BENEDIKTUS WISNUMURTI
NRP. 03111640000029
HUTOMO FADJAR RAHMAN
NRP. 03111640000143
Dosen Pembimbing :
Harun Al Rasyid, S.T., M.T., Ph.D.
BENEDIKTUS WISNUMURTI
NRP. 03111640000029
HUTOMO FADJAR RAHMAN
NRP. 03111640000143
Dosen Pembimbing :
Harun Al Rasyid, S.T., M.T., Ph.D.
Mahasiswa 1
Nama : Benediktus Wisnumurti
NRP : 03111640000029
Departemen/Fakultas : Teknik Sipil / Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan,
dan Kebumian
Mahasiswa 2
Nama : Hutomo Fadjar Rahman
NRP : 03111640000143
Departemen/Fakultas : Teknik Sipil / Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan,
dan Kebumian
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-Nya, tim penulis
dapat melaksanakan Kerja Praktik dan menyelesaikan laporan Kerja Praktik pada
Pembangunan Apartemen BeSS Mansion di Surabaya, Jawa Timur ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Dalam menyelesaikan laporan ini, tim penulis telah mendapatkan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, oleh sebab itu tim penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada :
1. Bapak Harun Al Rasyid, S.T., M.T., Ph.D. selaku dosen pembimbing di kampus Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
2. Bapak Joko Prasetyo, selaku Kepala Proyek Apartemen BeSS Mansion, Surabaya, Jawa
Timur yang telah memberi kesempatan kepada tim penulis untuk menjalankan Kerja
Praktik.
3. Bapak Adi Ridwansyah, selaku pembimbing lapangan proyek Apartemen BeSS
Mansion, Surabaya, Jawa Timur yang telah bersedia untuk membimbing tim penulis
selama masa kerja praktik.
4. Teman-teman kerja praktik di Proyek Apartemen BeSS Mansion, Surabaya, Jawa Timur
periode 12 Juni – 12 Agustus 2019.
5. Serta semua pihak yang tidak dapat tim penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam kelancaran proses pelaksanaan kerja praktik maupun penyusunan
Laporan Kerja Praktik ini.
Tim penulis berharap kritik dan saran dapat diberikan agar kekurangan-kekurangan dalam
laporan ini dapat diperbaiki. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
penulis, dan semua pihak yang terkait dalam aktivitas kerja praktik.
Tim Penulis
Proses pemasangan scaffolding harus dilaksanakan sesuai K3L dan prosedur dari
petunjuk yang ada pada buku petunjuk. Pemasangan scaffolding ini dilakukan oleh professional
untuk menjamin keamanannya. Adapun cara pemasangannya adalah :
1. Memulai dari tingkat bawah atau tingkat pertama
Dalam memasang scaffolding harus dimulai dari tingkat yang paling bawah atau tingkat
pertama dahulu. Selesaikan dahulu tingkatan ini kemudian baru dapat menyelesaikan tingkat
selanjutnya. Membangun tingkat pertama pada steger dapat dilakukan seorang diri jika sudah
mengerti mengenai seluk beluk scaffolding. Namun jika belum dan jika hendak memasang
tingkatan yang lebih tinggi, maka sangat tidak disarankan untuk melakukan pemasangan
sendiri.
2. Menggunakan alat bantu saat pemasangan
Untuk melakukan pemasangan steger beberapa tingkat ke atas sebaiknya dilakukan oleh
banyak orang secara sama. Selain itu, gunakanlah tali tambang atau tali besar untuk membantu
menaikkan scaffolding ke tingkat atas. Hal ini juga sangat penting untuk menjamin keamanan
para pegawai.
