Rangka Batang

Mekanika Rekayasa IV - 2017 Jafril Tanjung, Dr.Eng.
Universitas Andalas
Contoh 2 : Analisis Struktur Rangka Batang
Tentukan respons struktur rangkaian rangka batang berikut.
P=4
X
6 5
3
7
3
H=3
P=2 A
5
2
1 4
1 2 4
L=4 L=4
DB6, FB6, D6, F6 DP3, FP3, D10, F10
DB5, FB5, D5, F5 DP2, FP2, D9, F9
DB2, FB2, D2, F2 DB4, FB4, D4, F4 DB7, FB7, D7, F7
DB1, FB1, D1, F1 DB3, FB3, D3, F3 DP1, FP1, D8, F8
d2 d4
d1 d3
d4
d4 d2 d3
d3 d4 d1
d3
d2
d1 C
d2 d4
d1 d3
d2 d4 d2 d4
d2
d1 d3 d1 d3
d1
u2 u4
u1 u3
u3
u2
u4
u4 u3
u3
u1
u4
u1
u4 D
u2
u2 u1
u3
u1
u2 u4 u2 u4
u2
u1 u3 u1 u3
Contoh 2 - 1
Universitas Andalas
Gambar A dan B di atas merepresentasikan struktur pada level struktur dan mengiku sumbu global. Sedangkan
gambar C merupakan representasi struktur pada level elemen dan mengiku sumbul global serta gambar D pada
level elemen dan mengiku sumbu lokal. Gambar C dan D diperoleh dengan memisahkan struktur menjadi
elemen strukturnya dimana jumlah elemen (nel=number of elements) 7 dan jumlah k nodal (nnode=number of
nodes) 5. Jumlah perpindahan (nd=number of displacements) merupakan jumlah k nodal dikalikan dengan
jumlah perpindahan dalam ap k; jumlah perpindahan ap k untuk struktur rangka batang adalah 2.
Dengan demikian, jumlah derajat kebebasan (ndof=number degrees of freedom) merupakan jumlah perpindahan
yang ada dikurangi dengan jumlah kekangan pada k- k struktur (nr=number of restraints). Untuk
memudahkan dalam proses perhitungan, defensikan variabel-variabel tersebut di awal perhitungan. Dalam
contoh kasus ini, berat sendiri struktur diabaikan, material penyusun homogen untuk seluruh elemen struktur
yang diwakili oleh modulus elas sitas (E). Dalam contoh soal ini, semua penampang elemen penyusun struktur
diasumsikan seragam, yakni A=1.
nel  7 nnode  5 nd  nnode  2 nr  3 ndof  nd  nr

E  100000 A  1
Analisis struktur rangka batang ini dilakukan dalam 3 level, yakni level elemen, level struktur dan kembali ke
level elemen. pada level elemen yang pertama akan disusun ma k kekakuan elemen [k] dan vektor beban elemen
{f} yang mengiku arah perpindahan k nodal elemen dalam sumbu lokal {u}. Selanjutnya matriks [k] dan vektor
{f} ditransformasikan ke sumbu global menggunakan matr ik transformasi [R] untuk menghasillkan matriks
kekakuan [ks] dan vektor beban elemen {fs} yang mengiku arah perpindahan k nodal elemen dalam arah
sumbu global {d}. Matrik transformasi [R] dapat ditentukan dengan membandingkan arah elemen struktur
dalam Gamber C dan arah elemen struktur dalam Gambar D. Matrik transformasi [R] ini akan mengubah
orientasi elemen struktur dari sumbu lokal ke sumbu global.
Perhitungan pada level struktur merupakan untuk menentukan besarnya perpindahan yang terjadi pada k
kumpul. Untuk maksud tersebut, semua matrik kekakuan elemen dalam arah sumbu struktur [ks] dan vektor
beban elemen dalam arah sumbu struktur {fs} dirakit ke dalam matriks kekakuan struktur [K] dan vektor beban
struktur {F}, untuk menyusun struktur secara utuh yang mengiku arah perpindahan k nodal struktur dalam
arah sumbu global {D}. Proses perakitan ini mengiku tujuan yang disusun oleh vektor tujuan ap elemen
{des}iel; dimana (des=des na on) dan (iel=element number) merupakan nomor elemen. Vektor tujuan ini
ditentukan dengan membandingkan penomoran dalam perpindahan k nodal struktur dalam Gambar B dengan
perpindahan nodal ap elemen dalam Gambar C., seper diperlihatkan dalam tabel berikut.
Setelah perpindahan pada k nodal struktur {D} diperoleh, langkah selanjutnya adalah menentukan gaya
dalam ap komponen struktur {fa} yang ditentukan dalam arah sumbu lokal komponen struktur. Oleh karenanya,
perpindahan k nodal struktur harus ditransformasi ulang ke arah sumbu lokalnya dengan menggunakan
matriks transformasi [R]. Langkah terakhir dari analisis struktur ini adalah mentukan reaksi perletakan {RP}.
Perlu dicatat bahwa gaya dalam ditentukan dalam arah sumbu lokal, sementara reaksi perletakan ditentukan
dalam arah sumbu global.
Contoh 2 - 2
Universitas Andalas
Perhitungan pada Level Elemen
#Element 1
Matriks Kekauan Elemen dalam Arah Sumbu Lokal
4 0
L  4 Cx  Cy  iel  1
L L
 E A E  A
0 
 L 0
25000
L  25000 0 0
  
kiel  
0
kiel  
0 0 0 0 0 0 0
 E  A E A   25000 0 25000 0
 L 0 0  0 

L
  0 0 0
 0 0 0 0
Vektor Beban Elemen dalah Arah Sumbu Lokal
 0 
fiel   
0
Vektor beban elemen bernilai nol karena dak terdapat beban
0 
0 
 
Matriks Transformasi
 Cx Cy 0 0   1 0 0 0

Cy Cx 0
Riel  
0 
Riel  
0 1 0 0
 0 0 Cx Cy  0 0 1 0
 0 0 Cy Cx  0 
   0 0 1
Transfer Matriks Kekakuan Elemen ke arah sumbu Global
 25000 0 25000 0

ksiel  
T 0 0 0 0
ksiel  Riel  kiel  Riel
 25000 0 25000 0
 0 
 0 0 0
Transfer Vektor Beban Elemen ke arah sumbu Global
 0 
fsiel   
T 0
fsiel  Riel  fiel
0 
0 
 
Tentukan Vektor Tujuan
 1 
desiel   
2
3 
4 
 
Contoh 2 - 3
Universitas Andalas
#Element 2
0 3
L  3 Cx  Cy  iel  2
L L
 E A E  A
0 
 L 0
33333.3
L  33333.3 0 0
  
kiel  
0
kiel  
0 0 0 0 0 0 0
 E  A E A   33333.3 0 33333.3 0
 L 0 0  0 

L
  0 0 0
 0 0 0 0
 0 
fiel   
0
0 
0 
 
 Cx Cy 0 0   0 1 0 0

Cy Cx 0 1
Riel  
0 
Riel  
0 0 0
 0 0 Cx Cy  0 0 0 1
 0 0 Cy Cx  0 
   0 1 0
 0 0 0 0 
33333.3 
ksiel  
T 0 33333.3 0
0 0 0 0 
 0 33333.3 
 0 33333.3 
 0 
fsiel   
T 0
0 
0 
 
 3 
4
5 
6 
 
Contoh 2 - 4
Universitas Andalas
#Element 3
4 3
L  5 Cx  Cy  iel  3
L L
 E A E  A
0 
 L 0
20000
L  20000 0 0
  
kiel  
0 0 0 0  0 0 0 0
k 
 E  A E A  iel  20000 0 20000 0
 L 0 0  0 

L
  0 0 0
 0 0 0 0
 0 
fiel   
0
Vektor beban elemen bernilai nol karena dak
0  terdapat beban
0 
 
 Cx Cy 0 0   0.8 0.6 0 0 

Cy Cx 0 0.6 0.8
Riel  
0   0 0 
Riel 
 0 0 Cx Cy   0 0 0.8 0.6 
 0 0 Cy Cx   0 
   0 0.6 0.8 
 12800 9600 12800 9600 

9600 7200 
ksiel  
T 9600 7200
 12800 9600 12800 9600 
 9600 7200 9600 7200 
 
 0 
fsiel   
T 0
0 
0 
 
 1 
2
5 
6 
 
Contoh 2 - 5
Universitas Andalas
#Element 4
4 0
L  4 Cx  Cy  iel  4
L L
 E A E  A
0 
 L 0
25000
L  25000 0 0
  
kiel  
0 0 0 0  0 0 0 0
k 
 E  A E A  iel  25000 0 25000 0
 L 0 0  0 

L
  0 0 0
 0 0 0 0
 0 
fiel   
0
0 
0 
 
 Cx Cy 0 0   1 0 0 0

Cy Cx 0
Riel  
0 
Riel  
0 1 0 0
 0 0 Cx Cy  0 0 1 0
 0 0 Cy Cx  0 
   0 0 1
 25000 0 25000 0

ksiel  
T 0 0 0 0
 25000 0 25000 0
 0 
 0 0 0
 0 
fsiel   
T 0
0 
0 
 
 3 
4
8 
7 
 
Contoh 2 - 6
Universitas Andalas
#Element 5
0 3
L  3 Cx  Cy  iel  5
L L
 E A E  A
0 
 L 0
33333.3
L  33333.3 0 0
  
kiel  
0 0 0 0  0 0 0 0
k 
 E  A E A  iel  33333.3 0 33333.3 0
 L 0 0  0 

L
  0 0 0
 0 0 0 0
 0 
fiel   
0
0 
0 
 
 Cx Cy 0 0   0 1 0 0

Cy Cx 0 1
Riel  
0 
Riel  
0 0 0
 0 0 Cx Cy  0 0 0 1
 0 0 Cy Cx  0 
   0 1 0
 0 0 0 0 

