Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat.
Tugas Besar Elemen Mesin I ini telah kami susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan Tugas Besar ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Tugas Besar ini tentang Sambungan
Keling, Baut & Las ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penulis
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
b) Sambungan Las
Fungsi pengelasan diantaranya adalah sebagai penyambung dua
komponen yang berbahan logam. Selain itu fungsi pengelasan adalah
sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan
lain dari pengelasan diantaranya biaya murah, proses relatif lebih cepat,
lebih ringan, dan bentuk konstruksi lebih variatif.
Aplikasi pengelasan diantaranya dalam penyambungan rangka baja,
perkapalan, jembatan, kereta api, pipa saluran dan lain sebagainya.
Faktor-faktor pertimbangan dalam pengelasan adalah jadwal pembuatan,
proses pembuatan, alat dan bahan yang diperlukan, urutan
pelaksanaan,persiapan pengelasan; pemilihan mesin las, penunjukan ahli
las, pemilihan elektroda, penggunaan jenis kampuh, (Wiryosumarto,
2000). Berdasarkan klasifikasi kerjanya proses pengelasannya dapat
dibagi dalam tiga kelompok yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan dan
pematrian Namun proses pengelasan yang paling banyak digunakan
adalah pengelasan cair dengan busur Shielding Metal Arc Welding
(SMAW) dan gas. Proses ini juga tergantung dari material yang akan
dilas,tidak semua logam memiliki sifat mampu las yang baik. Bahan yang
mempunyai sifat mampu las yang baik diantaranya adalah baja paduan
rendah. Baja ini dapat dilas dengan las busur elektroda terbungkus, las
busur rendam dan las Metal Inert Gas(MIG). Mutu pengelasan tergantung
dari pengerjaan dan proses pengelasan. Secara umum pengelasan dapat
diartikan sebagai suatu ikatan metalurgi pada sambungan logam atau
logam paduan yang dilaksanakan saat logam dalam keadaan cair
Pada era industrilisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak
digunakan secara luas pada penyambungan logam.konstruksi bangunan
baja,dan konstruksi mesin.
c) Sambungan Keling
Sambungan paku keling adalah salah satu sambugan praktis yang
menghasilkan sambugan logam yang sama. Sambungan keling termasuk
kedalam jenis sambungan tetap atau permanen,yaitu sambungan yang
tidak dapat dibuka kecuali dengan cara merusaknya.Proses penggunaan
sambunga keling mengharuskan pembuatan lubang poros atau lubang
bor perplat yang kira-kira ukuranya ( 1/16 inchi – 1,5 mm ) Pada
hakekatnya,metode pemasangan paku keling adalah dengan
memanaskan keling sampai berwarna merah jambu kira-kira ( 980° ) dan
dimasukan kedalam lubang yang disejajarkan melalui beberapa bagian
yang akan disambungkan,kemudian memakai sebuah batang pegang
(bucking bar) dengan sebuah blok bentuk kepala (head die) paku keling
yang dibuat untuk memegang pada saat membentuknya.dan seorang
pekerja lainya menggunakan poros penggerak tekan dengan sebuah blok
bentuk kepala untuk menempa tangkai paku keling yang menonjol yang
akan menghasilkan kepala lainnya.opersi penempaan tersebut secara
serempak mengerjakan kembali logam paku keling dan menyebabkan
pembesaran tangki sampai hampir mengisi lubang tersebut,konstruksi
paku keling selama pendinginan ditahan oleh bahan sambungan dan akan
mengembangkan tegangan sehingga sebuah sambungan dalam paku
keling berada ditengah-tengah anatar sebuah sambungan jenis geser dan
sambungan jenis dukung.Sambungan paku keling telah mempunyai
sejarah keberhasilan yang cukup panjang dibawah tegangan lelah
(fatique stress) seperti pada rel kereta api.
1.2. Tujuan
SAMBUNGAN LAS
DISUSUN OLEH
A. Pendahuluan
Sambungan las adalah sebuah sambungan permanen yang diperoleh
dengan peleburan sisi dua bagian yang disambung bersamaan, dengan
atau tanpa tekanan dan bahan pengisi. Panas yang dibutuhkan
untuk peleburan bahan diperoleh dengan pembakaran gas (untuk
pengelasan gas) atau bunga api listrik (untuk las listrik).