3. Pemasangan dengan menggunakan pipa
Pemasangan yang benar dari scaffolding adalah untuk tingkatan ke atas adalah dengan
menggunakan semacam pipa penunjang dari steger itu sendiri. Selain itu, pipa penunjang ini
juga digunakan untuk mengikat scaffolding ke sebuah bangunan
Pada dasarnya, scaffolding harus dirancang, diubah dan juga dibongkar oleh mereka yang
memang sudah ahli. Selain itu, hal lain yang wajib untuk diperhatikan adalah sebagai berikut
ini :
1. Scaffolding harus dipelihara sesuai dengan petunjuk dari buku produksi scaffolding yang
ada. Biasanya ini sudah sesuai dengan standard industi yang digunakan. Jika anda
menemukan ada bagian scaffolding yang sudah rusak atau mungkin lemah, maka sebaiknya
segera ganti bagian tersebut.
2. Jangan menggabungkan bagian-bagian steger dari produsen yang berbeda beda. Hal ini
sangat berbahaya karena biasanya produksi steger berbeda kualitas dan bahan
pembuatannya antara satu produsen dengan yang lainnya.
3. Letakkan steger pada pondasi yang kuat dan rata. Hal ini bertujuan mencegah scaffolding
agar tidak roboh dan ambles terutama saat sedang terdapat banyak pegawai yang berada di
4.2.10 Batako
Batako adalah bata yang dibuat dari campuran bahan perekat hidrolis ditambah dengan
agregat halus dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya dan mempunyai luas
penampang lubang lebih dari 25% penampang batanya dan isi lubang lebih dari 25% isi batanya.
Batako pada proyek ini berfungsi sebagai bekisting dari pile cap dan tie beam.
4.2.12 Pasir
Pasir di sini berfungsi sebagai bahan campuran dengan semen PC yang nantinya
digunakan untuk memasang pasangan batako sebagai bekisting dari pile cap.
c. Concrete Pump
Pompa beton atau concrete pump adalah alat untuk menaikkan/ memindahkan/
menyalurkan beton ready mix dari truck mixer ke titik lokasi pengecoran. Penggunaan alat
ini sangat memudahkan dalam pelaksanaan kosntruksi karena dapat menghemat tenaga
kerja dan waktu pengecoran. Dengan alat ini, beton segar dapat disalurkan dengan cepat
ke titik pengecoran.
d. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat
pengecoran berlangsung. Proses penggetaran ini berfungsi agar beton dapat mengisi
seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga udara pada beton yang membuat beton keropos
dan mengurangi kekuatan beton tersebut. Penggetaran ini juga berfungsi agar tidak terjadi
segregasi dari agregat pada beton.
f. Bar Bender
Bar bender merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan baja tulangan
dengan radius pembengkokkan sesuai yang direncanakan. Alat ini terdiri dari kombinasi
kunci pembengkok dengan tenaga mesin yang disesuaikan dengan diameter baja tulangan
yang akan dibengkokkan. Prinsip kerja bar bender ini adalah dengan menempatkan baja
tulangan yang akan dibengkokkan di antara baja penahan dan baja pembengkok. Kemudian
baja pembengkok digerakkan sedemikian rupa dengan tenaga mesin sehingga
membengkokkan baja tulangan sampai didapat bentuk sesuai yang direncanakan.
Pengaturan sudut pembengkokkan tulangan dilakukan dengan tenaga manusia.
Dalam proyek ini, digunakan bar bender mekanik yang menggunakan tenaga mesin
untuk pembengkokkan baja tulangan dan dengan tenaga manusia sebagai pengarah sudut
pembengkokkan. Bar bender diletakkan di area fabrikasi tulangan agar mempermudah
proses fabrikasi tulangan.
g. Bar Cutter
Bar cutter merupakan alat yang berfungsi untuk memotong baja tulangan. Baja tulangan
yang dipesan dari supplier biasanya memiliki 12 meter. Maka untuk keperluan fabrikasi
tulangan seperti tulangan, tentu membutuhkan besi tulangan yang lebih pendek. Alat bar
cutter ini dapat dimanfaatkan untuk memotong tulangan tersebut sesuai dengan yang
diinginkan.
i. Trowel
Trowel adalah alat yang berguna untuk meratakan dan menghaluskan permukaan beton
pada pelat lantai. Beton yang ditaburi dengan floor hardener kemudian diratakan dengan
alat trowel ini.
