PENDAHULUAN
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan yang kaku dan
dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen
kolom penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-
kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu
mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Ring balok dibuat dari bahan yang
sama dengan kolomnya sehingga hubungan ring balok dengan kolomnya bersifat
kaku tidak mudah berubah bentuk.Pola gaya yang tidak seragam dapat
mengakibatkan balok melengkung atau defleksi yang harus ditahan oleh kekuatan
internal material.Balok terbagi dari beberapa macam, yaitu:
A. Balok Kayu
Balok kayu menopang papan atau dek structural. Balok dapat ditopang
oleh balok induk, tiang, atau dinding penopang beban.
B. Balok Baja
Balok baja menopang dek baja atau papan beton pracetak. Balok dapat
ditopang oleh balok induk (girder), kolom, atau dinding penopang beban.
Balok induk, balok, kolom baja structural digunakan untuk membangun
rangka bermacam-macam struktur mencakup bangunan satu lantai sampai
gedung pencakar langit. Karena baja structural sulit dikerjakan lokasi (on-
site) maka biasanya dipotong, dibentuk, dan dilubangi dalam pabrik sesuai
spesifikasi disain. Hasilnya berupa konstruksi rangka structural yang relative
cepat dan akurat. Baja structural dapat dibiarkan terekspos pada konstruksi
tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan
secara drastic karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi
kualifikasi sebagai konstruksi tahan api.Balok baja berbentuk wide-flange
(W) yang lebih efisien secara structural telah menggantikan bentuk klasik I-
beam (S). Balok juga dapat berbentuk channel (C), tube.
C. Balok Beton
Pelat beton yang dicor di tempat dikategorikan menurut bentangan dan
bentuk cetakannya.
Baja adalah logam yang paling banyak digunakan. Seperti yang telah
diuraikan didepan bahwa baja pada dasarnya adalah paduan besi dan karbon
dengan sedikit unsur lain, ini dinamakan baja karbon (carbon steel). Bila
baja itu mengandung juga unsure lain dalam jumlah yang cukup besar
sehingga akan merubah sifatnya maka baja itu dinamakan baja paduan
(alloy steel).(Wahid Suherman, 1987).
Baja karbon adalah paduan besi karbon di mana unsur karbon sangat
menentukan sifat-sifatnya, sedang unsur-unsur paduan lainnya yang biasa
terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat baja
karbon biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikrostruktur.
.
1. Baja Karbon
a. Baja Karbon Rendah
Kadar karbon sampai 0,25 % sangatvluas pengunaannya, sebagai
baja kontruksi umum, untuk baja profil rangka bangunan, baja tulang
beton, rangka kendaraan, mur baut, pelat, pipa dan lain-lain. Baja ini
kekeuatannya relatip rendah, tetapi keuletannya tinggi.
b. Baja Karbon Mengah
Kardar karbon 0,25-0,55 % lebih kuat dan keras,dan dapat
dikeraskan. Pengunaan hampir sama dengan baja karbon rendah,
digunakan untuk yang memerlukan kekuatan dan ketangguhan yang
lebih tinggi. Juga banyak digunakan sebagai baja kontruksi mesin,
untuk poros, roda gigi, rantai dan lain-lain.
c. Baja Karbon Tinggi
Kadar karbon lebih dari 0,55 % dengan sifat mekanik lebih kuat
dan keras dari baja karbon rendah dan menengah tetapi keuletan dan
ketangguhan lebih rendah. Baja jenis ini digunakan terutama untuk baja
perkakas dan biasanya memerlukan sifat tahan aus misalnya untuk mata
bor, tap dan mesin perkakas tangan.
2. Baja paduan
Baja paduan adalah baja yang mempunyai kadar karbon sama
dengan baja lunak, tetapi ditambah dengan sedikit unsur – unsur
paduan.Penambahan unsur ini dapat meningkatkan kekuatan baja tanpa
mengurangi keuletannya. Baja paduan banyak digunakan untuk kapal,
jembatan, roda kereta api, ketel uap, tangki-tangki dan dalam
permesinan.
a. Baja paduan rendah
Low aloy steel atau baja paduan dengar kadar unsur paduan rendah
(kurang dari 10 ), mempunyai kekuatan dan ketanguhan lebih tinggi
daripada baja karbon dengan kekuatan yang sama. Hardenability dan
sifat tahan korosi pada umumnya lebih baik. Banyak digunakan sebagai
baja kontruksi mesin (Wahid Suherman,1987 :73). Secara garis besar
baja dapat di kelompokan menjadi dua yaitu baja karbon dan baja
paduan. Namun pada penelitian ini akan di bahas mengenai baja paduan
rendah.
b. Baja paduan tinggi
High alloy steel baja paduan dengan unsur paduan tinggi,
mempunyai sifat khusus tertentu, baja tahan karat(stainless steel), baja
perkakas (tool steel, misalnya High Speed Steel,HSS), baja tahan panas
(heatresisting).
