Anda di halaman 1dari 8

Nama : Bagas Murwidiastomo

NIM : 10505244024

Kelas : 3B

1. Cara menghitung tebal perkerasan

Misal menghitung tebel perkerasan jalan, langkah-langkahnya sebagai berikut

Tebal perkerasan untuk jalan 2 lajur 2 arah, data lalu lintas tahun 2010.
UR = 5 tahun & 10 tahun.
Jalan dibuka tahun 2011.
i selama pelaksanaan :
keterangan : i di ambil dari data LHR hasil perhitungan dari kantor Direktotat Jendral
Binamarga 2009-2010 :
- MP = 4,2 % pertahun
- Bus = 7,3 % pertahun
- Pick Up = 7,2 % pertahun
- Truck 2 AS (8ton) = 5,7 % pertahun
- Truck 2 AS (14ton) = 29 % pertahun
- Truck 3 AS (20ton) = 33 % pertahun

Data-data LHR 2010 Dari Survey Lapangan


- Mobil penumpang (2 ton), ( 1+1 ) = 936
- Bus ( 8 ton), ( 3 + 5 ) = 77
- Pick Up (1+1) = 262
- Truck 2 AS (8 ton), ( 3+5 ) = 327
- Truk 2 AS (13 ton), ( 5 + 8 ) = 62
- Truk 3 AS (20 ton), ( 3 + 10 ) =4

a. LHR Pada Tahun 2011 (awal umur rencana)


Rumus : LHR2011 = LHR2010 x (1+i)n
1
MP (1+1) ton = 936 x (1+0,042) = 975 kendaraan

b. LHR Pada Tahun Ke 5 (akhir umur rencana), tahun 2016


Rumus : LHR2016 = LHR2010 x (1+i)n
5
MP (1+1) ton = 936 x (1+0,042) = 1,150 kendaraan

c. LHR Pada Tahun Ke 10 (akhir umur rencana), tahun 2021


Rumus : LHR2021 = LHR2010 x (1+i)n
MP (1+1) ton = 936 x (1+0,042)10 = 1,412 kendaraan
Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )
Jalan Pontianak Tayan merupakan jalan dengan 2 lajur 2 arah, untuk kendaraan
berat 5 ton koefisien distribusi kendaraan ( C ) = 0,5 dan untuk kendaraan berat 5 ton
koefisien distribusi kendaraan ( C ) = 0,5 (tabel 2.3).

Menentukan harga ekivalen (E) masing-masing kendaraan


Maka harga ekivalen (E) masing-masing kendaraan ( tabel 2.4 )
- Mobil penumpang (2 ton), ( 1+1 ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
- Bus ( 8 ton), ( 3 + 5 ) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
- Pick Up ( 1+1 ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
- Truck 2 AS (8 ton), ( 3+5 ) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
- Truk 2 As (13 ton), ( 5 + 8 ) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
- Truk 3 As (20 ton), ( 3 + 10 ) = 0.0183 + 2,2555 = 2,2738

Menentukan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)


LEP = LHR 2011 x C x E
Maka dengan rumus di atas :

Menentukan Lintas Ekivalen Akhir (LEA)


LEA = LHR 2016 x C x E
LEA = LHR 2021 x C x E

Menentukan Lintas Ekivalen Tengah (LET)


LET5 = (LEP + LEA5)
LET5 = (82,698 + 180,383)
LET5 = 131,536

LET10 = (LEP + LEA10)


LET5 = (82,698 + 557,708)
LET5 = 320,203

Mencari harga indeks tebal perkerasan (ITP)


Diketahui :
- Dikarenakan dari dengan nilai yang terlalu kecil CBR 3,4 %, maka digunakanlah
nilai CBR untuk timbunan sebesar 6% kemudian dikorelasikan ke grafik DDT, maka
didapat nilai DDT = 5,0 %
- Dari tabel 2.6 indek permukaan pada akhir umur rencana (IPt) untuk klasifikasi
jalan arteri, dengan nilai Lintas Ekivalen Rencana LER5 = 65,768 di peroleh IPt = 2,
dan untuk Lintas Ekivalen Rencana LER10 = 320,203 diperoleh IPt = 2,0 2,5, di ambil
2,0
- Dari tabel 2.5 diambilah kelandaian I, < 6 % untuk jalan arteri, dengan data curah
hujan rata-rata / tahun yang didapat adalah = 183,1 mm/tahun maka dipakailah iklim I
< 900 mm/tahun , dan % kendaraan beran berat= 28,18 %
Maka diperoleh nilai Faktor Regional = 0,5
Menetapkan Tebal Perkerasan
Koefisien kekuatan relatif
- LASTON (MS 744) = 0,40 = a1 (tabel 2.8)
- BATU Pecah Kelas A (CBR 100) = 0,14 = a2 (tabel 2.8)
- SIRTU / Pitrun kelas A (CBR 70) = 0,13 = a3 (tabel 2.8)
UR = 5 tahun
ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3 Dari (tabel 2.9) diperoleh :
- D1 minimum = 5 cm
- D2 minimum = 15 cm
6,0 = 0,40 . 5 + 0,13 . 15 + 0,13 . D3
- D3 = 14,61 cm 15 cm
Susunan perkerasan
- LASTON (MS 744) = 5 cm
- Batu Pecah Kelas A (CBR 100) = 15 cm
- SIRTU / Pitrun kelas A (CBR 70) = 15 cm
2. Macam-macam jenis perkerasan