5.1 Pendahuluan
Keselamatan dan kesehatan kerja yaitu upaya pemberian perlindungan kepada setiap orang
yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan
peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Setiap
perusahaan konstruksi wajib menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin keselamatan
dan kesehatan kerja. Penggunaan atau pemakai Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah
satu upaya untuk menghindari atau memperkecil pengaruh negative dari pekerjaan, peralatan
dan lingkungan kerja terhadap keselamatan serta kesehatan kerja. Alat tersebut mempunyai
kemampuan untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari berbagai bentuk bahaya yang
mungkin terjadi.
Divisi QHSE pada proyek apartemen BeSS Mansion merupakan divisi yang khusus
menangani lingkup keselamatan dan kesehatan kerja. Secara umum divisi ini bertugas menjaga
keselamatan dan kesehatan bagi seluruh pekerja proyek, perusahaan, lingkungan hidup, dan
masyarakat di sekitar proyek. Perlindungan ini bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan
menghilangkan risiko kecelakaan kerja.
Pemerintah Indonesia juga mendukung mengenai pentingnya peranan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan telah diaturnya mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam
undang-undang berikut :
a. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
c. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Gambar 5.3 Inspeksi oleh Disnaker dan Uji Beban Tower Crane
1. Pengecoran pada kamar mandi terjadi penurunan elevasi yang menyebabkan penurunan
terhadap balok anak.
Solusi : Pada daerah yang mengalami penurunan elevasi, tulangan atas dan bawah pada
balok anak yang bertemu pada area pelat kamar mandi juga ditekuk mengikuti
perubahan elevasi, sehingga pada bekisting balok anak tersebut juga akan mengikuti
penurunan elevasi sampai melewati area pelat kamar mandi lalu kembali pada elevasi
yang normal. Untuk balok induk hanya pada tulangan atas saja yang ditekuk mengikuti
penurunan elevasi pada area pelat kamar mandi.
L10
L9
FS #2
05
Cek syarat :
1. 60 ≤ (2R+T) ≤ 65 2. 25º ≤ α ≤ 40º
60 ≤ 59,60 ≤ 65 (not ok) 25º ≤ 41,50 ≤ 40º (not ok)
• Plat bordes
a. Beban Mati
Berat sendiri = 2400 kg/m³ . 1 m . 0,15 m = 360 kg/m
Beban tegel = 24 kg/m² . 0,01 m = 24 kg/m
Beban spesi = 21 kg/m² . 1 m . 2 = 42 kg/m
DL = 426 kg/m
b. Beban Hidup
Beban hidup (LL) = 300 kg/m² . 1 m = 300 kg/m
Dapat disimpulkan gaya gaya maksimal yang terjadi pada pelat tangga dan pelat
bordes adalah sebagaimana pada tabel 8.1
Tabel 8.1 Hasil Mu dan Vu pada Tangga Darurat 2
Tangga Darurat #2 Mu (Kg.m) Vu (Kg)
