Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH LAS LISTRIK DAN KARBIT

Disusun Oleh :
FAHRI NURUL FALAH X TKR 1

TEKNIK KENDARAAN RINGAN


SMK AL-FATAH BANJARNEGARA
2019

KATA PENGANTAR.
Assalamu’ngalaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup unutk menyelesaikan laporan ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad Saw yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah Swt atas limpahan nikmat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan laporan ini dengan baik.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
laporan ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa laporan yang telah kami buat ini masih memiliki kekurangan.

Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang telah mendukung serta
membantu kami selama proses penyelesaian laporan ini hingga selesai. Penulis juga berharap
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca

Demikian yang dapat kami hanturkan, kami berharap supaya laporan yang telah kami buat
ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya

Wassalamu’ngalaikum Wr.Wb

Banjarnegara, 21 Juni 2019


Penulis

DAFTAR ISI

I. JUDUL…………………………………………………………………………

II. KATA PENGANTAR…………………………………………………………

III. DAFTAR ISI…………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang…………………………………………………………...

b. Rumusan Masalah……………………………………………………………………

c. Maksud Dan Tujuan……………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

a. Las Listrik……………………………………………………………………

b. Las Karbit……………………………………………………………………

BAB III PENUTUP

a. Simpulan……………………………………………………………………

b. Saran……………………………………………………………………
BAB 1

PENDAHULUAN

      A.      Latar Belakang

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan
cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan
dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang continue.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan
sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi
misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas
mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk
mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara
pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara
sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya di dalamnya
banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan
bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu di dalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi praktek,
secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan
mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan.
Cara ini pemeriksaan, bahan las dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi
dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi
pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan
setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu
ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan yang
dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan
antara atom-atom molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara
pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.
Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang
amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama
perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan. Sehingga
boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las dengan cara-
cara yang ada pada waktu ini.
Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat
bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin, bangunan
dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut menimbulkan
kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu teknologi
penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan.
Teknik penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
1. Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambunganlogam yang
dapat dilepas kembali.
 2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik penyambungan logam dengan
cara mengubah struktur logam yang akan disambung dengan penambahan logam
pengisi.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apakah Pengelasan itu?


2.      Apakah yang dimaksud dengan Las Listrik?
3.      Apakah yang dimaksud dengan Las Gas Asetilin?
4.      Bagaimana kegunanan Proses Pengelasan?

C.    Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini merupakan tugas utama dalam mengisi nilai
akademik pelajaran teknologi manufaktur yakni las listrik dan las gas. Selain itu, sesuai
sasaran yang dikemukakan diatas, sebagian besar tujuan dibuatnya makalah ini ialah
membagi pengetahuan serta membantu mahasiswa/mahasiswi yang kurang memahami
mengenai las listrik dan las gas, dimana diharapkan dengan itu mahasiswa dapat
menguasai teori pengelasan sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam proses praktik
di bengkel.
BAB II

PEMBAHASAN

A.     Las Listrik
Pengertian  las listrik Las busur listrik adalah salah satu cara menyambung logam
dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam
yang akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya
dan merambat terus sampai habis.
 Pengertian las listrik Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana
logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan
sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.
Sebelum atomatom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu
perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.
 Pengelasan listrik  merupakan suatu teknik pengelasan dengan menggunakan arus
listrik berbentuk busur arus dan elektroda berselaput. Tipe-tipe lain dari pengelasan
dengan busur arus listrik adalah Submerged Arc Welding SAW, Gas metal arc Welding
GMAW-MIG, Gas Tungsten Arc Welding G  dan plasmaarc. Didalam pengelasan listrik
ini terjadi gas penyelimut ketika elektroda terselaput itu mencair, sehingga dalam proses
ini tidak diperlukan tekanan/pressure gas inert untuk mengusir oksigen atau udara yang
dapat menyebabkan korosi atau gelembung-gelembung didalam hasil las-lasan.
Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan disambung tercampur
dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku dan
tersambunglah kedua logam tersebut.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang
terjadi antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan
sampai mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las.
Mesin las listrik Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik
yang diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatulengkung
listrik las.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan
ukuran dan type elektrodanya.
Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari: Motor bensin atau diesel Gardu induk
Tegangan pada mesin las listrik biasanya :
ü   110 volt
ü   220 volt
ü   380 volt
 Antara jaringandengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus. Mesin las
digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel
yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu
antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke benda kerja.
Mula-mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus,
kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah
menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Penggolongan macam proses las listrik tig dan mig :

