Anda di halaman 1dari 79

Teknologi Bangunan

Satuan-Satuan dalam Teknik Sipil (Hitungan Volume)


Contoh Latihan
Hitungan Volume Pekerjaan

• Nama :
• Kelas :
• NPM :
1. PEKERJAAN GALIAN TANAH

• Galian Tanah Untuk Basement


 Volume Galian (m3) = Panjang x Lebar x Tinggi Galian
• Galian Tanah Untuk Pondasi
 Luas Penampang Galian (m2) = Lebar x Tinggi Galian
 Volume Galian (m3) = Luas Penampang x Panjang Galian
1.1. Galian Tanah Untuk Basement

• ce

* Biasanya untuk bangunan tinggi yang memiliki basement


Volume Galian= 10 m x 10 m x 3 m
= 300 m3
1.2. Galian Tanah Untuk Pondasi

• ce

Diketahui (misalnya) panjang galian pondasi 70 m, maka:


Volume Galian= 0,80 m x 0,80 m x 70 m
= 44,8 m3
2. PEKERJAAN PONDASI

.
2. PEKERJAAN PONDASI
 Luas Penampang Pondasi (m2) = 0,5 x (Sisi Atas + Sisi Bawah) x Tinggi Pondasi
 Volume Pondasi (m3) = Luas Penampang x Panjang Pondasi

Luas Penampang = 0,5 x (0,30 + 0,70) x 0,90


= 0,45 m2
Diketahui (misalnya dari gambar denah pondasi) didapatkan:
panjang galian pondasi 70 m, maka:
Volume Pondasi = 0,45 x 70
= 31,5 m3
Demikian
. pula untuk hitungan Aanstamping dan yang semisalnya.
3. PEKERJAAN SLOOF

.
3.1. Pekerjaan Beton Sloof

Diketahui (misalnya dari gambar denah pondasi),


panjang sloof (dari segmen yang ditinjau) adalah 5 m, maka:

Volume Beton (m3) = Lebar x Tinggi x Total Panjang Sloof


= 0,15 m x 0,3 m x 5 m
. = 0,225 m3
3.2. Pekerjaan Besi Sloof

Diketahui (misalnya dari gambar denah pondasi),


panjang sloof (dari segmen yang ditinjau) adalah 5 m, maka:

Volume Besi = Luas Lingkaran Penampang Besi x


Panjang Besi Sloof x Jumlah Tulangan Pokok Sloof
= (1/4 x  x D2) x Panjang Besi x 6
= (1/4 x  x 0,0162) m2 x 5 m x 6
.
= 0,00603 m3
3.2. Pekerjaan Besi Sloof

Berat Besi (kg)= Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)

Diketahui (ketetapan berdasarkan hasil percobaan penimbangan


besi) Berat Jenis Besi adalah 7850 kg/m3, maka:

Berat Besi TULANGAN POKOK = 0,00603 m3 x 7850 kg/m3


. = 47,336 kg
3.2. Pekerjaan Besi Sloof

Besi yang digunakan untuk sengkang adalah diameter 10 mm dengan


jarak antar sengkang 0,1 m, sehingga jumlah sengkang untuk panjang
sloof dari segmen yang ditinjau (misalnya) 5 m adalah:

Jumlah Sengkang (1 Sloof) = (Panjang Sloof / Jarak Sengkang) + 1


= ( 5 m / 0,1 m ) + 1
. = 51 buah
3.2. Pekerjaan Besi Sloof
Untuk tebal selimut beton bervariasi. (Misalnya) selimut betonnya adalah 0,03 m dan D adalah diameter
tulangan sengkang yang dipakai, maka:

Panjang Sengkang = (Keliling Sloof – Selimut Beton) + 4 panjang tekukan + 2 panjang ikatan
= { (0,09 x2) + (0,24 x 2) } + 4 x (2,5 x D) + 2 x (6 x D)
= (0,18 + 0,48) + 4 x (2,5 x 0,01) + 2 x (6 x 0,01)
= 0,66 + 0,1 + 0,12 = 0,88 m (1 sengkang)

Total Panjang Sengkang = Panjang 1 Sengkang x Jumlah Sengkang


= 0,88 m x 51 buah
= 44,88 m
Keterangan:
• (0,09 x 2) : 0,09 adalah 0,15 - 0,06 (sisi datar - selimut beton kanan-kiri) dan 2 adalah banyaknya sisi datar (atas dan bawah)
•. (0,24 x 2) : 0,24 adalah 0,3 - 0,06 (sisi tegak - selimut beton atas-bawah) dan 2 adalah banyaknya sisi tegak (kanan dan kiri)
3.2. Pekerjaan Besi Sloof
Untuk menghitung berat besi sengkang, digunakan rumus yang sama untuk berat
besi tulangan pokok, yaitu:

