Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SAMBUNGAN PADA STRUKTUR BAJA


DENGAN POKOK BAHASAN SAMBUNGAN LAS DAN BAUT

DISUSUN OLEH :
TARUNA : MUHAMMAD RIFQI FATHURRAMADHAN
NIT: 24318014

SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA


CURUG – TANGERANG

DIII TEKNIK BANGUNAN DAN LANDASAN 11 A.


KATA PENGANTAR

Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan nikmat dan hidayahnya sehingga,
Alhamdulillah makalah ini dapat penulis selesaikan dengan judul materi“sambungan pada
struktur baja” . Tak lupa pula kita kirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam, yang telah berhasil memperjuangkan agama islam yang mulia
ini beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen mata kuliah
rekayasa konstruksi baja yang telah memberikan dan mentrasferkan ilmunya kepada penulis
dan teman-teman. Penulis  menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun,
demikian kami berharap semoga isi tugas ini dapat benar-benar bermanfaat bagi penulis
khususnya, serta para pembaca umumnya. Selain itu juga kami berharap adanya kritik dan
saran dari para pembaca demi terwujudnya kesempurnaan tugas ini.

Wassalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

                                                                        TANGERANG, 13 Agustus 2019


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan baut dan mur sangat banyak digunakan,sebab fungsi dari baut adalah
sebagai alat penyambungatau pengikat komponen yang satu dengan yang lainnya,agar
menjadi satu kesatuan yang kokoh dan terbentuksesuai dengan keinginan perancangnya.
Teknik penyambungan dengan menggunakan baut dan murrelatif lebih aman, karena
lebih mudah dipasang dandibongkar kembali apabila diperlukan untuk melakukanhal-hal
seperti perawatan, perbaikan dan lain-lain.Pemilihan baut-mur sebagai alat pengikat
dalamindustri transportasi, misalnya pacta kapallaut, mobil ataupun pesawat terbang,
harus dilakukan secara cermat dan seksama untuk mendapatkan mutu atau kekuatan baut
yang sesuai dengan konstruksi yang akan disambung. Pemilihan ini tentunya hams
dilandasi dengan pengujian dan penelitian agar didapatkan hasil yang optimal. Akan
tetapi teknik penyambungan dengan baut walaupun telah melalui pengujian dan
penelitian,penurunan kekuatan tetap saja terjadi pacta bagian yang disambung terutama
pada daerah lubang dan bagian ulir dan baut, hal ini disebabkan karena ulir baut
mempakan bentuk takikan yang dapat memperlemah konstruksi.

Baut dan mur sepertinya hanya sekadar benda berulir. Di balik rupanya, ternyata
menyimpan beragam fakta dan cerita yang harus dikenali. Salah aplikasi bisa timbul
masalah saat berkendara.

Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang
menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya,sehingga sumber daya manusia
harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap
kehidupan.Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan
industri karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi
logam.Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur
pengelasan.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah
banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada
konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin.
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang
dibuat dengan teknik  penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses
pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat
luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.Di
samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi
lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-
bagian yang sudah aus dan lain-lain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi,
tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu
rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu
kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga
hasil dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan
harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang
ada pada konstruksi.Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang
murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.Mutu dari hasil
pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat
tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah
proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi
panas.

B. Rumusan Masalah

1.      Pengertian dan Macam - Macam Baut dan las


2.      Bagaimanakah Terjadinya Kerusakan pada baut dan las
3. Bagaimana konstruksi pengelasan pada rangka baja
4. Bagaimana penyambungan menggunakan baut pada rangka baja
C. Tujuan dan Manfaat

1.     Mampu menggunakan atau mengoperasikan mesin-mesin las.


2.     Mengetahui jenis-jenis elektroda yang digunakan dalam pengelasan.
3.     Mengenal dan dapat memahami mesin las listrik.
4.   Mahasiswa dapat mengetahui teori-teori tentang pengelasan.
5. Untuk mengetahui penjelaskan dan Macam - Macam Baut (Bolts) dan Mur (Nuts).
6. Untuk mengetahui Terjadinya Kerusakan BautPada Sistem Transportasi Alat Angkat

BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Definisi Mur dan Baut

Mur dan Baut merupakan alat pengikat yang sangat penting. Untuk mencegah
kecelakaan atau kerusakan pada mesin, sebab fungsi dari mur & baut adalah sebagai alat
penyambung atau pengikat komponen yang satu dengan yang lainnya, agar menjadi satu
kesatuan yang kokoh dan terbentuk sesuai dengan keinginan perancangnya. Teknik
penyambungan dengan menggunakan baut dan mur relatif lebih aman, karena lebih
mudah dipasang dan dibongkar kembali apabila diperlukan untuk melakukan hal-hal
seperti perawatan, perbaikandan lain-lain.
Pemilihan Mur dan Baut sebagai alat pengikat harus dilakukan dengan seksama
untuk mendapatkan ukuran yang sesuai.Untuk menentukan ukuran Mur dan baut,
berbagai faktor harus diperhatikan seperti sifat gaya yang bekerja pada baut, syarat kerja,
kekuatan bahan, kelas ketelitian dan lain sebagainya.

B. Definisi Las

Las menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), " adalah penyambungan besi
dengan cara membakar. Dalam referensi-referensi teknis, terdapat beberapa definisi dari
Las, yakni sebagai berikut :
Berdasarkan defenisi dari Deutche Industrie Normen (DIN) dalam Harsono
dkk(1991:1), mendefinisikan bahwa " las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam
paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair ". Sedangkan menurut maman
suratman (2001:1) mengatakan tentang pengertian mengelas yaitu salah satu cara
menyambung dua bagian logam secara permanen denaga menggunakan tenaga panas.
Sedangkan Sriwidartho, Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat
dengan dengan jalan mencairkannya melalui pemanasan.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kerja las adalah
menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunkan energi panas.

BAB 3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Baut

Baut digunakan secara luas dalam industri kendaraan bermotor. Pada kendaraan
bermotor terdapat banyak sekali komponen yang dibuat secara terpisah, kemudian
disatukan menggunakan baut dan mur agar memudahkan dilakukan pelepasan kembali
saat diperlukan, misalnya untuk melakukan pekerjaan perbaikan atau penggantian
komponen. Baut biasanya digunakan berpasangan dengan mur. Bagian batang baut yang
berulir dimaksudkan untuk menepatkan dengan celah lubang mur.
Untuk mengurangi efek gesekan antara kepala baut dengan benda kerja dapat
ditambahkan ring/washer di antara kepala baut dan permukaan benda kerja. Washer
berbentuk spiral dapat digunakan pada baut untuk membantu mencegah kekuatan
sambungan berkurang yang disebabkan baut mengendor akibat getaran.
Konstruksi baut terdiri atas batang berbentuk silinder yang memiliki kepala pada
salah satu ujungnya, dan terdapat alur di sepanjang (ataupun hanya di bagian ujung)
batang silinder tersebut. Baut terbuat dari bahan baja lunak, baja paduan, baja tahan karat
ataupun kuningan. Dapat pula baut dibuat dari bahan logam atau paduan logam lainnya
untuk keperluankeperluan khusus.
Bentuk kepala baut yang umum digunakan adalah :
a.       segi enam (hexagon head)
Kepala baut berbentuk segi enam merupakan bentuk yang paling banyak
digunakan.
b.      segi empat (square head).
Baut dengan kepala berbentuk segi empat pada umumnya digunakan untuk
industri berat dan pekerjaan konstruksi.

B. Pengertian Las dan Pengelasan

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu
akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari
metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.Sebelum atom-atom
tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang
terserap atau oksida-oksida.Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas
utama yaitu:
a. Pengelasan cair: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair
dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.
b. Pengelasan tekan: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan kemudian ditekan
hingga menjadi satu
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya
untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas
mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi lainnya.

C. Jenis-Jenis Baut
1. Carriage bolts

Atau juga disebut plow bolts banyak digunakan pada kayu. Bagian kepala
carriage bolts berbentuk kubah dan pada bagian leher baut berbentuk empat persegi.
Pada saat baut dikencangkan, konstruksi leher baut yang berbentuk empat persegi
tersebut akan menekan masuk ke dalam kayu sehingga menghasilkan ikatan yang
sangat kuat.
Carriage bolts dibuat dari berbagai bahan logam dan terdapat berbagai ukuran
yang memungkinkan penggunaannya dalam berbagai pekerjaan.