1. Las Listrik TIG

Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda
wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara
ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk
pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C,
sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung
yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda selaput yang digerakkan dan didekatkan
ke busur yang terjadi antara elektroda wolffram dengan bahan dasar.
Sebagian gas pelindung dipakai angin, helium atau campuran dari kedua gas
tersebut yang pemakaiannya tergantung dari jenis logam yang akan di las. Tangkai
las TIG biasanya didinginkan dengan air bersikulasi.
Pembakar las TIG terdiri dari
 Penyedia arus

 Pengembali air pendingi,

 Penyedia air pendingin,

 Penyedia gas argon,

 Lubang gas argon ke luar,

 Pencekam elektroda,

 Moncong keramik atau logam,

 Elektroda tungsten,

 Semburan gas pelindung.

2. Las Listrik MIG

Las MIG adalah pengelasan dengan menggunakan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala
listrik, dipakai sebagai pencair metal yang dilas dan metal penambah Disebut juga dengan Solid Wire.
Sebagai pelindung oksidasi dipakai gas pelindung berupa gas kekal (inert), CO2 dan Arcal 21. Dan
juga Wire Feeder berfungsi memutar elektroda menjulur keluar pada saat proses pengelasan
berlangsung. MIG digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah
menggunakan Karbon dioxida CO2.
Di dalam logam gas mulia, kawat las MIG yang digunakan berfungsi sebagai
elektroda yang diumpamakan terus menerus. Busur listriknya pun terjadi diantara
kawat pengisi dan logam induk.  Gas pelindung tersebut adalah gas argon, helium
yang juga bisa dicampur keduanya. Dan untuk menetapkan busur terkadang
ditembakkan gas O2 dari 2% sampai 5% ataupun CO2 diantara 5% sampai 20%.
Dengan banyaknya penggunaan las MIG sangat menguntungkan. karena hal-hal
yang disebabkan oleh pengelasan ini sangat baik.
Dari kesimpulan diatas, Las MIG biasanya banyak digunakan untuk pengelasan
baja-baja yang memiliki kualitas yang baik, seperti baja yang memiliki daya tahan
karat yang sangat tinggi ,maupun baja-baja yang sangat kuat ataupun logam-logam
yang tidak bisa dilas menggunakan teknik las manapun selain las MIG.
Las MIG juga sering digunakan secara otomatik maupun secara semi-otomatik yang
memiliki arus searah polaritas balik yang menggunakan kawat elektroda berdiameter
diantara 1,2mm sampai 24mm. Karena perkembangan teknologi semakin canggih
belakangan ini banyak menggunakan kawat elektroda yang memiliki diameter
3,2mm sampai 6,4mm yang digunakan untuk pengelasan aluminum yang sangat
tebal, contohnya tangki penyimpanan gas alam cair. Las MIG ini juga digunakan
yang memiliki kecepatan kawat elektroda yang tetap dengan cara pengumpan tarik
dorong.
Las MIG sendiri juga bisa disebut
dengan:
1.   GMAW ( Gas Metal Arch Welding )
2. MAG ( Metal Active Gas )

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melakukan pengelasan dengan las stick:


1.   Mesin las
2  Kawat las
3.  Stang las
4.  Massa (Grounding)
5.  Wire Feeder
6.  Gas CO2 / Arcal 21
 
Keuntungan menggunakan Las MIG ( Metal Inert Gas )
lebih cepat dibandingkan dengan pengelasan SMAW dan menghasilkan hasil yang lebih tahan lama,
1.  
terus-menerus.
2  Tidak menghasilkan slag atau terak, layaknya terjadi pada las SMAW
3.  Sangat efisien dan proses pengerjaan yang cepat
4.  Proses pengelasan MIG ( Metal Inert Gas ) itu sendiri sangat cocok untuk pekerjaan konstruksi

Kerugian menggunakan las MIG ( Metal Inert Gas )


1.  Sewaktu waktu dapat terjadi burn back
2  Pada awalannya set-up yang sulit
3.  Busur yang tidak stabil
4.  Tidak dapat dipakai di tempat terbuka
5. sambungan yang akan di las harus dibersihkan dahulu untuk menghilangkan cairan seperti grease,
  minyak, karatan besi, dan kotoran bekas las agar terhindar dari porosity dan cacat-cacat las lain.

