Anda di halaman 1dari 34

TEKNIK PERAKITAN

AKBAR DARLIYAN PUTRA


LISHBET ENGELITA
Pengertian Perakitan

Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila
obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan
penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau
pasangannya.
Prinsip Perakitan
Perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-
bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi
dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan
yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk
pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan
proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan
gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses
saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.
SAMBUNGAN

Sambungan tidak tetap (semi permanent).


Sambungan tetap (permanent joint).
Merupakan sambungan yang bersifat sementara,
Merupakan sambungan yang bersifat tetap,
sehingga masih dapat Dibongkar pasang selagi
sehingga tidak dapat dilepas selamanya, kecuali
masih dalam kondisi normal.
dengan merusaknya terlebih dahulu.
Contohnya : Sambungan mur-baut / ulir (
Contohnya : Sambungan paku keling (rivet joint)
screwed joint ) dan sambungan pasak (keys
dan sambungan las (welded joint).
joint).
Sambungan Paku Keling (Rivet Joint)

Paku keling adalah batang silinder pendek dengan sebuah kepala di bagian
atas, silinder tengah sebagai badan dan bagian bawahnya yang berbentuk kerucut
terpancung sebagai ekor, seperti gambar di bawah. Konstruksi kepala (head) dan
ekor (tail) dipatenkan agar permanen dalam menahan kedudukan paku keling pada
posisinya. Badan ( body) dirancang untuk kuat mengikat sambungan dan menahan
beban kerja yang diterima benda yang disambung saat berfungsi.
Metode Pengelengingan

Metode pengelingan (penyambungan paku keling) yang dilakukan pada umumnya


tergantung dari jenis pemakaian, yakni :

Pemakaian Sedang
Pemakaian Berat dan Kedap Air
Pemakaian Sedang

Ditujukan untuk mendapatkan kekuatan sambungan. Setelah pasangan


pelat dilubangi dan paku keling dipasangkan pada lubang, ekor paku dipanaskan
dibawah suhu kritis dan ditekan dengan pukulan palu tangan pada cetakan ekor.
Sehingga ekor tercetak seperti bentuk kepala.
Pemakaian Berat dan Kedap Air

Ditujukan untuk mendapatkan kekuatan dan kerapatan sambungan. Lobang


kedudukan paku keling dibuat lebih besar 1,5 mm dari ukuran diameter paku, agar
saat ekor paku ditekan oleh mesin pencetak kepala, bahan logam paku yang mulai
luluh karena sebelumnya dipanaskan sampai membara pada suhu kritis (600 - 800C),
mengisi ruang antara tersebut. Logam luluh yang tertekan tentu saja akan mengisi
sampai ke celah-celah terkecil yang terdapat diantara kedua pelat. Sehingga akhirnya
diperoleh sambungan yang kedap fluida.
Tipe Paku Keling Berdasarkan Bentuk Kepala
Lembaga standarisasi India menetapkan ada beberapa bentuk kepala paku keling
yang dapat digunakan berdasarkan pada jenis pemakaiannya :
Kepala bulat dan jamur digunakan untuk mengeling konstruksi mesin mulai dari
pemakaian ringan sampai berat, seperti pemakaian rumah tangga,
jembatan,kereta api, bangunan tingkat tinggi dan lain-lain.
Kepala rata terbenam digunakan untuk bangunan kedap air dengan permukaan
rata,seperti kapal (laut / terbang)
Kepala bulat terbenam digunakan untuk bangunan-bangunan kedap dan tahan
tekanan tinggi fluida, seperti : ketel, tangki dan lain-lain.
Kepala panci digunakan untuk pemasangan dengan palu tangan.
Keuntungan
Kelemahan

a). Bahwa tidak ada perubahan struktur


dari logam disambung. Oleh karena itu Hanya satu kelemahan bahwa ada
banyak dipakai pada pembebanan- pekerjaan mula berupa pengeboran
pembebanan dinamis. lubang paku kelingnya di samping
b). Sambungan keling lebih sederhana kemungkinan terjadi karat di sekeliling
dan murah untuk dibuat. lubang tadi selama paku keling dipasang
c). Pemeriksaannya lebih mudah
Sambungan Las