33333.3 
ksiel  
T 0 33333.3 0
0 0 0 0 
 0 33333.3 
 0 33333.3 
 0 
fsiel   
T 0
0 
0 
 
 8 
7
9
 10 
 
Contoh 2 - 7
Universitas Andalas
#Element 6
4 0
L  4 Cx  Cy  iel  6
L L
 E A E  A
0 
 L 0
25000
L  25000 0 0
  
kiel  
0 0 0 0  0 0 0 0
k 
 E  A E A  iel  25000 0 25000 0
 L 0 0  0 

L
  0 0 0
 0 0 0 0
 0 
fiel   
0
0 
0 
 
 Cx Cy 0 0   1 0 0 0

Cy Cx 0
Riel  
0 
Riel  
0 1 0 0
 0 0 Cx Cy  0 0 1 0
 0 0 Cy Cx  0 
   0 0 1
 25000 0 25000 0

ksiel  
T 0 0 0 0
 25000 0 25000 0
 0 
 0 0 0
 0 
fsiel   
T 0
0 
0 
 
 5 
6
9
 10 
 
Contoh 2 - 8
Universitas Andalas
#Element 7
4 3
L  5 Cx  Cy  iel  7
L L
 E A E  A
0 
 L 0
20000
L  20000 0 0
  
kiel  
0 0 0 0  0 0 0 0
k 
 E  A E A  iel  20000 0 20000 0
 L 0 0  0 

L
  0 0 0
 0 0 0 0
 0 
fiel   
0
Vektor beban elemen bernilai nol
0  karena dak terdapat beban
0 
 
 Cx Cy 0 0   0.8 0.6 0 0 

Cy Cx 0
Riel  
0   0.6 0.8 0 0 
Riel 
 0 0 Cx Cy   0 0 0.8 0.6 
 0 0 Cy Cx   0 
   0 0.6 0.8 
 12800 9600 12800 9600 

9600 7200 
ksiel  
T 7200 9600
 12800 9600 12800 9600 
 9600 7200 9600 7200 
 
0 
 
fsiel   
T 0
0 
0 
 
 5 
6
8 
7 
 
Contoh 2 - 9
Universitas Andalas
Perhitungan pada Level Struktur
Reset kekakuan struktur untuk k bebas
[KBB]
I  1  ndof J  1  ndof KBB  0
I J
Rakit kekakuan elemen dari level elemen ke level struktur [KBB]
KBB  for iel  1  nel

for i  1  4
for j  1  4
I   desiel
i
J   desiel
j
 continue  if I  ndof
 continue  if J  ndof
KBB  KBB   ksiel
I J I J i j
KBB
 37800 9600 25000 0 12800 9600 0 

 
 9600 7200 0 0 9600 7200 0 
 25000 0 50000 0 0 0 0 
KBB   0 0 0 33333.3 0 33333.3 0 
 
 12800 9600 0 0 50600 0 9600 
 9600 7200 0 33333.3 0 47733.3 7200 
 0 
 0 0 0 9600 7200 40533.3 
Reset vektor beban struktur untuk k bebas {FB}
I  1  ndof FB  0
I
Rakit vektor beban elemen ke level struktur {F}
FB  for iel  1  nel
for i  1  4
I   desiel
i
 continue  if I  ndof
FB  FB   fsiel
I I i
FB
Defenisikan vektor beban akibat beban k {FJ}
I  1  ndof FJ  0 FJ  2 FJ  4
I 2 6
Contoh 2 - 10
Universitas Andalas
Tambahkan beban tk {FJ} ke dalam vektor beban k bebas {FB}

I  1  ndof FB  FB  FJ
I I I
  0
 
 2 
0 
FB   0 
 
0 
 4 
0 
 
Tentukan perpindahan pada k kumpul bebas {DB}

DB  lsolve KBB FB 
 0.00021 
 
 0.00271 
 0.00011 
DB   0.00158 
 
 0.00043 
 0.00158 
 0.00018 
 
Tentukan perpindahan pada semua k kumpul {D}
i  1  nd Di  0
i  1  ndof Di  DB
i
Perhitungan Gaya Dalam pada Level Elemen
#Elemen 1
Tentukan perpindahan k kumpul elemen dalam arah struktur dan arah sumbu elemen.
iel  1
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d
 0.00021 
0.00271 
uiel  
uiel  Riel  d
 0.00011 
 0.00158 
 