2. Flangebolts

Merupakan jenis baut yang pada bagian bawah kepala bautnya terdapat bubungan
(flens). Flens yang terdapat pada bagian bawah kepala baut didesain untuk
memberikan kekuatan baut seperti halnya bila menggunakan washer. Dengan
kelebihannya tersebut maka penggunaan flange bolts akan memudahkan mempercepat
selesainya pekerjaan.

3. Hexbolts

Merupakan baut yang sangat umum digunakan pada pekerjaan konstruksi maupun
perbaikan. Ciri umum dari hex bolts adalah bagian kepala baut berbentuk segi enam
(hexagonal). Hex bolts dibuat dari berbagai jenis bahan, dan setiap bahan memiliki
karakter dan kemampuan yang berbeda. Cara terbaik yang dapat dilakukan dalam
memilih hex bolts yang akan digunakan adalah dengan memilih bahan hex bolts
disesuaikan dengan persyaratan persyaratan teknis dari konstruksi yang akan dikerjakan.
Beberapa bahan yang digunakan untuk hex bolts diantaranya : stainless steel, carbon
steel, dan alloy steel yang disepuh cadmium atau zinc untuk mencegah karat.
4. Lag bolts
Merupakan baut dengan ujung baut berbentuk lancip, menyerupai konstruksi
sekrup. Lag bolts kebanyakan digunakan pada pekerjaan konstruksi lapangan.

5. Shoulder bolts

Merupakan baut yang pada umumnya digunakan sebagai sumbu putar. Konstruksi
shoulder bolts memungkinkan digunakan pada sambungan maupun aplikasi yang dapat
bergerak, bergeser, bahkan berputar. Shoulder bolts dapat digunakan pada berbagai
komponen yang terbuat dari logam, kayu, dan bahan-bahan lainnya. Dikarenakan sering
digunakan sebagai sumbu tumpuan, maka shoulder bolts dibuat dari bahan logam yang
memiliki ketahanan terhadap gesekan.

D. Jenis-Jenis Las

1. Las Listrik Dengan Elektroda Karbon (Arc Welding)

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau
diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang
akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda
yang berselaput fluksi.

Arc Welding
2. Las Listrik Dengan Ekktroda Berselaput ( SMAW )

Las tistrik ini menggunakan alektroda berselaput sebagai bahan tambah. Busur
listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung
elektroda dan sebagian bahan dasar. Selaput elektroda yang turut terbakar akan
mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah Ias, busur
Iistri dan daerah Ias di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar. Cairan
selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan Ias yang juga berfungsi
sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.

Gbr. Dibawah ini adalah sirkuit Ias listrik dengan elektroda berselaput dimana G
adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif
sedang bahan ke terminal positif.

 Sirkuit Las Listrik

Dalam Gbr. Dibawah ini ditunjukkan pemindahan cairan logam dari elektroda
ke bahan dasar dimana gas dari pembakaran selaput elektroda melindungi daerah ini.

Pemindahan Cairan Logam dari Elektroda ke Base Metal


Las Iistrik TIG menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan
bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan
dasar adalah marupakan sumber panas untuk pengelasan. Titik cair dari alektroda
wolfram sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat
terjadi busur listrik. Tangkai Ias dilengkapi dangan nosel keramik untuk penyembur
gas pelindung yang melindungi daerah Ias dari pengaruh luar pada saat pangelasan.
Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan
didekatkan ke busur lirtrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium ateau campuran dari kedua gas tersebut
yang pemekaiannya tergsntung dari jenis logem yang akan dilas. Tangkai las TIG
biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi. Proses Ias listrik TIG ditunjukkan
pada Gbr dibawah ini

Las SMAW

3. Las Listrik GMAW / MIG

Las listrik GMAW / MIG adalah las busur listrik dimana panas yang
ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena
adanya Arus Listrik.

Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang


gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motorl listrik. \

Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan. Tangkai


Ias dilengkapi dengan nosal logam untuk menyemburkan gas pelindung yang
dialirkan dari botol gas malalui selang gas. Gas yang dipakai adalah C02 untuk
pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk
pengelasan Aluminium dan baja tahan karat

Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik. Semi
otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah
pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias dilaksanakan secara otomatik. Proses Ias
MIG ditunjukkan pada Gbr. di bawah ini. dimana elektroda keluar melalui tangkai
las bersama dengan gas pelindung.

