Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 2 :

• M. Rizki Firdaus 20170110269


• Arif Nurkholis 20160110139
• Velita Faska K.D 20160110222
• I’anatul Hamdiyah 20160110230
• Danu Adi Hidayatulloh 20160110232

STRUKTUR BAJA LANJUT - TUGAS UCP 3

1. Apakah ada kemungkinan terjadi buckling pada Castellated Beam?


Ada. Penyebab terjadinya buckling bisa bermacam-macam, salah satunya
adalah kondisi pembebanan. Fenomena buckling terdiri dari empat tipe, yaitu :
a. Tekuk Lokal ( Local Buckling )
Tekuk lokal merupakan tekuk yang terjadi pada elemen pelat penampang
( sayap atau badan ) karena pelat yang terlalu tipis. Bila tegangan pada
elemen – elemen penampang mencapai tegangan kritis pelat, maka akan
terjadi tekuk lokal. Tekuk lokal pada elemen pelat dapat menyebabkan
terjadinya kegagalan prematur pada keseluruhan penampang, atau
setidaknya akan menyebabkan tegangan tidak merata dan mengurangi
kekuatan keseluruhan
b. Tekuk lentur ( Flexural Buckling )
Tekuk lentur merupakan tekuk yang terjadi jika batang desak tertekuk
terhadap sumbu utamanya atau sumbu yang memiliki radius girasi terkecil.
tekuk ini dapat terjadi pada batang yang menggunakan profil yang memiliki
penampang simetris ganda atau antisimetris ganda ( seperti profil I atau Z ),
profil yang memiliki penampang simetris tunggal ( seperti kanal, L sama
kali, L double ). tekuk lentur menyebabkan elemen batang mengalami
lentur terhadap sumbui lemah batang.
c. Tekuk torsional ( Torsional Buckling )
Tekuk torsional merupakan tekuk yang terjadi dengan terpelintirnya batang
terhadap sumbu longitudinalnya ( sumbu yang sejajar dengan beban ).
Tekuk torsional umumnya terjadi pada profil simetris ganda yang memiliki
tampang yang sangat langsing.
d. Tekuk lentur torsional ( Flexural Torsional Buckling )
Tekuk lentur torsional merupakan tekuk yang terjadi pada batang desak jika
secara bersamaan melentur dan memutar. tekuk torsional lentur umumnya
terjadi pada profil simetris tunggal ( seperti profil kanal, L dengan panjang
kaki yang sama, L ganda, dan T ) dan profil tidak simetris ( profil L dengan
panjang kaki berbeda ). Lentur torsi tekuk adalah membungkuk simultan
dan memutar dari anggotas. Hal ini terutama terjadi pada saluran,
terstruktural, ganda sudut bentuk, dan sudut tunggal yang sama.
Untuk mengatasi terjadinya buckling ditinjau dari momen, tegangan,
lendutan, dan pergoyangan (buckling) maka besar sudut pemotongan profil
mulai dari 500 adalah profil yang memenuhi syarat, akan tetapi pada
keadaan ini lemah terhadap gaya geser.

2. Apakah ada metode penyambungan pada Castellated Beam selain las?


Tidak ada. Sambungan pada strutur baja terbagi menjadi tiga yaitu Paku Keling
(Rivet), Baut (Bold), Las (Welding). Untuk penyambungan Castellated Beam
menggunakan perlakuan khusus, berbeda dengan struktur baja lainnya.
Keunggulan penyambungan las yaitu dapat menyambungkan dua baja yang
relatif sempurna. Proses penyambungannyapun unik dengan cara meleburkan
logam menjadi satu kesatuan (coalescence). Untuk metode penyambungan
lainnya seperti baut cukup sulit, karena akan membutuhkan plat sambung yang
dapat menambah berat dari Castellated Beamnya sendiri. Selain itu, biaya yang
diperlukan juga lebih besar.

3. Mengapa Castellated Beam tidak cocok digunakan pada bentang pendek?


Jelaskan Alasannya?
Castellated Beam tidak cocok digunakan pada bentang pendek karena
menyebabkan terjadinya gaya geser. Gaya geser dapat mengakibatkan
keruntuhan yang bersifat getas (brittle) atau tidak bersifat daktail/liat, sehingga
keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba. Momen yang menahan pada struktur
Castellated Beam yang menyebabkan keruntuhannya bisa diatur apakah akan
bersifat daktail atau tidak berdasarkan pada parameter panjang bentang yang
digunakan. Pada bentang yang cukup panjang, Castellated Beam akan
mengalami momen lentur. Momen lentur adalah gaya dalam yang berupa
momen, di mana salah satu struktur tertarik dan yang satu lagi tertekan. Karena
suatu benda mengalami lentur, dia akan lengkung sehingga timbul tegangan
tarik pada satu sisi dan tegangan tekan pada sisi yang lainnya. Pada umumnya,
momen lentur positif adalah saat serat atas tekan dan serat bawah tarik, dan
momen lentur negatif adalah saat serat atas tarik dan serat bawah tekan. Arah
momen lentur di atas adalah positif, di mana bisa dilihat arah panah "menekan"
sisi atas dan "menarik" sisi bawah.

