.
B. Boliler
1. Pengapian tidak menyala (Alarm bunyi)
- Periksa tekanan LPG.
- Periksa busi (elektrode).
- Periksa bahan bakar.
- Periksa ultra violet (sensor).
- Periksa selenoid valve.
2. Pengapian tidak normal
- Periksa pintu udara.
- Periksa bahan bakar dan filter bahan bakar.
- Periksa tekanan bahan bakar.
- Periksa saluran dan lubang penyebar (Nozel).
- Periksa pengendali pengapian otomatis.
3. Boiler tidak bisa start
- Periksa level air (gelas penduga).
- Periksa fuse.
- Periksa over load.
C. Peralatan pengaman operasi
1. Water pump tidak normal
- Periksa limit switch level air (gelas penduga).

55
Gambar 1.13. Gelas Penduga.
- Periksa pelampung level air

Gambar 1.14. Pelampung Air.


2. Safety valve bocor
- Bersihkan dan skur klep (valve)
5.3. Pengoprasian Mesin Boiler
A. Sebelum operasi
1. Periksa lingkungan disekitar Mesin boiler dan kondisi alat.
2. Periksa bak air (penanpung air boiler).
3. Periksa level air boiler (gelas penduga).
4. Periksa bahan bakar.
5. Periksa semua stop kran yang harus berfungsi.
6. Periksa water pump, test secara manual.

56
7. Untuk boiler dengan bahan bakar minyak, periksa tekanan
LPG.
8. Periksa dozing pump.
9. Periksa motor-motor pengerak boiler.
10. Periksa sistem elektrik panel boiler.
B. Selama operasi boile
1. Hidupkan NFB (No Fuse Breaker).
2. Hidupkan switch start.
3. Periksa pembakaran api kecil.
4. Periksa tekanan bahan bakar.
5. Blow down paling lama 2 jam sekali.
6. Lakukan proses regenerasi resin sesuai dengan hasil test
kesadahan air.
7. Buka safety valve secara manual minimal 1 hari sekali.
8. Periksa gelas penduga ketinggian air dengan membuka kran
gelas penduga.
9. Monitor proses pembakaran selama operasi.
10. Lakukan pengaturan keluaran uap pada kran udara.
C. Setelah operasi
1. Matikan switch start boiler.
2. Tutup kran uap induk setelah uap habis.
3. Tambahkan air dalam boiler dengan cara manual.

57
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Setelah melakukan praktek di PT.WIJAYA KARYA BETON
BOYOLALI. Tbk, maka dapat disimpulkan.
1. Proses utama yang berlangsung pada unit Boiler meliputi.
 Pemanasan awal pada Heat Exchanger (HE).
 Pemanasan dalam furnace.
 Pemisahan dalam Evaporator.
 Pemisahan dalam kolom fraksinasi dan stripper
berdasarkan trayek titik didihnya.
 Pengembunan dan pendinginan dalam condensor dan
cooler.
 Pemisahan akhir dalam separator.
2. Perawatan mempunyai pengaruh besar bagi kesinambungan
operasional produksi dan tercapainya tujuan perawatan di
industri tergantung dari fasilitas dan teknik perawatan serta
sistem manajemen perawatan.
6.2. Saran
1. Peranan perawatan mesin dan perawatan lainya serta
fasilitas produksi sangat diperlukan maka perlu adanya pola
optimalisasi kesiapan mesin dan pengefektifan kegiatan
operasional sebagai tindakan perawatan prefentif yang
terencana.
2. Sebaiknya isolasi-isolasi yang terkelupas dan rusak segera
diperbaiki atau diganti untuk mencegah kehilangan panas.
3. Pencatatan data sebaiknya menggunakan sistem
koputerisasi agar lebih effisien dalam pengoprasian data.

58

Anda mungkin juga menyukai