Pengelasan secara intensif digunakan dalam fabrikasi sebagai metode
alternatif untuk pengecoran atau forging (tempa) dan sebagai pengganti
sambungan baut dan keling. Sambungan las juga digunakan sebagai
media perbaikan misalnya untuk menyatukan logam akibat crack
(retak), untuk menambah luka kecil yang patah seperti gigi gear.
Cara lain yang paling utama digunakan untuk memanasi logam yang
dilas adalah arus listrik. Arus listrik dibangkitkan oleh generator dan
dialirkan melalui kabel ke sebuah alat yang menjepit elektroda
diujungnya, yaitu suatu logam batangan yang dapat menghantarkan
listrik dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda disentuhkan
ke benda kerja dan kemudian ditarik ke belakang sedikit, arus listrik tetap
mengalir melalui celah sempit antara ujung elektroda dengan benda
kerja. Arus yang mengalir ini dinamakan busur (arc) yang dapat
mencairkan logam.
Terkadang dua logam yang disambung dapat menyatu secara
langsung, namun terkadang masih diperlukan bahan tambahan lain agar
deposit logam lasan terbentuk dengan baik, bahan tersebut disebut
bahan tambah (filler metal). Filler metal biasanya berbentuk batangan,
sehingga biasa dinamakan welding rod (Elektroda las). Pada proses las,
welding rod dibenamkan ke dalam cairan logam yang tertampung dalam
suatu cekungan yang disebut welding pool dan secara bersama-sama
membentuk deposit logam lasan, cara seperti ini dinamakan Las
Listrik atau SMAW (Shielded metal Arch welding), lihat gambar 2.1.
Gambar 2.1. Prinsip kerja las listrik
Sumber : Modul Teori Pengelasan Logam (2008)
2. Butt joint.
Jenis lain sambungan las dapat dilihat pada Gambar 2.4 di bawah ini.
A = t . l = 0,707.s.l
P = 0,707.l.σt
P = 2.0,707.s.1. τ = 1,414.s.l.σt
Catatan:
1. Jika sambungan las adalah kombinasi dari las fillet sejajar ganda dan
melintang tunggal seperti Gambar 2.7 (b), kemudian kekuatan
sambungan las adalah dengan menjumlahkan kedua kekuatan
sambungan las, yaitu;
P = 0,707.s.l1. σt + 1,414.s.l2. τ
dimana 11 adalah lebar plat.
Dalam butt joint, panjang ukuran las adalah sama dengan tebal leher
yang sama dengan tebal plat. Kekuatan tarik butt joint (single-V atau
square butt joint),
Dan kekuatan tarik double-V butt joint seperti pada Gambar 2.11 (b)
adalah:
Sebagai catatan bahwa ukuran las bisa lebih besar dari pada ketebalan
plat, tetapi dapat juga lebih kecil. Tabel berikut menunjukkan ukuran
las minimum yang direkomendasikan.
Kasus 1:
Kasus 2 :
Catatan: Momen inersia polar pada luas leher (A) terhadap pusat gravitasi
yang diperoleh
I. Las Gas
Las gas dibuat dari api yang berasal dari oxy-acetylene atau gas
hidrogen dari obor las pada permukaan sambungan. Panas pada api
kerucut putih memanaskan permukaan titik lumer sementara operato
rmemanipulasi batang las untuk memasok logam untuk pengelasan. Fluks
digunakan untuk menghilangkan terak. Karena tingkat pemanasan dalam
pengelasan gas lambat, sehingga dapat digunakan pada bahan tipis.
Sebuah lekukan kecil terbentuk pada logam dasar dan logam cair
yang tersimpan di sekitar tepi lekukan, yang disebut kawa busur. Terak
ini dibersihkan setelah sambungan dingin. Las busur tidak memerlukan
logam yang akan dipanaskan dan karena suhu busur cukup tinggi,
sehingga logam lumer hampir seketika. Ada dua jenis pengelasan busur
tergantung pada jenis elektroda.
1. Las busur tertutup dan
2. Las busur tdk tertutup
K. Las Tempa
SAMBUNGAN BAUT
DISUSUN OLEH
A. Pendahuluan
Keuntungan
1. Sambungan baut sangat handal dalam operasi.
2. Sambungan baut mudah dalam memasang dan
membongkar.
` 3. Berbagai macam sambungan baut dapat diadopsi untuk berbagai
kondisi operasi.
4. Sekrup relatif murah untuk diproduksi sesuai standardisasi dan sangat
efisien dalam proses manufaktur.
Kekurangan
Kerugian utama dari sambungan baut adalah konsentrasi tegangan di
bagian berulir yang titik-titik rawan di bawah kondisi beban variabel.
Istilah berikut digunakan pada ulir seperti pada Gambar 2.19 adalah
penting untuk diperhatikan.
7. Depth of thread adalah jarak tegak lurus antara crest dan root.
C. Jenis Ulir
2. British association (B.A) thread. Merupakan ulir jenis B.S.W. dengan pitch
yang baik dan banyak digunakan untuk instrumentasi (alat ukur) dan
pekerjaan lain yang presisi, seperti pada Gambar 2.21
Gambar 2.21 B.A. Thread
Sumber : A Textbook Of Machine Design by R.S.Khurmi & J.K.Gupta
3. American national standard thread. Ulir ini digunakan untuk tujuan umum
seperti baut, mur, lubang ulir dan tap, seperti pada Gambar 2.22.
6. Acme thread. Ulir ini banyak digunakan pada ulir mesin bubut, katup
kuningan, ulir kerja bangku, seperti pada Gambar 2.25.
7. Knukle thread. Ulir ini banyak digunakan untuk pekerjaan kasar seperti
railway kopling, hydrant dan lain-lain seperti pada Gambar 2.26
8. Buttress thread. Ulir banyak digunakan untuk transmisi daya satu arah,
seperti pada Gambar 2.27.
Gambar 2.27 Butress thread
Sumber : A Textbook Of Machine Design by R.S.Khurmi & J.K.Gupta
9. Metric Thread, Ini adalah ulir standar India dan mirip dengan BSW ulir.
Ini memiliki termasuk sudut 60° bukan 55°. Profil dasar ulir ditunjukkan
pada gambar. 2.28 dan desain profil dari mur dan baut yang ditunjukkan
pada gambar. 2.29.
1. Through bolts. Seperti pada Gambar 2.30 (a) terlihat bahwa baut dan
mur mengikat dua bagian/plat secara bersamaan. Jenis baut ini
banyak digunakan pada baut mesin, baut pembawa, baut automobil
dan lain-lain.
2. Tap bolts. Seperti pada Gambar 2.30 (b), ulir dimasukkan ke lubang
tap pada salah satu bagiannya dikencangkan tanpa mur.
3. Stud. Seperti pada Gambar 2.30 (c), ulir ini pada kedua ujungnya
berulir. Salah satu ujung ulir dimasukkan ke lubang tap kemudian
dikencangkan sementara ujung yang lain ditutup dengan mur.
4. Cap screws. Ulir ini sama jenisnya dengan tap bolts tetapi berukuran
kecil dan variasi bentuk kepala seperti pada Gambar 2.32.
5. Sekrup Mesin. Ini mirip dengan sekrup cap dengan kepala pipih untuk
screw driver. Biasanya ini digunakan dengan mur.
E. Perlengkapan Pengunci
(a) (b)
Gambar 2.37 (a) Pelat Pengunci (b)Cincin Pelat Pengunci
Sumber : A Textbook Of Machine Design by R.S.Khurmi & J.K.Gupta
Desain ukuran I.S.O. ulir sekrup untuk sekrup, baut dan mur seri
kasar dan halus Seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.7.
( )
Dimana
( ) ( )
Dimana
[ ( ) ]
Dimana
Dimana
( ) √
Sekarang dari Tabel 2.7, nilai dari diameter nominal baut yang sesuai
diperbaiki.
Catatan: (a) Jika beban eksternal diambil oleh sejumlah baut,
kemudian
( )
(b) Dalam tabel standar tidak tersedia, maka untuk ulir kasar, dc =
0,84 d, di mana d adalah nominal diameter baut.
Gambar 2.39 Peralatan Mesin Sederhana
Sumber : A Textbook Of Machine Design by R.S.Khurmi & J.K.Gupta
2. Tegangan geser
Kadang-kadang, baut yang digunakan untuk mencegah gerakan
relatif dari dua atau lebih bagian, seperti dalam kasus kopling flange,
maka tegangan geser diinduksi dalam baut. Tegangan geser
menekankan harus dihindari sejauh mungkin. Perlu dicatat bahwa
ketika baut dikenakan untuk mengarahkan beban geser, mereka
harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga beban geser datang
pada tubuh (batang) dari baut dan bukan pada bagian ulir. Dalam
beberapa kasus, baut dapat dibebaskan dari beban geser dengan
menggunakan pin geser. Ketika sejumlah baut yang digunakan untuk
berbagi beban geser, jadi baut harus dipasang pada lubang halus.
keterangan
d = Major diameter baut,
n = Jumlah baut
beban geser yang dipikul oleh baut
( ) √( )
Untuk gasket lembut dan baut yang besar, nilai yang tinggi dan
nilai adalah sekitar sama dengan persatuan, sehingga beban yang
dihasilkan adalah sama dengan jumlah dari ketegangan awal dan beban
eksternal.
