Anda di halaman 1dari 10

NAMA : YORICO C.

N
NIM : K2519084
ELEMEN MESIN B
Dr. Eng. Nyenyep Sri Wardani ST., MT

RESUME PENGIKAT ELEMEN MESIN

A. Pengertian Alat Pengikat

Alat Pengikat atau Fasteners adalah alat atau sarana untuk mengikat benda-benda, seperti :
baut, sekrup, mur, pena, pasak,ring, kunci, batang baut (stud), ring pembentuk, paku keling,
dan lain lain.

Fungsi Alat Pengikat :

➢ Untuk mempermudah penyambungan.


➢ Untuk mempermudah perbaikan suatu komponen mesin atau konstruksi mekanik lainnya.
➢membuka
Untuk mempermudah perawatan dan perbaikan konstruksi mekanik dengan cara
ikatan suatu pertemuan komponen.
➢ Memberikan fasilitas keselamatan pengguna.

B. Jenis-Jenis Alat Pengikat

Beberapa jenis pengikat (fastener) umum yang dipakai untuk melindungi komponen atau
mengikat konstruksi yang digambarkan di bawah ini.

1. Baut (Bolt )
Biasanya tidak seluruhnya berulir dan mungkin dipasang dengan sebuah mur atau
disekerupkan ke dalam lubang berulir pada sebuah komponen. Ada beberapa
macam bentuk kepala baut.

Gambar 2. 1 Baut

2. Sekerup Pengikat (Set Screw)

Serupa dengan baut tetapi berdrat penuh. Biasanya lebih dikenal dengan nama sekerup
berkepala (cap screw).
Gambar 2. 2 Baut Tanam
3. Stud
Stud tidak berkepala dan berdrat dari setiap ujungnya. Bisa terdiri dari drat yang
berbeda pada masing-masing ujungnya untuk menyesuaikan dengan kegunaan
stud tersebut.

Gambar 2. 3 Stud

4. Baut Berkepala Bulat (Cup Head Bolt)


Baut berkepala bulat ini mempunyai sebaQian dari tangkainya yang berbentuk
persegi untuk menahan baut, yang dapat digunakan untuk mengikat lantai kayu dari
bodi truk atau untuk besi bemper.

Gambar 2. 4 Baut berkepala bulat


5. Metal Thread
Sebuah sekerup berdrat penuh dengan diameter kecil yang dilengkapi dengan
sebuah mur persegi atau heksagon. Kepalanya dapat berbentuk bulat atau
"kepala keju" dan mempunyai sebuah alur untuk obeng. Metal thread digunakan
untuk melekatkan komponen yang ringan atau penopang (bracket) yang kecil.

Gambar 2. 5 Metal Thread


6. Gutter Bolt
Berdrat penuh dan sering kali digalvaniskan (galvanised) dengan sebuah kepala
berbentuk kubah dan sebuah alur untuk obeng. Digunakan dengan sebuah mur untuk
mengikat bahan yang ringan dan logam lembaran.
Gambar 2. 6 Gutter Bolt
7. Grub Screw
Sebuah sekerup tanpa kepala yang mungkin dilengkapi dengan alur untuk obeng
atau sebuah lekukan untuk Allen key. Digunakan jika sekerup harus terpasang di
bawah permukaan yang terbenam.

Gambar 2. 7 Grub Screw

8. Self Tapping Screw


Sekrup ini akan membentuk drat sendiri ke dalam logam yang tipis. Biasanya digunakan
langsung ke dalam logam lembaran atau mur logam lembaran khusus dipasangkan pada
komponen tersebut. Semua bentuk kepala sekerup bisa digunakan dengan self tapping
screws.

9. Baut "U"
Digunakan untuk menahan pegas daun (leaf springs) pada poros sumbu kendaraan,
dan pada sistem pembuangan/knalpot (exhaust system).

Gambar 2. 8 Baut “U”

10. Cotter Pin


Pin baja runcing ini mempunyai sebuah bagian yang rata pada salah satu sisinya dan
sebuah bagian kecil yang berulir pada bagian ujungnya yang kecil. Bagian runcingnya
yang rata digunakan untuk menahan komponen seperti kingpin truk.Mur dan washer
perlu dipasangkan pada cotter pin ini untuk menghindari adanya pergerakan.

Gambar 2. 9 Cotter Pin

11. Baut Batere (Battery Bolt)


Sebuah baut berkepala persegi, digalvaniskan dengan kuat, yang sering
digunakan untuk mengencangkan terminal-terminal batere (accu) pada kutub
(kepala) batere.

Gambar 2. 10 Baut Baterai

12. Taper Lock Stud


Menggunakan uliran khusus untuk menghasilkan sebuah drat yang beberapa
ulir terakhirnya meruncing. Stud tersebut mempunyai uliran yang hampir
sama runcingnya untuk membuat suatu interference fit pada saat stud tersebut
dipasang. Stud ini digunakan pada aplikasi beban-beban berat pada peralatan
yang bergerak.

Gambar 2. 11 Taper Lock Stud

13. Plow Bolt


Mempunyai kepala yang meruncing yang dapat masuk ke dalam lubang-lubang
sekerup yang terbenam. Ketika dipasang, kepalanya terbenam dalam permukaan
komponen tersebut. Baut-baut ini digunakan untuk memasang blade pada dozer
dan grader yang membutuhkan hubungan dengan . tanah, agar tanah yang
didorong bisa berputar/ bergulung dengan lancar pada bagian bagian yang
diikat.
C. TIPE-TIPE PENGIKAT ELEMEN MESIN

Suatu mesin merupakan penggabungan dari banyak elemen dimana satu elemen
dihubungkan dengan elemen lainnya dengan cara menggunakan sambungan. Sambungan
yang digunakan dapat dalam bentuk sliding ataupun dalam bentuk fixed. Sambungan
dalam bentuk slliding dapat berupa : batang penggerak piston (coneccting rod), cam and
follower, poros, dan bantalan. pasangan roda gigi, sabuk (belt), rantai (chain) dan lain-
lainnya. Sambungan fixed biasanya berupa bentuk pengikat antara satu elemen dengan
elemen yang lainnya. Pengikat elemen dapat bersifat tetap permanen (permanent join)
atau bersifat sementara (detachbel joint) yang dapat dilepas saat tanpa menimbulkan
kerusakan berarti pada sambungan.

SIFAT SAMBUNGAN
D. Sambungan Tetap (Permanent Joint)
Sambungan tetap merupakan salah satu jenis sambungan yang bersifat permanen dan
tetap sehingga tidak dapat dibongkar pasang, kecuali dengan cara merusak sambungan
tersebut. Contoh dari pengaplikasian sambungan tetap yaitu, sambungan las (welded
joint) dan sambungan paku keling (rivet joint).

2. Sambungan Las
Pengelasan adalah proses penyambungan dua buah bagian logam atau lebih dengan
cara memanaskan logam tersebut sehingga mencapai titik lebur logam tersebut.
Hal tersebut menyebabkan logam dapat menyatu dengan menggunakan logam
pengisi ataupun tanpa logam pengisi. Sambungan las termasuk kedalam jenis
sambungan tetap karena bersifat permanen.
Kelebihan dari sambungan Las yaitu :
3. Logam penyambung dan logam sambungan menyatu menjadi satu
sehingga sambungan lebih kuat dan kokoh.
4. Bentuk konstruksi sambungan lebih rapih
5. Konstruksi logam dengan sambungan las memiliki dimensi lebih kecil.

6. Sambungan las memiliki berat sambungan yang lebih ringan berkisar antara 1
– 1,5% dari berat total konstruksi mesin.

Kelemahan Sambungan LasYaitu :


Kekuatan pada sambungan las dipengaruhi oleh kualitas pengelasan pada
sambungan. Apabila sambungan lasnya baik maka keuatan sambungan
tersebut akan baik, tetapi jika sambungan lasnya kurang baik dan tidak
sempurna maka kekuatan konstruksi sambungan tersebut tidak baik dan perlu
dilakukan repair atau perbaikan pada sambungan.
Konstruksi sambungan las tidak dapat dibongkar-pasang dan bersifat
permanen, sehingga apabila akan dibongkar maka harus merusak sambungan
tersebut.

4. Sambungan Paku Keling (Rivet Joint)


Paku keling adalah sebuah batang silinder dengan terdapat sebuah kepala pada bagian
atasnya, silinder pada bagian tengah sebagai badan dan pada bagian bawah yang
membentuk kerucut sebagai ekor. Konstruksi kepala dan ekor pada paku keling
dipatenkan dan permanen agar mampu menahan kedudukan paku keling tersebut
untuk sambungan. Badan paku keling yang berbentuk silinder dirancang secara kokoh
dan kuat sehingga mampu mengikat sambungan serta menahan beban muatan yang
diterima oleh benda yang disambung. Paku keling berfungsi sebagai sambungan
permanen atau tetap antara pelat-pelat logam, mulai dari konstruksi dengan skala
ringan sampai dengan konstruksi berskala besar. Paku keling biasanya terbuat dari
material logam berupa baja karbon, baja stainless, atau alumunium sesuai dengan
kegunaan dan fungsi dari bahan benda yang akan disambung.

Kelebihan Pada Sambungan Paku Keling :


5. Kekuatan sambungan paku keling yaitu kemampuan sambungan keling untuk
menahan beban tanpa mengalami suatu kegagalan.
6. Dalam desain dan perancangan harus dianalisa kemungkinan terjadinya kegagalan
yang mungkin dapat dialami oleh sambungan paku keling.
6. Setelah melakukan analisa dan tinjauan dengan demikian efisiensi sambungan
dapat ditetapkan.

Kegagalan Pada Sambungan Paku Keling. Suatu sambungan paku keling dapat
mengalami suatu kegagalan apabila terjadi ciri-ciri sebagai berikut:
7. Adanya keretakan pada material yang disambungan.
▪ Timbulnya reta diantara dua
k
paku keling.
▪ Paku keling mengalami
pergeseran.

8. Sambungan Tidak Tetap (Semi Permanent Joint)

Sambungan tidak tetap merupakan salah satu jenis sambungan yang bersifat sementara
untuk kebutuhan komponen tertentu, sehingga sambungan tersebut dapat dibongkar
pasang dengan catatan kondisi sambungan masih baik, tidak rusak ataupun berkarat.
Contoh pengaplikasian sambungan tidak tetap : Sambungan pasak (keys joint) dan
sambungan ulir atau mur - baut (screwed joint)

Sambungan Baut / ulir ( Bult Joint )

Sambungan ulir merupakan salah satu jenis sambungan yang menerapkan prinsip
kerja ulir untuk menyambungkan antar komponen mesin dan konstruksi. Sambungan
ulir termasuk kedalam jenis sambungan semi permanent, yaitu dapat dibongkar
pasang tanpa merusak sambungan tersebut. Sambungan ulir terdiri dari dua bagian
yaitu mur dan baut. Terdapat dua jenis baut yang digunakan untuk menyambungkan
profil baja yaitu :

10. Baut yang diulir penuh, Ulir yang dimulai dari pangkal baut sampai dengan ujung
baut diulir secara penuh dan ulir baut berada pada bidang geser sambungan.
11. Baut yang tidak diulir penuh, Ulir baut jenis ini hanya terdapat pada bagian ujung
baut.

Berdasarkan jenisnya, terdapat 4 sambungan baut, yaitu :

12. Sambungan baut dengan satu irisan.


13. Sambungan baut dengan dua irisan.
14. Sambungan baut yang dibebani.
15. Sambungan baut yang dibebani tegak lurus sumbu dan sejajar sumbu.

Kelebihan Sambungan Ulir :

13. Memiliki kehandalan yang cukup tinggi dalam Operasi (reliabilitas).


14. Cocok digunakan pada komponen yang membutuhkan pembongkaran dan
pemasangan sambungan untuk keperluan tertentu.
15. Lingkup kegunaan sambungan yang luas dari sambungan baut yang dibutuhkan
pada kondisi operasional.
16. Sambungan ulir lebih murah dan efisien dalam pemasangan.

Kekurangan Sambungan Ulir :

14. Konsentrasi tegangan yang terdapat pada bagian baut yang berulir tidak mampu
menahan pembebanan dari berbagai kondisi beban.

15. Sambungan Pasak (Keys Joint)

Dalam suatu mekanisme mesin, Key atau yang sering dikenal dengan pasak adalah
bagian atau komponen dari mesin atau alat yang digunakan untuk menghubungkan
atau mengunci komponen elemen mesin yang berputar, misalnya seperti pada poros
dan memungkinkan terjadinya torsi. Sehingga poros yang terhubung akan memiliki
torsi atau putaran yang sama dengan komponen penggerak.
Pasak adalah elemen pengikat sementara dan dapat dilakukan pembongkaran tanpa
merusak komponen utama yang terhubung. Pasak akan memiliki ketentuan pada kedua
poros dan elemen mesin yang perlu dihubungkan atau disebut dengan (Keyway).

Fungsi Pasak :
▪ Mentransmisikan torsi ke penghubung maupun sebaliknya.

▪ Mencegah gerakan relatif yang terjadi antara poros dengan elemen mesin yang
disatukan.

Klasifikasi dan Jenis Pasak Pada Elemen Mesin

Terdapat beberapa jenis pasak yang umumnya digunakan untuk mengikat atau
menghubungkan komponen. Jenis tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan serta
dan aplikasi pada pasak tersebut. Berikut ini merupakan jenis-jenis pasak pada elemen
mesin.

a. Sunk Keys (Pasak Benam).


Sunk Keys atau yang sering dikenal dengan pasak benam adalah pasak dengan
setengah bagian yang terdapat pada poros dan setengah bagian lainnya pada hub.
b. Saddle Key (Pasak Pelana)
Saddle Key (Pasak Pelana) jarang digunakan pada komponen mesin dengan beban
yang berat karena ini tidak dapat digunakan untuk mentransmisikan torsi tinggi.
Saddle key tidak akan memiliki pengikat yang kuat pada poros, karena permukaan
pasak pelana hanya memegang poros dengan gesekan.
c. Tangen Keys (Pasak Tangen)
Tangen Keys (Pasak Tangen) adalah pasak yang digunakan pada aplikasi dengan
siklus kerja dan tugas yang berat. Pasak tangen terdari dari sepasang kunci yang
ditempatkan saling siku-siku satu sama lain dan bersinggungan dengan permukaan
poros atau arah tangensial. setiap pasak tangen yang terpasang akan menahan torsi
hanya dalam satu arah saja.
d. Round Keys (Pasak Bulat)
Round Keys (Pasak Bulat) adalah pasak yang berbentuk bulat memanjang dengan
ukuran yang sesuai dengan lubang. Round Keys (Pasak Bulat) ditempatkan
setengah bagian lubang di poros dan setengah bagian lubang lainnya di hub. Jenis
pasak ini biasanya digunakan untuk drive berdaya rendah.
e. Splines (Pasak Alur)
Splines (Pasak Alur) adalah bagian integral dari pasak atau hub yang terpasang
secara bersamaan. Splines (Pasak Alur) digunakan dalam aplikasi khusus seperti di
mana membutuhkan torsi lebih besar dalam porsi daripada ukuran poros. Splines
(Pasak Alur) ini umumnya digunakan dalam transmisi transmisi gigi geser pada
mobil.

Hal yang Perlu diperhatikan Dalam Pemilihan Pasak ,yaitu :


▪ Ukuran yang tepat atau pas (Tughtness of fit).
▪ Kekakuan koneksi (Rigidity of connection).
▪ Kekuatan untuk ditransmisikan (Power to be transmitted).
▪ Pemilihan jenis material (Material Selection).
▪ Biaya (cost).
Hal yang Perlu diperhatikan Dalam Pemilihan Pasak
Dalam pemilihan jenis pasak selain berdasarkan aplikasi dan kegunaan, perlunya
memperhatikan hal-hal yang menyangkut kinerja maupun fungsi dari pasak itu
sendiri,yaitu :
➢ Ukuran yang tepat/pas (Tughtness of fit)
➢ Kekakuan koneksi (Rigidity of connection)
➢ Kekuatan untuk ditransmisikan (Power to be transmitted)
➢ Pemilihan jenis material (Material Selection)
➢ Biaya (cost)

Anda mungkin juga menyukai