Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSTRUKSI JALAN RAYA 2

TENTANG
“PENGGUNAAN BAHAN MATERIAL ASPAL
SEBAGAI BAHAN PERKERASAN JALAN RAYA”

OLEH:
NAMA : SEPERANUS DAWANG BERI
NPM : 3017/TS-ATK/19
KELAS :B
SEMESTER : IV

AKADEMI TAKNIK KUPANG


2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas kasih dan ramat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Konstruksi Jalan raya 2 ini.

Mata Kuliah Konstruksi Jalan Raya 2 merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus
ditempuh di Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Akademi Teknik Kupang.
Makalah Konstruksi Jalan Raya 2 ini dibuat guna memudahkan mahasiswa dalam
melaksanakan perkuliahan.

Dengan selesainya makalah Konstruksi Jalan Raya 2 ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak yang telah memberi masukan-masukan. Untuk itu say mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung hingga makalah Konstruksi Jalan
Raya 2 ini selesai.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajianya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya butukan. semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Kupang, 16 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Hal:
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………………………………. ii

BAB I: PEDAHULUAN ……………………………………………………………………………………………….. iii


A. LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………………………. iii
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………………………………. iii
C. TUJUAN ………………………………………………………………………………………………………… iii

BAB II: PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………………. 1


A. ASPAL UNTUK BAHAN PERKERASAN JALAN ………………………………………………….. 1
1. Aspal Alam ……………………………………………………………………………………………… 1
2. Aspal Buatan ………………………………………………………………………………………….. 2
3. Aspal Modifikasi …………………………………………………………………………………….. 3
4. Aspal Struktual ……………………………………………………………………………………….. 4

BAB III: PENUTUP …………………………………………………………………………………………………….. 5


A. KESIMPULAN ………………………………………………………………………………………………… 5
B. SARAN ………………………………………………………………………………………………………….. 5

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………………. 6


BAB I
PENDAHUKUAN

A. LATAR BELAKANG
Secara umum, aspal merupakan bahan ramah lingkungan yang dipergunakan khususnya
untuk pekerjaan perkerasan jalan. Secara spesifik, aspal adalah senyawa kimia hidrokarbon,
sulfur, oksigen dan kalor yang terbentuk melalui proses produksi  dan hasil penyulingan
minyak bumi. Ketergantungan akan aspal sebagai bahan baku konstruksi jalan menghasilkan
berbagai macam campuran aspal. Berbeda dengan beton yang kaku, aspal termasuk dalam
bahan perkerasan yang bersifat lentur dan elastis.
Hal ini dikarenakan bahan aspal memiliki titik leleh yang stabil namun memiliki titik lebur
yang rendah. Artinya adalah, aspal dapat diatur pada suhu tertentu sehingga dapat
dilelehkan dengan mudah selama pembuatan jalan. Pada saat yang sama, aspal memiliki
titik lebur rendah yang tidak akan membuat jalan yang sudah mengeras menjadi meleleh
kembali atau berubah bentuk di bawah suhu tinggi.
Hal inilah yang membuat aspal untuk bahan perkerasan jalan sangat efektif digunakan.
Aspal berfungsi sebagai bahan pengikat dan pelapis permukaan tanah melalui pencampuran
fraksi-fraksi agregat pada size tertentu. Pada prakteknya, aspal sebagai pengikat tiap fraksi
agregat menjadi satu kesatuan yang tidak terlepas dari permukaan jalan. Aspal sebagai
pengikat, mendominasi pada perkerasan jalan, karena sifatnya yang dapat mencair pada
suhu tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa bahan material aspal sebagai bahan perkerasan jalan

