Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI 2

PENGELASAN BESI HOLLOW 4 × 4

NAMA : DWI PRABOWO

NIM : 1605903010009

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TEUKU UMAR FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan


rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
pengelasan “Las Listrik ”.
Laporan praktikum pengelasan las listrik ini di susun guna melengkapi
tugas mata kuliah proses produksi 2 di Univesritas Teuku Umar. Laporan ini
berisikan tentang teori teori dasar, cara pengoperasian mesin las, prinsip kerja
mesin las listrik , membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam
pengelasan, dan juga laporan ini berisi tentang analisis dari hasil pengelasan.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari banyak kekurangan dan
kekeliruan yang terjadi, serta penulis menyadari laporan ini jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Penulis banyak mendapatkan dukungan moril maupun materiil dari berbagai
pihak.
Atas segala bantuan, bimbingan dan motivasi, serta keritik dan saran dari
semua pihak, penulis hanya dapat menyerahkan kepada Allah SWT, semoga Allah
SWT membalas kebaikannya, dan mudah mudahan laporan ini bermanfaat.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Maksud Dan Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................................ 3
2.1 Pengertian Las Listrik ................................................................................................... 3
2.1.1 Las listrik dengn elektroda berselaput................................................................ 4
2.1.2 Las listrik TIG .................................................................................................... 4
2.1.3 Las Listrik MIG ................................................................................................. 4
2.2 Macam-Macam Mesin Las Listrik ................................................................................ 4
2.2.1 Mesin Las Arus Bolak Balik (Mesin Las AC) ................................................... 5
2.2.2 Mesin Las Arus Searah (Mesin Las DC) .......................................................... 6
2.2.3. Mesin Las Ganda (Mesin Las AC-DC) ............................................................ 8
2.3 Peralatan Las Listrik ..................................................................................................... 8
2.3.1 Pembangkit arus listrik....................................................................................... 8
2.3.2 Elektroda (filler atau bahan isi) ......................................................................... 9
2.3.3 Klasifikasi Elektroda ........................................................................................ 10
2.4. Kabel Las ................................................................................................................... 12
2.5 Pemegang Elektroda ................................................................................................... 12
2.6 Palu Las....................................................................................................................... 13
2.7 Sikat Kawat ................................................................................................................. 13
2.8 Klem Massa ................................................................................................................ 13
2.9 Tang (penjepit) ............................................................................................................ 14
BAB 3 PEMBAHASAN ................................................................................................. 15
3.1 Persiapam Kerja .......................................................................................................... 15
3.1.1 Perlengkapan keselamatan kerja las listrik dan bahan. .................................... 15

ii
3.1.2 Bahan ............................................................................................................... 15
3.2 Proses kerja las listrik ................................................................................................ 15
3.3 langkah kerja ............................................................................................................... 16
3.4 Hasil Akhir Pratikum Pengelasan ............................................................................... 17
BAB 4 PENUTUP ........................................................................................................... 18
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 18
4.2 Saran ........................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan semakin berkembangnya teknologi industry saat ini, tidak bisa


mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama
produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alat-
alat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini
menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium
dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa
pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manuasia tidak mungkin terjadi.
Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam sebagai alat
bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi mesin,
bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam tersebut
menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan. Salah satu
teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan. Teknik
penyambungan logam sebenarnya terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu : 1.
Penyambungan sementara (temporary joint), yaitu teknik penyambunganlogam
yang dapat dilepas kembali. 2. Penyambungan tetap (permanen joint), yaitu teknik
penyambungan logam dengan cara mengubah struktur logam yang akan
disambung dengan penambahan logam pengisi. Termasuk dalam kelompok ini
adalah solder, brazing dan pengelasan. Dari teknik tersebut dijadikan sebagai
dasar dibentuknya benda-benda logam seperti yang dimaksud pada uraian diatas.
Dalam hal ini proses pengelasan terdiri dari las listrik.

1.2 Batasan Masalah

Agar lebih terarah dan tercapainya penyusunan laporan praktikum


pengelasan, maka ruang lingkup hanya membahas masalah yang berkaitan dengan
proses pengelasan logam, antara lain:
1. Pengelasan menggunakan las busur listrik SMAW (Shielded metal arc
Welding) .
2. Tidak membahas masalah biaya proses pengelasan logam.

1
2

1.3 Maksud Dan Tujuan

Maksud dan tujuan dibuatnya laporan ini merupakan tugas utama dalam
mengisi nilai akademik pelajaran proses produksi 2 yakni las listrik. Selain itu,
sesuai sasaran yang dikemukakan diatas, sebagian besar tujuan dibuatnya laporan
ini ialah membagi pengetahuan serta membantu rekan-rekan
mahasiswa/mahasiswi Akademi Teknik mesin yang kurang memahami mengenai
las listrik, dimana diharapkan dengan itu mahasiswa dapat menguasai teori
pengelasan sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam proses praktik di
bengkel.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Las Listrik


Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam
menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan
sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara
atom. Sebelum atom atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan
menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.
Las listrik juga biasa disebut las busur listrik, yaitu proses penyambungan
logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jadi sumber
panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las
dan benda kerja. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair,
demikian juga elektroda yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada
ujungnya dan merambat terus sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari
sebagian benda yang akan disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua
logam yang akan disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua
logam tersebut. Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar
tetapi dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi
akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah
mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan
keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya. Pada las busur,
sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi
antara benda kerja dan elektroda. Elektroda atau logam pengisi dipanaskan sampai
mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi sambungan las. Mula-
mula terjadi kontak antara elektroda dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus,
kemudian dengan memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah
menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C. Ada tiga
jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan elektroda berlapis
tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan
baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat
ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks

3
4

membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak


diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis yang paling banyak
digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

Las listrik dapat digolongkan menjadi :


1. Las listrik dengan elektroda logam, misalnya :
• Las listrik submarged
• Las listrik dengan elektroda berselaput
• Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas) atau MI
2. Las listrik dengan elektroda karbon, misalnya :
• Las listrik derngan elektroda karbon tunggal
• Las listri dengan elektroda karbon ganda.

2.1.1 Las listrik dengn elektroda berselaput.


Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda dan bahan dasar (plat)
akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian dasar selaput elektroda yang turut
terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda
kawat las, dan daerah las disekitar busur listrik terhadap daerah udara luar.

2.1.2 Las listrik TIG


Pada las TIG ini menggunakan elektroda wolfram. Busur yang terjadi
antara elektroda dan bahan dasar merupakan sumber panas bentuk pengelasan.
Untuk melindungi hasil pengelasan digunakan gas pelindung, seperti argon,
helium atau campuran gas tersebut.

2.1.3 Las Listrik MIG


Menggunakan elektroda gulungan kawat yang berbentuk rol yang
gerakannya diatur oleh sepasang roda gigi yang digerakan oleh motor listrik.
• Las listrik Submerged
Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada
didalm timbunan fluksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh
luar (udara bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik
lainnya. Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis.

2.2 Macam-Macam Mesin Las Listrik


5

2.2.1 Mesin Las Arus Bolak Balik (Mesin Las AC)


Mesin las arus bolak balik memperoleh busur nyala dari transformator,
dimana dalam pesawat las ini arus dari jaring–jaring listrik dirubah menjadi arus
bolak–balik oleh transformator yang sesuai dengan arus yang digunakan untuk
mengelas, sehingga mesin las ini disebut juga mesin las transformator. Karena
langsung menggunakan arus listrik AC dari PLN yang memiliki tegangan yang
cukup tinggi dibandingkan kebutuhan pengelasan yang hanya
membutuhkan tegangan berkisar 55 Volt sampai dengan 85 Volt maka mesin las
ini menggunakan transformator (Trafo) step-down, yaitu trafo yang berfungsi
menurunkan tegangan.
Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya yang
cukup besar. Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda dibutuhkan
energi yang besar, karena tegangan pada bagian terminal kumparan sekunder
hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya yang besar perlu arus besar. Arus
yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10 ampere sampai 500 ampere.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan las. Untuk keperluan
daya besar diperlukan arus yang lebih besar pula, dan sebaliknya. Arus pada
transformator dapat disetel sesuai kebutuhan dengan memutar ulir penyetel arus.
Pada transformator las AC, terdapat dua kabel yaitu kabel busur dan kabel masa,
dimana jika kedua kabel tersebut tertukar, tidak akan mempengaruhi perubahan
temperature yang timbul.
Arah aliran arus bolak-balik pada mesin las AC merupakan gelombang
sinusoide yang memotong garis nol pada interval waktu 1/ 100 detik untuk mesin
dengan frekuensi 50 hertz (Hz). Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah
gelombang positif dan setenngah gelombang negative. Arus bolak-balik dapat
diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus
(rectifier/adaftor).
6

Kelebihan dari mesin las arus searah (AC)


1. Perlengkapan dan perawatan lebih murah
2. Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi yang
dihasilkan.
3. Nyala busur kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-rigi
las
Kekurangan dari mesin las arus searah AC
1. Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda.
2. Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam.

2.2.2 Mesin Las Arus Searah (Mesin Las DC)


Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik adalah
arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo motor listrik
searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor bensin, motor diesel,
atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang menggunakan motor listrik
sebagai penggerak mulanya memerlukan peralatan yang berfungsi sebagai
penyearah arus. Penyearah arus atau rectifier berfungsi untuk mengubah arus
bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Arus bolak-balik diubah menjadi arus
searah pada proses pengelasan mempunyai beberapa keuntungan, antara lain:

1. Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil


2. Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC
3. Tingkat kebisingan lebih rendah
4. Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau
arus searah
5. Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis
7

Mesin las DC ada 2 macam, yaitu mesin las stasioner atau mesin las
portabel. Mesin las stasioner biasanya digunakan pada tempat atau bengkel yang
mempunyai jaringan listrik permanen, misal listrik PLN. Adapun mesin las
portabel mempunyai bentuk relatif kecil biasanya digunakan untuk proses
pengelasan pada tempat-tempat yang tidak terjangkau jaringan listrik. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pengoperasian mesin las adalah penggunaan yang sesuai
dengan prosedur yang dikeluarkan oleh prabrik pembuat mesin, perawatan yang
sesuai dengan anjuran. Sering kali gangguan-gangguan timbul pada mesin las,
antara lain mesin tidak mengeluarkan arus listrik atau nyala busur listrik lemah.
Mesin las DC mempunyai polaritas yang berbeda – beda, tidak seperti
mesin las AC yang dapat digunakan dengan kutub sembarang (terbalik – balik).
Berikut ini adalah polaritas mesin las DC
- Hubungan arus polaritas terbalik (DCRP)
DCRP (Direct Current Reverse Polarity) adalah jika kabel masa dipasang
pada benda kerja dengan kutub anoda dan kabel elektroda dihubungkan dengan
kutub anoda. Pada hubungan DCRP, panas yang diberikan oleh mesin las
didistribusikan 1/3 ke benda kerja dan 2/3 nya ke elektroda sehingga panas yang
diberikan mesin las ke elektroda lebih banyak daripada panas yang diberikan ke
benda kerja.

- Hubungan arus polaritas lurus (DCSP)


DCSP (Direct Current Straight Polarity) adalah pemasangan kabel las dengan
menghubungkan antara kabel masa (benda kerja) dengan kabel anoda (positif) dan
kabel elektroda dengan kutub katoda (negatif). Pada hubungan DCSP, panas yang
diterima benda kerja lebih banyak daripada panas yang diterima elektroda dengan
perbandingan 2/3 banding 1/3.
8

2.2.3. Mesin Las Ganda (Mesin Las AC-DC)

mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC) dan
pengelasan dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai transformator
satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin. Keluaran arus bolak-balik
diambil dari terminal lilitan sekunder transformator melalui regulator arus.
Adapun arus searah diambil dari keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran
arus bolakbalik atau arus searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya
dengan memutar alat pengatur arus dari mesin las.
Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua kemampuan
yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las AC. Mesin las jenis ini
sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang mempunyai jenis-jenis pekerjaan
yang bermacam-macam, sehingga tidak perlu mengganti-ganti las untuk
pengelasan berbeda. Mesin las arus ganda dapat menyuplai arus antara 25 ampere
sampai 140 ampere yang digunakan untuk mengelas plat – plat tipis, baja anti
karat (stainless steel) dan alumunium. Untuk mengelas benda kerja yang tebal
,arus dapat disetel 60 – 300 ampere.

