PENYAMBUNG
Sambungan dengan alat penyambung adalah sambungan-sambungan yang
terdiri dari, antara lain :
1) Sambungan dengan Bout
2) Sambungan dengan Paku
3) Sambungan dengan Pasak
4) Sambungan dengan Perekat
5) Sambungan tegak (butt joint) dengan plat penyambung.
Sambungan
pada
konstruksi
kayu
dikenal
adanya
deformasi-
diatas
kontruksi
mempunyai
kayu
ialah
Pi Pijin
Ket : Pp =
P(patah),
Pp
2,75
Beban ( Kg)
Pp
P1
1.5
1
Pergeseran
(mm)
Gb. 3.10
Diagram Pergeseran - Beban (Perekat)
10
Beban ( Kg)
Pp
P1.5
P1
1.5
1
Pergeseran (mm)
Gb.
3.11
Diagram Pergeseran - Beban (Pasak)
Beban ( Kg)
Pp
P1.5
P1
1.5
1
Pergeseran
(mm)
Gb.
3.12
Diagram Pergeseran - Beban (Paku)
Beban ( Kg)
Pp
P1
P1.5
1.5
1
Pergeseran
(mm)
Gb. 3.13
Diagram Pergeseran - Beban (Bout)
Untuk menentukan gaya yang diijinkan atau Pijin diambil dari harga-harga sebagai
berikut :
a. P
b.
1,5
Pi
Pp
n
= P1,5 jika
30 %
50 %
60 %
sambungan
perekat
Kerja sama tersebut tidak mungkin terjadi dengan baik karena tingkat kekakuan
yang berbeda. Perekat akan putus lebih dahulu sebelum bout bekerja secara efektif.
Berikut akan dijelaskan alat penyambung tersebut diatas, satu persatu.
1. SAMBUNGAN DENGAN
BOUT
Ketentuan-ketentuan dalam perhitungan sambungan dengan bout-bout :
1. Bout dibuat dari baja mutu baja St.37
2. Selisih antara cabang bout dianeter bout 1,5 mm
3
5mm]
D = diameter bout mm
6. Jika dipasang bout pelengkap, tebalnya pelat ikutan diambil min 0,2 D
dan max = 4 mm
7. Tegangan-tegangan dalam arah sambungan ataupun pada penampang bout
dianggap
rata (gambar 3.14)
dalam
arah
Penampang Bout
Gb.
3.14
Pembagian Tegangan
Sambungan dengan bout dibagi menjadi 3 (tiga ) golongan sesuai dengan
kekuatan kayu, yakni golongan I,II dan golongan III.
Kekuatan sambungan bout tiap golongan adalah sbb :
GOLONGON I
Tampang satu (b = 4,8)
1 0,35 Sin
1 0,35 Sin
Golongan II
Tampang satu (b = 5,4)
1 0,35 Sin
1 0,35 Sin
Golongan III
Tampang Satu (b = 6,8)
1 0,35 Sin
b1 < b2
b1
S
b3
b1
S
S
b1 < b2
Gb.
3.15
Batang
Tarik
Ket :
Sambungan tampang satu, jika salah satu batangnya dari besi (baja).
Konstruksi yang tidak terlindungi dan kemungkinan besar kadar lengas kayu
akan selalu tinggi
Faktor 5/6 :
-
Konstruksi Tidak terlindungi tetapi kayu itu dapat mengering dengan cepat.
Penempatan Bout :
Penempatan bout disesuaikan dengan arah gaya, diantaranya :
-
d
2d
3d
6d
6d
7d & 10 cm, untuk
tarik
3.5d, untuk
tekan
5d
2d
5d
5d
7d & 10
cm
3d
3d
5d-6d
5d-6d
5d6d
5d-6d
7d & 10
cm
2d
2d
3d
3d
Gb.
3.16
Penempatan
Bout
2. SAMBUNGAN DENGAN
PAKU
1. Apabila dibandingkan dengan sambungan
dengan paku
Sambungan tampang
satu
1
b.d . kd
2
2
3,5 d . kd
S
S
b.
b 7d
b 7d
S b.d. kd
b 7d
b 7d
S 7 d . kd
Keterangan :
diijinkan b
d
kd
= tebal paku
= diameter paku
= Tegangan desak kayu
Paku Tampang
satu
Paku Tampang
satu
l 2.5 b1
l 2.5 b1
b1
b2
l 2.5 b1
b1
b2
b1 = b2
b1
b2
b2 1.5
b1
b1 < b2
C
B
Paku Tampang satu
l 2.5 b1
l 2.5 b2
Paku Tampang
Paku Tampang
dua
satu b1 + b2 > l
d
l 2.5 b2
b1 + b2 + b3 +
3d
2.5 b1
b1
b2
b1
b2
b2 > 1.5
b1
b3
b1 = b2
< b3
b2
b3
b1
b1 < b2 = b 3
F
Paku Tampang
dua
Paku Tampang
dua
b1
b1
l 2b1 + b2
b2
b3
b1
l 2b1 +
b2
b1
b1 < b2
b3
b2
b3
b1
l 2b1 + b2
b2
b3
b1
b1 < b2 b3
b1 < b2
b3
I
H
Gb.
3.17
Panjang Paku
Minimum
4. Ujung paku yang keluar dari sambungan harus dibengkokan tegak lurus
arah serat kayu, asalkan pembengkokan tersebut tidak merusak kayu.
5. Jika didalam satu baris paku terdapat lebih dari 10 batang paku, maka
kekuatan paku
harus dikurangi 10 %, dan jika lebih dari 20 buah batang kayu harus dikurangi
20 %.
6. Pada sambungan dengan paku, digunakan minimal 4 batang paku.
Jarak minimum paku adalah sebagai berikut :
10 12d
d
10d
10d
5d
5d
5d
5d
5d
5d
Gb.
3.18
Jarak Paku
Minimal
7. Koefisien keamanan yang digunakan adalah sebagai
berikut :
2/ 3 :
-
5/6 :
-
Jika paku digunakan pada konstruksi yang tidak terlindungi tetapi kayu
tersebut dapat mengering dengan cepat
5/4 :
-
400 b
Dimana :
R = Jari-jari
lengkungan b =
Tebal papan kayu
3. SAMBUNGAN DENGAN
PASAK
Pada
prinsipnya
pada bidang sambungan, dalam tiap-tiap bagian kayu yang disambung, untuk
memindahkan beban dari bagian yang satu kepada yang lain.
Pasak terdiri
macam
a.
atas
b.
Pada bidang
dengan cara
sambungan,
dimasukan
didalam
bagian-bagian
kayu
dipress.
c. Kombinasi antara (a) dan
(b)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sambungan dengan
pasak adalah :
a.
Pasak hanya boleh dibuat dari kayu keras, besi
atau baja.
b.
Pasak
kayu
memasangnya
keras
yang
mempunyai
tampang
persegi
panjang,
suatu
sambungan
dipergunakan
alat-alat
penyambung
5/6 :
-
1.25 :
-
Jenis-jenis
pasak
1. Pasak
Sederhana
Kekuatan sambungan dengan pasak ini adalah sebagai berikut :
(Kekuatan ijin diambil diabil yang terkecil dari harga-harga s1, s2 atau
s3)
S1 u .b. //
S 2 b.t .
S 3 b.t.
tk
//
tk
Keterangan :
S
U
pasak
pasak
t
//
tk
Min = 1.27
mm
t 1.5 cm
u 5t
u 1.5 cm
Gb.
3.19
Pasak
Kayu
Arah serat
Bidang tekan
2t
u
Bidang geser
a)
u
Dalam
perhitungan
diambil rata
P
r1
P
r2
r2
P . r1 = Q .
b)
Gb.
3.20
Detail Pasak
Kayu
2. Pasak SemiModern a.
Pasak Kubler
Pasak kayu yang agak modern adalah pasak kayu model Kubler yang
berbentuk
bulat. Pasak kubler dan takikannya dibuat dengan alat-alat khusus.
Terbuat dari kayu keras yang tahan terhadap geseran. Misalnya : Jenis
kesambi, merbau dan sebagainya. Beberapa sarat yang berhubungan
dengan ukuran, kekuatan ijin dan
jarak pasak kubler adalah sebagai
berikut :
1.10
1.10
Gb.
3.21
Pasak
Kubler
Garis Tengah
D (cm)
B (cm)
6,1
8
10
2,6
3,0
2,0
d (cm)
Bout (inchi)
1,6
1,6
1,6
P
Kekuatan
(ton)
1
1,5
1,7
b
Gb.
3.22
Jarak
Pasak
D (cm)
c=b+5
izin
Lebar
Kayu
minimum (cm)
8
10
12
6,1
8
10
14
18
20
10
13
14
15
18
19
Susut kayu tegak lurus sertat kayu ternyata jauh lebih besar
daripada susut kayu arah sejajar kayu
b.
Geseran arah tegak lurus serat-serat kayu tidak begitu jelas dan
tidak begitu
berarti
Batang yang mana yang dijadikan
acuan ?
Yang menjadi patokan arah serat kayu adalah arah serat kayu dari
batang yang berakhir pada titik buhul
Arah serat
(Serat // batang diagonal)
Gb.
3.23
Arah Serat
Pasak
Kubler sebagai orang pertama yang menerapkan prinsip
pendukung pada sambungan-sambungan.
Pertama :
Sambungan tidak menggunakan prinsip pendukung. Akibatnya batang
tepi mendapat beban tarik primer yang tegak lurus serat. Hal ini
menimbulkan bahaya retak.
