Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Struktur Beton II


Yang diampu oleh Ibu Rahayu Isnin Astuti, ST., MT.

Disusun oleh :

Risma putri Khoiri 1922201022


Mohammad sururi 1922201041

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS ILMU EKSAKTA

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR

November 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunianya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Uji Kuat Tekan Beton di
Laboratorium Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional di Malang dengan baik.

Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui kuat
tekan beton yang sudah direncanakan, sehingga pada nantinya ilmu yang didapat pada praktikum
ini dapat berguna kedepannya. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing dan asisten Laboratorium Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional yang telah
membantu, membimbing dan mengarahkan kami serta bersikap bijaksana dalam pelaksanaan
praktikum sampai penyelesaian laporan ini.

Akhir kata kami harapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan kepada pembaca. Adapun laporan ini masih memiliki kekurangan. Maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Blitar, November 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Beton yang digunakan sebagai struktur dalam kontruksi teknik sipil, dapat dimanfaatkan
untuk banyak hal. Dalam teknik sipil, struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi, kolom,
balok, pelat atau pelat cangkang. Dalam teknik sipil hidro, beton digunakan untuk bangunan air
seperti bendungan, saluran dan drainase perkotaan. Beton juga digunakan dalam teknik sipil
transportasi untuk pengerjaan rigid pavement (lapis keras permukaan yang kaku), saluran
samping, gorong gorong, dan lainnya. Jadi beto hampir digunakan dalam semua aspek ilmu
teknik sipil. Artinya semua struktur dalam teknik sipil akan menggunakan beton, minimal dalam
pekerjaan pondasi (Mulyono, 2003).

Karena beton sering digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, maka mutu
beton yang akan digunakan perlu diperhatikan. Mutu beton ini sangat mempengarui nilai kuat
beton itu sendiri. Mutu beton dipengaruhi oleh parameter-parameter seperti kualitas semen,
kebersihan agregat, takaran dari bahan-bahan pembentuk betn,dll.

Masalah yang sering dihadapi dalam pembuatan beton adalah bagaimana cara
merencanakan takaran dari bahn-bahan pembentuk beton (job mix design) agar mendapatkan
nilai kuat tekan beton yang diinginkan. Maka dari itu perlu dilakukan percobaan-percobaan agar
mendapatkan takaran yang tepat agar beton yang dibuat mencapai nilai kuat tekan sesuai dengan
yang diinginkan.
1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan job mix design beton yang dibuat agar mendapatkan nilai kuat
tekan yang sudah direncakan.

2. Untuk mengetahui nilai kuat tekan beton yang telah dibuat

1.3 Manfaat Praktikum

Dari melakukan praktikum ini, manfaat yang di dapat adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pengujian kuat


tekan beton.
2. Mahasiswa dapat membuat job mix design beton agar mendapatkan nilai kuat
tekan yang sudah direncanakan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui nilai kuat tekan beton yang telah dibuat.

1.4 Lingkup Praktikum

Pada praktikum pengujian kuat tekan beton ini, lingkup dalam melaksanakan
praktikum adalah sebagi berikut:

1. Pengujian yang dilakukan untuk agregat adalah pengujian kadar air dan pengujian
kadar lumpur.
2. Pengujian slump menggunakan Krucut Abrams dengan diameter atas 10 cm,
diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm.
3. Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 150 mm × 300 mm.
4. Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah umur 7 hari dan 28 hari.
1.5 Tempat Dan Waktu Praktikum

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Teknik Sipil Institut Teknologi


Nasional. Untuk waktu pelaksanaan praktikum di bagi menjadi tiga tahap, dapat dilihat
dalam tabel berikut.

Tabel 1.1 Tempat Dan Waktu Praktikum


Tanggal Waktu
No Tempat Praktikum Keterangan
Praktikum Praktikum
Laboratorium Teknik
04 Oktober Pengujian
1. Sipil Institut 08.30-selesai
2021 Material
Teknologi Nasional

Pencampuran
Laboratorium Teknik
05 Oktober Material dan
2. Sipil Institut 08.30-selesai
2021 Pembuatan Beton,
Teknologi Nasional
Mortar

Laboratorium Teknik
06 Oktober Pembukaan
3. Sipil Institut 08.30-selesai
2021 Begisting
Teknologi Nasional

Laboratorium Teknik Pengujian Kuat


12 Oktober
4. Sipil Institut 08.30-selesai Tekan Beton 7
2021
Teknologi Nasional hari

Laboratorium Teknik Pengujian Kuat


2 November
5. Sipil Institut 09.30-selesai Tekan Beton 28
2021
Teknologi Nasional hari
BAB 2
TAHAPAN PRAKTIKUM

2.1 Pengujian Agregat Halus

Dalam praktikum ini agregat halus yang digunakan adalah pasir yang berasal dari
Karangasem. Adapun alat dan bahan serta langkah kerja dalam pengujian agregat halus
adalah sebagai berikut.