4. Kenapa proses pemotongan Castellated Beam pada video yang


ditampilkan tidak membentuk sudut?
Karena proses pemotongan video yang ditampilkan adalah proses pemotongan
pada Celullar Beam. Cellular beam adalah balok baja dengan bentuk bukan
lingkaran pada bagian badan profil. Cellular Beam dibentuk dengan cara
memotong dua semi lingkaran pada bagian badan profil yang umumnya profil
baja berbentuk I. Setelah dua potongan pada bagian badan selesai, maka
setengah baja tersebut diangkat,digabungkan dan dilakukan pengelasan antara
yang satu dengan yang lainnya untuk membentuk sesuatu yang baru, lebih
tinggi, lebih kaku dan lebih kuat. Hasil balok baja yang baru dibentuk tersebut
akan lebih tinggi daripada balok baja yang awal, sehingga menghasilkan
section modulus yang lebih besar. Gambar berikut mengilustrasikan proses
pembuatan cellular beam.
Gambar 1. Proses Pemotongan Cellular Beam
(Rebecca Hoffman, 2006)

5. Gambarkan detail Castellated Beam dengan variasi nilai e?


200 120
MATA KULIAH

BAJA LANJUT

DOSEN PENGAMPU

320 240

Bagus Soebandono,S.T.,M.Eng
KELOMPOK A2
69,28 50

M Rizqi Firdaus 20170110269


Arif Nurkholish 20160110139

100 Velita Faska K.D 20160110222


50
I'anatul Hamdiyah 20160110230
Danu Adi H. 20160110232

200 120 200


e = 50 mm
NAMA GAMBAR SKALA
40
1:8

CASTELLA
SATUAN
BEAM

mm

NO LEMBAR JML LEMBAR

CASTELLA BEAM (IWF 200.100.5,5.8) 5 5

SKALA 1 : 8 BIDANG STUDI

TEKNIK SIPIL
200 120 MATA KULIAH

BAJA LANJUT

DOSEN PENGAMPU

320 240

Bagus Soebandono,S.T.,M.Eng
KELOMPOK A2
69,28 75

M Rizqi Firdaus 20170110269


Arif Nurkholish 20160110139

Velita Faska K.D 20160110222


75 100
I'anatul Hamdiyah 20160110230
Danu Adi H. 20160110232

200 120 200


e = 75 mm NAMA GAMBAR SKALA

40
1:8

CASTELLA
SATUAN
BEAM

mm

NO LEMBAR JML LEMBAR

CASTELLA BEAM (IWF 200.100.5,5.8) 4 5

SKALA 1 : 8 BIDANG STUDI

TEKNIK SIPIL
200 120 MATA KULIAH

BAJA LANJUT

DOSEN PENGAMPU

320 240

Bagus Soebandono,S.T.,M.Eng
KELOMPOK A2

69,28 125
M Rizqi Firdaus 20170110269
Arif Nurkholish 20160110139

Velita Faska K.D 20160110222


e = 125 100 I'anatul Hamdiyah 20160110230
Danu Adi H. 20160110232

200 120 200


e = 125 mm NAMA GAMBAR SKALA

40 1:8

CASTELLA
SATUAN
BEAM

mm

NO LEMBAR JML LEMBAR

CASTELLA BEAM (IWF 200.100.5,5.8) 3 5

SKALA 1 : 8 BIDANG STUDI

TEKNIK SIPIL
200 120 MATA KULIAH

BAJA LANJUT

DOSEN PENGAMPU

320 240

Bagus Soebandono,S.T.,M.Eng
KELOMPOK A2
69,28 150

M Rizqi Firdaus 20170110269


Arif Nurkholish 20160110139

Velita Faska K.D 20160110222


e = 150 100
I'anatul Hamdiyah 20160110230

40 Danu Adi H. 20160110232

200 120
e = 150 mm NAMA GAMBAR SKALA

1:8

CASTELLA
SATUAN
BEAM

mm

NO LEMBAR JML LEMBAR

CASTELLA BEAM (IWF 200.100.5,5.8) 2 5

SKALA 1 : 8 BIDANG STUDI

TEKNIK SIPIL
200 120 MATA KULIAH

BAJA LANJUT

DOSEN PENGAMPU
40

320 240

Bagus Soebandono,S.T.,M.Eng
KELOMPOK A2

69,28 177 M Rizqi Firdaus 20170110269


Arif Nurkholish 20160110139

Velita Faska K.D 20160110222


e = 177 100
I'anatul Hamdiyah 20160110230

40 Danu Adi H. 20160110232

200 120 200


e = 177 mm NAMA GAMBAR SKALA

1:8

CASTELLA
SATUAN
BEAM

mm

NO LEMBAR JML LEMBAR

CASTELLA BEAM (IWF 200.100.5,5.8) 1 5

SKALA 1 : 8 BIDANG STUDI

TEKNIK SIPIL

Anda mungkin juga menyukai