Anda di halaman 1dari 62

DASAR-DASAR PERENCANAAN

SAMBUNGAN KAYU

ELLYSA, ST, MT
KRISTIANA BEBHE, ST.MT
14 Mei 2014
VII. PENGENALAN ALAT SAMBUNG KAYU

PERLUNYA SAMBUNGAN:

Memperpanjang batang kayu (alasan geometrik) : overlapping


connection
Menggabungkan beberapa batang kayu pada buhul/joint.

Beberapa hal yang menyebabkan rendahnya kekuatan sambungan


pada konstruksi kayu ( Awaludin, 2002):

1. Pengurangan luas tampang


2. Penyimpangan arah serat
3. Terbatasnya luas sambungan
Ciri-ciri alat sambung yang baik:

• Pengurangan luas tampang relatif kecil atau bahkan nol.

• Memiliki nilai banding antara kuat dukung sambungan


dengan kuat ultimit batang yang disambung yang tinggi.

• Menunjukkan perilaku pelelehan sebelum mencapai


keruntuhan (daktail)

• Memiliki angka penyebaran panas rendah

• Murah dan mudah dalam pemasangan


Jenis-jenis sambungan:
Menurut jumlah batang yang disambung:

 Sambungan satu irisan, dua irisan, dst.

P/2
P
P P
P/2

Satu irisan
Dua irisan

Menurut sifat gaya yang bekerja:

 sambungan desak, tarik, dan momen


Jenis-jenis alat sambung

Racher (1995), melakukan pengujian beberapa macam alat sambung


yaitu membandingkan kurva beban vs sesaran/slip seperti terlihat pada
gambar berikut.
1. Lem
Bila dibandingkan dengan alat sambung yang lain, lem termasuk
alat sambung yang bersifat getas.
Keruntuhan yang terjadi tanpa adanya peristiwa pelelehan.
Umumnya dipergunakan pada struktur balok susun, atau produk
kayu laminasi.

2. Alat sambung mekanik (Mechanical connector).


Berdasarkan interaksi gaya-gaya dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu:
a. Kelompok alat sambung yang kekuatannya berasal dari
interaksi kuat lentur alat sambung dengan kuat desak atau
geser kayu (contoh; paku dan baut).
b. Kelompok alat sambung yang kekuatannya ditentukan oleh luas
bidang dukung kayu yang disambungnya (contoh: pasak kayu
Koubler, cincin belah, pelat geser, spikes grid, single/double
sides toothed plate, toothed ring).
• Paku
Sering dijumpai pada struktur dinding, lantai, dan rangka. Umumnya
diameter paku berkisar antara 2,75 mm sampai 8 mm dan
panjangnya antara 40 mm sampai 200 mm. Agar terhindar dari
pecahnya kayu, pemasangan paku dapat didahului dengan lubang
penuntun yang berdiameter 0,9D untuk kayu dengan Bj. di atas 0,6
dan diameter 0,75D untuk kayu dengan Bj. di bawah atau sama
dengan 0,6 (D = diameter paku).
• Baut
Umumnya terbuat dari baja lunak (mild steel) dengan kepala
berbentuk hexagonal, square, dome, atau flat seperti pada Gambar.
Diameter baut berkisar ¼” sampai dengan 1,25 “. Untuk kemudahan
pemasangan, lubang baut diberi kelonggaran 1 mm. Alat sambung
baut biasanya dipergunakan pada sambungan dua irisan dengan
tebal minimum kayu samping 30 mm dan kayu tengah 40 mm dan
dilengkapi cincin penutup.
• Timber connector

1. Pasak kayu Koubler.


- Berasal dari Jerman
- Terbuat dari kayu yang sangat keras, berbentuk silinder
dengan diameter bagian tengah lebih besar.
- Diameter relatif besar sekitar 10 cm dan tebal 5 cm.

2. Cincin belah (split ring).


- Terbuat dari besi dengan diameter 2,5” dan 4”.
- Disebut cincin belah karena cincin ini tidak utuh shg mudah
mengikuti kembang susut kayu yang disambung.

3. Pelat geser (Shear plate).


- Terbuat dari pressed steel dengan bentuk lingkaran.
- Ditempatkan pada masing-masing kayu yang disambung, shg
pemindahan gaya dilakukan sepenuhnya oleh baut pengaku.
Gambar alat sambung pasak Koubler, cincin belah, dan pelat geser.
4. Spike grids
- Alat ini sudah tidak diproduksi lagi.
- Terdiri dari tiga bentuk yaitu flat, single curve, dan circular.