2.1.1 Alat Dan Bahan

Berikut alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian agregat halus:

1. Pasir Karangasem.
2. Timbangan.
3. Cawan.
4. Cetok.
5. Oven.
6. Mesin Pengayakan.
7. Gelas ukur.

2.1.2 Langkah Kerja

Berikut adalah langkah kerja dalam pengujian agregat halus:

1. Siapkan pasir yang akan digunakan.


2. Timbang berat cawan kosong.
3. Timbang berat pasir yang dimasukan ke dalam cawan untuk mencari berat kadar
air awal pasir tersebut.
4. Setelah ditimbang masukan pasir dan cawanya ke dalam oven selama 1 hari.
5. Setelah di oven, timbang kembali pasir untuk mengetahui berat kadar air setelah
di oven.
6. Setelah melakukan penimbangan kembali, dilanjutkan dengan pengayakan agregat
untuk mengetahui besaran butiran agregat tersebut.
7. Hasil ayakan pasir yang tertinggal di pan dimasukan ke dalam gelas ukur dan
diamkan selama 2 jam.

2.2 Pengujian Agregat Kasar

Pada umumnya agregat kasar yang digunakan untuk campuran beton adalah
krikil. Dalam praktikum ini agregat kasar yang digunakan adalah krikil yang berasal dari
Karangasem. Adapun alat dan bahan serta langkah kerja dalam pengujian agregat kasar
adalah sebagai berikut.

2.2.1 Alat Dan Bahan

Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian agregat kasar:

1. Krikil Karangasem
2. Timbangan.
3. Cawan.
4. Cetok.
5. Oven.
6. Mesin Pengayakan.
7. Gelas ukur.

2.2.2 Langkah kerja

Berikut adalah langkah kerja yang digunakan dalam pengujian agregat kasar:

1. Siapkan kerikil.
3. Timbang berat cawan kosong.
4. Timbang berat kerikil yang dimasukan ke dalam cawan.
5. Setelah ditimbang masukan kerikil dan cawanya ke dalam oven selama 1 hari.
6. Setelah di oven, cuci kerikil sampai bersih, untuk menghilangkan kotoran yang
menempel di kerikil.
7. Setelah dicuci masukan kembali ke dalam oven selama 1 hari.
8. Setelah di oven dilanjutkan dengan pengayakan agregat.
9. Agregat yang berhasil lolos pada saringan no. 16 ditimbang kembali.

2.3 Rancangan Campuran Beton

Campuran beton merupakan perpaduan dari komposit material penyusunnya.


Karakteristik dan sifat bahan akan mempengaruhi hasil rancangan. Perancangan
campuran beton dimaksudkan untuk mengetahui komposisi atau proporsi bahan-bahan
penyusun beton. Proporsi campuran dari bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan
melalui sebuah perancangan beton (mix design). Hal ini dilakukan agar proporsi
campuran dapat memenuhi syarat teknis serta ekonomis (Mulyono, 2003). Adapun
rancangan campuran beton dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

A. Perencanaan campuran beton untuk f’c 26 MPa pada umur 28 hari dengan data:
1. f’’ cr : 36.48 MPa
2. Agregat Halus : Pasir Karangasem
3. Agregat Kasar : Krikil Karangasem
4. Diameter agregat maksimum : 20 mm
5. Mutu semen yang digunakan : Semen gersik Tipe I (PCI)

B. Perhitungan Bahan-bahan yang diperlukan untuk 1m3 campuran beton.


1. Faktor air semen: 0.47
Berdasarkan tabel 2.3 perkiraan kebutuhan air per-m3 beton sesuai dengan
ukuran maksimum agregat (20 mm) dengan jenis batuan batu pecah
(alami) dan dipakai nilai slump 30-60 mm diambil:
Kadar air bebas : 185 kg/m3
Sehingga kadar air semen : 393.62 kg/m3
2. Berdasarkan gambar 8.5.2 (Buku Teknologi Beton, Tri Mulyono)
persentase pasir terhadap kadar agregat yang dianjurkan untuk ukuran butir
maksimum 20 mm, dengan nilai slump 30-60 mm sehingga didapat
presentase 42%.
3. Presentase jumlah agregat kasar = 100% - presentase jumlah agregat halus
= 49%.

