Anda di halaman 1dari 29

Desain Lentur

Persyaratan tegangan dan kuat lentur Seleksi penampang Batas gaya prategang

Desain Lentur
Apa keluaran dari desain lentur? - dimensi penampang - besarnya gaya prategang - tata letak/lintasan kabel prategang - jumlah tulangan non prategang

Persyaratan
Apa kriteria bahwa keluaran dari desain lentur yang telah kita buat dianggap memenuhi persyaratan keamanan dan kenyamanan? - tegangan pada beton dan kabel - lendutan - kontrol retak - kuat lentur

Ketentuan ACI 318M-05

Ketentuan ACI 318M-05

Ketentuan ACI 318M-05

Apa asumsi yang digunakan dalam menghitung besarnya tegangan pada beton?

Ketentuan ACI 318M-05


Asumsi berikut digunakan dalam menghitung tegangan pada beton..

Ketentuan ACI 318M-05


Bagaimana ACI mengatur mengenai lendutan?

Ketentuan ACI 318M-05

Ketentuan ACI 318M-05


Bagaimana pula ACI mengatur tentang kontrol terhadap retak yang terjadi?

Ketentuan ACI 318M-05

Ketentuan ACI 318M-05


Apa yang telah ditunjukkan sebelumnya baru mengatur persyaratan kenyamanan /serviceability requirements. Bagaimana ketentuan mengenai persyaratan keamanan / kekuatan lentur penampang?

Ketentuan ACI 318M-05

Dapat dilihat dari ketentuan2 tersebut bahwa untuk persyaratan kenyamanan dipakai teori elastis sementara untuk persyaratan kekuatan lentur dipakai metode kekuatan batas.

Prosedur
Mengingat seluruh ketentuan ACI baik yang menyangkut persyaratan kenyamanan dan kekuatan harus dipenuhi semuanya, lantas bagaimana proses desain lentur dilakukan? Manakah yang harus didahulukan: kenyamanan atau kekuatan?

Seleksi Penampang
Penampang dengan variasi eksentrisitas tendon Pe = Pi, maka kehilangan prategang = Pi-Pe = (1-) Pi Untuk sementara, asumsikan kehilangan prategang diperhitungkan sebelum beban mati diluar berat sendiri dan beban hidup bekerja, maka tegangan beton di tengah bentang pada serat atas dan bawah setelah kehilangan prategang adalah:
Serat atas Serat bawah

P e.ct MD f t e (1 ) ft 2 t A
c

fb

P e.cb MD e (1 ) fc Ac Sb r2

Selanjutnya, bila tegangan maximum pada serat-serat beton adalah sama dengan tegangan ijin, maka perubahan tegangan di serat atas dan bawah akibat kehilangan prategang adalah:

Serat atas Setelah kehilangan prategang Sebelum kehilangan prategang

ft fti

P e.ct MD e (1 ) Ac r2 St P e.ct MD i (1 ) Ac r2 St

Perubahan tegangan

MD f t (1 )( f ti ) t S

Serat bawah Setelah kehilangan prategang Sebelum kehilangan prategang

fc f ci

P e.cb MD e (1 ) Ac Sb r2 P e.cb MD i (1 ) Ac Sb r2
MD ) Sb

Perubahan tegangan

f b (1 )( f c i

Sekarang, bila beban mati diluar berat sendiri dan beban hidup mulai bekerja, maka netto tegangan yang ditimbulkan oleh qSDdan qL yaitu :

utk serat atas ftn = (MSD + ML)/St dan utk serat bawah fbn = (MSD + ML)/Sb adalah: (lihat gambar berikut)
Tegangan akibat : 1. Pi 2. Pi + MD 3. Pe + MD 4. Pe + MD+ MSD + ML 4 3
fb MD/St ft

(MSD+ML)/St

fti
ft

0
fci

fc

1
MD/Sb

(MSD+ML)/Sb

Serat atas : ftn = fti-ft-fc or ftn = fti-(1-)MD/St-fc Serat bawah : fbn = ft-fb-fci or fbn = ft-fci-(1-)MD/Sb

Persamaan tersebut dapat diatur suku-sukunya sehingga menghasilkan syarat untuk pemilihan (seleksi) penampang yang memiliki tendon dengan eksentrisitas yang bervariasi sebagai berikut:

(1 ) M D M SD M L S f ti f c
t

Sb

(1 ) M D M SD M L f t f ci

Seleksi Penampang
Penampang eksentrisitas tendon konstan Pe = Pi, maka kehilangan prategang = Pi-Pe = (1-) Pi Untuk sementara, asumsikan kehilangan prategang diperhitungkan sebelum beban mati, beban mati diluar berat sendiri dan beban hidup bekerja, maka tegangan beton di tumpuan pada serat atas dan bawah setelah kehilangan prategang adalah:
Serat atas Serat bawah

P e.ct f t e (1 ) ft 2 A
c

fb

P e.cb e (1 ) fc Ac r2

Selanjutnya, bila tegangan maximum pada serat-serat beton adalah sama dengan tegangan ijin, maka perubahan tegangan di serat atas dan bawah akibat kehilangan prategang adalah:

Serat atas Setelah kehilangan prategang Sebelum kehilangan prategang

ft fti

P e.ct e (1 ) Ac r2 P e.c i (1 2t ) Ac r

Perubahan tegangan

f t (1 )( fti )

Serat bawah Setelah kehilangan prategang Sebelum kehilangan prategang

fc f ci

P e.cb e (1 ) 2 Ac r P e.cb i (1 ) Ac r2

Perubahan tegangan

fb (1 )( fci )

Netto tegangan saat akhir/layan setelah kehilangan prategang ditengah bentang yaitu :
utk serat atas ftn = fti-ft-fc or ftn = fti-fc
dan utk serat bawah fbn = ft-fb-fci or fbn = ft-fci

Netto tegangan diatas sama dengan netto tegangan yang ditimbulkan oleh qD, qSDdan qL ditengah bentang yaitu :
utk serat atas ftn = (MD + MSD + ML)/St dan utk serat bawah fbn = (MD + MSD + ML)/Sb .

Bila kedua persamaan ftn dan fbn diatas disubstitusikan akan menghasilkan syarat pemilihan penampang untuk tendon dengan eksentrisitas konstan sebagai berikut:

St

M D M SD M L f ti f c
M D M SD M L f t f ci

Sb

Question
Sebuah jembatan dengan bentang 20 m, direncanakan memakai beton prategang sebagai gelagar utamanya. Beban-beban yang harus dipikul oleh gelagar tersebut terdiri dari berat sendiri qD, beban mati diluar berat sendiri qSD dan beban hidup qL. Dari perhitungan pembebanan diperoleh beban qSD sebesar 0,2 t/m dan beban hidup qL sebesar 0,4 t/m. Sistim pasca-tarik akan dipakai dan transfer prategang dilakukan pada umur beton 3 hari. Eksentrisitas tendon ditengah bentang e= cb-e dengan e=50 mm (lihat gbr) dan di tumpuan 0 mm. Material beton dan baja yang akan digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut: Mutu beton pada umur 3 hari fci = 30 MPa; dan pada umur 28 hari fc = 40 MPa. Modulus elastisitas beton pada umur 3 hari Eci = 30000 MPa; dan pada umur 28 hari Ec= 40000 MPa. Beton yang digunakan adalah beton normal dengan berat jenis 2,4 t/m3. Kehilangan prategang diperkirakan sebesar 15%.

ct

Mana diantara penampang yang tersedia dalam tabel berikut yang akan anda pilih sebagai gelagar jembatan

cb e

Tentukan besarnya gaya prategang

b (mm) 100 100 100 100 150

h (mm) 700 800 900 1000 900

ct (mm) 350 400 450 500 450

cb (mm) 350 400 450 500 450

A (mm2) 70000 80000 90000 100000 135000

I (mm4) 2858333333 4266666667 6075000000 8333333333 9112500000

r2 (mm2) 40833 53333 67500 83333 67500

St (mm3) 8166667 10666667 13500000 16666667 20250000

Sb (mm3) 8166667 10666667 13500000 16666667 20250000

kt (mm) 117 133 150 167 150

kb (mm) 117 133 150 167 150

150
150 150 150 150 150 200 200 200

1000
1100 1200 1300 1400 1500 1400 1500 1600

500
550 600 650 700 750 700 750 800

500
550 600 650 700 750 700 750 800

150000
165000 180000 195000 210000 225000 280000 300000 320000

12500000000
16637500000 21600000000 27462500000 34300000000 42187500000 45733333333 56250000000 68266666667