5. Toothed ring
- Terbuat dari lembaran besi berbentuk
melingkar dengan permukaan
dikedua sisinya tajam atau runcing.
6. Single atau double sides toothed plate.
- Umumnya berbentuk lingkaran dan segi empat dengan
lubang di tengah (untuk penempatan baut pengaku).
- Pada kelilingnya terdapat gigi berbentuk segi tiga.
- Diameter antara 38 mm sampai 165 mm.
- Mudah untuk kayu lunak, untuk kayu keras dibantu dengan
palu/hammer.
- Contoh: kokot Buldog dan Geka.
3. Metal plate connectors
- Berkembang tahun 1960an – saat ini.
- Umumnya terbuat dari pelat galvanise dengan tebal antara 0,9 mm
sampai 2,5 mm.
- Contoh: punched plate, nail plate, joist hanger.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada sambungan.

1. Eksentrisitas
- Titik berat kelompok alat sambung harus terletak pada garis
kerja gaya, jika tidak akan timbul momen yang dapat menurunkan
kekuatan sambungan
2. Sesaran/slip.
- Sesaran yang terjadi dapat dibagi 2 yaitu searan awal yang
diakibatkan oleh adanya lubang kelonggaran untuk
mempermudah penempatan alat sambung. Setelah sesaran awal
terlampaui, maka sesaran berikut berupa gaya perlawanan
(tahanan lateral) dari alat sambung.
3. Mata kayu
- Adanya mata kayu dapat
menurunkan kekuatan tarik
dan tekan.
- Dapat dianggap sebagai
pengurangan luas tampang
kayu.
ANALISIS
SAMBUNGAN PAKU
I. Tahanan Lateral Acuan

• Sambungan satu irisan dan dibebani tegak lurus sumbu alat


pengencang dan dipasang tegak lurus sumbu komponen struktur
diambil sebagai nilai terkecil dari persamaan yang dihitung sesuai
Tabel 1 dan dikalikan dengan jumlah alat pengencang (nf).

• Sambungan dua irisan, diambil sebesar dua kali tahanan lateral


acuan satu irisan terkecil.

• Nilai kuat tumpu kayu untuk beberapa nilai berat jenis dpt dilihat pd
Tabel 2.

• Kuat lentur paku bulat dpt dilihat pd Tabel 3 (ASCE, 1997).

• Dimensi paku yg meliputi diameter, panjang, dan angka


kelangsingan, dpt dilihat pd Tabel 4.
Tabel 1. Tahanan lateral acuan satu paku (Z) pada
sambungan dengan satu irisan yang menyambung
dua komponen

Moda Persamaan yang berlaku


Kelelehan

Is 3,3Dt s Fes
Z
KD Catatan:
IIIm Re = Fem/Fes
3,3k1 DpFem p = kedalaman penetrasi efektif batang alat
Z dengan:
K D (1  2 Re ) pengencang pada komponen
2 Fyb 1  2 Re D 2 pemegang(lihat Gambar 20),
k1   1  21  Re   KD = 2,2 untuk D  4,3 mm,
3Fem p 2
= 0,38 D + 0,56 untuk 4,3 mm < D < 6,4
IIIs mm,
3,3k 2 Dt s Fem dengan:
Z = 3,0 untuk D  6,4 mm.
K D (2  Re )
21  Re  2 Fyb 1  2 Re D
2

k 2   1  
Re 3Fem t s2

IV
3,3D 2 2 Fem F yb
Z
KD 3(1  Re )
Tabel 2. Kuat tumpu paku untuk berbagai berat jenis kayu

Berat jenis kayu (G)


0,40 0,45 0,50 0,55 0,60 0,65 0,70
Nilai Fe (N/mm2) 21,21 26,35 31,98 38,11 44,73 51,83 59,40

Tabel 3. Kuat lentur paku untuk berbagai Tabel 4. Berbagai ukuran diameter
diameter paku bulat dan panjang paku

Kuat lentur paku


Diameter paku Fyb Nama paku Diameter Panjang λ
(N/mm2) (mm) (mm)
≤ 3,6 mm 689 2"BWG12 2,8 51 18
2,5"BWG11 3,1 63 20
3,6 mm < D ≤ 4,7 mm 620
3"BWG10 3,4 76 22
4,7 mm < D ≤ 5,9 mm 552 3,5"BWG9 3,8 89 23
5,9 mm < D ≤ 7,1 mm 483 4"BWG8 4,2 102 24
4,5"BWG6 5,2 114 22
7,1 mm < D ≤ 8,3 mm 414
D > 8,3 mm 310
II. Geometrik Sambungan Paku

Spasi dlm satu baris (a).