Pelat Tangga 1675,53 1616,85
Pelat Bordes 3999,83 4279,98
• Penulangan Lentur
CD 1675,53 × I,/J ×J777
Mn = ∅
= 7,I
= 18263277 N.mm
CL J/.:5.00
Rn = MNO = J777 × J.5,6O = 1,197 MPa
J .UL Q
ρ perlu = Q (1 − ST1 − *9
V)
J . × J,JI0 ×J5,<<6
ρ perlu = J5,<<6 (1 − WT1 − <77
X)
= 0,00306
ρ min £ ρ perlu £ ρ max
0,0035 £ 0,00306 £ 0,02678 (NOT OK)
Maka ρ min = ρ perlu yang dipakai sebesar 0,0035
As perlu = ρ x b x d = 0,0035 x 1000 x 123,5 = 432,25 mm2
Dipakai D13-150 (As = 884,88 mm2)
• Kontrol Lendutan
Y 5/5,<70
Sijin = 5:7 = 5:7 = 1,065 cm
Qu = Qu1 = 1300,84
E = 4700Z?[′ = 4700 × √35 = 27805,575 MPa = 283441,1 kg/cm2
J J
I = J. ^ℎ5 = J. × 100 × 155 = 28125 cm4
6 `DJ Ya 6 J5,7J × 5/5,<Ja
S = 5/< × bc
= 5/< × ./5<<J,J5 ×./J.6 = 0,46 cm < 1,065 cm (OK)
b. Plat bordes
Direncanakan menggunakan tulangan D13
Mu = 3999,83 kg.m
Clear cover = 20 mm
d = 123,5 mm
f’c = 35 MPa
fy = 400 MPa
*+ , -./
β = 0,85 − &0,05 × ) 0
12 ≥ 0,65
56-./
= 0,85 − &0,05 × ) 0
12 ≥ 0,65
= 0,80
7,/6 ×8×*+ , :77
ρ balance = *9
× ):77;*91
7,/6 ×7,/7×56 :77
= <77
× ):77;<771
= 0,0357
ρ max = 0,75 x ρ balance
= 0,02678
ρ min = 1,4A?@
= 1,4A400
= 0,0035
*9
m = 7,/6 B *+ ,
<77
= 7,/6 B 56
= 13,445
• Penulangan Lentur
CD 3999,83 × I,/J ×J777
Mn = ∅ = 7,I
= 43598147 N.mm
CL <56I/J<0
Rn = MNO = J777 × J.5,6O = 2,858 MPa
J .UL Q
ρ perlu = Q (1 − ST1 − *9
V)
J . × .,/6/ ×J5,<<6
ρ perlu = J5,<<6 (1 − WT1 − <77
X)
= 0,00753
ρ min £ ρ perlu £ ρ max
0,0035 £ 0,00753 £ 0,02678 (NOT OK)
As perlu = ρ x b x d = 0,00753 x 1000 x 123,5 = 929,59 mm2
Dipakai D13-100 (As = 1327,32 mm2)
• Kontrol Lendutan
Y J07
Sijin = 5:7 = 5:7 = 0,472 cm
Qu = Qu2 = 991,2
E = 4700Z?[′ = 4700 × √35 = 27805,575 MPa = 283441,1 kg/cm2
J J
I = J. ^ℎ5 = J. × 100 × 155 = 28125 cm4
6 `DJ Ya 6 I,IJ × J07a
S = 5/< × bc
= 5/< × ./5<<J,J5 ×./J.6 = 0,0135 cm < 0,472 cm (OK)
Kesimpulan :
Jadi, hasil perhitungan kami dengan perhitungan yang ada pada proyek hasilnya berbeda
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 8.3 Hasil Perbandingan Perhitungan Sendiri dengan Perhitungan Proyek pada Tangga
Darurat 2
Perhitungan Sendiri Perhitungan Proyek
Pelat Tangga Pelat Tangga
Tulangan Lentur D13-150 D13-100
Tulangan Susut D10-150 D10-150
Pelat Bordes Pelat Bordes
Tulangan Lentur D13-100 D13-150
Tulangan Susut D10-150 D10-150
L44
L12-43
L11
FS #1
08
Cek syarat :
1. 60 ≤ (2R+T) ≤ 65 2. 25º ≤ α ≤ 40º
60 ≤ 59,60 ≤ 65 (not ok) 25º ≤ 32,53º ≤ 40º (ok)
• Plat bordes
a. Beban Mati
Berat sendiri = 2400 kg/m³ . 1 m . 0,15 m = 360 kg/m
Beban tegel = 24 kg/m² . 0,01 m = 24 kg/m
Beban spesi = 21 kg/m² . 1 m . 2 = 42 kg/m
DL = 426 kg/m
b. Beban Hidup
Beban hidup (LL) = 300 kg/m² . 1 m = 300 kg/m
Dapat disimpulkan gaya gaya maksimal yang terjadi pada pelat tangga dan pelat
bordes adalah sebagaimana pada tabel 8.3
Tabel 8.4 Hasil Mu dan Vu pada Tangga Darurat 1
Tangga Darurat #1 Mu (Kg.m) Vu (Kg)
Pelat Tangga 1889,54 1669,23
Pelat Bordes 4352,10 4356,06
= 1,4A400
• Penulangan Lentur
CD J//I,6<× I,/J ×J777
Mn = ∅ = 7,I
= 20595986 N.mm
CL .76I6I/:
Rn = MNO = J777 × J.5,6O = 1,35 MPa
J .UL Q
ρ perlu = Q (1 − ST1 − *9
V)
J . × J,567 ×J5,<<6
ρ perlu = J5,<<6 (1 − WT1 − <77
X)
= 0,003456
ρ perlu £ ρ min
0,0034 £ 0,0035
Maka ρ perlu = ρ min
As perlu = ρ x b x d = 0,0035x 1000 x 123,5 = 432,25 mm2
Dipakai D13-150 (As = 884,88 mm2)
• Kontrol Lendutan
Y .//,..:
Sijin = 5:7 = 5:7 = 0,801 cm
Qu = Qu1 = 1298,71
E = 4700Z?[′ = 4700 × √35 = 27805,575 MPa = 283441,1 kg/cm2
J J
I = J. ^ℎ5 = J. × 100 × 155 = 28125 cm4
6 `DJ Ya 6 J.,II × .//,.5a
S = 5/< × bc
= 5/< × ./5<<J,J5 ×./J.6 = 0,15 cm < 0,801 cm (OK)
b. Plat bordes
Direncanakan menggunakan tulangan D13
Mu = 4352,10 kg.m
Clear cover = 20 mm
d = 123,5 mm
f’c = 35 MPa
fy = 400 MPa
*+ , -./
β = 0,85 − &0,05 × ) 0
12 ≥ 0,65
56-./
= 0,85 − &0,05 × ) 0
12 ≥ 0,65
= 0,80
7,/6 ×8×*+ , :77
ρ balance = *9
× ):77;*91
7,/6 ×7,/7×56 :77
= <77
× ):77;<771
= 0,0357
ρ max = 0,75 x ρ balance
= 0,02678
ρ min = 1,4A?@
= 1,4A400
= 0,0035
*9
m = 7,/6 B *+ ,
<77
= 7,/6 B 56
= 13,445
• Penulangan Lentur
CD <56.,J7 × I,/J ×J777
Mn = ∅
= 7,I
= 474337890 N.mm
CL <0<550/I7
Rn = MNO = J777 × J.5,6O = 3,11 MPa
J .UL Q
ρ perlu = Q (1 − ST1 − *9
V)
J . × 5,JJ7 ×J5,<<6
ρ perlu = J5,<<6 (1 − WT1 − <77
X)
= 0,00823
ρ min £ ρ perlu £ ρ max
0,0035 £ 0,00832 £ 0,02678 (OK)
As perlu = ρ x b x d = 0,00832 x 1000 x 123,5 = 1016,53 mm2
Dipakai D13-100 (As = 1327,32 mm2)
• Kontrol Lendutan
Y J57
Sijin = 5:7 = 5:7 = 0,361 cm
Qu = Qu2 = 991,2
E = 4700Z?[′ = 4700 × √35 = 27805,575 MPa = 283441,1 kg/cm2
J J
I = J. ^ℎ5 = J. × 100 × 155 = 28125 cm4
6 `DJ Ya 6 I,IJ × J57a
S = 5/< × bc
= 5/< × ./5<<J,J5 ×./J.6 = 0,0046 cm < 0,361 cm (OK)
Kesimpulan :
Jadi, hasil perhitungan kami dengan perhitungan yang ada pada proyek hasilnya berbeda
dengan hasil sebagai berikut
Tabel 8.6 Hasil Perbandingan Perhitungan Sendiri dengan Perhitungan Proyek pada Tangga
Darurat 1
Perhitungan Sendiri Perhitungan Proyek
Pelat Tangga Pelat Tangga
Tulangan Lentur D13-150 D13-100
Tulangan Susut D10-150 D10-150
Pelat Bordes Pelat Bordes
Tulangan Lentur D13-100 D13-150
Tulangan Susut D10-150 D10-150
Pada perencanaan pelat laintai 11 sampai lantai 21 pada Proyek Apartemen Bess
Mansion digunakan tulangan pelat dengan Tipe S.1 dengan tebal pelat 120 mm.
Pada Kerja Praktek kali ini Penulis menganalisis perencanaan pelat. Pelat
direncanakan menerimam beban mati (DL) dan beban hidup (LL) seperti diatur dalam
PPIUG 1983 berdasarkan fungsi lantai. Adapun kombinasi pembebanan yang dipakai
sesuai dengan peraturan SNI 03-2847-2013.
U = 1,2 DL + 1,6 LL
Qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 x 391 + 1,6 x 250
= 869kg/m2
Kesimpulan :
Hasil perencanaan tulangan pelat dengan desain tulangan pelat pada proyek berbeda. Tulangan
pada proyek terdapat dua lapisan tulangan dua arah, yaitu lapisan atas dan bawah. Pada perhitungan
tulangan sebelumnya didapat tulangan dua arah dengan lapisan bawah saja maka didapat hasil tulangan
yang banyak dengan hanya satu lapisan saja. Jika dibandingkan dengan desain tulangan pada proyek
yang memiliki jarak antar tulangan yang lebih longgar karena terdapat dua lapis tulangan dua arah. Maka
dari itu metode perencanaan yang dilakukan juga berbeda sehingga didapatkan hasil tulangan yang
berbeda juga.
9.2 Kesimpulan
Pelaksanaan kerja praktik pada proyek Apartemen BeSS Mansion Surabaya ini sangat
berguna untuk mengetahui secara langsung proses pelaksanaan dari suatu perencanaan
konstruksi sipil yang telah didapatkan di bangku perkuliahan secara nyata, proses manajemen
dan organisasi proyek, alat dan material pada suatu proyek, metode pelaksanaan proyek,
pengendalian proyek, serta permasalahan-permasalahan yang terjadi dan solusi dari
permasalahan tersebut. Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktik pada
proyek Apartemen BeSS Mansion Surabaya ini adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan maupun wawasan yang berasal dari pengalaman sangat dibutuhkan dalam
pemecahan masalah yang timbul dalam suatu pelaksanaan proyek.
2. Perencanaan struktur atas terdiri dari kolom, balok, pelat lantai, dan shear wall.
3. Koordinasi dan manajemen proyek yang jelas dan terarah oleh seluruh pihak yang terkait
di dalam suatu proyek menentukan keberhasilan dan kelancaran dalam pelaksanaan
proyek. Oleh karena itu, diperlukan adanya job description (deskripsi pekerjaan) bagi
masing-masing unit di dalam proyek agar pekerjaan menjadi terarah dan sistematis.
4. Permasalahan teknis pada proyek terkait plat kamar mandi dan kerusakan akibat
pengecoran beton dan pelepasan bekisting sudah terselesaikan dengan baik oleh pihak
kontraktor.
5. Perhitungan analisis struktur sekunder tangga dan pelat berbeda dengan perencanaan
desain BeSS Mansion