2.3 Peralatan Las Listrik


Adapun Peralatan las Listrik yaitu sebagai berikut:

2.3.1 Pembangkit arus listrik


Sebagai alat yang memasok atau yang mengatur arus yang bekerja Antara
jaringan dengan mesin las pada bengkel, terdapat saklar pemutus. Mesin las yang
digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada
bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala las ditimbulkan oleh
arus listrik yang diperoleh dari mesin las. Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak
tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel masa dijepitkan kebenda
9

kerja. Pemasangan kabel skunder, pada mesin las D.C dapat diatur / dibuat
menjadi DCSP atau DCRP.
 bila kabel elektroda dihubungkan kekutub negative mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub positif maka disebut hubungan polaritas lurus (D.C.S.P)
 pada hubungan D.C.S.P, panas yang timbul, sepertiga memanaskan elektroda
dan dua pertiga memanaskan benda kerja.Berarti benda kerja menerima panas
lebih banyak dari elektroda.
 bila kabel elektroda dihubungkan kekutub positif mesin, dan kabel masa
dihubungkan kekutub negative maka disebut hubungan polaritas terbaik
(D.C.R.P)

catatan:
DCSP = direct current straight polarity
DCRP = direct current revers polarity
pada hubungan D.C.R.P, panas yang timbul, dua pertiga memanaskan
elektroda dan sepertiga memanaskan benda kerja. Berarti elektroda menerima
panas yang lebih banyak dari benda kerja

kapan dipergunakan D.C.R.P, tersebut?


Ini tergantung pada :
- benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan dan salutan elektroda
- penembusan yang diinginkan

2.3.2 Elektroda (filler atau bahan isi)


Sebagai perekat atau bahan tambah pada proses pengelasan yang dipasang
atau dijepit pada holder / pemegang elektroda
10

2.3.3 Klasifikasi Elektroda


Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik
manurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda E
XXXX yang artInya sebagai berikut :
- E menyatakan elaktroda busur listrik
- XX (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik deposit las dalam
ribuan Ib/in2 lihat table.
- X (angka ketiga) menyatakan posisi pangelasan. angka 1 untuk pengelasan
segala posisi. angka 2 untuk pengelasan posisi datar di bawah tangan.
- X (angka keempat) menyataken jenis selaput dan jenis arus yang cocok
dipakai untuk pengelasan lihat table.
2.3.3.1 Elektroda Baja Lunak
Macam-macam jenis elektroda baja lunak perbedaannya hanyalah pada
jenis selaputnya. Sedang kan kawat intinya sama.
- E 6010 dan E 6011
Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat
dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang dalam. Pengelasan
dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan mudah
dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang
baik dan dapat dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi.
Selaput selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan
menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk
mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.

- E 6012 dan E 6013


Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat
manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai untuk
pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat baik
untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah. Jenis E 6012 umumnya
dapat dipakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013
yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan pemakaian pada
11

voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter kecil kebanyakan


dipakai untuk pangelasan pelat tipis.

- E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan
teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama
mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan
mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari pada
bawah tangan atau datar pada las sudut.

2.3.3.1 Elektroda Untuk Besi Tuang


Elektroda yang dipekai untuk mengelas besi tuang adalah sebagei berikut.
- Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan
menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan
dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak
dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat
dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
- Elektroda nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las
masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam
sagala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda ini pada
besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las DC kutub
terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
- Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak,
sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari
perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
12

2.4. Kabel Las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus
dangan karet isolasi Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :

- kabel elektroda
- kabel massa
- kabel tenaga

Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan


elektroda. Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan
listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat las AC
atau AC - DC.

2.5 Pemegang Elektroda

Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang


elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang
dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,
bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada
gantungan dari bahan fiber atau kayu.
13

2.6 Palu Las

Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur
Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las. Berhati-hatilah
membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke
mata atau ke bagian badan lainnya.

2.7 Sikat Kawat

Dipergunakan untuk :
- Membersihkan benda kerja yang akan dilas
- Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.

2.8 Klem Massa

Klem massa edalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke


benda kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik
yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem
massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja
14

dengan baik . Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit
dengan klem massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti
karat, cat, minyak.

2.9 Tang (penjepit)

Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang
masih panas.
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Persiapam Kerja

3.1.1 Perlengkapan keselamatan kerja las listrik dan bahan.


Perlengkapan
1. Helm Las
2. Sarung Tangan
3. Apron
4. Sepatu Las
5. Masker Las
6. kamar las
7. Jaket las
Dalam hal ini penyiapan alat dan alat ukur diperiksa kepresisianya
(nol ke nol) dan , alat potong diperiksa ketajamanya dan sudut-sudutnya.

