Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

MIX DESIGN
TEKNOLOGI BETON DAN BANGUNAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 KELAS A (2018)

1. Rifqi Nadhif Arrafid (10111810013012)


2. Ranu Saputra Dewa Manuputty (10111810013013)
3. Geralda Nurry Arifa (10111810013014)
4. Virly Shafira Nazuar (10111810013015)
5. Aditya Tamateja Diputra (10111810013017)
6. Disan Anwari Saputro (10111810013018)
7. Onne Mutiara Ramadhini Asyah (10111810013019)
8. Bala Arizalu Putra Dinar (10111810013020)
9. Muhammad Jati Kusumo (10111810013021)

PROGRAM STUDI
D-IV TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2019
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi Beton dan
Bahan Bangunan ini.

Laporan ini dibuat berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dan perolehan
referensi dari internet yang berfungsi sebagai penunjang kegiatan perkuliahan mahasiswa
pada mata kuliah Teknologi Beton dan Bahan Bangunan. Sehingga dengan adanya laporan
ini diharapkan dapat membantu kita untuk memahami lebih dalam tentang langkah-langkah
praktikum, perhitungan beberapa parameter yang dibutuhkan selama praktikum, dan
menganalisis kandungan beberapa bahan bangunan agar penggunaannya pada suatu
bangunan dapat disesuaikan dengan mutu bahan.

Kami menyadari bahwa meskipun kami telah berusaha sebaik mungkin dalam
menyelesaikan laporan ini, hasilnya belum sempurna dan tentu masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan laporan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
memberikan materi dan arahan dalam mengerjakan laporan ini. Dan tidak lupa juga kepada
teman-teman yang telah melakukan praktikum dengan semangat, membantu proses
perhitungan, dan memberi sumbangan pemikiran dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat dan membantu para pembaca dalam memperoleh pengetahuan
mengenai teknologi beton dan bahan bangunan.

Surabaya, 6 November 2019

Tim Penyusun Laporan


DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I
PENDAHULUAN

.1 Latar Belakang
Penggunaan beton sebagai bahan bangunan/material konstruksi sangat umum
digunakan baik untuk struktur rumah tinggal, gedung bertingkat, dan berbagai macam
infrastruktur yang lain. Beton merupakan material untuk struktur bangunan yang terbuat
dari campuran semen, pasir, kerikil / split, semen, dan air dengan komposisi tertentu.
Selain itu kadang ditambahkan juga bahan lain yang disebut dengan admixture beton
untuk menghasilkan beton dengan kondisi khusus.

Teknologi pembuatan Beton, dapat dimulai dari menghitung perbandingan antara


Agregat kasar (Kerikil), Agregat halus (Pasir), Semen, dan Air secara teoritis. Setelah di
dapat perbandingan, barulah praktikum dilakukan dengan menimbang setiap material yang
telah dihitung secara teoritis. Setelah proses pengukuran massa, proses pencampuran
material-material dalam mixer dilakukan, sampai pada proses mencetak beton dalam
silinder dan proses perawatan sehingga diharapkan saat melakukan pengujian, mutu beton
yang tercatat sesuai dengan apa yang kami harapkan.

Dengan adanya praktikum ini, diharapkan mahasiswa untuk bisa menerapkan cara cara
membuat beton dan bisa menerapkannya dalam dunia pekerjaan nanti dengan
menghasilkan beton dengan kualitas tinggi.
.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam praktikum ini adalah berapa komposisi agregat kasar,
halus, semen, dan air yang digunakan untuk memperoleh beton dengan mutu 30 MPa.

.3 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum pengerjaan mix desain beton adalah untuk mengetahui
informasi tentang komposisi dari agregat halus, agregat kasar, semen serta air yang
dipergunakan sebagai pedoman dalam pembuatan beton dengan mutu tertentu, sehingga
beton memiliki kualitas dan kuantitas yang sebaik-baiknya.
.4 Manfaat Praktikum
Manfaat dari dilaksanakannya praktikum uji Tarik baja ini secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam mix design beserta
prosedur dalam menggunakannya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui komposisi agregat kasar, halus, semen, dan air yang
digunakan untuk mendapat beton dengan mutu tertentu.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II
DASAR TEORI

.1 Persyaratan dalam Perencanaan


Dalam pembuatan beton dengan mutu tertentu, diperlukan rencana komposisi bahan
untuk dapat memenuhi syarat dan mutu beton. Di Indonesia, rencana campuran beton
diatur dalam SNI 03-2834-1993. Terdapat persyaratan yang harus dipenuhi dalam
pembuatan beton, antara lain sebagai berikut:
1. Proporsi campuran beton harus menghasilkan beton yang memenuhi persyaratan
berikut:
a. Kekentalan yang memungkinkan pengerjaan beton (penuangan, pemadatan,
perataan) dengan mudah dapat mengisi acuan dan menutup permukaan secara
serba sama (homogen).
b. Keawetan
c. Kuat tekan
d. Ekonomis
2. Beton yang dibuat harus menggunakan bahan agregat normal tanpa bahan tambah.
3. Bahan-bahan yang digunakan dalam perencanaan harus mengikuti persyaratan
berikut:
a. Bila pada bagian pekerjaan konstruksi yang berbeda akan digunakan bahan
yang berbeda, maka setiap proporsi campuran yang akan digunakan harus
direncanakan secara terpisah.
b. Bahan untuk sampel campuran harus mewakili bahan yang akan digunakan
dalam pekerjaan.
4. Dalam perencanaan campuran beton harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Perhitungan perencanaan campuran beton harus didasarkan pada data sifat-
sifat bahan yang akan digunakan dalam produksi beton.
b. Susunan campuran beton yang diperoleh dari perencanaan ini harus dibuktikan
melalui sampel campuran yang menunjukkan bahwa proporsi tersebut dapat
memenuhi kekuatan beton yang disyaratkan.

.2 Rencana Campuran Beton


Dalam merencanakan bahan untuk campuran beton digunakan data-data yang didapat
dari tes pada bahan penyusun beton. Perencanaan campuran beton menggunakan table dan
grafik. Langkah-langkah pokok dalam merencanakan campuran beton adalah sebagai
berikut:

a. Menentukan kuat tekan rata-rata yang ditargetkan


Kuat tekan rata-rata beton yang diinginkan dapat dihitung dari standar deviasi (S).
standar deviasi ditetapkan berdasarkan atas tingkat mutu pengendalian pelaksanaan
pencampuran beton. Semakin baik pelaksanaan semakin kecil nilai standar
deviasinya. Standar deviasi didapat dari pengalaman di lapangan selama produksi
beton dengan rumus sebagai berikut
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Keterangan:
s= √∑
i=1
¿¿ ¿ ¿ …………………..(Pers 2.1)

 s = standar deviasi
 x 1 = kuat tekan beton dari masing-masing benda uji
 x = kuat tekan beton rata-rata yang diperlukan

Jika pada data tidak disajikan kuat tekan rata-rata yang diperlukan untuk menetapkan
standar deviasai, maka dapat digunakan table berikut.

Tabel 2.1 Nilai kuat tekan rata-rata

Jika jumlah data pengujian kurang dari 30 benda uji, maka dilakukan koreksi
terhadap nilai standar deviasi dengan suatu factor perkalian, seperti pada table berikut.

Tabel 2.2 Faktor standar deviasi


Jumlah data : 30 25 20 15 <15
Faktor perkalian : 1,0 1,03 1,08 1,16 Tidak boleh

b. Penetapan jenis semen


Jenis semen Portland dibedakan menjadi lima jenis yaitu: tipe I yang digunakan
untuk konstruksi bangunan umum, tipe II untuk bangunan yang letaknya dipinggir
perairan, tipe III untuk bangunan dengan persyaratan khusus, tipe IV untuk dam
dan lapangan udara, dan tipe V untuk bangunan pada wilayah dengan kadar asam
sulfat tinggi. Selain itu terdapat semen portland pozzolan (PPC) yang digunakan
sebagai pengikat hidrolis, dan semen portland komposit (PCC) yang digunakan
untuk konstruksi beton umum. Semen yang digunakan harus memenuhi SNI 15-
2049-1994 tentang Semen Portland.