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam menjadi satu akibat


panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan.
Mengelas adalah menyambung dua bagian logam dengan cara
memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan
pengisi. Sistem sambungan las ini termasuk jenis sambungan tetap dimana pada
konstruksi dan alat permesinan.
Jenis Jenis Las

Las Karbid (las Otogen)


Yaitu pengelasan yang menggunakan bahan pembakar dari gas oksigen
dan gas acetylene (gas karbid). Dalam konstruksi baja las ini hanya
untuk pekerjaan-pekerjaan ringan atau konstruksi sekunder, seperti; pagar
besi,teralis dan sebagainya.
Las Listrik (Las Lumer)
Yaitu pengelasan yang menggunakan energi listrik. Untuk pengelasannya
diperlukan pesawat las yang dilengkapi dengan dua buah kabel, satu kabel
dihubungkan dengan penjepit benda kerja dan satu kabel yang lain dihubungkan
dengan tang penjepit batang las / elektrode las. Jika elektrode las tersebut
didekatkan pada benda kerja maka terjadi kontak yang menimbulkan panas yang
dapat melelehkan baja ,dan elektrode (batang las) tersebut juga ikut melebur
ujungnya yang sekaligus menjadi pengisi pada celah sambungan las. Konstruksi baja
yang bersifat strukturil (memikul beban konstruksi) maka sambungan las tidak
diijinkan menggunakan las Otogen, tetapi harus dikerjakan dengan las listrik dan
harus dikerjakan oleh tenaga kerja ahli yang profesional
Keuntungan Sambungan Las

Keuntungan Sambungan Las


a). Pertemuan baja pada sambungan dapat melumer bersama elektrode las dan menyatu
dengan lebih kokoh (lebih sempurna).
b). Konstruksi sambungan memiliki bentuk lebih rapi.
c). Konstruksi baja dengan sambungan las memiliki berat lebih ringan.
d). Dengan las berat sambungan hanya berkisar 1 1,5% dari berat konstruksi, sedangkan
dengan paku keling / baut berkisar 2,5 4% dari berat konstruksi.
e). Pengerjaan konstruksi relatif lebih cepat (tak perlu membuat lubang -lubang baut, tak
perlu memasang potongan baja siku / pelat penyambung, dan sebagainya).
f ).Luas penampang batang baja tetap utuh karena tidak dilubangi, sehingga kekuatannya
utuh.
Kerugian Sambungan Las

a). Kekuatan sambungan las sangat dipengaruhi oleh kualitas pengelasan. Jika
pengelasannya baik maka kekuatan sambungan akan baik, tetapi jika
pengelasannya jelek/tidak sempurna maka kekuatan konstruksi juga tidak baik
bahkan membahayakan dan dapat berakibat fatal. Salah satu sambungan las cacat
lambat laun akan merembet rusaknya sambungan yang lain dan akhirnya bangunan
dapat runtuh yang menyebabkan kerugian materi yang tidak sedikit bahkan juga
korban jiwa. Oleh karena itu untuk konstruksi bangunan berat seperti jembatan
jalan raya / kereta api di Indonesia tidak diijinkan menggunakan sambungan las.
b ). Konstruksi sambungan tak dapat dibongkar-pasang.
Sambungan Solder
Sambungan solder merupakan penyambungan dari logam (besi,
baja,tembaga, kuningan, seng dan baja paduan) dengan pewngkatan oleh bahan
tambah yang dicairkan, dimana titik cair bahan tambah lebih rendah dari titik cair
logam yang disambungkan. Untuk sambungan yang membutuhkan kekuatan,
kerapatan dan ketahanan terhadap korosi maka permukaan logam yang akan
disolder harus benar-benar dibersihkan. Pada permukaan logam juga ditambahkan
bahan pengalir untuk membantu pengaliran bahan tambah ke seluruh permukaan
bidang yang di solder.
Jenis Jenis Soldier

