Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum

Mesin Gerinda
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pemesinan

Disusun oleh :
Nama : Andhika Rizkika
NIM : 161211005
No. Absen : 05
Kelas : 1 – MA
Jur/prodi : D3 –Teknik Mesin

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga Kotak Pos 1234 Bandung 40012

Telp. 022-2013789, Fax. 022-2013889

Email : polban@polban.ac.id

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Rabb Semesta Alam yang telah mencurahkan karunia nikmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat pada waktunya.. Shalawat serta salam
semoga tercurah limpahkan bagi makhluk Allah yang paling mulia, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta orang - orang yang mengikuti jejak beliau sampai hari kiamat.

Laporan ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah permesinan.
Laporan ini berisikan tentang materi pedestal grinding dan segala hal yang berkaitan dengannya,
seperti penjelasan bagian-bagian dari mesin gerinda, jenis-jenis pahat yang telah kami buat,
teknik-teknik penggerindaan, sampai dengan peralatan K3 di bagian pedestal grinding ini.

Saya sadar bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna, karena
sesungguhnya kesempurnaan itu datangnya hanya dari Allah dan bila ada kekurangan itu
pastinya datang dari kami. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
kemajuan laporan kami.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan
umumnya bagi semua pembaca. Amin.

Bandung, 28 November 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 4


1.2 Tujuan ................................................................................................................... 4
1.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Gerinda...................................................... 4
BAB II ISI LAPORAN ................................................................................................. 6

2.1 Pengertian Gerinda ................................................................................................ 6


2.2 Alat-alat penunjang pekerjaan praktik .................................................................. 9
2.3 Langkah Kerja ....................................................................................................... 11
2.4 Mengasah Mata Bor .............................................................................................. 14
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 18

Kesimpulan ..................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah yang pertama untuk memenuhi tugas yang
di berikan oleh pembimbing praktik pada pemesinan yang lebih tepatnya pada gerinda,
kedua menambah ilmu pengetahuan di bidang permesinan khususnya gerinda, dan yang
terakhir tentu saja agar setiap orang yang membaca makalah ini dapat menambah ilmu.

1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya laporan praktikum ini lebih difokuskan pada mahasiswa


pembuat laporan dapat menyimpulkan hasil kerja pada praktik permesinan di bagian
gerinda dan dapat mengetahui apa-apa saja yang didapat pada praktik gerinda, misalnya
kita dapat mengetahui apa itu mesin gerinda, apa fungsi mesin tersebut, dan apa saja alat-
alat yang dihasilkan oleh mesin gerinda tersebut.

1.3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Gerinda

Dalam penggerindaan ini agar tidak terjadi kesalahan, baik kesalahan pada mesinnya
maupun operator, alat serta lingkungannya, maka harus diperhatikan keselamatan kerja
sebagai berikut:

 Celupkan benda kerja jika sudah terasa panas pada coolant/air pendingin.

 Jangan selimuti benda kerja yang akan digerinda dengan kain.

 Jangan mengubah pelat penahan pada saat batu gerinda masih berputar.

 Kencangkan baut pengikat pada pelat penahan.

 Selama proses penggerindaan air pendingin harus berada didekat mesin.

 Jangan memaksakan diri menghidupkan mesin dalam keaadan mengantuk dan


lelah atau tidak dapat berkonsentrasi.

 Pakailah kaca mata pengaman.


4
 Gunakan safety shoes/sepatu kulit.

 Bersihkan lantai bila disekitar mesin ada oli yang berceceran.

 Selama melakukan penggerindaan tidak boleh merokok.

 Gunakan wear pack pada saat bekerja.

 Laporkan terlebih dahulu ke pengawas jika menemukan batu gerinda sudah retak
atau sudah rompang (tidak rata).

5
BAB II

ISI LAPORAN

2.1 Pengertian Gerinda

Gerinda adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengerjakan benda kerja sehingga
benda kerja tersebut menjadi habis atau membuat benda kerja tersebut menjadi tajam.
Gerinda juga dapat berfungsi untuk mengasah pahat-pahat yang digunakan pada mesin
skrap dan mesin bubut. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1 . Bagian-bagian Gerinda

6
Pada gambar diatas kita dapat mengetahui bagian-bagian pada mesin gerinda diantaranya
adalah :

 Batu Gerinda

o Batu gerinda berfungsi untuk memakan benda kerja yang dibutuhkan oleh
para teknisi

 Pelat penutup batu gerinda

 Pelat penutup batu gerinda seperti yang biasa di lihat pada gambar berfungsi untuk
menutup batu gerinda atau melindungi batu gerinda dari hal-hal yang tidak
diinginkan selain itu juga untuk menghalangi kotoran.

 Kaca Pelindung

o Kaca pelindung berfungsi untuk melindungi mata kita dari serpihan


serpihan yang di makan oleh batu gerinda, akan tetapi pada saat kita
melakukan praktik di lab. Permesinan tidak ada kaca pelindung jadi kita
diwajibkan untuk memakai kaca mata.

 Pelat penahan

o Pelat penahan berfungsi untuk menahan benda kerja saat melakukan kerja
gerinda, pelat penahan ini dapat dirubah-rubah penempatan sudutnya.

 Motor

o Motor pada mesin gerinda merupakan penggerak batu gerinda agar batu
gerinda dapat berputar pada porosnya dengan kecepatan yang maksimal.

 Alas

o Alas pada mesin gerinda berfungsi sebagai penahan mesin agar mesin tepat
pada tempatnya dan memiliki daya berat yang pas, hal ini penting karena
mesin-mesin gerinda ketika sudah dipasang pada suatu tempat sulit untuk
memindahkan mesin tersebut, bias dipindahkan tapi memerlukan waktu
yang agak lama.

 Badan

o Badan mesin gerinda merupakan stelan ukuran tinggi mesin yang kami
pakai saat praktiktingginya kurang lebih berukuran 1 meter.

7
Berikut ini kami sisipkan cara-cara mengrinda pada umumnya :

1. Menggerinda dilakukan pada bagian tebal batu gerinda, bukan pada bagian
sisinya.Berbahaya sekali jika menggerinda pada bagian sisi, sebab:

a. Benda kerja tidak terletak atau tidak ditahan oleh penahan, sehingga
kemungkinan besar benda kerja akan terbawa oleh putaran batu gerinda
yang tinggi.

b. Tangan bisa terkena batu gerinda jika kurang hati-hati.

c. Batu gerinda akan tidak rata bagian sisinya dan menipis. Jika batu gerinda
tipis akan mudah pecah.

2. Benda kerja disandarkan pada alat penahan hangga keadaannya stabil dan tidak
mungkin terbawa putaran batu gerinda.

3. Penggerinda tidak boleh pada satu tempat saja, melainkan harus berpindah-pindah
(digeser-geserkan) pada bagian tebal batu gerinda. Hal ini untuk menjaga agar
batu gerinda etap rata. Jika permukaan batu gerinda tidak rata, maka hasil
penggerindaan tidak akan baik, terutama pada bidang asah yang lebar.

4. Kedudukan badan yang menggerinda berbeda dengan kedudukan badan pada


waktu mengikir atau menggergaji. Diwaktu menggerinda, badan kita harus tegak,
tidak condang kemuka. Kepala menunduk dan mata tertuju kepada bagian benda
yang diasah; kedua kaki harus berdiri sejajar dengan tekanan yng sama.

5. Benda yang diasah jangan sampai menjadi biru, hitam atau merah terutama untuk
alat-alat potong, misalnya bor, pahat dan lain-lain. Hal ini dapat mengubah
kekerasan benda tersebut sehingga menjadi lembek.

6. Tekanan harus ringan, agar:

a. Benda yang diasah tidak cepat panas dan lebih terkontrol asahannya.

b. Batu gerinda tidak cepat aus.

c. Beban motor tidak besar.

7. Benda kerja harus sering didinginkan dalam air untuk menjaga agar kekerasannya
tidak berubah. Tempat air ini harus selalu ada didekat mesin gerinda. Pada mesin
gerinda berdiri, biasanya tempat airnya terpasang pada bagian depan mesin
tersebut.

8
2.2 Alat-alat penunjang pengerjaan praktik

Alat-alat yang diperlukan untuk proses penggerindaan pada praktik di lab. Permesinan adalah
sebagai berikut :

Gambar 2.3.1

(Dresser, Pengores, Mistar baja, Bevel Protector)

1. pahat gerinda

Pahat gerinda berguna atau berfungsi alat finishing ketika inging merapikan alat kerja yang
sudah digerinda.

Penggores

Penggores adalah suatu alat pemberi tanda pada plat yang berfungsi memberikan goresan atau
tanda pada benda kerja sebagai ukuran yang akan dikerjakan.

Mistar baja

Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang benda kerja yang akan dikerjakan.

Bevel protector

9
Bevel protector digunakan untuk mengukur sudut yang diperlukan untuk pemakanan benda kerja
pada proses gerinda.

4. Kaca mata

Kaca mata digunakan untuk melindungi mata dari percikan api pada proses gerinda.

10
2.3 Langkah Kerja

1. Pahat Bubut Kasar Kanan

Gambar 2 . Pahat Bubut kasar kanan

Dengan melihat gambar tersebut cara kerjanya adalah :


1. Pertama-tama buatlah garis tengah pada bagian benda kerja setelah itu buatlah sudut 30
dan 60 derajat pada bagian sisi-sisinya lalu kita bias melakukan gerinda.

2. Setelah itu pada bagian sisi lain kita membuat sudut 8 derajat untuk kemudian di gerinda
dengan benar sesuai ukuran.

3. Kemiringan-kemiringan hasil pahatan disesuaikan dengan gambar, untuk lebih jelasnya


lihat gambar 2 di atas

4. Setelah selesai memahat dapat kami hasilkan pahatan sepeti dibawah ini :

11
2. Pahat Bubut Rata Kanan

Tahap persiapan :

1. Terlebih dahulu kita persiapkan alat-alat bantu yang akan dipakai dan mesin
gerinda yang akan digunakan, tidak lupa juga alat safety-nya kita pakai.

2. Check kerataan dan kekencangan dari batu gerinda yang akan digunakan, kalau
belum rata, ratakan dengan dresser dan kalau belum kencang, kencangkanlah.

3. Setelah mempersiapkan alat dan mesin yang akan digunakan, baru melangkah
pada benda kerja yang akan dikerjakan, dimulai dengan men-De Boer pada semua
sisi benda kerja.

4. Setelah itu baru mulai dengan menggaris/menggambar sudut pada benda kerja
dengan menggunakan bevel protector dan penggores atau spidol marker.

Cara kerja :

1. Pertama kita roughing benda kerja dengan batu gerinda yang berwarna hitam,
sampai mendekati sudut yang ditentukan (sudut 30 derajat dan 60 derajat), ingat
bila sudah panas harus langsung dicelupkan kedalam coolant/pendingin.

2. Selanjutnya pelat penahannya kita seting pada 8 derajat untuk semua proses
finishing yang bersudut 8 derajat, yaitu bidang A (yang mempunyai sudut 60
derajat) dan bidang B (yang mempunyai sudut 30 derajat).

12
3. Terakhir kita mengerjakan sudut yang 10 derajat (bidang C), sebelumnya pelat
penahannya kita ubah dahulu menjadi -10 derajat, baru kita bisa mengerjakan
benda kerja pada bidang C sekaligus finishing, tapi sebelum finishing alangkah
baiknya kita roughing dulu pada batu gerinda hitam untuk meringankan pada
waktu finishing.

4. Setelah langkah diatas selesai kita kerjakan, berarti pekerjaan kita telah selesai.
Tinggal merapihkan chip sisa penggerindaan dengan kikir halus dan ingat bila
pada proses penggerindaan benda kerja sudah panas harus dicelupkan kedalam
pendingin, dan dapat kita peroleh hasil seperi yang bias kita lihat pada gambar
dibawah ini :

3. Pahat potong

Dengan melihat gambar tersebut cara kerjanya adalah:

Periksa keadaan mesin, gunakan alat safety yang kita pakai. Beri tanda ( marking ) pada
benda benda kerja sesuai dengan job shift yang diberikan, gunakan alat penggores untuk
menandai benda kerjanya. Gerinda kedua bagian samping dengan panjang 20 mm lalu
pertama kita roughing sedalam 6 mm. jika mulai panas celupkan kedalam air pendingin,
gerinda bagian depan dengan kemiringan 6 ° bagian samping juga digerinda sebesar 1 °
sehingga bagian pahat agak mengecil dan gerinda bagian atas sebesar 6 °,untuk finishing
gunakan kikir agar terlihat lebih rapi. Setelah semuanya selesai rapikan peralatan dan alat
safety yang kita pakai.

13
α = sudut bebas (6°)
αn = sudut bebas (2°)

β = sudut potong ( 78°)

ϒ = sudut tatal (6°)

1 1 = sudut tirus (1°)

2.4 MENGASAH MATA BOR

Penggrindaan ujung matabor yang baik dapat dilakukan dengan mesin gerinda pengasah
alat potong. Besar sudut bebas dan sudut asah yang tepat dapat dicapai.

 ALAT PENGASAH YANG MEMPUNYAI CEKAM

Alat ini terdiri atas badan yang mempunyai alas kili-kili dan piring pembagi. Badan yang
mempunyai alas kili-kili berguna untuk mengatur sudut mata bor. Sedangkan piring pembagi
yang mempunyai alur dua,tiga dan empa tdigunakan pada waktu mengasah bor, tap beralur tiga
atau empat, dan pisaujari.

Untuk mengasah ini perlu dipersiapkan mesin dan alat terlebih dahulu. Caranya adalah sebagai
berikut.

14
a. memasang roda gerinda kemudian menajamkannya
b. memasang kepala pengasah
c. memasang bor dan mengikatnya pada cekam, kemudian mengukur bagian bor yang
menonjol keluar cekam.
d. mengendorkan baut pengunci
e. mengangkat tuas sehingga kedudukannya mendatar, dan baut pengunci dikunci kembali.
f. mengndorkan piring pembagi dengan cara mengendorkan bautnya
g. memutar cekam sehingga mata potong bor mencapai posisi mendatar
h. memutar piring pembagi sampai alurnya dapat dikunci
i. menggeser meja sehingga ujung bor menyentuh roda gerinda
j. mengendorkan baut pengunci
k. mengayunkan tuas keatas dan kebawah untuk mengasah mata potong bor, dan
memajukan meja perlahan-lahan setiap satu kali ayunan keatas dan kebawah
l. menghentikan mesin dan memeriksa mata pemotong bor. Jika telah tajam lanjutkan
untuk pengsahan mata kedua. Sebelum dilnjutkan dikembalikan seperti kedudukannya
pada butir diatas
m. mencatat angka nonius gerinda sebelum penggerindaan kedua
n. memundurkan meja menjauhi roda gerinda
o. menekan kunci piring pembagi dan memutar cekam 180 derajat kemudian melepaskan
kunci sehingga masuk kedalam alur piring
p. memajukan meja seperti langkah pada butir I di atas selanjutnya mengikuti langkah kerja
sampai pada butir k
q. menghentikan mesin bila telah mencapai angka nonius yang telah di catat sebelumnya
r. mengasah kembali bagian yang di asah pertama, kemudian mata yang kedua demikian
seterusnya tanpa mengubah kedudukan meja dalam satugaris lurus harus dapat mengasah
kedua mata bergantian
s. melepas bor jika telah tercapai ketajaman yang sama pada kedua matanya

15
 ALAT PENGASAH YANG MEMPUNYAI PENJEPIT BOR BERBENTUK ALUR V

Alat ini berbeda cara pemakaiannya dengan alat pengasah lain. Alat ini hanya khusus untuk
mengasah matabor saja.Cara melakukan pengasahanny aadalah sebagai berikut.

a. memasang mata bor pada alat pemegang bor


b. menyetel alat pemegang untuk menentukan gerak letak sisi potong mata bor terhadap sisi
asah roda gerinda
c. melaksanakan pengasahan
d. pengasahan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah di bawah ini:

1. menempatkan mata bor yang akan di asah pada alur v sebagai alat pemegang
2. menyokong ujung belakang mata bor dengan alat penyokong (stopper)
3. mengtur stopper agar mata potong menonjol kira-kira setengah diameter bor
4. mengatur sudut asah bor (sudut asah standart = 118 derajat)
5. menggeser ujung mata bor agar menyentuh roda gerinda
6. melonggarkan baut pengikat alas kili-kili kemudian mengayunkan tangkai
pemegang secara bolak-balik dengan menggunakan tangan
7. memajukan meja sebesar 0,03 mm dalam setiap kali ayunan
8. menghentikan pengasah dan memeriksa mata bor.kalau satu sisi telah tajam sesuai
dengan yang di kehendaki maka bor di lepas

16
9. memasang bor untuk mengasah mata bor yang kedua. Untuk pengasahan ini,
ulangilah langkah mulai dari yang pertama, yaitu menempatkan mata bor yang
akan diasah sampai langkah menghentikan pengasahan dan pemeriksaan mata
bor. Untuk lebih memperjelas langkah kerja

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya peroleh setelah melakukan praktik permesinan pada
mesin gerinda adalah saya dapat mengetahui bagian-bagian dari mesin gerinda, selain itu
kita juga dapat membuat beberapa tipe pahat yang digunakan pada mesin skrap dan
mesin bubut. Dengan menggunakan beberapa alat bantu kami dapat menambah ilmu di
bidang permesinan khususnya pada gerinda, dengan dihasilkannya laporan ini kami
merasa bangga dengan hasil yang diperoleh pada pengerjaan praktik ini. Semoga isi dari
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://tmevin.blogspot.co.id/2013/02/mesin-gerinda.html

denyfarhanptm.blogspot.com/2014/05/mesin-gerinda.html

http://yogifachrudin.blogspot.co.id/

19

Anda mungkin juga menyukai