c. Penetapan jenis agregat


Jenis agregat yang digunakan ditetapkan menggunakan pasir alam dan kerikil alam,
atau pasir pecah dan batu pecah. Dalam penetapan jenis agregat harus sesuai
dengan SNI 03-1750-1990 tentang Mutu dan Cara Uji Agregat

d. Penetapan faktor air semen


Dalam penetapan factor air semen digunakan table dan grafik sebagai berikut
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 2. 3 Perkiraan kuat tekan beton (MPa) dengan factor air semen dan jenis
semen serta agregat di Indonesia

Gambar 1.1 Grafik hubungan factor air semen dengan kuat tekan rata-rata yang
diinginkan
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Langkah-langkah dalam menghitung factor air semen, adalah sebagai berikut:


1. Jika jenis semen Portland dan agregat yang akan digunkan sudah diketahui,
maka dengan melihat table 2.3 dapat ditentukan nilai kekuatan beton dasar
yang diinginkan untuk umur beton yang dikehendaki dengan factor air 0,50.
2. Dengan menggunakan grafik pada gambar 1.1, mengikuti garis vertical untuk
factor air semen 0,50 ke arah atas hingga memotong garis horizontal yang
menunjukkan kuat tekan. Titik potong merupakan dasar kurva yang dipakai
untuk menentukan factor air semen beton yang direncanakan.
3. Melalui titik potong tersebut dapat dibuat kurva yang sejajar dengan kurva di
sebelah kanan atau kiri titik potong.
4. Membuat garis mendatar yang menunjukkan nilai kuat tekan rata-rata yang
direncanakan.
5. Menentukan titik potong antara garis kuat tekan rata-rata dengan kurva.
6. Menarik garis tegak ke bawah melalui titik potong tersebut untuk
mendapatkan factor air semen yang diperlukan.

e. Faktor air semen maksimum


Faktor air semen maksimum bisa ditentukan melalui table 2.4. Jika factor air
semen yang didapat pada perhitungan lebih kecil dari pada yang didapat pada table
2.4 maka yang dipakai adalah factor air semen yang didapat dari perhitungan.
Tetapi jika factor air semen pada table 2.4 lebih kecil maka digunakan nilai pada
table.

Tabel 2.4 jumlah semen minimum dan nilai fas maksimum

Jumlah semen Nilai f.a.s.


Jenis konstruksi min./m3 beton maksimum
kg
Beton dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non korosif 275 0,60
b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh
kondensasi atau uap-uap korosif 325 0
beton di luar bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0,60
matahari langsung
b. terlindung dari hujan dan terik matahari 275 0,60
langsung
beton yang masuk ke dalam tanah
a. mengalami keadaan basah dan kering 325 0,55
berganti-ganti
b. mendapat pengaruh sulfat alkali dari
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

tanah atau air tanah 375 0,52


beton yang kontinu berhubungan dengan
air
a. air tawar 275 0,57
b. air laut 375 0,52

f. Menentukan slump
Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan atas dasar
pelaksanaan pembuatan, cara pengangkutan, penuangan, pemadatan, maupun jenis
strukturnya.
Nilai slump dapat ditentukan menggunakan table berikut:

Tabel 2.5 Penetapan nilai slump

g. Menetapkan ukuran agregat maksimum


Untuk menetapkan besar butir agregat maksimum dilakukan berdasarkan nilai
terkecil dari ketentuan-ketentuan berikut:
1. Jarak bersih minimum antar baja tulangan atau berkas baja tulangan, atau
tendon pra-tegang dikalikan tiga perempat.
2. Sepertiga kali tebal pelat
3. Seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan

h. Menetapkan kadar air bebas atau banyaknya air yang diperlukan per meter kubik
beton
Untuk menetapkan banyaknya air yang diperlukan untuk setiap meter kubik beton,
dapat dicari dengan mengunakan tabel 2.6 dengan cara sebagai berikut:
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

1. Jika agregat halus dan agregat kasar yang digunakan dari jenis yang sama,
misalnya pasir alam dan kerikil alam atau pasir dari batu pecah dan kerikil dari
batu pecah, maka dengan melihat besar butir maksimum dan slump yang
digunakan dapat ditentukan banyaknya air yang diperlukan. Misalnya dengan
butir maksimum 40 mm dan slump yang digunakan yang diperlukan adalah 160
liter per meter kubik beton.
2. Jika agregat halus dan agregat kasar yang dipakai dari jenis yang berbeda
(alami dan batu pecah), banyaknya air yang diperlukan ditentukan dengan
mengunakan rumus:
A=0,67 W f + 0,33 W c……………………..(Pers 2.2)
Keterangan:
 A = banyaknya air yang dibutuhkan per meter kubik beton
 W f = banyaknya air yang dibutuhkan menurut agregat halus
 Wc = banyaknya air yang dibutuhkan menurut agregat kasar

Tabel 2.6 perkiraan kebutuhan air per meter kubik beton

i. Kebutuhan semen minimum


Kebutuhan semen minimum ini disyaratkan, untuk menghindarkan beton dari
kerusakan yang diakibatkan oleh adanya pengaruh lingkungan khusus, misalnya
lingkungan korosif, air payau, air laut, dan sebagainya. Kebutuhan semen
minimum dapat ditetapkan dengan tabel 2.7, tabel 2.8, atau tabel 2.9.

Tabel 2.7 Kebutuhan semen minimum untuk berbagai pembetonan dan lingkungan khusus.

Semen Minimum
(kg/m3 beton)
Jenis Pembetonan
beton di dalam ruang bangunan
a. Beton keliling non korosif
275
b. Keadaan keliling korosif, disebabkan oleh
235
kondensasi atau uap korosif
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Beton di luar ruang bangunan


a. Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
325
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari
langsung
275
Beton yang masuk ke dalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering
berganti-ganti
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari 325
tanah beton yang selalu berhubungan
dengan air tawar/payau/laut

Tabel 2.8 Kandungan semen minimum untuk beton bertulang dalam air

Kandungan semen min.


Beton berhubungan Tipe semen Ukuran maksimum
dengan Agregat (mm)
40 20
Air tawar Semua tipe I-V 280 300

Air payau Tipe I + pozolan 340 380


(15%-40%) atau
semen Portland
pozolan

Air laut Tipe II atau V 290 330


Tipe II atau V 330 370
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 2.9 Kandungan semen minimum untuk beton yang berhubungan


dengan air tanah yang mengandung sulfat

Konsentrasi sulfat (SO3) SO3 Tipe Kandungan semen minimal


dalam tanah dalam semen ukuran nominal agregat
air maksimum (Kg/m3)
tanah
Total SO3 SO3 dalam 40 20 10
(g/l)
(%) campuran
air : tanah =
2:1 (g/l)
Tipe I
dengan
< 0,2 < 1,0 < 0,3 atau tanpa 80 300 350
pozzolan
(15-40%)
Tipe I
dengan
atau tanpa 290 330 350
pozzolan
(15-40%)
Tipe I
Pozolan
0,2-0,5 1,0-1,9 0,3-1,2 (15-40%)
atau 270 310 360
semen
Portland
pozzolan
Tipe II
atau tipe 250 290 340
V
0,5-1 1,9-3,1 1,2-2,5 Tipe I 340 380 430
Pozolan
(15-40%)
atau
semen
Portland
pozzolan
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tipe II
atau tipe 290 330 380
V
Tipe II
1,0-2,0 3,1-5,6 2,5-5,0 atau tipe 330 370 420
V
Tipe II
atau tipe
>2,0 >5,6 >5,0 330 370 420
V lapisan
pelindung

j. Faktor air semen yang disesuaikan


Jika kadar semen berubah karena lebih kecil dari pada kadar semen minimum yang
ditetapkan atau lebih besar dari pada kadar semen maksimum yang disyaratkan,
faktor air semen harus diperhitungkan kembali menurut kadar semen yang berlaku.

k. Susunan besar butir agregat halus


Jika besar butir agregat halus yang akan digunakan sudah dianalisis menurut
standar SNI, susunan besar butir pasir dapat dibandingkan dengan syarat-syarat
susunan besar butir pasir dalam tabel, termasuk zona 1, zona 2, zona 3, atau zona 4.

l. Presentasi agregat halus


Untuk menentukan persentasi agregat halus ( lebih halus dari 4,8 mm) digunakan
grafik 1.2. Dengan diketahuinya besar butir maksimum agregat (i), slump yang
direncanakan (h), faktor air semen (n), dan daerah susunan butir (o), maka
persentase pasir yang diperlukan dapat dibaca pada grafik 1.2 tersebut. Perlu
diperhatikan bahwa jumlah persen pasir ini adalah seluruh agregat ( butiran ) yang
lebih halus dari 4,8 mm. agregat kasar yang dipakai di indonesia sering kali masih
mengandung butiran lebih halus dari 4,8 mm dalam jumlah yang lebih besar dari 5
persen. Dalam hal ini, maka agregat halus yang diperlukan masih harus dikurangi.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Grafik 1.2 a grafik hubungan presentase agregat halus dengan factor air semen untuk
ukuran agregat maksimum 20 mm

Grafik 1.2 b grafuk hubungan presentase agregat halus dengan factor air semen untuk
ukuran agregak maksimum 40mm

m. Berat jenis relatif agregat


Berat jenis relatif agregat adalah berat jenis agregat gabungan antara agregat halus
dan agregat kasar. Untuk agregat-agregat yang sudah diketahui berat jenisnya.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Maka berat jenis relatif agregat dapat dihitung dengan mengunakan rumus sebagai
berikut
A B
BJ relatif = x BJ . AH + x BJ . AK ………..(Pers 2.3)
100 100
Keterangan :
 BJ.AH = berat jenis agregat halus
 BJ.AK = berat jenis agregat kasar
 A = persentase agregat halus terhadap agregat relatif ( campuran )
 B = persentase agregat kasar terhadap agregat campuran (relatif)

Berat jenis agregat halus dan agregat kasar diperoleh dari hasil pengujian di
laboratorium terhadap agregat yang akan digunakan. Jika belum diketahui agregat
mana yang akan digunakan, dapat ditentukan berat jenis relatif agregat 2,50 gr/cm3
untuk agregat alami, dan 2,60 gr/cm3 untuk agregat batu pecah. Harga-harga yang
diperoleh kemudian dibetulkan jika agregat yang akan dipakai sudah ditetapkan dan
diuji berat jenisnya.
n. Berat jenis beton
Berat jenis beton dapat ditentukan dengan mengunakan grafik 1.3. Cara pengunaan
grafik grafik 1.3 adalah sebagai berikut:
1) Buat garis vertikal melalui titik harga kadar air bebas yang telah ditentukan.
2) Ikuti kurva yang sesuai dengan harga berat jenis relatif hingga memotong
garis vertikal pada (1)
3) Jika dalam grafik belum ada garis kurva harga berat jenis relatif yang
ditentukan, dibuat kurva baru yang sesuai dengan harga berat jenis relatif
itu, yang sesuai dengan garis kurva terdekat. Kurva itu akan memotong
garis vertikal harga kadar air bebas.
4) Tarik garis mendatar melalui titik potong itu. Garis itu menunjukkan nilai
berat jenis beton.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Grafik 1.3 grafik hubungan berat jenis beton dengan kadar air bebas

o. Menentukan kebutuhan agregat gabungan


Kebutuhan agregat gabungan ditentukan dengan mengunakan rumus sebagai
berikut :
B AG=BJ b−Bs−Ba………………….….(Pers 2.4)
Keterangan:
 B AG = berat agregat gabungan
 BJ b = berat jenis beton
 Bs = berat semen
 Ba = berat air

p. Menentukan agregat halus


Agregat halus yang diperlukan untuk setiap meter kubik beton adalah hasil kali
jumlah agregat gabungan dengan persentase kadar pasir setelah dikoreksi dengan
fraksi halus yang terdapat dalam agregat kasar.

q. Kadar agregat kasar


Kadar agregat kasar dapat di hitung dengan cara mengurangi kadar agregat
gabungan dengan kebutuhan agregat halus.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Dari langkah-langkah tersebut di atas sudah dapat diketahui susunan bahan-


bahan untuk satu meter kubik beton. Demikian secara teoritis sudah dapat diketahui
susunan bahan-bahan untuk beton. Langkah berikutnya adalah menguji apakah hasil
perhitungan itu jika dilaksanakan dapat menghasilkan beton dengan kekuatan yang
direncanakan. Caranya adalah dengan membuat campuran uji untuk mengetahui
berapa slump dan kuat desak yang dihasilkan dari beton dengan komposisi campuran
yang telah ditemukan tersebut. Jika harga-harga yang didapat sesuai dengan harga-
harga yang diharapkan campuran perlu dibetulkan. Jika slump terlalu tinggi/rendah,
kadar air perlu dikurangi/ditambah demikian juga kadar semennya harus disesuaikan
karena faktor air semen harus dijaga agar tetap/tidak berubah.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
PEMBAHASAN

