Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan


Penyambungan ialah menyatukan atau menyambungkan dua bagian
komponen, sehingga menjadi satu kesatuan. Ada beberapa cara penyambungan
logam yang dapat dikelompokkan dalam permanen, semi permanen, dan non
permanen. Sambungan digolongkan sebagai permanen, jika sambungannya tidak
bisa dilepas kembali kecuali dengan merusakkan. Cara penyambungannya ialah
dengan las. Sambungan dinamakan semi permanen, jika sambungannya sulit
dilepas kembali. Cara melepaskan biasanya dengan merusakkan penyambungnya,
namun bagian yang disambung tidak rusak. Ada beberapa cara penyambungan
yang tergolong semi permanen antara lain: Keling, lem, dan
Pemuaian.Sambungan non permanen ialah sambungan yang bisa dilepas kembali
tanpa merusakkan. Cara yang dipakai ialah dengan mur- baut dan klem.
Paku keling adalah batang silinder pendek dengan sebuah kepala di bagian
atas, silinder tengah sebagai badan dan bagian bawahnya yang berbentuk kerucut
terpancung sebagai ekor, seperti gambar di bawah. Konsruksi kepala (head) dan
ekor (tail) dipatenkan agar permanen dalam menahan kedudukan paku keling pada
posisinya. Badan ( body) dirancang untuk kuat mengikat sambungan dan menahan
beban kerja yang diterima benda yang disambung saat berfungsi. Alat sambung
paku keling, merupakan alat sambung yang kuat dibandingkan dengan alat
sambung lainnya. Alat sambung ini digunakan untuk pekerjaan plat yang tidak di
air, karena akan bocor. (Wirawan dan Sudirman, 2001)
Penggunaan paku keling adalah untuk menyambung atau menyatukan
bagian logam pipih lainnya dimana ikatan yang terbentuk bukan merupakan
ikatan yang dibuka-pasang. Terdapat beberapa jenis paku keling seperti: Paku
keling besi, Paku keling tabung, paku keling belah, paku keling tekan, dan paku
keling berlubang. Pemasangan paku keling mempergunakan palu khusus hingga
terbentuk ikatanyang kuat antara kedua logam pipih yang disatukan dan khusus
untuk paku keling berlubang dapat di pasang dengan mempergunakan riveter
(Morgan dan Setiawan, 1987)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian penyambungan paku rivet?
2. Bagaimana cara mengoperasikan alat sambung paku rivet?
3. Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penyambungan paku
rivet?
4. Bagaimana analisis cacat sambungan rivet?
5. Apa penyebab cacat pada penyambungan rivet?
1.3 Tujuan
1. Untuk memahami pengertian penyambungan rivet
2. Untuk mengetahui cara mengoperasikan alat sambung paku rivet
3. Untuk mengetahui apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
penyambungan paku rivet
4. Agar mengertu bagaimana analisis cacat sambungan rivet
5. Untuk mengetahui penyebab cacat pada penyambungan rivet
1.4 Manfaat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar teori
Penyambung dua plat, sering digunakan alat sambung berupa paku
kelingatau dengan melipat dari kedua plat tersebut, kemudian diperkuat dengan
penitik. Macam-macam paku keling adalah sebagai berikut: paku keling kepala
bulat,kepala trapesium, kepala benam dan kepala rata. Penggunaan paku keling
initergantung dari tempat pemasangan plat tersebut, misalnya jika permukaan
platharus rata, maka paku keling digunakan yang berbentuk benam. Alat sambung
paku keling, merupakan alat sambung yang kuat dibandingkan dengan alat
sambung lainnya. Alat sambung ini digunakan untuk pekerjaan plat yang
tidakdiairi air, karena akan bocor. Pemilihan paku keling disesuaikan dengan