A. Berdasarkan bahan ikat perkerasan jalan, dikelompokkan atas :

1. Perkerasan lentur(flexible pavement)

Lapisan perkerasan jalan

Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya lentur terutama
pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi (sekitar 100 0C).
Perkerasan lentur menyebarkan beban lalu lintas ketanah dasar yang dipadatkan
melalui beberapa lapisan sebagai berikut

Lapisan permukaan

Lapisan Pondasi atas

Lapisan pondasi bawah

Lapisan tanah dasar

2. Perkerasan kaku (rigid pavement)

Perkerasan kaku/rigid

Adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal, yang sifatnya kaku.
Perkerasan kaku berupa plat beton dengan atau tanpa tulangan diatas tanah dasar
dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas diteruskan keatas plat beton.
Perkerasan kaku bisa dikelompokkan atas:

1. Perkerasan kaku semen yang terbuat dari beton semen baik yang bertulang
ataupun tanpa tulangan

Perkerasan beton semen.


Yaitu perkerasan kaku dengan beton semen sebagai lapis aus. Terdapat empat
jenis perkerasan beton semen :
a. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulang.
b. Perkerasan beton semen bersambung dengan tulang.
c. Perkerasan beton semen bersambung menerus dengan tulang.
d. Perkerasan beton semen pra tekan.

2. Perkerasan kaku komposit yang terbuat dari komposit sehingga lebih kuat dari
perkerasan semen, sehingga baik untuk digunakan pada landasan pesawat udara
di Bandara.

B. Perkerasan Penetrasi

C. Perkeraan Telford

Adalah konstruksi yang terdiri dari batu pecah berukuran 15/20 sampai 25/30 yang
disusun tegak. Batu-batu kecil diatasnya uantuk menutup pori-pori yang ada dan
memberikan permukaan yang rata. Konstruksi Telford dipakai sebagai lapisan
pondasi. Jenis perkerasan jalan yang dikembangkan memiliki ketebalan sekitar 350
450 mm dan terdiri atas tiga lapisan. Lapisan paling bawah terdiri atas batu-batu besar
lebar dengan ukuran 100 mm x 75 sampai 180 mm. lapisan khusus inilah yang
menjadikan desain perkerasan Telford unik. Di atas lapisan tersebut ditempatkan dua
lapis batu dengan ukuran maksimum 250 mm yang dilanjutkan dengan wearing
course dari batu kerikil dengan ketebalan 40 mm. dengan menggunakan desain ini
diperkirakan perkerasan akan mampu menahan beban hingga 88 MPa. Ilustrasi seperti
gambar di bawah.

D. Perkeraan Macadam

Perkerasan jenis Macadam memperkenalkan penggunaan agregat yang bersudut.


Menggunakan lapisan subgrade yang lebih miring untuk meningkatkan drainase
(tidak seperti Telford yang menggunakan lapisan subgrade yang cenderung datar)
yang kemudian diberikan lapisan agregat bersudut yang bisanya berupa batu pecah
sebanyak dua lapisan dengan totoal ketebalan sekitar 200 mm. Di atas lapisan tersebut
kemudian diberikan wearing course dengan ketebalan 50 mm dengan menggunakan
agregat dengan ukuran maksimum 25 mm, hal ini dilakukan untuk memberikan
lapisan yang halus pada permukaan jalan. Dengan menggunakan perkerasan jalan tipe
ini, konstruksi perkerasan jalan akan memiliki ketebalan sekitar 250 mm. Beban
maksimum yang diizinkan untuk melintasi jalan dengan menggunakan konstruksi
perkerasan ini adalah 158 Mpa. Istilah macadam juga sering digunakan pada
konstruksi jalan dengan menggunakan batu pecah pada konstruksinya.
Lapisan batu pecah pada jalan raya yang dibangun akan terikat oleh agregat halus
yang disebabkan oleh arus lalu lintas yang melewati konstruksi perkerasan. Dengan
diperkenalkannya alat pemecah batu, abu batu dan sceering dalam jumlah besar akan
bisa diproduksi yang menyokong tipe perkerasan macadam. Penggunaan agregat
halus yang meningkat ini pada akhirnya menghasilkan material pondasi jalan yang
memiliki gradasi yang lebih rapat. Digambarkan pada ilustrasi di bawah.

jika misalnya dilakukan coredrill pada perkerasan macadam, maka akan tampak
seperti gambar di bawah ini
Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Perkerasan_jalan

http://www.indowebster.web.id/archive/index.php/t-196243.html?
s=f7a156048d7d1f51b41df503c9368ea8

http://artikelduniamaya.com/adm/cara+perhitungan+lapis+perkerasan+penetrasi+macadam+p
dfqueen

Anda mungkin juga menyukai