B. Las Karbit

Las karbit merupakan bagian dari las gas, pada las karbit gas yang digunakan untuk
pembakaran adalah menggunakan bahan bakar dari gas karbit atau asetelin. Pengertian
las karbit (asetelin) adalah salah satu cara penyambungan logam dengan menggunakan
energi panas yang berasal dari proses pembakaran antara gas karbit (asetelin) dan gas
oksigen. Panas dari nyala api las asetelin ini nantinya digunakan untuk mencairkan
sebagian logam induk guna untuk proses penyambungan logam agar terjadi ikatan yang
kuat antara logam yang disambung. Pengelasan dengan las asetelin ini dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan tambah maupun tidak.
Gas asetelin digunakan untuk las gas karena mempertimbangkan beberapa faktor, antara
lain karena gas asetelin memiliki sifat yang yang tidak berwarna, berbau tidak beracun,
memiliki titik panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas lainnya dan memiliki berat
yang lebih ringan dibandingkan dengan berat udara. Yang perlu diperhatikan saat
pengelasan dengan las asetelin ini adalah pembentukan nyala api yang dihasilkan dari
proses pembakaran antara gas asetelin dengan gas oksigen. Pada las asetelin memiliki 3
macam nyala api, yaitu nyala api netral, nyala api oksidasi dan nyala api karburasi. Nyala
api netral ini dihasilkan dari pembakaran gas asetelin dan gas oksigen dengan
perbandingan 1:1 atau sama besar.
Sedangkan nyala api oksidasi ini dihasilkan dari pembakaran gas asetelin dan gas
oksigen yang lebih banyak gas oksigennya. Untuk nyala api karburasi sendiri dihasilkan
dari pembakaran gas asetelin dan gas oksigen yang lebih banyak gas asetelinnya.
Pengaturan nyala api las asetelin ini dapat diatur dengan mengatur campuran bahan
bakar yang keluar dari brander las dengan memutarkan keran katup gas asetelin dan
keran katup gas oksigen. Las asetelin tersusun dari beberapa komponen yaitu tabung
gas, regulator, selang penyalur dan brander las. Tabung gas pada las asetelin ini
berfungsi untuk menampung gas. Pada las asetelin, terdiri dari 2 buah tabung gas yaitu
tabung gas asetelin dan tabung gas oksigen.
Selang gas pada las asetelin ini berfungsi untuk menyalurkan gas dari tabung ke brander
las. Pada las asetelin juga terdiri dari 2 buah selang gas yaitu selang gas asetelin dan
selang gas oksigen. Regulator pada las asetelin ini berfungsi sebagai pengaman dan
untuk mengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja. Pada las asetelin juga terdiri dari 2
buah regulator gas yaitu regulator gas asetelin dan regulator gas oksigen. Pada regulator
juga dilengkapi dengan dua manometer yang berguna untuk memberitahukan tekanan isi
tabung dan tekanan kerja yang keluar dari tabung. Brander las pada las asetelin ini
berfungsi untuk mengatur campuran antara gas asetelin dan gas oksigen, untuk
menghasilkan nyala api yang sesuai untuk proses pengelasan.

BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan

Ø  Pengelasan (welding) adalah proses penyambungan dua material secara permanen


dengan caramencairkan kedua material yang akan disambung dan diikuti oleh material
pengisi.

Ø  Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi
surnber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las
dan benda kerja.

Ø  Las Oksi asetilin adalah pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis
gas sebagai pembentuk nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini,
gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas lain sebagai gas
bahan bakar (fuel gas).

Ø  Disamping untuk pembuatan penyambungan antar logam, proses las dapat juga
dipergunakan untuk reparasi missal nya untuk mengisi lubang-lubang pada coran.
Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan
macam-macam reparasi lainnya.

B.       Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan kepada pembaca makalah ini sebagai berikut:
1.        Dalam pembuatan makalah diperlukan kerja keras dalam mencari berbagai
referensi agar makalah yang dibuat lebih baik.
2.        Pelajari makalah yang telah dibuat, agar dapat menambah wawasan lagi

Anda mungkin juga menyukai