Las GMAW

4. Las Listrik Submerged

Las listrik submerged yang umumnya otamatik atau semi otomatik


menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar. Busur listrik
diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk
sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada Ias listrik lainnya.
Dalam hal ini operator Ias tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm
Ias).

Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup
Iapisan Ias. Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah
dibersihkan dari terak-terak Ias.
Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol)
digerakkan maju oleh pasangan roda gigi. pasangan roda gigi yang diputar oleh
motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan .

Las Submerged
E. Keuntungan dan Kekurangan Menggunakan Sambungan Baut dan Las Pada
Konstruksi Sambungan Baja.

1. Keuntungan Menggunakan Sambungan Baut

a) Lebih mudah dalam pemasangan/penyetelan konstruksi di lapangan.


b) Konstruksi sambungan dapat dibongkar-pasang.
c) Dapat dipakai untuk menyambung dengan jumlah tebal baja > 4d ( tidak seperti
paku keling dibatasi maksimum 4d ).
d) Dengan menggunakan jenis Baut Pass maka dapat digunakan untuk konstruksi
berat /jembatan.
2. Kekurangan Menggunakan Sambungan Baut

a) Baut mudah mengakibatkan baja menjadi pecah karena kuat tekannya terlalu
tinggi.
b) Baut mudah mengalami pencicilan leher pada kepala bautnya (Necked Out).
c) Berbicara mengenai tenaga pemasangan yang dilakukan manual, sangat mudah
mengalami kesalahan teknis, mulai dari pengencangan baja sampai kelonggaran
baut pada sambungan.

Berikut ini gambar pemasangan sambungan baut pada kuda-kuda baja:


3. Keuntungan Menggunakan Sambungan Las

a) Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan
menyatu dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
b) Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
c) Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
d) Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 – 1,5% dari berat konstruksi,
sedang dengan paku keling / baut berkisar 2,5 – 4% dari berat konstruksi.
e) Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubanglubang
pk/baut, tak perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan
sebagainya ).
f) Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga
kekuatannyautuh.

4. Kekurangan Menggunakan Sambungan Las.

a) Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan. Jika


pengelasannya baik maka keuatan sambungan akan baik, tetapi jika
pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak baik
bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah satu sambungan las cacat
lambat laun akan merembet rusaknya sambungan yang lain dan akhirnya
bangunan dapat runtuh yang menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit
bahkan juga korban jiwa. Oleh karena itu untuk konstruksi bangunan berat seperti
jembatan jalan raya / kereta api di Indonesia tidak diijinkan menggunakan
sambungan las.
b) Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.
Berikut ini gambar sambungan las:
BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sambungan berfungsi menyatukan elemen-elemen dan menyalurkan beban dari


satu bagian ke bagian yang lain.

Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir, salah satu ujungnya
dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala segi enam ) dan ujung lainnya dipasang
mur/pengunci.
Dalam pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat konstruksi
sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun sambungan sementara yang dapat
dibongkar/dilepas kembali.
Bentuk uliran batang baut untuk baja bangunan pada umumnya ulir segi tiga (ulir
tajam) sesuai fungsinya yaitu sebagai baut pengikat. Sedangkan bentuk ulir segi empat
(ulir tumpul) umumnya untuk baut-baut penggerak atau pemindah tenaga misalnya
dongkrak atau alat-alat permesinan yang lain.

Las adalah menyambung dengan cara memanaskan baja hingga mencapai suhu
lumer (meleleh) dengan ataupun tanpa bahan pengisi, yang kemudian setelah dingin akan
menyatu dengan baik.
Suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa
pengaruh tekanan atau dapat juga didefinisikan sebagaiikatan metalurgi yang ditimbulkan
oleh gaya tarik menarik antara atom.

B. Saran

1. Bagi dosen

a. Agar lebih meningkatkan mutu pembelajaran.

b. Agar lebih sering memberikan tugas-tugas yang bermanfaat bagi mahasiswa.

1. Bagi Penulis

a. Dapat dijadikan sebagai sarana latihan dalam menuangkan gagasan dan ide ke

dalam bentuk tulisan.

b. Dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan atau mempelajari


teknik-teknik sambungan baja menggunakan baut maupun las
DAFTAR PUSTAKA

their Nature and Behavior. Edited by. J.M. ILLSTON, E&FN Spon An Imprint of Chapman&
Hall.
Structure, Daniel L. Schoedeck
Konstruksi Baja, Podma

Construction Material,

Anda mungkin juga menyukai