Berdasarkan cara penyambungan, penyolderan dikelompokkan


menjadi dua jenis:

1. Penyolderan lunak : titik lebur bahan tambah 300 C


2. Penyolderan keras: titik lebur bahan tambah 720 C
Penyolderan Lunak (Patri)
Penyolderan lunak digunakan pada semua logam terutama untuk logam-
logam tipis dengan beban ringan serta kedap udara dan air.
Contoh pemakaian:
Pelat-pelat pendingin pada kendaraan

Tangki air/minyak

Wadah/kotak peralatan

Instalasi pipa tekanan rendah

Sambungan kabel

Talang air dan tutup atap

Penyambungan logam yang dilapisi seng


Penyolderan Keras

Penyolderan keras lebih sering digunakan untuk penyambungan pelat-pelat


dari logam berat dan menerima beban yang besar.
Contoh pemakaian:
Flens pada pipa
Instalasi pipa tekanan besar
Penyangga dan rangka kendaraan
Tangki uap
Peralatan dari logam keras
Konstruksi dari alat-alat ringan
Bahan Pengalir ( Fluks).
Untuk memperoleh hasil penyambungan yang sempurna maka permukaan logam
yang akan disambung harus benar-benar bersih. Karat atau debu-debu pada permukaan
logam akan menghambat aliran bahan tambah. Untuk memudahkan pengaliran bahan
keseluruh permukaan penyambungan, digunakan bahan pengalir yang berfungsi
menghilangkan karat dan memudahkan pengaliran bahan tambah. Bahan ini diberikan
pada seluruh permukaan yang akan disolderan.
Teknik Penyolderan

Dalam dunia industri dikenal berbagai teknik penyolderan. Untuk


menentukan teknik penyolderan yang dipakai, perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
fungsi benda kerja

bahan dari benda kerja

jumlah.
Macam Teknik Penyolderan

Macam Teknik Penyolderan ;


Penyolderan batang

Penyolderan busur api

Penyolderan celup

Penyolderan dalam oven

Penyolderan tahanan

induksi Penyolderan sinar.


Keuntungan Sambungan Soldier

Dapat menyambung dua buah logam yang berbeda.

Pada penyolderan lunak tidak merusak permukaan.

Tidak menghambat aliran listrik

Dibandingkan pengelingan, tidak ada pelubangan yang melemahkan konstruksi.

Umumnya kedap fluida

Pada pengerjaan masal, dapat dilakukan secara bersamaa.

Mampu menyambung pelat-pelat tipis.


Kerugian Sambungan Soldier

Untuk penyolderan masal biaya lebih besar.(karena bahan tambah harus


dicampur timah putih atau tembaga).
Bahan pengalir yang tersisa dapat menimbulkan korosi listrik.
Toleransi

Toleransi adalah dua batas penyimpangan ukuran yang diijinkan. Misalnya, sebuah
elemen diberi ukuran maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
adalah ukuran dasar
adalah nilai toleransi yang diberikan
Toleransi pada dasarnya dibedakan menjadi tiga macam, yakni toleransi ukuran, toleransi
geometrik, dan konfigurasi kekasaran permukaan.