Contoh 2 - 11
Universitas Andalas
 2.667 
faiel  
0 
faiel  fiel  kiel  uiel
 2.667 
 0 
 
#Elemen 2
iel  2
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d  0.00158 
0.00011 
uiel  Riel  d uiel  
 0.00158 
 0.00043 
 
 0 
faiel   
0
0 
0 
 
#Elemen 3
iel  3
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d  0.00146 
0.0023 
 0.00129 
 0.00101 
 
 3.333 
faiel  
0 
 3.333 
 0 
 
Contoh 2 - 12
Universitas Andalas
#Elemen 4
iel  4
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d
 0.00011 
0.00158 
 0 
 0.00018 
 
 2.667 
faiel  
0 
 2.667 
 0 
 
#Elemen 5
iel  5
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d  0.00018 
uiel   
0
uiel  Riel  d
 0 
 0 
 
 6 
faiel   
0
6 
0 
 
Contoh 2 - 13
Universitas Andalas
#Elemen 6
iel  6
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d  0.00043 
0.00158 
 0 
 0 
 
 10.667 
faiel   
0
 10.667 
 0 
 
#Elemen 7
iel  7
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d
 0.00061 
0.00152 
 0.00011 
 0.00014 
 
 10 
faiel  
0 
 10 
 0 
 
Contoh 2 - 14
Universitas Andalas
Resume gaya dalam pada se ap elemen
far  for iel  1  nel  2.667 0 3.333 2.667 6 10.667 10 

i  1  4
far   
for 0 0 0 0 0 0 0
fari iel   faiel  2.667 0 3.333 2.667 6 10.667 10 
i  0 
 0 0 0 0 0 0 
far
Perhitungan Reaksi Perletakan
#Elemen 1
Tentukan perpindahan k kumpul elemen dan reaksi yang terjadi dalam arah struktur.
iel  1
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d
 2.667 
fr iel  
0 
fr iel  fsiel  ksiel  d
 2.667 
 0 
 
#Elemen 2
iel  2
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d
0 
 
fr iel   
0
0 
0 
 
Contoh 2 - 15
Universitas Andalas
#Elemen 3
iel  3
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d  2.667 
2 
fr iel  fsiel  ksiel  d fr iel  
 2.667 
 2 
 
#Elemen 4
iel  4
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d  2.667 
fr iel  
0 
 2.667 
 0 
 
#Elemen 5
iel  5
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d
 0 
6
fr iel  fsiel  ksiel  d fr iel   
0 
6 
 
Contoh 2 - 16
Universitas Andalas
#Elemen 6
iel  6
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d  10.667 
fr iel   
0
 10.667 
 0 
 
#Elemen 7
iel  7
d  for i  1  4
I   desiel
i
d i  DI
d  8 
6
fr iel  fsiel  ksiel  d fr iel   
 8 
6 
 
Rakit reaksi yang terjadi dari level elemen ke level struktur
I  1  nr RPI  0
RP  for iel  1  nel

for i  1  4
I   desiel
i
 continue  if I  ndof
J  I  ndof
RPJ  RPJ   fr iel
i
RP
 10.667 
RP   10.667 
 
 6 
Contoh 2 - 17
Universitas Andalas
Contoh 2 - 18
Universitas Andalas
Contoh 2 - 19
Universitas Andalas
Contoh 2 - 20

Rangka Batang

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Deskripsi Asli:

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Rangka Batang

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Mekanika Rekayasa IV - 2017 Jafril Tanjung, Dr.Eng.

DB6, FB6, D6, F6 DP3, FP3, D10, F10

DB5, FB5, D5, F5 DP2, FP2, D9, F9

DB2, FB2, D2, F2 DB4, FB4, D4, F4 DB7, FB7, D7, F7

DB1, FB1, D1, F1 DB3, FB3, D3, F3 DP1, FP1, D8, F8

nel  7 nnode  5 nd  nnode  2 nr  3 ndof  nd  nr

 12800 9600 12800 9600 

 12800 9600 12800 9600 

KBB  for iel  1  nel

 37800 9600 25000 0 12800 9600 0 

Tambahkan beban tk {FJ} ke dalam vektor beban k bebas {FB}

far  for iel  1  nel  2.667 0 3.333 2.667 6 10.667 10 

RP  for iel  1  nel

Anda mungkin juga menyukai