Untuk gasket keras atau logam untuk permukaan kontak logam dan
dengan baut kecil, nilai a kecil dan resultan beban yang dihasilkan
terutama karena ketegangan awal (atau beban eksternal, dalam kasus
yang jarang terjadi itu lebih besar dari ketegangan awal).Nilai 'a' dapat
diperkirakan oleh perancang untuk mendapatkan nilai perkiraan untuk
resultan beban. Nilai-nilai (K) untuk berbagai jenis sambungan
( ) ()
Kekuatan ini dilawan oleh n jumlah baut atau baut tap pada tutup.
Perlawanan kekuatan yang diberikan oleh n jumlah baut,
( ) ( )
( ) ( ) ( )
( ) ( )
( )
( )
Ketika baut terkena beban tiba-tiba, seperti dalam kasus baut kepala
silinder, mesin pembakaran dalam, ketahanan baut harus
dipertimbangkan untuk mencegah kerusakan pada ulir. Dalam sebuah
baut biasa ditunjukkan pada gambar. 2.46 (a), pengaruh beban aksial
impulsif diterapkan terkonsentrasi pada bagian terlemah dari baut yaitu
luas penampang pada akar ulir. Dengan kata lain, tekanan di bagian ulir
baut akan lebih tinggi dari yang di batang. Maka besar energi akan
diserap di wilayah bagian berulir yang mungkin patah bagian yang berulir
karena panjangnya kecil.
Jika batang baut ditolak dengan diameter yang sama atau bahkan
sedikit kurang dari inti diameter ulir ( ) seperti ditunjukkan pada
gambar. 2.46 (b), maka batang baut akan menjalani tekanan tinggi. Ini
berarti bahwa batang akan menyerap sebagian besar energi, sehingga
mengurangi bahan bagian dekat ulir. Baut, dengan cara ini, menjadi lebih
kuat dan lebih ringan dan meningkatkan kapasitas menyerap guncangan
baut karena modulus peningkatan ketahanan. Hal ini memberikan
kekuatan baut seragam. Ketahanan baut juga dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan panjangnya. Sebuah metode alternatif kedua untuk
memperoleh baut kekuatan merata ditunjukkan pada gambar. 2.46 (c).
Dalam metode ini, sebuah lubang aksial dibor melalui kepala sejauh
bagian ulir sehingga daerah batang menjadi sama dengan daerah akar
dari ulir.
... (i)
(Q Ada dua baut masing-masing pada jarak L1 dan L2) Juga
momen akibat beban W tentang tepi miring
atau
Dapat dicatat bahwa baut paling banyak dimuat adalah mereka
yang terletak di terbesar jarak dari tepi miring. Dalam kasus ini dibahas di
atas, baut pada jarak L2 sangatlah bias.
tarik beban pada setiap baut pada jarak L2,
[Dari persamaan
(iii)]
dan beban tarik total pada baut paling banyak dimuat,
Jika dc adalah diameter inti baut dan σt adalah tegangan tarik untuk
bahan baut, maka jumlah tarik beban,
TUGAS ELEMEN MESIN I
SAMBUNGAN KELING
DISUSUN OLEH
A. Pendahuluan
1. Kampuh Berhimpit
Sambungan ini yang paling sederhana dengan meletakan 2 buh pelat
satu diatas yang lainnya kemudian disambung dengan paku keling.
2. Kampuh Bilah Tunggal
Disini sambungan kita lakukan dengan mengeling sebuah lajur
plat pada plat –plat yang akan disambung.
3. Kampuh Bilah Berganda
Disini sambungan kita lakukan dengan mengeling dua buah
lajur plat pada plat-plat yang akan disambung dimana plat-plat
tersebut berada diantara kedua lajur plat.
Tabel 2.10 Daftar Dari Tegangan Geser Pada Paku Keling Dengan Bahan
ST 34
Sumber : A Textbook Of Machine Design by R.S.Khurmi & J.K.Gupta
Ketika dua plat diikat bersamaan dengan sebuah keling seperti pada
Gambar 2.54 (a), lubang dalam plat di-punching dan di-reaming.
Punching adalah metode paling murah dan digunakan untuk plat yang
relatif tipis pada suatu struktur. Drilling digunakan pada kebanyakan
pekerjaan pressure-vessel (tangki). Dalam pengelingan pressure-vessel
dan struktur, diameter lubang keling biasanya 1,5mm lebih besar dari
pada diameter nominal keling.
Catatan:
1. Untuk keling baja sampai diameter 12 mm, proses keling dingin
bisa digunakan sementara untuk keling diameter lebih besar, proses
pengelingan panas yang digunakan.
2. Dalam kasus keling yang panjang, hanya tail yang dipanaskan dan
bukan shank.
F. Material Keling
Material keling harus tangguh dan ulet. Keling biasa dibuat dari baja
(baja karbon rendah atau baja nikel), kuningan, aluminium atau tembaga,
tetapi ketika kekuatan dan ketahanan terhadap kebocoran adalah
pertimbangan yang utama, maka keling baja yang digunakan.
b. Retak pada seluruh plat. Akibat tegangan tarik pada plat utama, plat
utama atau penutup plat bisa retak seluruhnya seperti pada Gambar
2.62. Dalam kasus ini, kita hanya membahas satu panjang kisar
(pitch) dari plat. Ketahanan yang diberikan oleh plat melawan
keretakan dinamakam ketahanan retak (tearing resistance) atau
kekuatan retak (tearing strength) atau nilai keretakan (tearing value)
dari plat.
Gambar 2.62
Sumber : A Textbook Of Machine Design by R.S.Khurmi & J.K.Gupta
Misalkan d = Diameter dari lubang keling,
τ = Tegangan geser yang dijinkan untuk material keling,
dan
n = Jumlah keling per panjang pitch.
AC = d.t
Total luas crushing = n.d.t
dan ketahanan crushing yang dibutuhkan untuk merusak keling per
panjang pitch adalah:
PC = n.d.t.σc
Catatan: Jumlah keling karena geser akan sama dengan jumlah keling
karena crushing.
d=6 t
Tabel 2.11: Ukuran keling untuk sambungan umum, menurut IS: 1929 –
1982.
2. Jumlah keling.
Jumlah keling yang diperlukan untuk sambungan dapat diperoleh dengan
tahanan geseran atau tahan crushing dari keling.
Karena sambungan adalah double strap butt joint, oleh karena itu
dalam double shear (geser). Itu diasumsikan bahwa tahanan sebuah
keling pada double shear adalah 1,75 kali dari pada single shear.
3. Ketebalan butt strap (plat pengikat ujung/penutup) Ketebalan butt
strap,
4. Efisiensi sambungan
Dengan cara yang sama pada potongan 3-3 di isni ada 3 lubang keling.
Tahanan retak dari sambungan sepanjang 3-3 adalah:
P = b.t.σt
Efisiensi sambungan,
Ketika garis aksi dari beban tidak melewati titik pusat dari
sistem keling dan seluruh keling tidak menerima beban yang sama, maka
sambungan ini dinamakan sambungan keling beban eksentris, seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.65 (a). Beban eksentris menghasilkan geser
sekunder diakibatkan oleh kecenderungan gaya untuk memutar
sambungan terhadap pusat gravitasi yang menimbulkan geser.
a. Beban geser sekunder adalah sama dengan jarak radial keling dari
pusat gravitasi sistem keling.
b. Arah beban geser sekunder adalah tegak lurus dengan garis pusat
keling terhadap pusat gravitasi sistem keling.
Dik = P = 50 Kn = 50x103 N
e = 650 mm
n =9
= 55 n/mm2 = 55 Mpa
Dit = Diameter Keling (d) ... ?