.1 Alat dan Bahan


Berikut ini adalah alat dan bahan yang digunakan untuk mendukung praktikum mix
design
a. Alat :
1. Cetakan silinder berukuran 10x20 sebanyak 30 buah
2. Molen sebagai pengaduk beton
3. Alat rojokan
4. Kerucut untuk tes slump
5. Sekop
6. Palu
7. Kuas

b. Bahan :
1. Bahan penyusun beton seperti semen, air, kerikil, dan pasir
2. Oli

.2 Langkah Kerja
Langkah-langkah dalam melakukan praktikum mix design adalah sebegai berikut:
1. Membasahi molen dan cawan baja dengan dengan air.
2. Mengolesi cetakan 10x20 sebanyak 30 buah dengan oli agar beton tidak lengket
dengan cetakan.
3. Menyalakan molen degan kecepatan 30 rpm.
4. Memasukan agregat kasar dan halus kedalam molen sampai homogen.
5. Memasukan semen kedalam mcampuran agregat selama 1 menit atau kurang
lebih hingga homogen.
6. Memasukan air kedalam campuran semen dan agregat selama + 3 menit.
7. Menuangkan kedalam cawan baja.
8. Memasukan adukan beton kedalam cetakan, kemudian rojok hingga beton
memadat.
9. Melepas cetakan setelah usia 1 hari, kemudian lakukan tahap perawatan.
Pelaksanaan Perawatan beton dilakukan dengan metode perawatan basah dengan
cara beton direndam di dalam air selam + 28 hari.
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

.3. Hasil Praktikum


Perhitungan material dilakukan untuk mengontrol mutu beton untuk mencapai kuat
tekan sesuai dengan desain rencana pembuatan beton yang diinginkan.

Perhitungan Kuat Tekan Rata-Rata


Perhitungan kuat tekan rata didasarkan pada SNI 2834-2013 tentang perncanaan mix desain.

Fcr=F c' +1,64 S


Dengan deviasi standar adalah 7, dengan Fc’= 30 MPA, sehingga didapatkan Fcr sebesar 42
MPa (Lihat Lampiran 1).

Perhitungan Faktor Air Semen


Perhitungan faktor air semen (FA/S) berdasarkan pada grafik pada lampiran 2 sehingga
didapatkan faktor air semen sebesar 0,344. Faktor air semen disepakati tidak boleh lebih dari
0,6.

Penentuan Tinggi Slump


Perhitungan Uji Slump didasarkan pada Tabel 2.6 tentang perkiraan kadar air bebas (kg/m3)
untuk kemudahan pekerjaan. Dipilih uji slump dengan rentang 60-180 untuk pengerjaan
bangunan gedung.

Penentuan Kadar Air Bebas


Penentuan kadar air bebas didasarkan pada penentuan uji slump, dengan perhitungan sebagai
berikut.
2 1
Wh+ Wk
3 3
Dengan Wh adalah perkiraan jumlah air bebas untuk agregat halus dan W k adalah
perkiraan jumlah air bebas untuk agregat kasar. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan
jumlah kadar air bebasa adalah 207 Kg/m3 (Lihat Lampiran 1).
Penentuan Berat Jenis Agregat
Berdasarkan hasil praktikum berat jenis pasir adalah sebesar 2,675 Kg/m3 dan berat jenis
kerikil adalah sebesar 2,667 kg/m3 dengan berat jenis gabungan adalah sebesar 2,669 kg/m3
(lihat lampiran 1).
DEPARTEMEN TEKNIK INFRASTRUKTUR SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Persiapan Material dan Alat


Persiapan alat dan bahan dilakukan untuk mendukung proses pada saat melakukan mixing
beton, meliputi :
No. Nama Material Berat per m3 Berat Per Berat per 30
(kg) Benda Uji (kg) Benda Uji (kg)
1 Pasir 475,849 - 22,41

2 Kerikil 1096,001 - 51,62

3 Semen 601,744 - 28,34

4 Air 226,405 - 10,66

Anda mungkin juga menyukai