Pd semua arah garis kerja gaya thd arah serat kayu: spasi minimum
antar alat pengencang dlm satu baris diambil sebear 10 D bila
digunakan pelat sisi dari kayu dan minimal 7 D untuk pelat sisi dari baja.

Spasi antar baris (b).


Pada semua arah garis kerja gaya thd arah serat kayu, spasi
minimum antar baris adalah 5 D.

Jarak ujung (c).


Jarak minimum dr ujung komponen str ke pusat alat pengencang
terdekat diambil sbb:
a. untuk beban tarik lateral: b. untuk beban tekan lateral:
- 15 D : pelat sisi dari kayu - 10 D : pelat sisi dari kayu
- 10 D : pelat sisi dari baja - 5 D : pelat sisi dari baja
Jarak tepi (jarak tepi dg beban, d, dan jarak tepi tanpa beban, e).
Jarak minimum dari tepi komponen str ke pusat alat pengencang
terdekat diambil sbb:
- 5 D pada tepi yg tidak dibebani
- 10 D pada tepi yg dibebani
III. Faktor Koreksi Sambungan Paku

1. Kedalaman penetrasi (Cd).

Tahanan lateral acuan dikali-


kan dg faktor kedalaman
penetrasi (p), sbb:
- p ≥ 12D , Cd = 1,00
- 6D ≤ p ≤ 12D , Cd = p/12D
- p ≤ 6D , Cd = 0,00
2. Serat ujung (Ceg).
Tahanan lateral acuan harus dikalikan
dengan faktor serat ujung Ceg = 0,67,
untuk alat pengencang yg ditanam ke
dalam serat ujung kayu.

3. Sambungan paku miring (Ctn).

Pada sambungan spt ini, tahanan


lateral acuan hrs dikalikan dg faktor
paku miring Ctn = 0,83.
4. Sambungan diafragma (Cdi).
Faktor koreksi ini hanya berlaku untuk sambungan rangka kayu
dg plywood spt pd str diafragma atau shear wall. Nilai faktor koreksi ini
umumnya lebih besar dari 1,00.

Contoh soal 1.

Rencanakan sambungan perpanjangan (lihat Gambar) dg menggunakan


alat sambung paku. Kayu penyusun sambungan memiliki berat jenis 0,5.
Asumsikan nilai (λ) = 0,8.
Penyelesaian :

Dicoba paku 4’’BWG8 (diameter 4,2 mm dan panjang 102 mm).

Menghit tahanan lateral acuan satu paku (Z).


Diameter paku (D) = 4,2 mm
Kuat lentur paku (Fyb) = 620 N/mm2
Kuat kayu samping dan utama dianggap memiliki berat jenis yg
sama, maka Fes = Fem = 31,98 N/mm2 dan Re = 1,00.
Tebal kayu samping (ts) = 25 mm
Penetrasi pd komponen pemegang (p) = 102 – 25 – 50 = 27 mm
KD = 2,2 (untuk paku dg diameter < 4,3 mm)

Moda kelelehan Is .
Moda kelelehan IIIm

2 Fyb (1  2 Re ) D 2
k1   1  21  Re  
3 Fem p 2

2 x 620 x 1  2 x14, 2 
2
  1  21  1  2
 1, 22
3 x 31,98 x 27
3,3k1 DpF em 3,3 x1, 22 x 4, 2 x 27 x 31,98
Z   4432 N
K D 1  2 Re  2, 21  2 x1

Moda kelelehan IIIs

2 1  R e  2 F yb (1  2 R e ) D
2

k 2   1  
Re 3 Fem t s2

2 1  1 2 x 620 x 1  2 x14 , 2 
2
  1    1, 26
1 3 x 31 ,98 x 25 2
3,3 k 2 Dt s Fem 3,3 x1, 26 x 4 , 2 x 25 x 31 ,98
Z    4221 N
K D 2  R e  2 , 2 2  1
Moda kelelehan IV

3 ,3 D 2 2 F em F yb 3 ,3 x ( 4 , 2 ) 2 2 x 31 , 98 x 620
Z    4302 N
KD 3 1  R e  2 ,2 3 1  1 
Jadi tahanan lateral acuan terkecil : IIIs = 4221 N
Tahanan lateral acuan untuk dua irisan, Z = 2 x 4221 = 8442 N

Tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’).


Nilai koreksi penetrasi (Cd)
p = 27 mm > 6D (6 x 4,2 = 25,2 mm)
< 12D (12 x 4,2 = 50,4 mm), maka:
Cd = p/12D = 27/50,4 = 0,536

Z’ = Cd.Z (Cdi , Ceg , dan Ctn tdk diperhitungkan)


= 0,536 x 8442 = 4525 N
Tahanan lateral ijin satu paku (Zu).
Zu = λ.Фz.Z’ = 0,8 x 0,65 x 4525 = 2353 N

Menghit jumlah paku (nf).


P 20000
nf    8,5 bh (dipasang 10 bh paku spt Gambar)
Zu 2353

Ketent penempatan paku:


- spasi dlm 1 baris (a) : 10D = 42 mm ~ 50 mm
- jarak antar baris (b) : 5D = 21 mm ~ 30 mm
- jarak ujung (c) : 15D = 63 mm ~ 75 mm
- jarak tepi tdk dibebani (e) : 5D = 21 mm ~ 30 mm
Contoh soal 2.

Hitunglah gaya tarik Pmaks yg dijinkan dari sambungan satu irisan spt
gambar. Paku yg digunakan 3”BWG10, berat jenis kayu 0,55 dan faktor
waktu (λ) = 1,00.

Penyelesaian:
Tahanan lateral acuan satu baut (Z).
Paku 3”BWG10, diameter 3,4 mm dan panjang 76 mm
Kuat lentur paku (Fyb) = 689 N/mm2
Kuat tumpu kayu Fes = Fem = 38,11 N/mm2 dan Re = 1,00
Tebal kayu penyambung (tebal kayu terkecil) = 30 mm
Kedalaman penetrasi (p) = 76 – 30 = 46 mm
KD = 2,2 (diameter paku < 4,3 mm)
Tahanan lateral Moda Kelelehan
acuan (N)
5831 Is
3126 IIIm
2163 IIIs
1622 IV

Tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’).


Nilai koreksi penetrasi (Cd)
p = 46 mm > 12 D (12 x 3,4 = 40,8 mm) , jadi Cd = 1,00
Z’ = Cd. Z = 1,00 x 1622 = 1622 N

Gaya tarik maks sambungan (P).


P ≤ nf.λ.Фz.Z
≤ 12 x 1,00 x 0,65 x 1622 = 12651 N
Jadi gaya tarik maks adalah 12,651 kN
Contoh soal 3.

Hitunglah besarnya gaya tarik P dari sambungan buhul spt gambar yg


tersusun dari kayu dg berat jenis 0,6 dan paku 2,5”BWG11. Asumsikan
nilai faktor waktu (λ) = 0,80.
Penyelesaian:

Tahanan lateral acuan satu baut (Z) satu irisan.


Paku 2,5”BWG11, diameter 3,1 mm dan panjang 63 mm
Kuat lentur paku (Fyb) = 689 N/mm2
Kuat tumpu kayu Fes = Fem = 44,73 N/mm2 dan Re = 1,00
Tebal kayu samping (ts) = 30 mm
Kedalaman penetrasi (p) = 63 – 30 = 33 mm
Kontrol overlapping (v)
v = 2 x (p – 0,5tm) = 2 x (33 – 25) = 16 mm > 4D (4 x 3,1 = 12,4 mm)
KD = 2,2 (diameter paku < 4,3 mm)

Tahanan lateral Moda Kelelehan Karena penempatan paku


acuan (N) pada 2 sisi, maka tahanan
6240 Is lateral acuan:
2441 IIIm
2248 IIIs Z = 2 x 1461 = 2921 N
1461 IV
Menghit tahanan lateral acuan terkoreksi (Z’).
Nilai koreksi penetrasi (Cd).
p = 33 mm > 6D (6 x 3,1 = 18,6 mm)
< 12D (12 x 3,1 = 37,2 mm), maka:
Cd = p/12D = 33/37,2 = 0,89

Z’ = Cd.Z = 0,89 x 2921 = 2599 N.

Gaya tarik maks sambungan (P).


P ≤ nf.λ.Фz.Z
≤ 9 x 0,8 x 0,65 x 2599 = 12163 N

Jadi gaya tarik maks adalah 12,16 kN


ANALISIS SAMBUNGAN
BAUT
Alat sambung baut umumnya difungsikan untuk mendukung
beban tegak lurus sb panjangnya.

Kekuatan sambungan baut ditentukan oleh:


• Kuat tumpu kayu
• Tegangan lentur baut
• Angka kelangsingan (nilai banding antara panjang baut pd kayu
utama dg diameter baut).

Tegangan tumpu kayu maks terjadi pada bagian samping kayu utama.
I. Tahanan Lateral Acuan

Tahanan lateral acuan (Z) satu Moda Tahanan lateral (Z)


baut pd sambungan 1 irisan kelelehan
dan 2 irisan menurut SNI-5
(2002) dapat dilihat pd Tabel 1 Im Z
0,83Dtm Fem
dan Tabel 2. K

Is Z 
0,83 Dt s Fes
K
Tabel 1. Tahanan lateral
acuan 1 baut pd sambungan 1 II 0 ,93 k1 Dt s Fes
Z 
irisan yg menyambung dua K
komponen IIIm 1, 04 k 2 Dt m Fem
Z 
1  2 R e K 
IIIs 1, 04 k 3 Dt s Fem
Z 
2  Re K 
IV  1, 04 D 2  2 Fem F yb
Z   
 K  3 1  R e 
Keterangan:

k1 
 
R e  2 R e2 1  R t  R t2  R t2 R e3  R e 1  R t 
1  R e 
2 F yb 1  2 R e D 2
k 2   1  2 1  R e  
3 Fem t m2

2 1  R e  2 F yb 2  R e D
2

k 3   1  
Re 3 Fem t s2

Keterangan :
tm
Rt 
ts
Fem
Re 
Fes
  
K  1   0 
 360 
Tabel 2. Tahanan lateral acuan satu
baut pada sambungan dua irisan
yang menyambung tiga komponen

Moda Tahanan lateral (Z)


kelelehan
Keterangan:
Im 0,83Dtm Fem
Z
2 1  R e  F yb 2  R e D
2
K
k 4   1  
Re 3 Fem t s2
Is 1,66 Dt s Fes
Z
K

IIIs 2,08k 4 Dt s Fem


Z
2  Re K
IV  2 , 08 D 2  2 Fem F yb
Z   
 K  31  R e 
Fem dan Fes adalah kuat tumpu (N/mm2) kayu utama dan samping.
Sudut sejajar : Fe// = 77,25 G
Tegak lurus serat : Fe┴ = 212 G1,45 D-0,5

Kuat tumpu kayu dg sudut θ thd serat (Pers. Hankinson):


Fe // Fe 
Fe 
Fe // sin2   Fe  cos2 

National Design and Specification (NDS) U.S (2001): Kuat lentur baut:
- Titik potong pd kurva beban-lendutan dari pengujian lentur baut dg
garis offset pd lendutan 0,05D (D = diameter baut).
- Nilai rerata antara tegangan leleh dan tegangan tarik ultimit pd
pengujian tarik baut.

Dari metode kedua: kuat lentur baut umumnya 320 N/mm2.


II. Geometrik Sambungan Baut

Jarak antar alat sambung baut harus direnc agar masing2 alat
sambung dpt mencapai tahanan lateral ultimit sebelum kayu pecah.
Tabel 3. Jarak tepi, jarak ujung, dan persyaratan spasi untuk sambungan baut

Beban Sejajar Arah Serat Ketentuan Dimensi Minimum

Jarak Tepi (bopt)


lm/D6 (lihat Catatan 1) 1,5D
lm/D>6 yang terbesar dari 1,5D atau 1/2 jarak antar baris alat
pengencang tegak lurus serat
Jarak Ujung (aopt):
Komponen Tarik 7D
Komponen Tekan 4D

Spasi (sopt)
Spasi dalam baris alat pengencang 4D

Jarak antar baris alat pengencang 1,5D<127 mm (lihat Catatan 2 dan 3)


Beban Tegak lurus Arah Serat Ketentuan Dimensi Minimum

Jarak Tepi (bopt)


Tepi yang dibebani 4D
Tepi yang tidak dibebani 1,5D

Jarak Ujung (aopt) 4D

Spasi (sopt)
Spasi dalam baris alat pengencang Lihat Catatan 3

Jarak antar baris alat pengencang:


lm/D 2 2,5D (lihat Catatan 3)
2<lm/D<6 (5lm+10D)/8 (lihat Catatan 3)
lm/D6 5D (lihat Catatan 3)
Catatan:
1. lm adalah panjang baut pd komponen utama pd suatu sambungan
atau panjang total baut pd komponen sekunder (2ls) pd suatu
sambungan
2. Diperlukan spasi yg lebih besar untuk sambungan yg
menggunakan ring.
3. Spasi tegak lurus arah serat antar alat2 pengencang terluar pd
suatu sambungan tdk boleh melebihi 127 mm, kecuali bila
digunakan pelat penyambung khusus atau bila ada ketentuan
mengenai perubahan dimensi kayu.

III. Faktor Koreksi Sambungan Baut.

1. Faktor aksi kelompok (Cg).


Bila suatu sambungan terdiri dari satu baris alat pengencang atau
lebih dg alat pengencang baut, ada kecendrungan masing2 baut
mendukung beban lateral yg tdk sama yg disebabkan oleh:
a. Jarak antar alat sambung baut yg kurang panjang shg
menyebabkan kuat tumpu kayu tdk terjadi secara maksimal.
b. Terjadinya distribusi gaya yg tdk merata antar alat sambung
baut. Baut yg paling ujung akan mendukung gaya yg lebih besar
dari pada baut ditengah.
Faktor2 yg mempengaruhi nilai faktor aksi kelompok:
• Kemiringan kurva beban dan sesaran baut
• Jumlah baut
• Spasi alat sambung dlm satu baris
• Plastic deformation
• Perilaku rangkak/creep kayu.

Nilai faktor aksi kelompok:


•γ adalah modulus beban atau modulus gelincir = 0,246 D1,5
•s adalah spasi dlm baris (jarak antar pusat ke pusat alat pengencang
dlm satu baris.
•(EA)m dan (EA)s adalah kekakuan aksial kayu utama dan kayu
samping (modulus elastisitas lentur rerata komponen str utama
dikalikan luas bruto pnp utama sebelum dilubangi/dicoak)
•REA = (EA)min/(EA)max
(EA)min adalah nilai terkecil antara (EA)m dan (EA)s
(EA)max adalah nilai terbesar antara (EA)m dan (EA)s

Jika alat pengencang dlm satu baris yg berdekatan dipasang secara


berseling spt gambar berikut, maka Cg harus dihitung sbb:
Pada gambar (a).
Jika b/4 > a, maka klmpk alat sambung baut dianggap terdiri dari 2
baris dg 10 baut tiap satu baris.
Jika b/4 < a, maka klmpk alat sambung baut dianggap terdiri dari 4
baris dg 5 baut tiap satu baris.
Pada gambar (b).
Jika b/4 > a, maka klmpk alat sambung baut dianggap terdiri dari 2
baris dg baris pertama terdiri dari 10 baut dan baris kedua
tediri dari 5 baut.
Jika b/4 < a, maka klmpk alat sambung baut dianggap terdiri dari 3
baris dg 5 baut tiap satu baris.
Alt lain untuk menghit nilai faktor koreksi (Cg): dg Tabel 4, NDS, U.S.
Tabel ini hanya untuk sambungan yg perbandingan luas pnp kayu
samping thd kayu utama sebesar ½ atau 1.

Tabel 4. Nilai Cg (NDS dari U.S, 2001)


As/Am1 As Jumlah baut dalam satu baris
(in2) 2 3 4 5 6 7 8
5 0,98 0,92 0,84 0,75 0,68 0,61 0,55
12 0,99 0,96 0,92 0,87 0,81 0,76 0,70
0,5
20 0,99 0,98 0,95 0,91 0,87 0,83 0,78
28 1,00 0,98 0,96 0,93 0,90 0,87 0,83
40 1,00 0,99 0,97 0,95 0,93 0,90 0,87
64 1,00 0,99 0,98 0,97 0,95 0,93 0,91
5 1,00 0,97 0,91 0,85 0,78 0,71 0,64
12 1,00 0,99 0,96 0,93 0,88 0,84 0,79
1,0 20 1,00 0,99 0,98 0,95 0,92 0,89 0,86
28 1,00 0,99 0,98 0,97 0,94 0,92 0,89
40 1,00 1,00 0,99 0,98 0,96 0,94 0,92
64 1,00 1,00 0,99 0,98 0,97 0,96 0,95
Catatan:
1. Bila As/Am > 1,00, maka gunakan Am/As
2. Nilai pd tabel ini cukup aman untuk diameter baut < 1 inchi,
spasi < 4 in, atau E > 1400 ksi.

Contoh menghit (Cg) menurut SNI-5 (2002).

Data sambungan:
Diameter baut (D) = 12,7 mm, jarak antar baut 5D = 63,5 mm
Kayu utama 8/12, maka (EA)m = 20000 x 80 x 120 = 192 x 106 N
Kayu samping 2x4/12, (EA)s = 20000 x 2 x 40 x 120 = 192 x 106 N
Penyelesaian;
γ = 0,246(12,7)1,5 = 11,133 kN/mm = 11133 N/mm

s 1 1 
u 1    
2  EA m EA s 
63 ,5  1 1 
u  1  11133     1, 00368
2  192 x10 6 192 x10 6 
mu u 2  1  1, 00368  1, 00368 2
 1  0 ,91875