Peny =
= 5555,55 N
Menghitung Momen Puntir
Rumus =Pxe Dimana : P = Beban (N)
3
= 50x10 N x 650 mm e = Jarak (mm)
6
= 32,5 x 10 N.mm
=√ ( )
=√
= 176,77 mm
L2 = L 8 = 125 mm
L4 = L 6 = 125 mm
(L8)2 + (L9)2)
Karena L1 = L3 = L7 = L9
L2 = L 8
L4 = L 8
Maka :
F1 =
F1 = 30641,87 N
( F2 = F 8 ) = F1 x
= 30641,87 x
= 21667,89 N (L2=L8)
(F3=F7=F9=F1) = F1 x
= 30641,87 x
= 30641,87 N (L3=L7=L9=L1)
( F4 = F 6 ) = F1 x
= 30641,87 x
= 21667,89 N (L4=L6)
Beban terbesar pada keling yaitu 3,6,9 maka sudut antara beban
geser utama dan beban geser sekunder untuk keling adalah :
Cos 3 = Cos 4 =
= 0,707
=√( ) ( ) (
=√
= 34792,19 N
R6 = P s + F6
= 5555,55 + 21667,89
= 27223,44 N
Rmax = x d2 x
34792,19 = x d2 x 55
34792,19 = 43,175 d2
d2 =
d2 = 805,841
d = 28,38 mm = 27 mm
Diameter Keling = 27 mm
Diameter Lubang keling = 28,5 mm
Tinggi Kepala Keling = 18,9 mm
Lebar Kepala Keling = 43,2 mm
3.2 Sambungan Las
Mencari berat pada plat
Luasan Segitiga
A = Alas x Tinggi
= 200 mm x 200 mm
= 40000
= 20000 mm2
= 600 mm x 300 mm
= 180000 mm2
A = Panjang x Lebar
= 200 mm x 100 mm
= 20000 mm2
A = Panjang x Lebar
= 370 mm x 370 mm
= 136900 mm2
= 356900 mm2
= 356900 x 15
= 5353500 mm3
-3
= 5,353 x 10 m3
Maka :
= 42,02 Kg
= 42,02 x 9,81
= 412,12 Kg.m/s2
= = 412,12 N
Diketahui :
P = 412,12 N
L = 50 mm
b = 100 mm
e = 500 mm
max = 55 Mpa = 55 N/mm2
A = t (2b + 2L)
= 0,707 s (2b + 2L)
= 0,707 s (2 x 100 + 2 x 50) t = 0,707
= 212,1 s mm2
= =
= N/mm2
Tegangan Bending
Z =t ( bL + )
= 0,707 s ( 100 x 50 + )
= 5891,66 s mm3
Tegangan Bending
b = = = N/mm2
max = √
55 = √( ) ( )
55 =
s = = 0,31 mm
Menghitung Las Poros Pejal
Diketahui :
D = 50 mm
S = 12,5 mm
P = 412,12 N
E = 500 mm
A =tx D
= 0,707 s x D
= 0,707 x 15 x 3,14 x 50
= 1664,98 mm2
= = = 0,247 N/mm2
= 0,247 Mpa
Momen Bending :
M =Pxe
= 412,12 x 500
= 206060 N.mm
Dari tabel 3.3 untuk las melingkar kita dapat menentukan section
modulus :
Z = =
= 17343,59 mm3
Tegangan Bending :
b = = = 11,88 N/mm2
= 11,88 Mpa
t (max) = + √
= (11,88) + √
= 5,94 + 5,94
= 11,88 Mpa
Tegangan Geser Maksimum :
max = √
= √
= 5,94 Mpa
3.3 Sambungan Baut
Diketahui :
W = 412,12 N
L = 500 mm
L1 = 30 mm
L2 = 280 mm
n =4
= 55 N/mm2 = 55 Mpa
w =
( )
=
( )
=
= 1,299 N/mm
Ketika beban baut yang terbesar adalah pada jarak L2 dari sisi tepi,
sehingga beban baut terbesar adalah :
wt = 1,299 x 280
= 363,78 N
= + ((363,78)2 + 4 (103,03)2))1/2
= + (174796,6)1/2
Wte = dc2 x
390,93 = dc2 x 55
dc2 =
dc2 = 9,054
dc = 3,009 mm = 3,141 mm (M4)
Dari hasil tersebut dapat ditentukan Tinggi kepala & lebar kepala baut
dengan menggunakan dimeter baut :
Tinggi Kepala Baut = 0,7 x d
= 0,7 x 4,000
= 2,8 mm
=2x4
= 8 mm
Ukuran Baut M4
Nominal Diameter : 4,000 mm
Diameter core : 3,141 mm
Pitch : 0,7 mm
Depth Of Thread : 0,429 mm
Tinggi Kepala Baut : 2,8 mm
Lebar Kepala Baut : 8 mm
DAFTAR PUSTAKA
Khurmi RS Gupta, JK., 2005, Text Book of Machine Design Eurasia, Publising
House, ltd Ram Nagar, New Delhi
Sularso, K. Suga., 2002, “Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin”, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta