MIX DESIGN
TEKNOLOGI BETON DAN BANGUNAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 KELAS A (2018)
PROGRAM STUDI
D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2019
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi Beton dan
Bahan Bangunan ini.
Laporan ini dibuat berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dan perolehan
referensi dari internet yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan perkuliahan mahasiswa
pada mata kuliah Teknologi Beton dan Bahan Bangunan. Sehingga dengan adanya laporan
ini diharapkan dapat membantu kita untuk memahami lebih dalam tentang langkah-langkah
praktikum, perhitungan beberapa parameter yang dibutuhkan selama praktikum, dan
menganalisis kandungan beberapa bahan bangunan agar penggunaannya pada suatu
bangunan dapat disesuaikan dengan mutu bahan.
Kami menyadari bahwa meskipun kami telah berusaha sebaik mungkin dalam
menyelesaikan laporan ini, hasilnya belum sempurna dan tentu masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan laporan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan materi dan arahan dalam mengerjakan laporan ini. Dan tidak lupa juga kepada
teman-teman yang telah melakukan praktikum dengan semangat, membantu proses
perhitungan, dan memberi sumbangan pemikiran dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat dan membantu para pembaca dalam memperoleh pengetahuan
mengenai teknologi beton dan bahan bangunan.
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Penggunaan beton sebagai bahan bangunan/material konstruksi sangat umum
digunakan baik untuk struktur rumah tinggal, gedung bertingkat, dan berbagai macam
infrastruktur yang lain. Beton merupakan material untuk struktur bangunan yang terbuat
dari campuran semen, pasir, kerikil / split, semen, dan air dengan komposisi tertentu.
Selain itu kadang ditambahkan juga bahan lain yang disebut dengan admixture beton
untuk menghasilkan beton dengan kondisi khusus.
Dengan adanya praktikum ini, diharapkan mahasiswa untuk bisa menerapkan cara cara
membuat beton dan bisa menerapkannya dalam dunia pekerjaan nanti dengan
menghasilkan beton dengan kualitas tinggi.
.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam praktikum ini adalah berapa komposisi agregat kasar,
halus, semen, dan air yang digunakan untuk memperoleh beton dengan mutu 30 MPa.
.3 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum pengerjaan mix desain beton adalah untuk mengetahui
informasi tentang komposisi dari agregat halus, agregat kasar, semen serta air yang
dipergunakan sebagai pedoman dalam pembuatan beton dengan mutu tertentu, sehingga
beton memiliki kualitas dan kuantitas yang sebaik-baiknya.
.4 Manfaat Praktikum
Manfaat dari dilaksanakannya praktikum uji Tarik baja ini secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam mix design beserta
prosedur dalam menggunakannya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui komposisi agregat kasar, halus, semen, dan air yang
digunakan untuk mendapat beton dengan mutu tertentu.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB II
DASAR TEORI
Keterangan:
s= √∑
i=1
¿¿ ¿ ¿ …………………..(Pers 2.1)
s = standar deviasi
x 1 = kuat tekan beton dari masing-masing benda uji
x = kuat tekan beton rata-rata yang diperlukan
Jika pada data tidak disajikan kuat tekan rata-rata yang diperlukan untuk menetapkan
standar deviasai, maka dapat digunakan table berikut.
Jika jumlah data pengujian kurang dari 30 benda uji, maka dilakukan koreksi
terhadap nilai standar deviasi dengan suatu factor perkalian, seperti pada table berikut.
Tabel 2. 3 Perkiraan kuat tekan beton (MPa) dengan factor air semen dan jenis
semen serta agregat di Indonesia
Gambar 1.1 Grafik hubungan factor air semen dengan kuat tekan rata-rata yang
diinginkan
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
f. Menentukan slump
Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan atas dasar
pelaksanaan pembuatan, cara pengangkutan, penuangan, pemadatan, maupun jenis
strukturnya.
Nilai slump dapat ditentukan menggunakan table berikut:
h. Menetapkan kadar air bebas atau banyaknya air yang diperlukan per meter kubik
beton
Untuk menetapkan banyaknya air yang diperlukan untuk setiap meter kubik beton,
dapat dicari dengan mengunakan tabel 2.6 dengan cara sebagai berikut:
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
1. Jika agregat halus dan agregat kasar yang digunakan dari jenis yang sama,
misalnya pasir alam dan kerikil alam atau pasir dari batu pecah dan kerikil dari
batu pecah, maka dengan melihat besar butir maksimum dan slump yang
digunakan dapat ditentukan banyaknya air yang diperlukan. Misalnya dengan
butir maksimum 40 mm dan slump yang digunakan yang diperlukan adalah 160
liter per meter kubik beton.
2. Jika agregat halus dan agregat kasar yang dipakai dari jenis yang berbeda
(alami dan batu pecah), banyaknya air yang diperlukan ditentukan dengan
mengunakan rumus:
A=0,67 W f + 0,33 W c……………………..(Pers 2.2)
Keterangan:
A = banyaknya air yang dibutuhkan per meter kubik beton
W f = banyaknya air yang dibutuhkan menurut agregat halus
Wc = banyaknya air yang dibutuhkan menurut agregat kasar
Tabel 2.7 Kebutuhan semen minimum untuk berbagai pembetonan dan lingkungan khusus.
Semen Minimum
(kg/m3 beton)
Jenis Pembetonan
beton di dalam ruang bangunan
a. Beton keliling non korosif
275
b. Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh
235
kondensasi atau uap korosif
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Tabel 2.8 Kandungan semen minimum untuk beton bertulang dalam air
Tipe II
atau tipe 290 330 380
V
Tipe II
1,0-2,0 3,1-5,6 2,5-5,0 atau tipe 330 370 420
V
Tipe II
atau tipe
>2,0 >5,6 >5,0 330 370 420
V lapisan
pelindung
Grafik 1.2 a grafik hubungan presentase agregat halus dengan factor air semen untuk
ukuran agregat maksimum 20 mm
Grafik 1.2 b grafuk hubungan presentase agregat halus dengan factor air semen untuk
ukuran agregak maksimum 40mm
Maka berat jenis relatif agregat dapat dihitung dengan mengunakan rumus sebagai
berikut
A B
BJ relatif = x BJ . AH + x BJ . AK ………..(Pers 2.3)
100 100
Keterangan :
BJ.AH = berat jenis agregat halus
BJ.AK = berat jenis agregat kasar
A = persentase agregat halus terhadap agregat relatif ( campuran )
B = persentase agregat kasar terhadap agregat campuran (relatif)
Berat jenis agregat halus dan agregat kasar diperoleh dari hasil pengujian di
laboratorium terhadap agregat yang akan digunakan. Jika belum diketahui agregat
mana yang akan digunakan, dapat ditentukan berat jenis relatif agregat 2,50 gr/cm3
untuk agregat alami, dan 2,60 gr/cm3 untuk agregat batu pecah. Harga-harga yang
diperoleh kemudian dibetulkan jika agregat yang akan dipakai sudah ditetapkan dan
diuji berat jenisnya.
n. Berat jenis beton
Berat jenis beton dapat ditentukan dengan mengunakan grafik 1.3. Cara pengunaan
grafik grafik 1.3 adalah sebagai berikut:
1) Buat garis vertikal melalui titik harga kadar air bebas yang telah ditentukan.
2) Ikuti kurva yang sesuai dengan harga berat jenis relatif hingga memotong
garis vertikal pada (1)
3) Jika dalam grafik belum ada garis kurva harga berat jenis relatif yang
ditentukan, dibuat kurva baru yang sesuai dengan harga berat jenis relatif
itu, yang sesuai dengan garis kurva terdekat. Kurva itu akan memotong
garis vertikal harga kadar air bebas.
4) Tarik garis mendatar melalui titik potong itu. Garis itu menunjukkan nilai
berat jenis beton.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
Grafik 1.3 grafik hubungan berat jenis beton dengan kadar air bebas
BAB III
PEMBAHASAN
b. Bahan :
1. Bahan penyusun beton seperti semen, air, kerikil, dan pasir
2. Oli
.2 Langkah Kerja
Langkah-langkah dalam melakukan praktikum mix design adalah sebegai berikut:
1. Membasahi molen dan cawan baja dengan dengan air.
2. Mengolesi cetakan 10x20 sebanyak 30 buah dengan oli agar beton tidak lengket
dengan cetakan.
3. Menyalakan molen degan kecepatan 30 rpm.
4. Memasukan agregat kasar dan halus kedalam molen sampai homogen.
5. Memasukan semen kedalam mcampuran agregat selama 1 menit atau kurang
lebih hingga homogen.
6. Memasukan air kedalam campuran semen dan agregat selama + 3 menit.
7. Menuangkan kedalam cawan baja.
8. Memasukan adukan beton kedalam cetakan, kemudian rojok hingga beton
memadat.
9. Melepas cetakan setelah usia 1 hari, kemudian lakukan tahap perawatan.
Pelaksanaan Perawatan beton dilakukan dengan metode perawatan basah dengan
cara beton direndam di dalam air selam + 28 hari.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER