FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor No. 01 Telp. (0452) 21257, 21737 Fax. (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso
TUGAS 1
PERANCANGAN STRUKTUR BAJA
BATANG TARIK
1. Jika P nomor pokok mahasiswa (NPM) sama dengan gaya tarik nominal yang
mampu dipikul struktur di bawah ini dalam satuan Kg, hitunglah berapah tinggi
pelat (h) yang dibutuhkan jika tebal pelat 7 mm, menggunakan 3 buah baut
diameter 19 mm. Mutu baja yang digunakan 37 dan diasumsikan An sama
dengan Ae. Ambil NPM empat digit terakhir, contoh 92011410141090, maka P=
1090 Kg
h P
2. Jika P 1109 kg, sama dengan gaya tarik nominal yang mampu dipikul struktur di
bawah ini dalam satuan Kg, hitunglah berapah tebal pelat (t) yang dibutuhkan
jika tinggi pelat 170 mm, menggunakan baut diameter 22 mm. Mutu baja yang
digunakan 37 dan diasumsikan An sama dengan Ae.
170 mm P
4. Profil siku 100.150.10 seperti gambar dibawah ini. Mutu baja 37 disambungkan
ke sebuah pelat simpul dengan baut berdiamater 25 mm. Batang ini memikul
beban mati P dan beban hidup 3P serta beban angin 0,8P. Periksalah apakah
profil siku 100.150.10 cukup kuat untuk memikul beban yang bekerja. P sama
dengan soal nomor 1.
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor No. 01 Telp. (0452) 21257, 21737 Fax. (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso
L 100.150.10
55 mm
150 mm
60 mm 1,2D+1,6L+0,8W
40 50 50 50 40
50 mm 50 mm 50 mm 50 mm
65 mm
Tn
6. Hitunglah beban tarik terfaktor maksimum yang dapat dipikul oleh batang tarik
berikut, dengan memperhitungkan pengaruh geser balok. Mutu baja yang
digunakan adalah BJ 37 dan diamater baut 19 mm.
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor No. 01 Telp. (0452) 21257, 21737 Fax. (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso
P=A×σ×n
di mana P adalah gaya tarik nominal, A adalah luas penampang melintang struktur, σ adalah
tegangan maksimum yang diizinkan pada baja, dan n adalah jumlah baut yang digunakan.
Untuk mencari tinggi pelat yang dibutuhkan, kita perlu mencari dulu luas penampang melintang
struktur. Karena pelat memiliki tebal 7 mm, maka lebarnya dapat diasumsikan sama dengan
diameter baut, yaitu 19 mm. Sehingga, luas penampang melintang struktur adalah:
A = h × 19 mm
Untuk tegangan maksimum yang diizinkan pada baja mutu 37, kita dapat menggunakan nilai 250
MPa.
Dari informasi yang diberikan, kita diketahui bahwa P = 1109 kg dan n = 3. Dengan
menggunakan persamaan di atas, kita dapat menghitung nilai h:
Sehingga, tinggi pelat yang dibutuhkan adalah sekitar 0.39 meter atau 39 cm.
2. Untuk menghitung tebal pelat yang dibutuhkan, kita dapat menggunakan rumus berikut:
Dimana:
Untuk kasus ini, P = 1109 kg dan An = Ae. Kita juga telah diberikan bahwa mutu baja yang
digunakan adalah 37, yang berarti tegangan maksimum yang diizinkan adalah 370 N/mm^2. Kita
dapat menggunakan tabel standar untuk mendapatkan luas nominal pelat yang sesuai dengan
tinggi dan diameter baut yang diberikan:
Diameter baut = 22 mm, sehingga luas penampang nominal (A) = 380 mm^2
Tinggi pelat = 170 mm
Jadi, tebal pelat yang dibutuhkan untuk menahan beban 1109 kg dengan baut diameter 22 mm
dan tinggi pelat 170 mm adalah sekitar 4.86 mm.
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor No. 01 Telp. (0452) 21257, 21737 Fax. (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso
3. Untuk menghitung tahanan tarik rencana dari batang tarik, kita perlu menentukan luas
penampang efektif dari batang tersebut. Dalam kasus ini, batang terbuat dari pelat dengan ukuran
6 mm x 125 mm yang disambung dengan las memanjang pada kedua sisinya. Panjang las yang
digunakan adalah 109 mm.
Jika kita asumsikan bahwa sambungan las tersebut memiliki lebar 2 mm pada kedua sisinya,
maka luas penampang efektif dari batang tarik dapat dihitung sebagai berikut:
Sekarang kita dapat menghitung tahanan tarik rencana dari batang tarik menggunakan rumus
sebagai berikut:
σt = F/Ae
Dimana:
Untuk baja BJ 41, nilai tahanan tariknya sekitar 410 N/mm^2. Kita dapat menghitung tahanan
tarik rencana dari batang tarik sebagai berikut:
Jadi, tahanan tarik rencana dari batang tarik tersebut adalah sekitar 410 N/mm^2, dengan gaya
tarik rencana sekitar 218,1 kN. Berikut adalah gambar ilustrasi dari batang tarik tersebut:
markdown
_______________________
| | |
| | |
| | |
| | |
| | |
| | |
|__|____________________|
^ ^
109 mm 109 mm
las 2 mm las 2 mm
Keterangan: Garis-garis vertikal menunjukkan pelat dengan ukuran 6 mm x 125 mm, sedangkan
garis-garis horizontal menunjukkan las dengan panjang 109 mm dan lebar 2 mm pada kedua
sisinya.
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
FAKULTAS TEKNIK
Jl. P. Timor No. 01 Telp. (0452) 21257, 21737 Fax. (0452) 324242 Kode Pos 94619 Poso
5. Untuk menghitung tahanan tarik rencana dari batang profil siku yang disambung dengan baut,
pertama-tama kita perlu menentukan luas penampang batang yang akan mengalami gaya tarik.
Dalam hal ini, kita dapat mengabaikan luas penampang siku karena baut akan menahan kekuatan
tarik dari kedua sisi penampangnya.
Luas penampang baut dengan diameter 19 mm dapat dihitung menggunakan rumus luas
penampang lingkaran, yaitu:
Selanjutnya, kita dapat menghitung tahanan tarik rencana dari batang menggunakan rumus
sebagai berikut:
F = A x σ = 283.53 mm^2 x 370 N/mm^2 (tahanan tarik rencana baja BJ 37) = 104863.1 N
Jadi, tahanan tarik rencana dari batang profil siku 100.100.12 yang disambung dengan baut
berdiameter 19 mm adalah sebesar 104863.1 N.
6. ntuk menghitung beban tarik terfaktor maksimum yang dapat dipikul oleh batang tarik,
pertama-tama perlu dilakukan perhitungan luas penampang batang tarik dan kemudian
menghitung nilai tegangan tarik maksimum yang mampu ditahan oleh material baja BJ 37.
Diketahui mutu baja BJ 37, yang memiliki nilai tegangan tarik maksimum sebesar 370 MPa.
Dalam perhitungan ini, perlu memperhitungkan pengaruh geser balok. Untuk itu, digunakan
faktor pengurangan kapasitas beban tarik (φ) sebesar 0.75.
Maka, beban tarik terfaktor maksimum (Pmaks) dapat dihitung sebagai berikut:
Jadi, beban tarik terfaktor maksimum yang dapat dipikul oleh batang tarik tersebut adalah
sebesar 78.92 kN.