2.4 Pembuatan Benda Uji

Berikut adalah alat dan bahan serta langkah kerja dalam pembuatan benda uji.

A. Alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan dalam pembutan benda uji adalah sebagai berikut:

1. Cetakan berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
2. Batang besi.
3. Cetok.
4. Concrete Mixer.
5. Ember.
6. Kerucut Abrams.
7. Meteran.
8. Kuas.

B. Bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembutan benda uji adalah sebagai berikut:

1. Semen Gresik tipe I (PCI).


2. Pasir.
3. Kerikil ukuran 20 mm.
4. Air.
5. Solar.

C. Langkah Kerja

Berikut adalah langkah kerja dalam pembuatan benda uji:


1. Bahan disiapkan kemudian ditimbang (pasir, kerikil, air dan semen) sesuai
dengan kebutuhan yang diinginkan untuk 3 benda uji,

Gambar 2.1 Menimbang agregat halus

2. Cetakan disiapkan kemudian diolesi solar agar beton tidak melekat pada
cetakan nantinya.
3. Kemudian seluruh bahan dicampur sampai menjadi adonan atau adukan
yang plastis menggunakan Concrete Mixer.
Gambar 2.2 Mencampur material beton dengan bantuan alat Concrete Mixer

4. Setelah adonan cukup plastis lalu dimasukan kedalam kerucut abrams dan
ukur nilai slumpnya.

Gambar 2.3 Menuangkan adonan beton yang sudah tercampur


Gambar 2.4 Adonan beton yang dirojok saat uji slump

Gambar 2.5 Uji Slump

5. Setelah didapat nilai slump yang diinginkan maka campuran beton


dituangkan kedalam cetakan silinder dan diisikan dalam 3 lapis, masing-
masing diatur supaya sama tebalnya (1/3 tinggi silinder).
Gambar 2.6 Pencetakan beton menggunakan cetakan silinder

6. Setiap lapis di rojok agar merata di dalam silinder.

Gambar 2.7 Kerikil tersebar merata dalam cetakan

7. Permukaan atas diratakan menggunakan batang besi.


8. Setelah itu dibiarkan selama 2 hari, maka cetakan dibuka.

2.5 Pengujian Slump

Berdasarkan PBI 1971 NI 2 pengujian slump ini dilakukan dengan alat sebagai berikut:

A. Kerucut Abrams:
1. Kerucut terpancung, dengan bagian atas dan bawah terbuka,
2. Diameter atas 10 cm,
3. Diameter bawah 20 cm,
4. Tinggi 30 cm.

B. Batang besi:
1. Diameter 16 mm,
2. Panjang 60 cm,
3. Ujung dibulatkan.

C. Alas: rata, tidak menyerap air.

D. Langkah pengujian:
1. Kerucut Abrams diletakkan di atas bidang alas yang rata dan
tidak menyerap air.
2. Kerucut diisi adukan beton sambil ditekan supaya tidak
bergeser.
3. Adukan beton diisikan dalam 3 lapis, masing-masing diatur
supaya sama tebalnya (1/3 tinggi kerucut Abrams),
4. Setiap lapis ditusuk-tusuk dengan batang penusuk
sebanyak 36 kali.
5. Setelah selesai, bidang atas diratakan.
6. Dibiarkan ½ menit (sambil membersihkan sisa jatuhan
beton di samping kerucut Abrams).

7. Kerucut ditarik vertikal ke atas dengan hati-hati, tidak boleh diputar


atau ada gerakan menggeser selama menarik kerucut,
8. Diukur penurunan puncak beton segar yang diuji slump-nya.
Gambar 2.8 Hasil Pengukuran Uji Slump

2.6 Perawatan Beton

Perawatan benda uji dilakukan selama 14 hari dengan cara direndam di dalam ember
yang berisi air.

2.7 Pengujian Kuat Tekan Beton

Setelah waktu perawatan beton berakhir selama 14 hari, dilakukan pengujian kuat tekan
beton menggunakan alat uji kuat tekan beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm, dan
tinggi 30 cm.

Anda mungkin juga menyukai