C. TUJUAN
1. ntuk mengetahui bahan material aspal sebagaibahan perkerasan jalan
BAB II
PEMBAHASAN

A. ASPAL UNTUK BAHAN PERKERASAN JALAN


Secara umum, aspal merupakan bahan ramah lingkungan yang dipergunakan khususnya
untuk pekerjaan perkerasan jalan. Secara spesifik, aspal adalah senyawa kimia hidrokarbon,
sulfur, oksigen dan kalor yang terbentuk melalui proses produksi  dan hasil penyulingan
minyak bumi. Ketergantungan akan aspal sebagai bahan baku konstruksi jalan menghasilkan
berbagai macam campuran aspal. Berbeda dengan beton yang kaku, aspal termasuk dalam
bahan perkerasan yang bersifat lentur dan elastis.
Hal ini dikarenakan bahan aspal memiliki titik leleh yang stabil namun memiliki titik lebur
yang rendah. Artinya adalah, aspal dapat diatur pada suhu tertentu sehingga dapat
dilelehkan dengan mudah selama pembuatan jalan. Pada saat yang sama, aspal memiliki
titik lebur rendah yang tidak akan membuat jalan yang sudah mengeras menjadi meleleh
kembali atau berubah bentuk di bawah suhu tinggi.
Hal inilah yang membuat aspal untuk bahan perkerasan jalan sangat efektif digunakan.
Aspal berfungsi sebagai bahan pengikat dan pelapis permukaan tanah melalui pencampuran
fraksi-fraksi agregat pada size tertentu. Pada prakteknya, aspal sebagai pengikat tiap fraksi
agregat menjadi satu kesatuan yang tidak terlepas dari permukaan jalan. Aspal sebagai
pengikat, mendominasi  pada perkerasan jalan, karena sifatnya yang dapat mencair pada
suhu tententu.
Di indonesia sendiri, ada beberapa jenis aspal yang digunakan untuk perkerasan jalan
sebagai berikut.

1. Aspal Alam

Aspal alam adalah aspal asli dari sumber material langsung. Ada yang berasal dari
gunung da nada juga dari danau. Pemakaian aspal alam sendiri, harus melalui proses
ekstraksi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan minyak pelunak.
Ada dua jenis aspal alam sebagai berikut:
a. Aspal Gunung
Aspal jenis ini terdapat diindonesia berupa bebatuann dengan kandungan kadar
aspal 12% - 35% dari massa keseluruhan. Lokasi material aspal ini terletak dipulau buton
yang gunung aspalnya dikenal dengan nama asbuton.
b. Aspal Danau
Aspal yang berasal dari danau, banyak ditemukan dipulau Trinidad dan Venezuela.
Aspal danau memiliki tingkat penetrasi rendah dan titik lembek yang cukup tinggi karena
mengandung mineral dan zat kimia lainnya. Oleh sebab itu, penggunaan aspal danau
biasanya dicampur dengan aspal keras agar mendapatkan tingkat penetrasi yang sesuai.

2. Aspal Buatan

Aspal buatan adalah aspal yang berasal dari penyulingan minyak mentah menjadi
bitumen. Bitumen adalah produk sampingan dari proses penyulingan minyak bumi
mentah. Minyak mentah sendiri merupakan komposisi dari hidrokarbon. Produk utama
yang dihasilkan dari minyak mentah adalah minyak tanah, solar, bahan bakar beroktan
tinggi, dan bensin. Ketika bahan-bahan  bakar ini disuling dari minyak mentah,
menyisakan bitumen. Sedangkan proses penghilangan kotoran dari bitumen ini
menghasilkan aspal murni.

Ada tiga jenis aspal buatan sebagai berikut :


a. Aspal Cair
Jenis aspal cair diperoleh dari pelarutan aspal keras dengan minyak melalui proses
destilasi. Aspal ini dapat dibuat dengan kadar-kadar tertentu sesuai keinginan. Aspal cair
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu aspal cair cepat mantap (rpid curing) yang bahan
pelarutnya cepat menguap, aspal cair mantap sedang (medium curing) yang pelarutnya
tidak begitu cepat menguap, dan aspal cair lambat mantap (slow curing) yang bahan
pelarutnya lambat menguap dengan bahan pelarut solar.
b. Aspal Keras
Adalah hasil residu dari proses destilasi sederhana dari fraksi ringan, yang
terkandung dalam minyak bumi. Residu ini dihasilkan dari destilasi hampa pada suhu
480o C atau bervariasi, tergantung dari sumber minyak mentah yang digunakan.
c. Aspal Emulsi
Berasal dari proses emulsi aspal keras yang mana proses tersebut adalah proses
pemisahan dan pendisperian partikel aspal keras didalam air yang sudah mengandung
emulsifier. Jenis emulsifier yang digunakan akan mempengaruhi jenis dan kecepatan
pengikat aspal emulsi yang nantinya akan dihasilkan.
Hasilnya ada tiga jenis aspal emulsi yaitu, aspal emulsi non ionic (bersifat netral),
aspal emulsi kationic (memiliki ion positif), dan aspal emulsi anionic (memiliki ion
negative).

3. Aspal Modifikasi

Aspal modifikasi adalah pencampuran aspal dengan bahan tambah. Bahan tambah yang
sering digunakan adalah polymer. Penambahan bahan polymer pada aspal berfungsi untuk
meningkatkan sifat fisik campuran aspal dan sifat rheologinya.