R EA 
EA m 
192 x10 6
 1, 00
EA asi
Menghit nilai 192 x10 6

  
m 1  m 2 ni
Bila ai i=1(baris paku
 1  REA 

Pada baris
 1  ke-1), maka2n ni 1= 5 dan a1 = 4,96.
REAm 1  m   1  m   1  m 
paku
ni
ke-2 (i = 2), n2 = 5 dan a2 = 4,96
nr
1
Cg 
nf
a
i 1
i

1
Cg  a1  a2   1 4,96  4,96  0,99
10 10

2. Faktor koreksi geometri (CΔ).


Tahanan lateral acuan harus dikalikan dg faktor geometri (CΔ),
dengan CΔ adalah nilai terkecil dari faktor geometri yg
dipersyaratkan untuk jarak ujung atau spasi dlm baris alat
pengencang.

Jarak ujung.
Bila jarak ujung (a) ≥ aopt (pada Tabel 3), maka CΔ = 1,00

a
Bila a opt / 2  a  a opt , maka C  
a opt
Spasi dalam baris alat pengencang.
Bila spasi dlm baris alat pengencang (s) ≥ sopt (Tabel 3), maka CΔ = 1,00

s
Bila 3 D  s  sopt , maka C  
sopt

IV. Contoh Analisis Sambungan Baut.

Contoh 1.
Sebuah sambungan perpanjangan spt Gambar, tersusun dari kayu dg
berat jenis 0,8. Diameter baut 12,7 mm, faktor waktu λ = 0,8.
Hitunglah besarnya tahanan lateral acuan Zu ?
Penyelesaian:

Menghit tahanan lateral acuan satu baut (Z)

Data sambungan:
Diameter baut (D) = 12,7 mm
Sudut sambungan θ = 0o (samb perpanjangan)
Tebal kayu sekunder (ts) = 40 mm
Tebal kayu utama (tm) = 80 mm
Tahanan lentur baut (Fyb) = 320 N/mm2

Kuat tumpu kayu sekunder dan kayu utama dg berat jenis 0,8 dpt
dilihat pada Tabel 13.1: Fes// = Fem// = 61,8 N/mm2 , shg:

Fem 61,8
Re    1, 00
Fes 61,8
Tahanan lateral acuan (Z)
Moda kelelehan Im

0 ,83 Dt m F em 0 ,83 x12 , 7 x 80 x 61 ,8


Z    52115 N
K 1  0 / 360 

Moda kelelehan Is
1, 66 Dt s F es 1, 66 x12 , 7 x 40 x 61 ,8
Z    52115 N
K 1  0 / 360 

Moda kelelehan IIIs

2 1  R e  F yb 2  R e D
2

k 4   1   
Re 3 F em t s2

2 1  1  320 2  1 12 , 7 
2
k 4   1    2
 1 , 25
1 3 x 61 , 8 x 40
2 , 08 k 4 Dt s Fem 2 , 08 x1, 25 x12 , 7 x 40 x 61 ,8
Z    27119 N
2  R e K  2  11  0 / 360 
(dipakai)
Moda kelelehan IV
 2 , 08 D 2  2 Fem F yb  2 , 08 x12 , 7 2  2 x 61 ,8 x 320
Z        27238 N
 K  3 1  R e   1  0 / 360   3 1  1 

Menghit nilai koreksi:


• Faktor aksi kelompok (Cg)
Dari Tabel 4 NDS, U.S:
As/Am = 0,5
As = 40 x 120 = 4800 mm2 ~ 7,44 in2
Interpolasi nilai Cg untuk As = 7,44 in2
As = 5 in2 , Cg = 0,84
As = 12 in2 , Cg = 0,92
7 , 44  5
As = 7,44 in , maka :
2 C  0 ,84  0 ,92  0 ,84   0 ,867
12  5
g
• Nilai koreksi geometrik (CΔ)
a. Jarak ujung.
Jarak ujung pd gambar (a) = 100 mm
Jarak ujung optimum (aopt) = 7D = 88,9 mm
Karena a > aopt , maka CΔ = 1,00
b. Spasi dlm baris alat pengencang (s).
s pada gambar = 60 mm
sopt = 50,8 mm
Karena s > sopt , maka CΔ = 1,00

Menent Tahanan lateral acuan ijin (Zu):

Zu ≤ Фz.λ.Cg.CΔ.nf.Z
Zu ≤ 0,65 x 0,8 x 0,867 x 1,00 x 8 x 27119
Zu = 97810 N ~ 97,8 kN
Contoh 2.
Sebuah sambungan buhul spt gambar tersusun dari kayu dg berat jenis
0,85. Diameter baut yg digunakan 15,9 mm, faktor waktu λ = 0,8. Cek
apakah sambungan mampu mendukung beban yg bekerja?

Penyelesaian:
Menghit tahanan lateral
acuan satu baut (Z).

Data sambungan:
D = 15,9 mm , θ = 90o
Fyb = 320 N/mm2
ts = 50 mm , tm = 100 mm
Kuat tumpu kayu (G = 0,85):
Fes// = 65,66 N/mm2
Fem// = 42 N/mm2
Re = Fem/Fes = 0,64

Tahanan lateral Moda kelelehan


acuan (N)
44342 Im
69321 Is
32543 IIIs
31097 IV

Menghit nilai koreksi:


• Faktor aksi kelompok (Cg)
NDS, U.S (Tabel 4):
As/Am = 0,5 , As = 50 x 150 = 7500 mm2 ~ 11,625 in2
Interpolasi nilai (Cg) untuk As = 11,625 in2
As = 5 in2 , Cg = 0,98
As = 12 in2 , Cg = 0,99
11,625  5
As = 11,625 in2 , maka C g  0 ,98  0,99  0,98   0,989
12  5
• Nilai koreksi geometrik (CΔ)
a. Jarak tepi: jarak tepi dg beban = 70 mm (> 4D = 64 mm)
jarak tepi tanpa beban = 30 mm (> 1,5D = 24 mm)
b. Jarak ujung: batang horizontal tdk terputus (menerus), maka
faktor koreksi ujung tdk dihitung.
c. Jarak antar baris alat pengencang:
lm/D = 100/15,9 = 6,3, maka jarak antar baris alat pengencang
adalah 5D = 79,5 mm. Jarak antar baris pengencang pd gambar
adalah 80 mm. Jadi CΔ = 1,00.

Menent tahanan lateral acuan ijin (Zu):

Zu ≤ Фz.λ.Cg.C.nf.Z
Zu ≤ 0,65 x 0,8 x 0,989 x 1,00 x 4 x 31097 = 66,9 kN > 55 kN …OK!
Contoh 3.

Sambungan spt di bawah ini, tersusun dari kayu dg berat jenis 0,8.
Penamaan batang 1 sampai batang 5 menjelaskan letak batang yg
disambung. Batang yg terletak paling depan adalah batang 1,
sedangkan yg paling belakang adalah batang 5. Apabila diameter baut
yang dipergunakan adalah 15,9 mm sebanyak 2 bh, cek apakah
sambungan mampu mendukung beban2 yg bekerja. Gunakan faktor
waktu λ = 0,8, dan faktor koreksi sambungan 1,00.
Menghitung tahanan lateral acuan satu baut (Z).
a. Sambungan 2 irisan antara batang 1 dg batang 2 (1-2-1).
D = 15,9 mm θ = 45o Fyb = 320 N/mm2
ts = 40 mm tm = 30 mm
Kuat tumpu kayu dg berat jenis 0,8:
Fes45o = 47,43 N/mm2 Fem// = 61,8 N/mm2

Tahanan lateral acuan (N) Moda kelelehan

21749 Im
44511 Is
28824 IIIs
35366 IV

Jadi tahanan lateral acuan adalah 21749 N.


b. Sambungan 2 irisan antara batang 2 dg batang 3 (2-3-2)
D = 15,9 mm θ = 45o Fyb = 320 N/mm2
ts = 30 mm tm = 80 mm
Kuat tumpu kayu dg berat jenis 0,8:
Fes// = 61,8 N/mm2 Fem45o = 47,43 N/mm2

Tahanan lateral acuan (N) Moda


kelelehan
44511 Im
43497 Is
27909 IIIs*
35366 IV
* Moda kelelehan ini tdk mungkin terjadi
c. Sambungan 2 irisan antara batang 3 dg batang 2 (3-2-3)
D = 15,9 mm θ = 45o Fyb = 320 N/mm2
ts = 80 mm tm = 30 mm
Kuat tumpu kayu dg berat jenis 0,8:
Fes45o = 47,43 N/mm2 Fem// = 61,8 N/mm2

Tahanan lateral acuan (N) Moda


kelelehan
21749 Im
89022 Is
43842 IIIs*
35366 IV
* Moda kelelehan ini tdk mungkin terjadi

Jadi Tahanan lateral acuan adalah 21749 N (nilai terkecil


antara b dan c)
Menentukan tahanan lateral acuan ijin sambungan (Zu).

Z u  z n f Z
Z u  0,65 x 0,8 x 2 x 21749
Z u  23663 N  23,663 kN (  14 kN atau 5 kN)....... .OK!

Anda mungkin juga menyukai