Anda di halaman 1dari 29

Desain Lentur 2

Penampang Komposit Lay out Kabel

Think & Remember!!!!!


Untuk kelas U dan T, desain lentur dimulai dengan memilih penampang, gaya prategang dan tata letak prategang yang menjamin tegangan yang terjadi pada serat-serat beton tidak melampaui tegangan ijin. Selanjutnya lendutan, kontrol retak, desain blok ujung serta kuat lentur ditinjau agar semua ketentuan ACI 318 lainnya terpenuhi..

Remember & Think!!!!!


Minggu lalu kita telah pelajari cara pemilihan penampang dan penentuan besarnya gaya prategang.. Sekarang bagaimana bila aksi komposit dari penampang diperhitungkan? Bagaimana pula menentukan letak tendon yang menjamin ketentuan ACI 318 tentang kelas U & T terpenuhi?

Aksi Komposit
Slab pracetak (MSD) Slab cor setempat (MCSD)

Balok prategang pracetak (MD)

Ketika slab dicor ditempat dan mengeras, maka ia akan menyatukan balok dan slab sehingga terjadi aksi komposit

Tegangan Beton Pada Penampang Komposit

cgc cgc

Pe + MD + MSD (Unshored)

Pe + MD (Shored)

MCSD + ML (Unshored-black line) MSD + MCSD + ML (Shored-blue line)

Pe + MT
(Unshored-black) (Shored-blue)

Tegangan Beton Pada Penampang Komposit


Kasus Unshored slab. Tegangan pada serat beton sebelum slab di cor (pada bagian balok prategang pracetak) serat atas f t Pe (1 e.ct ) M D M SD
Ac r2
2

St

serat bawah

fb (1
Pe Ac

e.cb r

M D M SD Sb

St dan Sb = section moduli balok prategang pracetak

Tegangan Beton Pada Penampang Komposit


Tegangan pada serat beton setelah slab di cor (pada bagian balok prategang pracetak) serat atas f t Pe (1 e.ct ) M D M SD M CSD M L
Ac r2 St t Sc

serat bawah

fb (1
Pe Ac

e.cb r
2

M D M SD Sb

M CSD M L Scb

Sct dan Scb = section moduli balok komposit

Tegangan Beton Pada Penampang Komposit


Tegangan pada serat beton setelah slab di cor dan komposit terbentuk (pada bagian slab cor setempat) serat atas M CSD M L ts

t S cb

serat bawah

f bs

M CSD M L Sb cb

Scbt dan Sbcb = section moduli balok komposit terhadap serat atas dan serat bawah slab cor setempat

Tegangan Beton Pada Penampang Komposit


Kasus Fully shored slab. Tegangan pada serat beton sebelum slab di cor (pada bagian balok prategang pracetak) Pe e.ct MD t serat atas f (1 )
Ac r2
2

St

serat bawah

fb (1
Pe Ac

e.cb r

MD Sb

St dan Sb = section moduli balok prategang pracetak

Tegangan Beton Pada Penampang Komposit


Tegangan pada serat beton setelah slab di cor (pada bagian balok prategang pracetak) serat atas f t Pe (1 e.ct ) M D M SD M CSD M L
Ac r2 St t Sc

serat bawah

fb (1
Pe Ac

e.cb r
2

MD Sb

M SD M CSD M L Scb

Sct dan Scb = section moduli balok komposit

Tegangan Beton Pada Penampang Komposit


Tegangan pada serat beton setelah slab di cor dan komposit terbentuk (pada bagian slab cor setempat) serat atas M SD M CSD M L ts

t S cb

serat bawah

f bs

M SD M CSD M L Sb cb

Scbt dan Sbcb = section moduli balok komposit terhadap serat atas dan serat bawah slab cor setempat

Lebar Flens Efektif


Lebar flens efektif yang diperhitungkan memberi kontribusi bagi aksi komposit.
b (L beam) b (T beam)

hf bw Lc

bw

L beam b = bw + 6hf = (bw + Lc) = bw + L/12 L = panjang bentang

T beam b = bw + 16hf = Lc = L/4

Modifikasi Lebar Flens Efektif


Bila modulus elastisitas beton pracetak dengan beton cor setempat tidak sama bm = n. b dimana n = Ect/Ec Ect = modulus elastisitas beton cor setempat Ec = modulus elastisitas beton pracetak

Think!!!
Untuk kelas U dan T, desain dimulai dengan memenuhi terlebih dahulu persyaratan tegangan dengan pendekatan teori elastik.. Lantas dimana posisi aksi komposit dapat diperhitungkan dalam rangkaian prosedur desain dengan pendekatan teori elastik?

Lay out Kabel


Pada bagian sebelumnya telah ditunjukkan prosedur desain lentur untuk kelas U dan T Dalam prosedur diperlihatkan bahwa ada kebutuhan untuk menentukan daerah dimana tendon nantinya diletakkan disepanjang bentang Penentuan daerah penempatan tendon ini penting terutama bila hasil desain membutuhkan tendon dengan jumlah yang lebih dari satu.. Ketentuan mengenai jarak antar tendon menyebabkan daerah yang diperlukan untuk menempatkan tendon harus diatur sedemikian rupa tidak menyebabkan ketentuan besarnya tegangan beton untuk kelas U atau T terlampaui

Dimanakah tendon harus diletakkan di sepanjang balok?


Berapakah nilai eksentrisitas tendon di sepanjang balok yang menjamin tegangan beton tidak melampaui batas?
Saat transfer

Tegangan beton ditengah bentang (posisi 2)

ft fb

Pi e.c M (1 2t ) tD ft i 0.25 fc'i Ac r S Pi e.c M (1 2b ) D f ci 0.6 fc'i Ac Sb r

MD di tengah bentang (posisi 2) maximum MD mengecil di posisi yang lain hingga menjadi 0 di tumpuan Perubahan nilai MD mempengaruhi tegangan pada serat beton Nilai e di posisi lain perlu disesuaikan untuk mengimbangi perubahan MD agar syarat ftfti dan fbfci tetap terpenuhi

Kern
Gambar berikut menunjukkan balok dengan kabel dengan eksentrisitas di tengah bentang = e. Tegangan beton di tengah bentang akibat Pi (tanpa memperhitungkan MD) ditunjukkan pada gambar sebelah kanan dimana tegangan pada serat atas tepat = 0.

Serat atas

ft

Pi e.c (1 2t ) Ac r

Bila dikehendaki agar tegangan serat atas = 0, maka:


P e.c f i (1 2t ) 0 Ac r t

(1

e.ct r2

)0

r2 e kb ct

Nilai e ini disebut lower kern point (kb) yaitu letak tendon agar tegangan pada serat atas = 0.

Dengan cara yang sama akan diperoleh nilai upper kern point (kt) sebagai berikut:
r2 k cb
t

Tanda negatif menunjukkan bahwa kern terletak diatas garis netral.

Sekarang bagaimana menentukan letak kabel yang akan menjamin balok prategang memenuhi persyaratan disemua tahapan pembebanan? Kasus tanpa ada tegangan tarik pada beton

Saat transfer

MD

kt Pi kb

+ + = c. Tegangan akibat Pi & MD

a. Akibat Pi b. Akibat MD

Apa yang harus dilakukan agar tegangan pada serat atas akibat Pi dan MD sama dengan 0?

+ + = c. Tegangan akibat Pi & MD

a. Akibat Pi b. Akibat MD

?
+ -

+ -

Tegangan akibat eksentrisitas tambahan sebesar amin = MD/Pi

MD

kt Pi
amin

kb

eb=kb+amin

Jadi, pada saat transfer, tidak akan ada tegangan tarik pada beton bila kabel terletak pada batas eksentrisitas di sepanjang balok sebesar eb kb+amin

Saat layan

MT

Pe kt kb

+ +

+
c. Tegangan akibat Pe & MT

a. Akibat Pe b. Akibat MT

+
+ + = -

Tegangan akibat eksentrisitas tambahan sebesar amax = MT/Pe

MT

Pe

amax

kt kb

et=kt-amax

Jadi, pada saat layan, tidak akan ada tegangan tarik pada beton bila kabel terletak pada batas eksentrisitas di sepanjang balok sebesar et kt-amax Kesimpulan: tendon harus diletakkan pada batas daerah berikut agar tidak terjadi tegangan tarik pada beton:

et eb

amax

kt kb

amin

Kasus ada tegangan tarik tapi tidak melampaui tegangan tarik ijin Walaupun terjadi tegangan tarik, bila tegangan tarik yang terjadi tidak melebihi batas tegangan tarik ijin , maka beton masih aman. Untuk kasus demikian, akan ada tambahan eksentrisitas eb dan et:
P .e'b .c t i f ti I Pe .e't .cb fc I

e'b

f ti . Ac .kb P i

r2

I Ac

f c . Ac .k t e' P e
t

kb

r2 ct

r2 k cb
t
Batas atas, ada tarik Batas atas, tidak ada tarik

et eb

et

amax

kt kb

eb

amin Batas bawah, tidak ada tarik Batas bawah, ada tarik

Question
Sebuah gelagar dengan penampang seperti tergambar dengan bentang sepanjang 20 m. Gelagar terbuat dari beton normal (berat jenis 2,4 t/m) dengan mutu pada umur 7 hari fci= 30 MPa dan setelah 28 hari fc= 40 MPa. Pada saat berumur 7 hari gaya prategang 475 kN dialihkan ke beton dan setelah berumur 28 hari balok prategang memikul beban hidup 1kN/m. Total kehilangan prategang sebesar 15%. Soal: Tentukan dan gambarkan daerah batas aman dimana tendon dapat ditempatkan. a. bila disyaratkan tidak ada tegangan tarik pada beton b. bila diperbolehkan ada tegangan tarik pada beton asal tidak melampaui tegangan tarik maksimum yang diijinkan.

20 m

700 mm

100 mm

Lay out Kabel pada penampang komposit


Bagaimana memperhitungkan aksi komposit pada penentuan daerah/batas penempatan tendon? Remember: aksi komposit terjadi saat layan!

Rangkuman Prosedur Desain


Start Tentukan fpu, fc, fci, qD, qSD, qL, l, Hitung MD, MSD, ML, MT Hitung tegangan ijin: Saat transfer : fci=-0.6fci

fti=0.25fci (di tengah bentang)


fti=0.5fci (di tumpuan) Saat layan : fc=0.45fc(sustained load) or 0.6fc (total load) ft=0.62fc (U) or 0.62fc<ft<1.0fc(T) A

Tentukan St dan Sb perlu


e konstan e variasi

St
Sb

M D M SD M L f ti f c
M D M SD M L f t f ci

St

(1 ) M D M SD M L f ti f c (1 ) M D M SD M L Sb f t f ci

Pilih penampang yang sesuai


Tentukan sifat-sifat penampang: Ac, I, Sb, St, r2 Tentukan e berdasarkan dimensi penampang B

B Hitung batas Pi:


P i ( fti M D / S t ) Ac (1 e.c / r )
t 2

P i

( f c M T / S t ) Ac (1 e.ct / r 2 )

P i

( f ci M D / Sb ) Ac (1 e.cb / r 2 )

P i

( f ts M T / Sb ) Ac (1 e.cb / r 2 )

Tentukan Aps, dan n Check tegangan aktual beton : Saat transfer Saat layan
ft ft
Pi e.c M (1 2t ) tD Ac r S Pe e.c M (1 2t ) tT Ac r S

fb

Pi e.c M (1 2b ) D Ac Sb r

fb

Pada saat layan, aksi komposit dapat diperhitungkan.. C

Pe e.c M (1 2b ) T Ac Sb r

C Apakah tegangan tersebut melampaui tegangan ijin?


ya tidak

Alternatif solusi: 1. Ubah dimensi 2. Ubah mutu beton Tidak ada tarik pada beton et=kt-amax

Tentukan daerah batas aman tendon:

eb=kb+amin

Ada tarik pada beton tapi tidak melampaui tegangan tarik ijin beton et=kt-amax+ eb

eb=kb+amin+et
Check kuat lentur nominal > kuat lentur perlu. End

Anda mungkin juga menyukai