83333
100833 120000 140833 163333 187500 163333 187500 213333

25000000
30250000 36000000 42250000 49000000 56250000 65333333 75000000 85333333

25000000
30250000 36000000 42250000 49000000 56250000 65333333 75000000 85333333

167
183 200 217 233 250 233 250 267

167
183 200 217 233 250 233 250 267

Note on Seleksi Penampang


Petunjuk berikut dapat dipakai sebagai pemandu pemilihan bentuk penampang - Bila MD/MT > 20-30% T - Bila MD/MT kecil I - Lihat Gbr ( ..\Penampang.JPG) dan Tabel berikut (..\Penampang0001.JPG )

Note on Seleksi Penampang


Tabel berikut dapat dijadikan sebagai perkiraan awal untuk menentukan properties penampang. ..\Penampang1.JPG ..\Penampang2.JPG ..\Penampang3.JPG ..\Penampang4.JPG ..\Penampang5.JPG ..\Penampang6.JPG Untuk penampang standar fabrikasi, bentuk dan properties penampang dapat diambil dari brosur ..\Penampang standar.JPG ..\Penampang standar1.JPG ..\..\PCI Design of Bridge\mnl-13397_appendix_b.pdf

Batas Gaya Prategang


Untuk penampang tertentu dengan eksentrisitas tendon tertentu, dapatkah kita menentukan batas besarnya gaya prategang yang menjamin persyaratan ACI terpenuhi?

Mis: =Pe/Pi, maka gaya prategang saat akhir Pe dapat diganti menjadi Pi sehingga rumus tegangan dapat diubah menjadi:

Batas Gaya Prategang


Di tengah bentang Saat Awal
P i ( fti M D / S t ) Ac (1 e.c / r )
t 2

Saat akhir
P i ( f c M T / S t ) Ac (1 e.ct / r 2 )

P i

( f ci M D / Sb ) Ac (1 e.cb / r 2 )

P i

( f ts M T / Sb ) Ac (1 e.cb / r 2 )

fti = ft ijin saat awal, fci = fc ijin saat awal, fts = ft ijin saat akhir, fc = fc ijin saat akhir Di tumpuan
Saat Awal
P i
P i

Saat akhir
P i ( f ts ) Ac ( 1 e.c t / r 2 )

( f ti ) Ac ( 1 e.c t / r 2 )
( f c i ) Ac (1 e.cb / r 2 )

P i

( f c ) Ac (1 e.cb / r 2 )

1000 mm cgc 400 mm 100 mm

Question
100 mm e Ct =106 mm ee e= 100 mm

Cb =294 mm
20m

Balok prategang dengan penampang T mempunyai bentang 20 m dengan geometri penampang spt pada gbr diatas. Sifat-sifat penampang sbb:
Ac = 130.000 mm2; Ic = 1.292.800.000 mm4; r2 = 9.944,6 mm2 ct = 106 mm; cb = 294 mm; e = cb-100 = 194 mm; ee= 50 mm St = Ic/ct =12.196.226; Sb = Ic/cb = 4.397.278 mm3

qD = 0,312 t/m; qL = 0,5 t/m.; fci = 33 MPa; fc = 42 MPa

Tentukan batas-batas gaya prategang yang menjamin balok tersebut memenuhi ketentuan ACI!!!! Pertanyaan yang sama namun eksentrisitas tendon sama untuk seluruh penampang sebesar e = 50 mm

Batas Gaya Prategang


Dari jawaban atas kedua soal tersebut, dapatkah anda menyimpulkan kapan batas gaya prategang ditentukan oleh tegangan di tengah bentang dan kapan batas gaya prategang ditentukan oleh tegangan di tumpuan?

Anda mungkin juga menyukai