Aspal jenis ini dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut :


a. Aspal polymer plastomer
Jenis polymer plastomer yang banyak digunakan adalah EVA (Ethylene Vinyle
Acecate), polyethylene dan polypropylene.
b. Aspal polymer elastomer
Aspal ini sering digunakan pada aspal keras, karena dapat memperbaiki sifat
rheology aspal yang meliputi penetrasi, kekentalan, titik lembek dan elastisitas aspal
keras. Jenis polymer yang umum digunakan pada aspal ini adalah SBS (Styrene
Butadiene Sterene), SBR (Styrene Butadiene Rubber), SIS (Styrene Isoprene Styrene).
Penambahan tersebut dilakukan melalui uji lab untuk mencegah efek negative pada
kandungan aspal.
4. Aspal Struktural

Pemakaian aspal untuk perkerasan jalan dilakukan dengan memenuhi persyaratan untuk
kekuatan structural, drainase permukaan dan gesekan permukaan. Tujuan utama dari
campuran aspal ini adalah penyediaan kekuatan structural agar penyebaran beban dapat
merata di seluruh lapisan jalan.
Beban yang terlibat adalah beban dinamis atau statis, yang diteruskan ke subbase dasar
melalui jalur lapisan agregat. Jalan dengan permukaan aspal berbasis granular hanya
diperuntukkan bagi jalan dengan lalu lintas rendah. 
Gambar berikut menunjukkan penampang melintang tipikal perkerasan lentur.
Aplikasinya pada jalan dengan tingkat lalu lintas rendah akan menjadi cukup ekonomis.
Efek rebound dari lapisan atas bitumen membantu dalam ketahanan terhadap dinamis yang
tinggi karena lalu lintas yang padat. Properti rebound tercermin dari kekakuan dan
karakteristik fleksibilitas dari lapisan atas aspal.
Ketika dilihat dari bawah ke atas, karakteristik fleksibilitas akan meningkat. Penelitian
telah menunjukkan bahwa karakteristik agregat yang disebutkan di atas dicapai dengan
menggunakan campuran aspal padat pilihan. Campuran ini harus menggunakan agregat
ukuran maksimum nominal (NMAS), yang harus berkurang komposisinya dari base course.
Ukuran agregat maksimum nominal (NMAS) = Satu ukuran saringan yang lebih besar dari
saringan pertama — untuk mempertahankan lebih dari 10% gabungan agregat.
Adanya jumlah yang lebih tinggi dari kadar bitumen dalam lapisan ‘wearing course’, yang
membuat lapisan lebih fleksibel. Ini akan membantu dalam meningkatkan daya tahan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aspal adalah material termoplastis yang mencair apabila dipanaskan dan akan
membeku/mengental apabila didinginkan, berwarna hitam atau coklat tua, pada
temperature ruang berbentuk padat sampai agak padat, yang terbuat dari komposisi
carbon, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Bersama dengan agregat, aspal merupakan
material pembentuk campuran perkerasan jalan. Aspal terbuat dari minyak mentah, melalui
proses penyulingan atau dapat ditemukan dalam kandungan alam sebagai bagian dari
komponen alam yang ditemukan bersama material lain.
Aspal dibagi menjadi empat jenis, yaitu : Aspal alam, aspal buatan, aaspal modifikasi,
dan aspal struktual. Dialam aspal alam dibagi menjadi dua jenis aspal lagi, yaitu: aspal
gunung dan aspal danau. Aspal buatan ada beberapa jenis aspal lagi, yaitu: Aspal
keras/panas (Asphalt Cemen), Aspal dingin/cair (Cut Back Asphalt), Aspal Emulsi, Aspal
modifikasi juga ada beberapa jenis aspal lagi yaitu: Aspal polymer plastomer dan aspal
polymer elastomer. Dan aspal struktual.

B. SARAN
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak sekali kesalahan baik
dalam segi penulisan maupun data yang disajikan. untuk itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sanga penulis harapkan demi terwujudnya makalah yang lebih efektif dalam
segi penyajian data maupun sistematika penulisan. sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan

https://id.wikipedia.org/wiki/Aspal

civilkitau.co.id/2016/11/jenis-jenis-aspal.html?m=1

www.ilmudasardanteknik.com/2016/11/pengertiandanjenisaspal.html?m=1

http://training.ce.washington.edu/wsdot/modules/03_materials/033_body.htm#ductility_t
est

Witeng. Kennedy, Neville, 1976, Basic Statistical Methods For Engineers and Scientists, 2nd
Edition, Harper & Row, Publishers, New York

Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

Supranto, M.A.J, 1987, Statistik, Teori dan Aplikasi Edisi Kelima, Jilid 1, Penerbit Erlangga.
Surabaya

Anda mungkin juga menyukai