3.1.2 Bahan
Untuk proses pengelasan ini digunakan bahan jenis Hollow 4 × 4 dengan
ukuran 30 cm : 3 = 10 cm dan Elektroda las ø 2,6 mm.

3.2 Proses kerja las listrik

Pada pengelasan dengan las listrik, panas yang dihasikan berasal dari
busur listrik yang timbul dari menempelnya benda kerja dengan elektroda.
Elekttroda pengisian dipanaskan mencapai titik cair dan diendapkan pada
sambungan, hingga terbentuk sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur
listrik mencapai 55000C. Pada saat pengelasan menggunakan las listrik,
dilepaskan energi dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk panas dancahaya
ultraviolet.
Agar mata kita terlindungi dari sinar ultra violet ini, kita harus
menggunakan kacamata pelindung yang mampu, menangkal cahaya tersebut demi
keselamatan kerja.

15
16

Gambar : Proses Pengelasan.

Penyalaan busur listrik pada pengelasan dapat dilakukan dengan


melakukan hubungan singkat ujung elektroda dengan logam induk, kemudian
memisahkannya lagi sampai jarak tertentu sebagai panjang busur. Dimana
panjang busur normal yaitu antara 1.6 – 3.2 mm. Pemadaman busur listrik
dilakukan dengan menjauhkan elektrode dari bahan induk . untuk menghasilkan
penyambungan manik las yang baik dapat dilakukan sebagai berikut : Sebelum
elektrode dijauhkan dari logam induk sebaiknya panjang busurlistrik dikurangi
lebih dahulu, baru kemudian elektrode dijauhkan dalamposisi lebih dimiringkan
secukupnya.

3.3 langkah kerja


1. Ambilah benda kerja sesui ukuranya dengan memotong panjang 10 cm
dengan jumlah 16 buah.
2. Siapkan peralatan las listrik dan perlengkapannya
3. Gunakan pakaian pelindungkerja las secara lengkap
4. Bentuklah kedua benda hingga menjadi sambungan yang di inginkan
5. Untuk mendapatkan hasil las yang baik lakukan penguncian pada bagian
benda kerjayang akan di lasa atau di sambung . atur nyala api.
6. Pembakaran atau nyala api las mengenai atau bergerak tepat pada kedua
plat agar sama sama mencair dengan baik.
7. Pada saat pengelasan ketika melewati titik penguncian titik kunci tersebut
harus benar benar cair dan menyatu dengan rigi rigi las
8. Terakhir periksa hasil pengelasan agar sesui yang diharapkan
17

3.4 Hasil Akhir Pratikum Pengelasan

Gambar : Hasil Akhir

Besi hollow dengan ukuran


Panjang : 10 mm
Lebar : 4 × 4 mm
Tebal : 15 mm
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum ini dapat melatih kita untuk sabar dan teliti dalam
mengerjakan jobsheet.Kerapian, kelurusan dan kerataan rigi-rigi las sangatlah
penting untuk menentukan hasil pengelasan.Penentuan sudut pengelasan juga
memegang peranan penting.Kecepatan pengumpulan benda kerja juga sangat
penting, sehingga mampu mengejar target jobsheet yang telah ditentukan.

4.2 Saran
Dalam melakukan kerja praktek kita harus teliti dan sabar, tidak tergesa-
gesa dalam bekerja, tidak bersenda gurau dan selalu berhati-hati dalam bekerja,
serta selalu memakai alat-alat keselamatan kerja yang sudah disiapkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Flemings, M.C.Solidification Processing, New York : McGraw-Hill, 1974,


Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura, Teknologi Pengelasan Logam, Cetakan
Keenam, PT Pradnya Paramita, Jakarta, 1994.
Kalpakjian, Manufacturing Engineering and Technology, Third Edition, Addison-
Wesley Publishing Company, New York, 1995.
Mikell P. Groover, Fundamentals of Modern Manufacturing, Prentice-Hall
International, Inc., New Jersey, 1996.
LAMPIRAN

Gambar : Mesin Las Gambar : Pengelasan

Ganbar : Stik Las Gambar : Kabel Massa

Gambar : Pengerjaan

Anda mungkin juga menyukai