2.3. Pola Keruntuhan Baja
Pola Keruntuhan Pada struktur baja, dikenal beberapa jenis pola keruntuhan
yang sering terjadi antara lain:
1. Akibat tekuk (Buckling)
Beban tekuk didefinisikan sebagai bahan batas yang menyebabkan
balok tertekuk. Jika balok dibebani dengan beban aksial, maka balok akan
terdefleksi lateral dan mengalami tekuk apabila beban ditingkatkan terus. Jika
beban bekerja kurang dari beban tekuk dan beban diambil dari balok maka
balok akan kembali ke posisi semula. Fenomena tekuk terdiri dari empat tipe,
yaitu:
3. H-Beam
H-Beam biasa digunakan untuk : balok, kolom, tiang pancang, top
& bottom chord member pada truss, composite beam atau column,
kantilever kanopi, dll.Istilah lain: IWF, WF, H-Beam, UB, UC, balok
H, balok I, balok W.
4. Plat Hitam
Pelat baja datang dengan berbagai standar ukuran dan tingkatan
untuk memenuhi persyaratan Anda baik untuk penggunaan secara
langsung, di roll atau fabrikasi. Semua produk pelat baja telah melalui
protokol kontrol kualitas yang ketat.Pengunaan : pembuatan tangki, plat
lambung kapal dan lainnya.
5. Besi Siku
Kami menyediakan besi siku lobang dan besi siku biasa. Besi siku
berbentuk siku sama kaki yang digunakan untuk penggunaan umum
dengan ukuran mulai 50 mm sampai 250 mm.Besi Siku Lobang dapat
digunakan untuk Rak Lemari, Sandaran buku,dll. Sedangkan untuk besi
siku biasa dapat digunakan untuk baja struktural atau kegunaan lainnya
dengan tipe yang tersedia adalah equal angle dan unequal angle.
6. Stell Pipe
Penggunaan : bracing (horizontal dan vertikal), secondary beam
(biasanya pada rangka atap), kolom arsitektural, support komponen
arsitektural (biasanya eksposed, karena bentuknya yang silinder
mempunyai nilai artistik) Istilah lain: steel tube, pipa.
7. T-Beam (Hot-Rolled)
Sebuah T-beam, digunakan dalam konstruksi, adalah sebuah
struktur load-bearing logam, yang berbentuk penampang T. Bagian atas
T penampang berfungsi sebagai flange melawan tegangan tekan.
Sedangkan Web dari balok di bawah flens berfungsi untuk melawan
tegangan tarik dan untuk menyediakan pemisahan tekanan dari
kekuatan tekuk. Pengunaan: balok lantai, balok kantilever (kanopi)
Istilah lain: balok T.
BAB 3
METODE PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
1. Observasi
2. Dokumentasi
Profil baja WF 250x125x6x9 berat 29,6 kg/m, adalah profil gilas (hotrolled) yang
ukurannya mengacu pada "Tabel Profil Kontruksi Baja" dengan mutu baja adalah
BJ41, profil baja WF tidak dipasang pertambahan lateran (lateral bracing) dan
beban adalah terbagi merata sebagai mana terlihat pada gambar berikut:]
Penyelesesain:
Properti Penampanga
Beban (Wt) : 29,6 kg/m
Luas penampang (A) : 37,66 cm2
Modulus Elasisitas (E) : 200000 Mpa
Jari-jari inersia (rx) : 10,4 cm
Momen Inersia (Ix) : 4060 cm4
Momen Inersia (Iy) : 294 cm4
𝐼𝑥 4060
Modulus Penampang (Sx) :𝑦 = = 324,8 cm3
12,5
= 6,94
𝐸
λpf = 0,38 √𝑓𝑦
200000
= 0,38 √ 250
= 10,75
𝐸
λrf = 1,0 √𝑓𝑦
200000
= 1,0 √ 250
= 28,28
Maka = λpf > λf → Sayap Kompak
h
b. Badan (Web) : λw = tw
250−(9x2)
= 6
= 38,67
𝐸
: λpw = 3,76 √𝑓𝑦
200000
= 3,76 √ 250
= 106,35
𝐸
: λrw = 5,70 √𝑓𝑦
200000
= 5,70 √ 250
= 161,22
Maka λpw > λw → Badan Kompak
Sayap (Flange) dan Badan (Web) dari profil yang direncanakan adalah
kompak (c) – kompak (c), maka sesuai SNI 1729:2015 dilakukan prosedur
analisis sesuai dengan pasal F2
2. Menentukan kekuatan terhadapan momem plastis
Mn = Mp = Fy x Zx
Nilai Zx dari profil 250 x 125 x 6 x 9 adalah
Zx = bf x tf x (d-tf ) + 0,25 x tw x h2
= 125 x 9 x (250-9) + 0,25 x 6 x (250 – (2x9)2
= 351861 mm3
Maka: Mn = Mp = 250 x 351861
= 87965250 N.mm
= 87,97 KN.m
3. Menentukan kekuatan terhadapa Tekuk Torsi Lateral (F2) AISC 2010
Bentang balok = L = Lb = 3,7 m
Panjang batang maksimum
𝐸
Lp = 1,76 x ry x √𝐹𝑦
200000
= 1,76 x ry x √ 250
= 139 cm → 1,39 m
Panjang batang pengaruh tegangan residu :
𝐸 𝑗𝑐 𝑗𝑐 2 0,7𝑓𝑦 2
Lr = 1,95 x rts x 0.7𝑓𝑦 √𝑆𝑥ℎ𝑜 + √(𝑆𝑥ℎ𝑜) + 6,76 ( )
𝐸
= 78102 mm4
1
×𝐼𝑦×ℎ𝑜
rts2 = 2
𝑆𝑥
1
×294×104 ×241
=2 324,8×103
= 1090,73 mm2
= 33,03 mm
𝐸 200000
= 0,7×250
0,7𝑓𝑦
= 1142,86
𝑗𝑐 78102×1
= 324,8×103 ×241
𝑆𝑥ℎ𝑜
= 9,98 x 10-4
= 0,000998
0,7×𝑓𝑦 0,7×250
=
𝐸 200000
= 0,00088
Maka
Lr = 1,95 x 33,02 x 1142,86
= 4351,20 mm → 4,35 m
Dikarenakan
Lp = 1,39 m < Lb = 3,7 m < Lr = 4,35 m
Maka
12,5×𝑀𝑚𝑎𝑥
Adapun Cb = [2,5×𝑀𝑚𝑎𝑥+3×𝑀𝑎+4×𝑀𝑏+3×𝑀𝑐]
𝐿
𝑄𝑢×𝐿 𝐿 𝐿
Ma = × 4 − 𝑄𝑢 × 4 × 4
2 2
𝑄𝑢×𝐿2 𝑄𝑢×𝐿2
= −
8 32
4𝑄𝑢×𝐿2 −𝑄𝑢×𝐿2
= 32
3𝑄𝑢×𝐿2
= 32
3×(3,7)𝑄𝑢
= 32
= 1,283Qu
1
Mb = Mmax = 8 × 𝑄𝑢 × 𝐿2
1
= 8 × 𝑄𝑢 × 3,72
= 1,711Qu
3×𝑄𝑢×𝐿2
Mc = 32
3×(3,7)2 ×𝑄𝑢
= 32
= 1,283
Maka
(12,5×1,711)𝑄𝑢
Cd = [(2,5×1,711)+(3×1,283)+(4×1,711)+(3×1,283)]𝑄𝑢
= 1,14
Dengan demikian
= 72590616,89
= 72,59 KN.m ≤ Mp = 87,97 KN.m (Terjadi Tekuk Torsi Lateral)
QL= 23,64
Maka Qu = 1,2(29,6 x 10-2) + 1,6(23,64)
= 38,18 KN/m
Atau cara lain :
Mu = ØMn
= 0,9 x 72,59
= 65,331 KN.m
Jika Q = Qu dan Mmaks = 1,711Qu
Maka Mmaks = Mu
Mmaks = 1,711Qu
65,331 = 1,711Qu
65,331
Qu = 1,711
Qu = 38,18 KN.m
Maka besar nilai beban terbagi merata yang dapat diterima oleh balok
adalah sebesar 38,18 KN.m
6. Analisa Struktur
𝑄𝑢×𝐿
Rav = Rbv = 2
38,18×3,7
= 2
= 70,63 KN (↑)
Va = Rav = 70,63 KN
=0
= -70,63 KN
=0
7. Analisa kuat geser nominal pelat badan profil Wf gilas (hotrolled)
1
ℎ 𝐸 2
Cek : Pelat badan 𝑡𝑤 < 2,24 (𝐹𝑦)
1
250−(2×9) 200000 2
< 2,24 ( 250 )
6
38,67 < 63,36
Maka
Nilai Qv = 1,0
Cv = 1,0
ØVn = Qv x 0,6 x Fy x Aw x Cv > Vu atau Vmaks
1
= 1,0 x 0,6 x 250 x ( 250 x 6 ) x 1000 > Vu = Vmaks
𝑄𝑢×𝐿
= 225 KN > Vmaks = 2
= 225 KN > 70,63 → Profil aman terhadap geser
4.1 Kesimpulan
1. Balok baja diruang tunggu administrasi aman terhadap dari kuat geser
2. Balok baja yang digunakan di ruang tunggu administrasi keuangan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara adalah balok iwf dengan
dimensi 250x150x6x9 mm.
4.2 Saran
1. Agar lebih teliti dalam mengukur dimensi balok baja.
DAFTAR PUSTAKA
Tawoeda, J. G., Handono, B. D., Pangouw, J. D., Teknik, F., Sipil, J. T., Sam, U.,
& Manado, R. (2017). Pengaruh Variasi Panjang Pelat Pengaku Flush End,
5(9), 571–578.
Sucipta, A., Saggaff, A., & Muliawan3, S. (2013). Analisa Pola Keruntuhan
Konstruksi Rangka Atap Dengan Menggunakan Profil Baja Ringan. Jurnal
Teknik Sipil Dan Lingkungan, 1(1).