Toleransi pada dasarnya dibedakan menjadi tiga macam, yakni


toleransi ukuran
toleransi geometrik, dan
konfigurasi kekasaran permukaan.
Toleransi ukuran
Definisi dari toleransi ukuran adalah dua batas penyimpangan yang diijinkan pada
setiap ukuran elemen.
Toleransi Standar (Toleransi Internasional/IT)
Besarnya toleransi ditentukan oleh ISO /R286 (sistem ISO untuk limit dan suaian)
agar sesuai dengan persyaratan fungsional dan untuk keseragaman.ISO
menetapkan 18 toleransi standar, yakni mulai dari IT 01, IT 0, IT 1, IT 2, sampai
dengan IT 16. Sedangkan untuk dasar satuan toleransi dari kualitas 01 1
Toleransi geometrik
Toleransi geometrik adalah toleransi yang membatasi penyimpangan bentuk,
posisi tempat, dan penyimpangan putar terhadap suatu elemen
geometris. Toleransi geometrik pada dasarnya memberikan kesempatan untuk
memperlebar persyaratan dari toleransi ukuran. Pemakaian toleransi geometrik
hanya dianjurkan apabila memang perlu untuk meyakinkan ketepatan komponen
menurut fungsinya.
Toleransi Umum dan Toleransi Khusus
Toleransi umum, adalah besaran angka toleransi yang berlaku untuk semua
ukuran yang terdapat pada gambar, kecuali ukuran-ukuran yang telah dicantumi
angka toleransi secara khusus. Dengan kata lain, ukuran yang tidak diikuti oleh
harga toleransi berarti mengikuti harga toleransi umum yang berlaku.
Contoh :
Free dimension tolerances DIN 7168
Degree Nominal dimension range (mm)
of >315 to
accuracy 0.5 to 3 >3 to 6 >6 to 30 >30 to 120 >120 to 315
1000

Fine 0.05 0.05 0.1 0.15 0.2 0.3

Medium 0.1 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8


Coarse 0.15 0.2 0.5 0.8 1.2 2
Very
- 0.5 1 1.5 2 3
Coarse
Toleransi Khusus

Toleransi khusus adalah toleransi di luar angka toleransi umum, dan


diletakkan langsung setelah angka nominalnya.
Toleransi Suaian
Suaian adalah suatu istilah untuk menggambarkan tingkat kekekatan atau
kelonggaran yang mungkin dihasilkan dari penggunaan kelegaan atau toleransi
tertentu pada elemen mesin yang berpasangan.

Secara umum suaian ada tiga jenis:


1. Suaian Longgar.
2. Suaian Transisi.
3. Suaian Sesak
Suaian longgar (clearance fit) Harga toleransi yang menghasilkan keadaan
longgar antara lubang dan poros
Suaian Transisi (sliding fit) Harga toleransi yang menghasilkan keadaan
luncur/halus antara lubang dan poros.m Pada keadaan ini, antara poros dan lubang
nyaris tanpa kelonggaran, gap yang tercipta antara lubang dan poros berkisar antara
0.002-0.02mm (tergantung dari ukuran nominal lubang-poros).
Suaian sesak (interference fit)
Harga toleransi yang meghasilkan keadaan sesak antara lubang dan poros. Pada
keadaan ini ukuran poros lebih besar daripada ukuran lubang, yang memerlukan
usaha tersendiri untuk memasang poros ke lubang tersebut (menggunakan tenaga
manusia dibantu alat ketok, menggunakan mesin press, menggunakan metoda
pemanasan lubang, dsb).
Sistim basis poros Sistim basis lubang

Garis nol
Sesak

Ukuran Nominal
Transisi
Transisi Longgar
SISTEM BASIS
Sesak

Poros
Lubang
Sistem Basis Poros

Suaian longgar: daerah toleransi poros yang dipilih adalah h, dimana


ukuran maksimal poros berada pada garis nol, untuk lubang dapat dipilih
dari A hingga H.
Suaian transisi: daerah toleransi poros yang dipilih adalah h, dimana ukuran
maksimal poros berada pada garis nol, untuk lubang dapat dipilih dari J
hingga N.
Suaian sesak: daerah toleransi poros yang dipilih adalah h, dimana ukuran
maksimal poros berada pada garis nol, untuk lubang dapat dipilih dari P
hingga Z.
Sistim Basis Lubang

Suaian longgar: daerah toleransi lubang yang dipilih adalah H, dimana


ukuran minimal lubang berada pada garis nol, untuk poros dapat dipilih dari
a hingga h.
Suaian transisi: daerah toleransi lubang yang dipilih adalah H, dimana
ukuran minimal lubang berada pada garis nol, untuk poros dapat dipilih dari
j hingga n.
Suaian sesak: daerah toleransi lubang yang dipilih adalah H, dimana
ukuran minimal lubang berada pada garis nol, untuk poros dapat dipilih dari
p hingga z.

Anda mungkin juga menyukai