Volume Besi (m3) = Luas Lingkaran Penampang Besi Sengkang x Panjang Besi Sengkang
= (1/4 x  x D2) x Panjang Besi Sengkang
= (1/4 x  x 0,012) m2 x 44,88 m
= 0,00352 m3

Berat Besi Sengkang Sloof = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)
= 0,00352 m x 7850 (kg/m3)
. = 27,632 kg
3.2. Pekerjaan Besi Sloof

Jadi, total berat besi untuk satu buah sloof yang terdiri dari besi
tulangan pokok dan besi sengkang sloof adalah:

Total Berat Besi Sloof (kg) = Berat Besi Tulangan Pokok +


Berat Besi Sengkang Sloof
= 47,336 kg + 27,632 kg
. = 74,968 kg
3.2. Pekerjaan Besi Sloof
Keterangan:
Contoh ini hanya untuk satu sloof (misalnya dari segmen yang ditinjau)
sepanjang 5 m. Rumus-rumus yang ada bisa digunakan untuk tipe sloof
yang lain dengan dimensi, jumlah besi, diameter besi (tulangan pokok)
dan besi sengkang yang berbeda. Sehingga perlu adanya penyesuaian
dengan dimensi dari kasus yang akan dihitung. Bila sloof sejenis (tipe
sama), maka berat total besi diperoleh dengan mengalikannya dengan
jumlah sloof. Atau bisa dengan cara menghitung panjang sloof total.
Bila berbeda, maka dihitung masing-masing kemudian dijumlahkan.
[Dan
. demikian pula untuk pekerjaan lainnya semisal kolom & balok]
3.3. Pekerjaan Bekisting Sloof

Satuan yang digunakan untuk menghitung bekisting sloof adalah meter


persegi (m2). Karena posisi sloof berada di atas pondasi, maka untuk
menghitung volume bekisting sloof hanya dihitung sisi tegaknya saja,
sedangkan untuk sisi bawah/datar tidak.

Luas Bekisting = (Sisi Tegak Sloof x 2 x Panjang Sloof)


= (0,3 m x 2 x 5 m)
. = 3 m2
4. PEKERJAAN KOLOM

Kolom berfungsi sebagai penahan beban dan mendistribusikan beban


ke pondasi bangunan. Kolom berperan penting untuk menjaga agar
bangunan tetap berdiri kokoh serta menghindari keruntuhan. Untuk
itu, pada bangunan bertingkat tinggi dimensi kolom dan pembesian
kolom merupakan komponen pokok yahg direncanakan kuat dan tidak
mudah runtuh ketika terjadi gempa. Kesalahan dalam merencanakan
dimensi dan pembesian kolom dapat mengakibatkan kerusakan pada
bangunan
. secara keseluruhan.
4. PEKERJAAN KOLOM

.
4.1. Pekerjaan Beton Kolom

Satuan yang digunakan untuk menghitung volume beton kolom


adalah meter kubik (m3).
Tinggi kolom yang digunakan dalam perhitungan adalah
(misalnya tinggi bersih) 3 m dan yang ditinjau hanya 1 kolom.
Volume Beton = Panjang x Lebar x Tinggi x Jumlah Kolom
= 0,45 m x 0,45 m x 3 m x 1 buah
.
= 0,6075 m3
4.2. Pekerjaan Besi Kolom

Diketahui (misalnya) panjang besi (untuk kolom) adalah setinggi 3 m :

Volume Besi = Luas Lingkaran Penampang Besi x


Panjang Besi x Jumlah Tulangan Pokok Sloof
= (1/4 x  x D2) x Panjang Besi x 12
= (1/4 x  x 0,0192) m2 x 3 m x 12
.
= 0,0102108 m3
4.2. Pekerjaan Besi Kolom

Berat Besi (kg) = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)

Diketahui (ketetapan berdasarkan hasil percobaan penimbangan besi)


Berat Jenis Besi adalah 7850 kg/m3, maka:

Berat Besi TULANGAN POKOK = 0,0102108 m3 x 7850 kg/m3


. = 80,155 kg
4.2. Pekerjaan Besi Kolom

Besi yang digunakan untuk sengkang adalah diameter 13 mm dengan


jarak antar sengkang 0,1 m, sehingga jumlah sengkang untuk tinggi
kolom (misalnya) 3 m adalah:

Jumlah Sengkang (1 Kolom) = (Tinggi Kolom / Jarak Sengkang) + 1


= ( 3 m / 0,1 m ) + 1
. = 31 buah
4.2. Pekerjaan Besi Kolom
Panjang sengkang adalah keliling kolom dikurangi dengan selimut beton. Untuk tebal
selimut beton bervariasi. (Misalnya) selimut betonnya adalah 0,03 m, maka:

Panjang Sengkang = (Keliling Kolom – Selimut Beton) + 4 panjang tekukan + 2 panjang ikatan
= { ( 0,45 – 0,06 ) x 4 } + 4 x (2,5 x D) + 2 x (6 x D)
= ( 0,39 x 4 ) + 4 x (2,5 x 0,013) + 2 x (6 x 0,013)
= 1,56 + 0,13 + 0,156 = 1,846 m (1 sengkang)

Total Panjang Sengkang = Panjang 1 Sengkang x Jumlah Sengkang


= 1,846 m x 31 buah
. = 57,226 m (untuk 1 kolom)
4.2. Pekerjaan Besi Kolom
Untuk menghitung berat besi sengkang, digunakan rumus yang sama untuk berat besi
tulangan pokok, yaitu:

Volume Besi (m3) = Luas Lingkaran Penampang Besi Sengkang x Panjang Besi Sengkang
= (1/4 x  x D2) x Panjang Besi Sengkang
= (1/4 x  x 0,0132) m2 x 57,226 m
= 0,007596 m3

Berat Besi Sengkang Kolom = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)
= 0,007596 m x 7850 (kg/m3)
= 59,6286 kg
.
4.2. Pekerjaan Besi Kolom

Jadi, total berat besi untuk satu buah kolom yang terdiri dari besi
tulangan pokok dan besi sengkang adalah:

Total Berat Besi Kolom (kg) = Berat Besi Tulangan Pokok +


Berat Besi Sengkang
= 80,155 kg + 96,6286 kg
. = 139,7836 kg
4.3. Pekerjaan Bekisting Kolom

Satuan yang digunakan untuk menghitung bekisting kolom adalah


meter persegi (m2).

Luas Bekisting = (Panjang x Tinggi Kolom x 2) +


(Lebar x Tinggi Kolom x 2)
= (0,45 m x 3 m x 2) + (0,45 m x 3 m x 2)
= 2,7 m2 + 2,7 m2
.
= 5,4 m2
5. PEKERJAAN BETON KOLOM BULAT

.
5.1. Pekerjaan Beton Kolom Bulat

Satuan yang digunakan untuk menghitung volume beton kolom


bulat adalah meter kubik (m3).
Diameter kolom 0,8 m dan tinggi kolom diketahui (misalnya) 4 m.
Luas Lingkaran = 1/4 x  x D2 (D = Diameter Kolom)
= 1/4 x  x (0,82) = 0,5024 m2
Volume Beton = Luas Lingkaran x Tinggi Kolom
. = 0,5024 x 4 m = 2,01 m3
5.2. Pekerjaan Besi Kolom Bulat

Diketahui (misalnya) panjang besi (untuk kolom) adalah setinggi 4 m :

Volume Besi = Luas Lingkaran Penampang Besi x


Panjang Besi x Jumlah Tulangan Pokok Sloof
= (1/4 x  x D2) x Panjang Besi x 18
= (1/4 x  x 0,0222) m2 x 4 m x 18
.
= 0,0274 m3
5.2. Pekerjaan Besi Kolom Bulat

Berat Besi (kg)= Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)

Diketahui (ketetapan berdasarkan hasil percobaan penimbangan


besi) Berat Jenis Besi adalah 7850 kg/m3, maka:

Berat Besi TULANGAN POKOK = 0,0274 m3 x 7850 kg/m3


. = 215,09 kg
5.2. Pekerjaan Besi Kolom Bulat

Besi yang digunakan untuk sengkang adalah diameter 10 mm dengan


jarak antar sengkang 0,1 m, sehingga jumlah sengkang untuk tinggi
1 kolom (misalnya) setinggi 4 m adalah:

Jumlah Sengkang (1 Kolom) = (Tinggi Kolom / Jarak Sengkang) + 1


= ( 4 m / 0,1 m ) + 1
. = 41 buah
5.2. Pekerjaan Besi Kolom Bulat
Panjang sengkang adalah keliling kolom dikurangi dengan selimut beton. Untuk tebal
selimut beton bervariasi. (Misalnya) selimut betonnya adalah 0,03 m (30 mm), maka:

Panjang Sengkang = (Keliling Kolom – Selimut Beton) + (6 x Diameter Besi Sengkang)


D kolom sengkang = D kolom beton – selimut beton
= 800 mm – (2 x 30 mm) = 740 mm
= (2xxr kolom sengkang ) + ( 6 x D Besi Sengkang )
= (2 x  x 0,37) + (6 x 0,010)
= 2,324 m + 0,06 = 2,384 m (1 sengkang)

Total Panjang Sengkang = Panjang 1 Sengkang x Jumlah Sengkang


. = 2,384 m x 41 buah
= 97,744 m (untuk 1 kolom)
5.2. Pekerjaan Besi Kolom Bulat
Untuk menghitung berat besi sengkang, digunakan rumus yang sama untuk berat besi
tulangan pokok, yaitu:

Volume Besi (m3) = Luas Lingkaran Penampang Besi Sengkang x Panjang Besi Sengkang
= ( 1/4 x  x D2 ) x Panjang Besi Sengkang
= ( 1/4 x  x 0,012 ) m2 x 97,744 m
= 0,00768 m3

Berat Besi Sengkang Kolom Bulat = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)
= 0,00768 m3 x 7850 (kg/m3)
.
= 60,29 kg
5.2. Pekerjaan Besi Kolom Bulat

Jadi, total berat besi untuk satu buah kolom bulat yang terdiri dari besi
tulangan pokok dan besi sengkang adalah:

Total Berat Besi Kolom Bulat = Berat Besi Tulangan Pokok +


Berat Besi Sengkang
= 215,09 kg + 60,29 kg
. = 275,38 kg
5.3. Pekerjaan Bekisting Kolom Bulat

Satuan yang digunakan untuk menghitung bekisting kolom


adalah meter persegi (m2). Diketahui (misalnya) tinggi kolom 4 m.

Luas Bekisting = Keliling Kolom x Tinggi Kolom Bulat


= ( 2 x  x r ) x 4 m ( r = jari-jari kolom)
= ( 2 x  x 0,4 m ) x 4 m
. = 10,05 m2
6. PEKERJAAN BALOK

Pekerjaan balok merupakan salah satu bagian dari struktur


bangunan yang terletak di atas dinding bata yang berfungsi
sebagai pengikat pasangan dinding bata dan menyalurkan beban
dari bagian atas. Untuk perhitungan beton balok digunakan
satuan meter kubik untuk pekerjaan beton (m3), kilogram untuk
perhitungan berat besi balok (kg) serta meter persegi untuk
perhitungan
. bekisting balok (m2).
6. PEKERJAAN BALOK

.
6.1. Pekerjaan Beton Balok

Satuan yang digunakan untuk menghitung volume beton kolom


adalah meter kubik (m3).
Panjang balok yang digunakan dalam perhitungan adalah
(misalnya) 4 m.
Volume Beton = Lebar x Tinggi x Total Panjang Balok
= 0,25 m x 0,5 m x 4 m
.
= 0,5 m3
6.2. Pekerjaan Besi Balok
Tulangan pokok pada gambar dimensi balok menggunakan tulangan diameter
22 mm dengan jumlah tulangan 4 buah tulangan di bagian atas dan 4 buah
tulangan di bagian bawah, sehingga totalnya menjadi 8 buah tulangan pokok,
dengan panjang balok yang ditinjau (misalnya) 4 m.

Volume Besi = Luas Lingkaran Penampang Besi x


Panjang Besi x Jumlah Tulangan Pokok Balok
= (1/4 x  x D2) x Panjang Besi x 8
= (1/4 x  x 0,0222) m2 x 4 m x 8
. = 0,01217 m3
6.2. Pekerjaan Besi Balok

Berat Besi (kg)= Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)

Diketahui (ketetapan berdasarkan hasil percobaan penimbangan


besi) Berat Jenis Besi adalah 7850 kg/m3, maka:

Berat Besi Tulangan Pokok = 0,01217 m3 x 7850 kg/m3


. = 95,534 kg
6.2. Pekerjaan Besi Balok

Besi yang digunakan untuk sengkang adalah diameter 10 mm dengan


jarak antar sengkang 0,1 m, sehingga jumlah sengkang untuk panjang
balok (misalnya) 4 m adalah:

Jumlah Sengkang (1 Balok) = (Panjang Balok / Jarak Sengkang) + 1


= ( 4 m / 0,1 m ) + 1
. = 41 buah
6.2. Pekerjaan Besi Balok
Untuk tebal selimut beton bervariasi. (Misalnya) selimut betonnya adalah 0,03 m dan D adalah diameter
tulangan sengkang yang dipakai, maka:

Panjang Sengkang = (Keliling Balok – Selimut Beton) + 4 panjang tekukan + 2 panjang ikatan
= { (0,19 x2) + (0,44 x 2) } + 4 x (2,5 x D) + 2 x (6 x D)
= (0,38 + 0,88) + 4 x (2,5 x 0,01) + 2 x (6 x 0,01)
= 1.26 + 0,1 + 0,12 = 1,48 m (1 sengkang)

Total Panjang Sengkang = Panjang 1 Sengkang x Jumlah Sengkang


= 1,48 m x 41 buah
= 60,68 m
Keterangan:
• (0,19 x 2) : 0,19 adalah 0,25 - 0,06 (sisi datar - selimut beton kanan-kiri) dan 2 adalah banyaknya sisi datar (atas dan bawah)
•. (0,44 x 2) : 0,44 adalah 0,5 - 0,06 (sisi tegak - selimut beton atas-bawah) dan 2 adalah banyaknya sisi tegak (kanan dan kiri)
6.2. Pekerjaan Besi Balok
Untuk menghitung berat besi sengkang, digunakan rumus yang sama untuk berat
besi tulangan pokok, yaitu:

Volume Besi (m3) = Luas Lingkaran Penampang Besi Sengkang x Panjang Besi Sengkang
= (1/4 x  x D2) x Panjang Besi Sengkang
= (1/4 x  x 0,012) m2 x 60,68 m
= 0,0047657 m3

Total Berat Besi Balok = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)
= 0,004766 m3 x 7850 (kg/m3)
. = 37,411 kg
6.2. Pekerjaan Besi Balok

Jadi, total berat besi untuk satu buah balok yang terdiri dari besi
tulangan pokok dan besi sengkang balok adalah:

Total Berat Besi Balok (kg) = Berat Besi Tulangan +


Berat Besi Sengkang Balok
= 95,534 kg + 37,411 kg
. = 132,945 kg
6.3. Pekerjaan Bekisting Balok

Satuan yang digunakan untuk menghitung bekisting balok adalah


meter persegi (m2). Panjang balok yang ditinjau (misalnya) 4 m.

Luas Bekisting = (Lebar Balok x 1 x Panjang Balok) +


(Tinggi Balok x 2 x Panjang Balok)
= (0,25 m x 1 x 4 m) + (0,5 m x 2 x 4 m)
= 1 m2 + 4 m2
.
= 5 m2
7. PEKERJAAN LANTAI
Lantai merupakan salah satu item pekerjaan penting dalam proses
perancangan bangunan. Lantai mampu memberikan kesan hangat bagi
ruangan jika tepat dalam pemilihan jenis, bentuk penutup lantai yang
digunakan. Untuk bangunan bertingkat banyak, lantai pada area basement
umumnya digunakan untuk area parkir, sedangkan lantai bagian atas
digunakan untuk tempat tinggal maupun kantor.

Untuk pekerjaan lantai digunakan satuan meter kubik untuk perhitungan


.
volume beton (m3), kilogram untuk perhitungan berat besi balok (kg), serta
meter persegi untuk perhitungan volume bekisting balok (m2).
7.1. Pekerjaan Beton Lantai

.
7.1. Pekerjaan Beton Lantai

Pada gambar dimensi lantai di atas, terlihat contoh ukuran lantai


yang digunakan adalah 6 x 7 m dengan tebal lantai 0,12 m.

Maka:
Volume Beton = Panjang x Lebar x Tebal Beton Lantai
= 6 m x 7 m x 0,12 m
.
= 5,04 m3
7.2. Pekerjaan Pembesian Lantai

Schedule Besi Lantai Bangunan

.
7.2. Pekerjaan Pembesian Lantai
Dari schedule besi lantai bangunan di atas, akan dihitung berat besi (dalam
satuan kg). Dari gambar diperoleh:

Jumlah Tulangan (Arah-X) = ( Panjang Lantai Arah-Y / Jarak Sengkang ) + 1


= ( 7 m / 0,15 m ) + 1
= 48 buah

Untuk arah-x terdiri dari tulangan atas dan tulangan bawah. Karena diameter
tulangan
. atas dan bawah sama, maka jumlah dikali dua sehingga:
Jumlah Tulangan (Arah-X) = 2 x 48 = 96 buah
7.2. Pekerjaan Pembesian Lantai
Volume Besi (m3) = Luas Lingkaran Penampang Besi x Panjang Besi x
Jumlah Tulangan Lantai Arah-X
= (1/4 x  x D2) m2 x 6 m x 96
= (1/4 x  x 0,012) m2 x 6 m x 96
= 0,04526 m3

Berat Besi (kg) = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)

Diketahui (ketetapan berdasarkan hasil percobaan penimbangan besi) Berat Jenis Besi
adalah
.
7850 kg/m3, maka:
Berat Besi Tulangan Pokok = 0,04526 m3 x 7850 kg/m3
= 355,29 kg
7.2. Pekerjaan Pembesian Lantai
Dari schedule besi lantai bangunan, juga diperoleh:

Jumlah Tulangan (Arah-Y) = ( Panjang Lantai Arah-X / Jarak Sengkang ) + 1


= ( 6 m / 0,15 m ) + 1
= 41 buah

Untuk arah-y juga sama terdiri dari tulangan atas dan tulangan bawah. Karena
diameter
.
tulangan atas dan bawah sama, maka jumlah dikali dua sehingga:
Jumlah Tulangan (Arah-Y) = 2 x 41 = 82 buah
7.2. Pekerjaan Pembesian Lantai
Volume Besi (m3) = Luas Lingkaran Penampang Besi x Panjang Besi x
Jumlah Tulangan Lantai Arah-X
= (1/4 x  x D2) m2 x 7 m x 82
= (1/4 x  x 0,012) m2 x 7 m x 82
= 0,0451 m3

Berat Besi (kg) = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)

Diketahui (ketetapan berdasarkan hasil percobaan penimbangan besi) Berat Jenis Besi
adalah
.
7850 kg/m3, maka:
Berat Besi Tulangan Pokok = 0,0451 m3 x 7850 kg/m3
= 354,04 kg
7.2. Pekerjaan Pembesian Lantai
Total Berat Besi Balok (kg) = Tulangan Arah-X + Tulangan Arah-Y
= 355,29 kg + 354,04 kg
= 709,33 kg

Keterangan:
Untuk contoh di atas hanya menggunakan lantai dimensi 6 x 7 m
dengan detail penulangan besi seperti di atas. Untuk ukuran lantai
lainnya,
. rumus di atas bias digunakan dengan ukuran lantai
disesuaikan.
7.3. Pekerjaan Bekisting Lantai

Satuan yang digunakan untuk menghitung bekisting lantai adalah


meter persegi (m2). Diketahui luasan lantai seperti gambar
sebelumnya yakni 6 x 7 m, maka didapatkan:

Luas Bekisting = Panjang Lantai x Lebar Lantai


. = 6mx7m
= 42 m2
7.4. Pekerjaan Penutup Lantai

Satuan yang digunakan untuk menghitung luasan penutup lantai


adalah meter persegi (m2). Caranya cukup mudah, yakni
ditentukan oleh ukuran ruangan yang akan dikerjakan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung luasan lantai adalah


. Luasan Lantai = Panjang x Lebar
8. PEKERJAAN DINDING

Dinding bangunan meuakan item yang sangat penting dalam


proses pembangunan gedung. Dinding berfungsi sebagai
sekat/pemisah antara ruang yang satu dengan yang lain.

.
8.1. Pekerjaan Dinding Umumnya
Volume pekerjaan dinding adalah dalam satuan meter persegi (m2).

Oleh karena itu, untuk melakukan perhitungan pekerjaan dinding,


langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung luas dari
keseluruhan dinding. Luas keseluruhan dinding atau luas kotor dinding
dapat dihitung dengan mengalikan total panjang dinding dengan tinggi
dinding tersebut.

. Luas Total = Panjang Total Dinding x Tinggi Dinding


8.1. Pekerjaan Dinding Umumnya

Setelah didapat total luasan dinding maka langkah selanjutnya adalah


melakukan pengurangan terhadap total luas dinding dengan total luas
bagian tanpa dinding. Yang dimaksud dengan bagian luas tanpa dinding
disini adalah luasan pintu, jendela, ventilasi, rooster, dan bagian bagian
lainnya yang menjadi kesatuan terhadap dinding namun bukan bagian
dari pekerjaan dinding.

.
Luas Dinding = Luas Total – Luas Total (dari Pintu, jendela, rooster, lubang, dan lainnya)
8.1. Pekerjaan Dinding Umumnya

.
8.1. Pekerjaan Dinding Umumnya
Dari gambar ilustrasi, diketahui ukuran bangunan 5 x 5 m. Selanjutnya menghitung:
Luas Total = Panjang Total Dinding X Tinggi Dinding
Luas Total = (5+5+5+5) m X 4 m
Luas Total = 20 x 4 = 80 m2

Kemudian menghitung luas bersih dinding sbb:


Luas Dinding = Luas Total – ( Luas Pintu + Luas Jendela )
Luas Dinding = 80 – { ( 2 x 0,9 ) + ( 2 x 0,8 x 0,6 ) }
Luas Dinding = 80 – 2,76 = 77,24 m2

Jadi
. luas dinding bangunan tersebut adalah 77,24 m2
8.2. Pekerjaan Dinding Material Beton

.
8.2. Pekerjaan Dinding Material Beton
Gambar di atas adalah dimensi dan detail penulangan dinding. Satuan
yang digunakan untuk menghitung volume beton dinding adalah
meter kubik (m3).

Diketahui dari gambar: tebal dinding 0,2 m, tinggi dinding 2,5 m, dan
panjang dinding 10 m. Maka volume beton dinding adalah
Volume Beton = Panjang x Tinggi x Tebal Dinding
= 10 m x 2,5 m x 0,2 m
. = 5 m3
8.2. Pekerjaan Dinding Material Beton
Satuan yang digunakan untuk menghitung volume besi dinding beton adalah
kilogram (kg).

Berat Besi (kg) = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)

Perhitungan besi dinding ada 2 bagian, yakni perhitungan berat besi untuk
tulangan horisontal dan perhitungan berat besi untuk tulangan vertikal. Untuk
detail penulangan besi arah horisontal menggunakan besi diameter 0,013 m
dengan jarak antar tulangan 0,2 m. Sedangkan untuk detail penulangan besi
arah
. vertikal menggunakan besi diameter 0,016 m dengan jarak 0,15 m.
Untuk tebal dinding adalah 0,2 m.
8.2. Pekerjaan Dinding Material Beton
Jarak Besi Arah Horisontal = ( Tinggi Dinding / Jarak Tulangan ) + 1
= ( 2,5 m / 0,2 m) + 1 = 13,5 buah
Untuk pekerjaan dinding arah horizontal, besi dipasang 2 buah, yakni bagian luar dan dalam
dinding, sehingga jumlah besi total = 13,5 buah x 2 = 27 buah

Volume Besi (m3) = Luas Lingkaran Penampang Besi x Panjang Dinding x


Jumlah Tulangan Arah Horisontal
= (1/4 x  x D2) m2 x 10 m x 27
= (1/4 x  x 0,0132) m2 x 10 m x 27 = 0,03585 m3

Berat
. Besi Tulangan Horisontal = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)
= 0,03585 m3 x 7850 kg/m3 = 281,423 kg
8.2. Pekerjaan Dinding Material Beton
Jarak Besi Arah Vertikal = ( Panjang Dinding / Jarak Tulangan ) + 1
= ( 10 m / 0,15 m) + 1 = 68 buah
Untuk pekerjaan dinding arah vertikal, besi dipasang 2 buah, yakni bagian luar dan dalam
dinding, sehingga jumlah besi total = 68 buah x 2 = 136 buah

Volume Besi (m3) = Luas Lingkaran Penampang Besi x Tinggi Dinding x


Jumlah Tulangan Arah Vertikal
= (1/4 x  x D2) m2 x 2,5 m x 136
= (1/4 x  x 0,0162) m2 x 2,5 m x 136 = 0,06838 m3

Berat
. Besi Tulangan Vertikal = Volume Besi (m3) x Berat Jenis Besi (kg/m3)
= 0,06838 m3 x 7850 kg/m3 = 536,78 kg
8.2. Pekerjaan Dinding Material Beton
Jadi…
Berat Besi Total Dinding = Berat Besi Tulangan Horisontal
+ Berat Besi Tulangan Vertikal
= 281,423 kg + 536,78 kg = 818,2 kg

Keterangan:
Untuk contoh ini dihitung satu dinding: panjang dinding 10 m, tinggi dinding
2,5 m dengan detail penulangan seperti gambar ilustrasi. Rumus-rumus yang
ada bisa digunakan untuk tipe dinding yang lain dengan dimensi dinding detail
tulangan
. yang berbeda.
8.3. Pekerjaan Plesteran Dinding

.
8.3. Pekerjaan Plesteran Dinding
Pekerjaan plesteran dilakukan untuk dinding dengan material bata merah,
hebel/celcon dan batako. Untuk dinding beton pada area basement tidak
perlu dilakukan plesteral, hanya perlu dilakukan perataan jika hasil cor pada
dindidng beton tidak rata dan halus. Pekerjaan plesteran bisa dilakukan jika
pemasangan dinding selesai dilakukan, baik dari material bata merah,
hebel/celcon. Satuan yang digunakan untuk menghitung luasan plesteran
adalah meter persegi (m2).

Luasan Plesteran Dinding = Panjang Dinding x Tinggi Dinding x 2


= 10 m x 4 m x 2
.
= 80 m2
8.4. Pekerjaan Acian Dinding

.
8.4. Pekerjaan Acian Dinding
Pekerjaan acian dinding bangunan dilakukan untuk permerhalus dinding
bangunan yang sudah diplester. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
tampilan dididng bangunan yang bagus, halus, dan rata. Adukan komposisi
acian adalah terbuat dari semen dan air yang dicampur dalam sebuah wadah
seperti ember. Luasan acian memiliki volume yang sama dengan luasan
plesteran. Satuan yang digunakan untuk menghitung luasan acian adalah
meter persegi (m2).

Luasan Acian Dinding = Panjang Dinding x Tinggi Dinding x 2


= 10 m x 4 m x 2
.
= 80 m2
9. PEKERJAAN PLAFOND
Pekerjaan plafond merupakan tahapan pelaksanaan untuk membuat langit-
langit rumah/bangunan. Bahan yang digunakan untuk pekerjaan plafond
cukup bervariasi mulai dari bahan gypsum board, akustik, dan bahan triplek.
Satuan yang digunakan untuk menghitung luasan plafond adalah meter
persegi (m2). Sebagai contoh (misalnya) luasan plofond dari ruangan dengan
panjang 6 m dan lebar 10 m, maka:

Luasan Plafond = Panjang Ruangan x Lebar Ruangan


= 6 m x 10 m
. = 60 m2
10. PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan pengecatan umumnya dilakukan pada dinding bangunan, baik sisi
luar (eksterior) maupun sisi dalam (interior). Satuan yang digunakan untuk
menghitung luasan plafond adalah meter persegi (m2). Menghitung luasan
pengecatan pada dinding adalah sama dengan pekerjaan luasan plesteran
ataupun acian. Sebagai contoh luasan pengecatan dari ruangan dengan
panjang dinding 10 m dan tinggi dinding 3 m, maka:

Luasan Pengecatan = Panjang Dinding x Tinggi Dinding x 2


= 10 m x 3 m x 2
. = 60 m2
11. PEKERJAAN SANITASI
• Pekerjaan sanitasi adalah item pekerjaan yang terdapat
pada area kamar mandi dan toilet umum, yang terdiri
dari closet lengkap dengan shower spay, wastafel, kran
air, shower set, bath up, dan floor drain.
• Untuk menghitung jumlah material sanitasi yang
dibutuhkan, dihitung per-unit sesuai kebutuhan
bangunan. Untuk pembelian dalam jumlah besar
.
umumnya kontraktor akan memesan langsung kepada
produsennya.
12. PEKERJAAN MEP
• Pada proyek konstruksi, pekerjaan MEP dibagi menjadi beberapa
bagian, yakni: pekerjaan elektrikal, pekerjaan elektronik, pekerjaan
plumbing, pekerjaan pemadam kebakaran, dan tata udara.
• Masing-masing pekerjaan MEP dibagi lagi menjadi beberapa item
pekerjaan yang terpisah, misalnya, pekerjaan plumbing bangunan
terdiri dari pekerjaan pipa air bersih, pipa air panas, dan pipa air
kotor serta air bekas.
• Untuk menghitung jumlah material MEP yang dibutuhkan,
dihitung per-unit sesuai kebutuhan bangunan.
.
12. PEKERJAAN MEP
• Pekerjaan Elektrikal: berhubungan dengan kelistrikan,
seperti: lampu, kabel, panel-panel (distribusi,
penerangan, AC, pompa dan lift), dll.
• Pekerjaan Elektronik: berkaitan dengan pekerjaan
telepon, tata suara, fire alarm, matv, cctv, wife, dll
• Pekerjaan Plumbing: berkaitan dengan pompa booster
dan pompa transfer, roof tank, pompa sewage dan
. pemasangan aneka jenis pipa sesuai peruntukannya.
Catatan:

• Materi ini hanya terfokus pada menghitung volume


pekerjaan dari suatu bangunan.
• Penjelasan terperinci untuk sistem utilitas bangunan
gedung, akan diberikan pada materi selanjutnya.

.
S E L E S A I

Anda mungkin juga menyukai