PAKU
- Alat sambung paku masih dijumpai pada
struktur atap, dinding, atau pada struktur
rangka rumah.
- Tebal kayu yang disambung biasanya tidak
terlalu tebal berkisar antara 2 cm sampai
dengan 4 cm
Jenis paku:
- Paku bulat
- Paku ulir
Catatan:
Semakin besar nilai berat jenis suatu kayu, maka
semakin besar nilai kuat tumpunya
- Umumnya alat sambung paku digunakan pada
kayu dengan berat jenis tidak tinggi mengingat
mudahnya paku untuk tekuk (buckling)
- Salah satu penyebab tekuk pada paku adalah
tingginya nilai banding antara panjang dan
diameter paku (angka kelangsingan paku)
sebagai ciri khas alat sambung paku
- Nilai kuat lentur paku dapat diperoleh dari
supplier
Kuat lentur paku untuk berbagai diameter
paku bulat
Berbagai ukuran diameter dan panjang paku
Geometri sambungan paku
Spasi dalam satu baris (a): Pada semua arah garis kerja
beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum
antar alat pengencang dalam satu baris diambil sebesar
10D bila digunakan plat sisi dari kayu dan minimal 7D
untuk plat sisi dari baja
Spasi antar baris (b): Pada semua arah garis kerja beban
lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar
baris adalah 5D
Jarak ujung (c): Jarak minimum dari ujung komponen struktur ke
pusat alat pengencang terdekat diambil sebagai berikut:
- Untuk beban tarik lateral
15 D untuk pelat sisi dari kayu
10 D untuk pelat sisi dari baja
- Untuk beban tekan lateral
10 D untuk pelat sisi dari kayu
5 D untuk pelat sisi dari baja
Jarak tepi (jarak tepi dengan beban,d, dan jarak tepi tanpa
beban,e): Jarak minimum dari tepi komponen struktur ke pusat alat
pengencang terdekat diambil sebesar:
- 5D pada tepi yang tanpa dibebani
- 10D pada tepi yang dibebani
FAKTOR KOREKSI SAMBUNGAN PAKU
Penyelesaian :
Dicoba paku 4”BWG8 (diameter 4,2mm dan panjang 102 mm)
Menghitung tahanan lateral acuan satu paku (Z)
2Fyb (1 2Re ) D 2
k1 (1) 2(1 Re )
3Fem p 2
2(1 Re ) 2 F (1 2 R ) D 2
k2 (1)
yb e
2
Re 3Femt s
Moda kelelehan IV
Z 2 1461 2921N
Menghitung tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’)
Nilai koreksi penetrasi (Cd)
p = 33 mm > 6D (6 x 3,1 = 18,6 mm)
< 12 D (12 x 3,1 = 37,2 mm), maka:
p 33
Cd 0,89
12 D 12 x3,1