Keuntungannya, mudah dalam
pelaksanaanya. Kedua :
Sambungan dengan menggunakan prinsip pendukung, akibatnya
bahaya retak akibat tarikan diagonal dalam batang tepi pada
sambungan menjadi kecil.
3. Pasak Modern
Pasak modern yang sering dipergunakan diantaranya adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Fungsi
belahan
(split)
untuk
mendapatkan
fleksibilitas
P P ( 1 0.25 sin )
Gb.
3.25
Pasak Cincin
Belahan
b.
Gb.
3.26
Pasak Cincin
Bergigi
c.
Pasak ini terbuat dari bahan baja, berbentuk bulat atau persegi
(biasa disebut kokot buldog)
- Untuk arah gaya yang membuat sudut dengan arah serat kayu
digunakan :
P P ( 1 0.25 sin )
Gb.
3.27
Pasak
Bulldog
d.
Bisa digunakan untuk sambungan kayu pada kayu, juga kayu pada
logam
-
Gb.
3.28
Pasak Pelat
Kuku
e.
a)
Besi
b)
Baja
Gb.
3.29
Pasak Pelat
Geseran
f.
a)
Flatgrid
b) Single-curve
grid
c) Double-curve
grid
Gb.
3.30
Pasak
Jaring
Casien glues (perekat Kasien) dibuat dari casien yang dikeringkan dari susu
Thermosetting glues
Perekat golongan ini terjadi pengerasan jika terkena pengaruh panas atau
karena reaksi kimia dengan sebuah katalisator yang disebut pengeras
(hardenes), atau karena kedua- duanya
Pengaruh panas akan mempercepat waktu pengerasan. Sifat lain dari
perekat ini
adalah, jika sudah mengeras tidak dapat dijadikan lunak
kembali.
Yang termasuk golongan ini adalah phenol formaldehyde, unea
formaldehyde recorcinol, formaldehyde dan melamine formaldehyde
tekanan
Kekakuan bagian-bagian
dalam
pengempaan
Kerataan
sambungan
bidang-bidang
Faktor reduksi
1:20
1,00
1:21
0,85
1:10
0,80
1:8
0,70
1:5
0,60
Pada sambungan eksentrisitas (lap joint) tegangan rata-rata pada keruntuhan tidak
konstan tetapi tergantung dari harga-harga tebal bagian kayu yang disambung (t) dan
panjang overlap
(l)
2000
1500
Ratio
0,25
1,00
0,50
1,25
0,75
t inchi units
l
Gb.
3.31
Grafik Ratio Vs
Tegangan
Geser
Apabila kita perhatikan diagram diatas mulai titik nol sampai dengan 0,50 ternyata
merupakan garis lurus.
Oleh karena itu maka :
v' t
l
Keterangan :
U = tegangan geser rata-rata (rata-rata)
V = Konstanta sesuai dengan jenis
kayu t
disambung
l
= panjang overlap
u'
3v t
l
Keterangan :
U = tegangan geser ijin rata-rata (rata-rata)
V = tegangan geser kayu sejajar serat kayu (
t
// )
disambung l
= panjang overlap
dipasang diatas dan dibawah balok yang disambung, juga dapat dipasang di
bagian samping balok yang disambung.
2. Pada sambungan yang menahan gaya tarik, plat penyambung harus
diletakan
setangkup (simetris) terhadap sumbu batang yang disambung, lebar atau
tingginya harus
batang yang
Pada Sambungan yang menahan gaya tekan ujung-ujung kayu yang akan
disambung harus benar-benar melekat satu sama lain. Plat penyambung
harus mempunyai momen lembam minimal sama dengan besarnya momen
lembam konstruksi yang disambung.
4.
Jika sambungan menahan gaya berganti, gaya tarik dan tekan, maka plat
penyambung harus diperhitungkan terhadap gaya yang besarnya sama
dengan 1,30 kali gaya tarik atau gaya tekan maksimum.
5.
Pada sambungan yang menahan momen lentur, momen penahan (w) plat
penyambung minimal sama dengan momen penahan balok yang disambung
Wp = Wb.
percobaan
Fonrobert
(Jerman)
dengan
menggunakan
alat
Pa
Pa
Pb
Pb
Gb.
3.32
Sambungan Dengan Plat Penyambung
Diatas Dan Dibawah
Balo
k
Apabila beban yang harus ditahan lebih kecil daripada beban yang
diijinkan menurut perhitungan maka dianggap bahwa :
-
Pa Fbr . lt
Fbr b1 .h1 Fbr . Plat penyambung
Pa
Fn . lt
Pb
Fn 0,75 b1 .h1
Pb
e h 2 1 h2 1
e jarak antara Pa dan Pb
h Tinggi balok yang disambung
h1 Tinggi plat penyambung
4. Cari momen yang ditahan pelat penyambung
Mp
= Pmin e
Mp
Mb
M
Wn
Wn lt
M omen y ang dap at ditahan oleh balok
M omen Tahanan nettobalok
Tegangan lentur ijin
lt
ok
Gb.
3.33
Sambungan Dengan Plat Penyambung
Disamping Balok
Apabila gaya yang bekerja pada suatu sambungan tidak bekerja melalui
titik berat susunan alat penyambung yang bersangkutan, maka pada
sambungan tersebut timbul
momen
M = P. e
M = Momen yang timbul
P = gaya yang harus ditahan
e = jarak P terhadap titik berat susunan alat penyambung
Gaya geser P ditahan oleh tiap-tiap alat penyambung :
-
P
n
K = k. r
Dimana :
K = Gaya tiap alat
penyambung k = faktor
sebanding
R = jari-jari, atau jarak antara gaya terhadap titik berat susunan alat
Penyambung
Momen total dari gaya yang bekerja pada alat penyambung atau momen
dalam yaitu :
K.
rk.
r
k. r 2
M
r2
M. r
r2
K
ket :
Kx = K sin
1
Kx
r
Ky
y
K1
x
Gb.
3.34
Penguraian
Gaya
Kx
Ky
K.sin
M . r . sin
r2
M. y
x2 y2
M
. 2y
2
x y
K .cos
M .. r cos
r2
M x
x2 y2
M .x2
y
Kx
[ Ky V ]
Catatan :
Untuk menyederhanakan perhitungan, gaya resultante yang sudah
dihitung, dianggap tegak lurus terhadap arah serat kayu
D CONTOH SOAL
1. Batang tarik berpenampang persegi empat (balok tunggal) kayu klas II, Mutu A,
gaya tarik
: P = 1500 kg. Rencanakan balok tsb! (konstruksi terlindungi)
p
l
b
Penyelesaian
-
//
tr
85 kg cm 2
P
Fn
Fn
P
tr
1500
2
17,70 cm
85
P
Fn
Fbr
17,70
0,80
Fn
22,10 cm
Syarat :
2
PKKI
F 32 cm
"b" atau " h" 4 cm
Coba dengan :
b = 5 cm
h = 10 cm
2
F = b.h = (5)(10) = 50 cm
-
Kontrol :
Fn = 0,80 Fbr
= 0,80 (50) = 40 cm
1500
P
kg
37,50
2
Fn
tr
cm
40
tr
37,50 kg
tr 85 kg cm 2
cm 2
konstruksi aman ok !
2.
Batang tekan berpenampang persegi empat (balok tunggal) kayu kelas II,
mutu A gaya tekan P = 750 kg. Panjang batang/jarak perletakan : 2.00 (sendisendi), rencanakan balok
tersebut dengan kondisi balok terlindungi
p
l
h
b
Penyelesaian
-
tk
85 kg 2
cm
P = -750 kg, ls = 2 m
Perletakan sendi-sendi lk = l = 2
m.
Coba dengan batang b: h = 1:
2
h
h4
1
I
b3 .h
h
3
1 1
12
I 50 . P.l k
12 2
96
Untuk kayu kelas II
I 50 (0,75) (2)
1 h 4 150 h 4
96
h
mutu A
150
14400
11 cm
ambil : h 12 cm
b 6 cm
b: h 1 : 2 (ok )
-
Kontrol :
imin
200
1,734
4,16
115,3
imin
tk
tk
3.
1,734
. P F 4,16 (750)
43,3
6 (12)
tk
43,3 kg
2
cm
15
l
8
Penyelesaian
-
tr
// 85
kg
cm
lt
100 kg
cm
E 100000 kg 2
cm
-
Lu = L = 4,00 m
Le = 1,92 Lu = 1,92 (4,00) = 768 cm
Le . h
2
b
Cs
(768)
(15)
2
(8)
3. E
Ck
13,5
3 (100000) 7,8
5 (100)
lt
Ck C s
50 balok
panjang
0,4 E 0,4 (100000) 219
2
2
(13,5)
Cs
lt
lt
219 kg
Karena
lt
lt
lt
cm
100 kg
cm
Saran
:
Ubah dimensi kayu
Pasang blocking atau, bridging, hingga Lu < 2,4 m
lt
Kontrol kembali
hingga :
lt
5 (2)(300) 4
3
22500
384 (125000)(2250) 2 10000 (120)
0,75 0,028 0,778 cm
Kontrol :
f
f max
0,778
0,778
l
300
300
300
konstruksi ok!
DAFTAR
PUSTAKA
Bambang Suryoatmono, Struktur
Universitas
Parahyangan, Bandung.
Kayu,
Fakultas
Teknik,
perkayuan, Yayasan