ukuran benda kerja dan strukturnya. Untuk pekerjaan plat, paku keling yang digun
akan ber diameter 3mm - 5mm.
Paku keling dibuat dari logam lunak, seperti baja lunak,tembaga aluminium,
kuningan, dan sebagainya, dalam berbagai ukuran dan bentuk kepala. (Wirawan
dan Sudirman, 2001).
Pengelingan adalah metode penyambungan yang dilakukan dengan
memasukkan pasak yang daktil kedalam lubang pada potongan yang disambung.
Pasak ini memiliki kepala di setiap ujung untuk mencegah terpisahnya
sambungan. Faktor utama yang menyebabkan paku keling jarang dipakai adalah
kemajuan dalam baut kekuatan tinggi dan perkembangan teknik pengelasan.Selain
itu terdapat beberapa kerugian pemakaian paku keling yaitu mempercepat
keusangan pengelingan struktural, terutama pengelingan dilapangan.
Penyambungan paku kelingdibutuhkan palu untuk memasukkan /
menancapkan plat besi. Kesalahan menggunakan palu ini akan mengakibatkan
rusak platnya atau palunya. Misalnya untuk meratakan plat menggunakan palu
besi, maka lapisan seng akan mengelupas, sehingga hal ini akan mengakibatkan
plat tersebut mengelupas, demikian sebaliknya jika ingin memukul besi atau
sejenisnya menggunakan palu plastik atau kayu, maka palu tesebut akan rusak.
Palu besi mempunyai bentuk yang bermacam macam.
2.2 Fungsi Paku Keling
Paku Keling memiliki beberapa fungsi bagi para penggunanya. Masing-
masing paku dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk dan jenis masing-masing
paku keling. Untuk paku keling yang memiliki kepala bulat, lebih sering
digunakan pada konstruksi jembatan, ketel uap dan konstruksi lain yang
berhubungan dengan kerapatan. Sedangkan paku keling dengan bentuk trapesium
lebih banyak digunakan pada bangunan kapal, atau pada konstruksi yang
membutuhkan minyak.
Selain itu, ada pula paku keling dengan kepala datar yang lebih sering
digunakan pada bangunan yang membutuhkan kerapatan serta permukaan yang
rata. Kemudian jenis paku keling yang terakhir yaitu paku keling khusus yang
digunakan untuk sambungan yang mampu dikerjakan hanya dengan satu sisi saja.
Pada fungsi ini lebih banyak digunakan pada pen penarik serta bahan peledak.
2.3 Jenis – Jenis Paku Keling
2.3.1 Solid Rivets
Paku keling Ini adalah paku keling yang paling banyak digunakan, biasa
disebut paku keling bulat. Mereka mudah digunakan, dan dapat diandalkan,
Tergantung pada kelembutan dan ukuran paku keling yang bervariasi.
Pengerjaannya dengan menggunakan alat bucking bar.
Paku keling padat memiliki konstruksi dasar yang terdiri dari poros padat
dan kepala, biasanya terbuat dari tembaga, baja, atau aluminium. Hasilnya, paku
keling ini memiliki kekuatan dan daya tahan yang tinggi. Aplikasi umum dari
paku keling padat termasuk pembuatan bagian struktural tipis yang berada di
pesawat terbang, elektronik, kapal, mesin, konstruksi, dan industri lainnya.
https://waykenrm.com/blogs/types-of-rivets-and-their-uses/
2.3.2 Blind / POP Rivet
Paku keling berbentuk tabung dengan kepala dan mandrel di tengahnya.
Cara kerjanya harus memasukkan paku keling buta ke dalam lubang yang sudah
dibor di bagian yang akan disambung. Kemudian, gunakan riveter untuk
mendorong mandrel melewati rivet. Gaya kompresi antara alat dan kepala
mandrel memperluas diameter tabung sehingga mengunci spesimen. Dalam
pengerjaanna dapat memasang paku keling buta hanya dari satu sisi bagian, tidak
seperti paku keling padat. Aplikasi umum paku keling buta meliputi pembuatan
kapal, elektronik, aplikasi rumah, dan ruang angkasa.

2.3.3 Split Rivet


Paku keling yang terbelah atau bercabang mirip dengan pengencang yang
dapat menusuk sendiri. Ini adalah pilihan tepat Anda untuk menggabungkan
bahan lembut seperti kayu, plastik, dan kulit. Akibatnya, mereka tidak ideal untuk
aplikasi kritis namun cocok untuk pekerjaan perbaikan rumah. Paku keling belah
biasanya memiliki badan yang digergaji atau dibelah dan cocok untuk perbaikan.
Oleh karena itu, badan atau belahan paku keling ini memiliki ujung yang tajam,
sehingga memungkinkannya membuat lubang pada material.
2.4 Keuntungan dan kekurangan menggunakan paku keling
2.4.1 Keuntungan
1. Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena
itu banyak dipakai pada pembebanan-pembebanan dinamis.
2. Sambungan keling lebih sederhana dan murah untuk dibuat.
3. Pemeriksaannya lebih mudah
4. Sambungan keling dapat dibuka dengan memotong kepala dari paku
keling tersebut
2.4.2 Kelemahan
Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa
pengeboranlubang rivet di samping kemungkinan terjadi karat di sekeliling lubang
tadi selama rivet dipasang. Adapun pemasangan rivet bisa dilakukan dengan
tenaga manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit) khususnya untuk
jenis-jenis yang besar.
2.5 Jenis Kerusakan pada penyambungan Rivet
2.5.1 Tearing of the plate at ende
Tearing of the plate at ende yaitu robek pada bagian pinggir dari plat yang dapat
terjadi jika margin (m) kurang dari 1.5 d, dengan d ialah diameter paku keling.
2.5.2 Tearing of the plate a cross a row of rivets
Robek pada garis sumbu lubang paku keeling dan bersilangan dengan
garis gaya.

https://nd4s4ch.blogspot.com/2012/01/makalah-paku-keling-rivet-
sambungan.html
2.5.3 Shearing of the rivets
Kerusakan sambungan paku keling karena beban geser.
OPSI TAMBAHAN KALO RAJIN BISA DITULIS
2.6 Jenis Penyambungan Rivet
2.6.1 Berdasarkan Penyambungan Plat
1. Lap Joint (Sambungan Berimpit)
Sambungan yang menempatkan pelat yang akan disambung saling
berimpitan dan kedua pelat tersebut disambung dengan paku keling. Pemasangan
tipe lap joint biasanya digunakan pada plat yang overlaps satu dengan yang
lainnya.
2. Butt Joint (Sambungan Bilah)
Sambungan yang menempatkan kedua ujung pelat yang akan disambung
saling berdekatan, lalu kedua pelat tersebut ditutup dengan bilah (strap), kemudian
masing-masing pelat disambungkan dengan bilah menggunakan paku keeling.
Digunakan untuk menyambung dua plat utama, dengan menjepit menggunakan 2
plat lain, sebagai penahan (cover), dimana plat penahan ikut dikeling dengan plat
utama. Tipe ini meliputi single strap butt joint dan double strap butt joint.

2.6.2 Berdasarkan Jumlah Baris


1. Sambungan baris tunggal (single riveted joint)
Pada sambungan berimpit, sambungan baris tunggal adalah sambungan
yang menggunakan satu baris paku keeling pada sistem sambungan. Sedangkan
pada sambungan bilah, sambungan baris tunggal adalah sambungan yang
menggunakan satu baris paku pada masing-masing sisi sambungan.

2. Sambungan baris ganda (double riveted lap joint)


Pada sambungan berimpit, sambungan baris ganda adalah sambungan
yang menggunakan dua baris paku keling pada sistem sambungan. Sedangkan
pada sambungan bilah, sambungan baris ganda adalah sambungan yang
menggunakan dua baris paku pada masing-masing sisi sambungan.

2.6.3 Berdasarkan Susunan Paku


1. Sambungan Rantai
2. Sambungan Zig – Zag
BAB 3.

Anda mungkin juga menyukai