Disusun oleh :
November 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunianya-lah sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Uji Kuat Tekan Beton di
Laboratorium Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional di Malang dengan baik.
Adapun tujuan pelaksanaan praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui kuat
tekan beton yang sudah direncanakan, sehingga pada nantinya ilmu yang didapat pada praktikum
ini dapat berguna kedepannya. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing dan asisten Laboratorium Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional yang telah
membantu, membimbing dan mengarahkan kami serta bersikap bijaksana dalam pelaksanaan
praktikum sampai penyelesaian laporan ini.
Akhir kata kami harapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan kepada pembaca. Adapun laporan ini masih memiliki kekurangan. Maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Beton yang digunakan sebagai struktur dalam kontruksi teknik sipil, dapat dimanfaatkan
untuk banyak hal. Dalam teknik sipil, struktur beton digunakan untuk bangunan pondasi, kolom,
balok, pelat atau pelat cangkang. Dalam teknik sipil hidro, beton digunakan untuk bangunan air
seperti bendungan, saluran dan drainase perkotaan. Beton juga digunakan dalam teknik sipil
transportasi untuk pengerjaan rigid pavement (lapis keras permukaan yang kaku), saluran
samping, gorong gorong, dan lainnya. Jadi beto hampir digunakan dalam semua aspek ilmu
teknik sipil. Artinya semua struktur dalam teknik sipil akan menggunakan beton, minimal dalam
pekerjaan pondasi (Mulyono, 2003).
Karena beton sering digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil, maka mutu
beton yang akan digunakan perlu diperhatikan. Mutu beton ini sangat mempengarui nilai kuat
beton itu sendiri. Mutu beton dipengaruhi oleh parameter-parameter seperti kualitas semen,
kebersihan agregat, takaran dari bahan-bahan pembentuk betn,dll.
Masalah yang sering dihadapi dalam pembuatan beton adalah bagaimana cara
merencanakan takaran dari bahn-bahan pembentuk beton (job mix design) agar mendapatkan
nilai kuat tekan beton yang diinginkan. Maka dari itu perlu dilakukan percobaan-percobaan agar
mendapatkan takaran yang tepat agar beton yang dibuat mencapai nilai kuat tekan sesuai dengan
yang diinginkan.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Untuk mendapatkan job mix design beton yang dibuat agar mendapatkan nilai kuat
tekan yang sudah direncakan.
Dari melakukan praktikum ini, manfaat yang di dapat adalah sebagai berikut :
Pada praktikum pengujian kuat tekan beton ini, lingkup dalam melaksanakan
praktikum adalah sebagi berikut:
1. Pengujian yang dilakukan untuk agregat adalah pengujian kadar air dan pengujian
kadar lumpur.
2. Pengujian slump menggunakan Krucut Abrams dengan diameter atas 10 cm,
diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm.
3. Benda uji berbentuk silinder dengan ukuran 150 mm × 300 mm.
4. Pengujian kuat tekan beton dilakukan setelah umur 7 hari dan 28 hari.
1.5 Tempat Dan Waktu Praktikum
Pencampuran
Laboratorium Teknik
05 Oktober Material dan
2. Sipil Institut 08.30-selesai
2021 Pembuatan Beton,
Teknologi Nasional
Mortar
Laboratorium Teknik
06 Oktober Pembukaan
3. Sipil Institut 08.30-selesai
2021 Begisting
Teknologi Nasional
Dalam praktikum ini agregat halus yang digunakan adalah pasir yang berasal dari
Karangasem. Adapun alat dan bahan serta langkah kerja dalam pengujian agregat halus
adalah sebagai berikut.
Berikut alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian agregat halus:
1. Pasir Karangasem.
2. Timbangan.
3. Cawan.
4. Cetok.
5. Oven.
6. Mesin Pengayakan.
7. Gelas ukur.
Pada umumnya agregat kasar yang digunakan untuk campuran beton adalah
krikil. Dalam praktikum ini agregat kasar yang digunakan adalah krikil yang berasal dari
Karangasem. Adapun alat dan bahan serta langkah kerja dalam pengujian agregat kasar
adalah sebagai berikut.
Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam pengujian agregat kasar:
1. Krikil Karangasem
2. Timbangan.
3. Cawan.
4. Cetok.
5. Oven.
6. Mesin Pengayakan.
7. Gelas ukur.
Berikut adalah langkah kerja yang digunakan dalam pengujian agregat kasar:
1. Siapkan kerikil.
3. Timbang berat cawan kosong.
4. Timbang berat kerikil yang dimasukan ke dalam cawan.
5. Setelah ditimbang masukan kerikil dan cawanya ke dalam oven selama 1 hari.
6. Setelah di oven, cuci kerikil sampai bersih, untuk menghilangkan kotoran yang
menempel di kerikil.
7. Setelah dicuci masukan kembali ke dalam oven selama 1 hari.
8. Setelah di oven dilanjutkan dengan pengayakan agregat.
9. Agregat yang berhasil lolos pada saringan no. 16 ditimbang kembali.
A. Perencanaan campuran beton untuk f’c 26 MPa pada umur 28 hari dengan data:
1. f’’ cr : 36.48 MPa
2. Agregat Halus : Pasir Karangasem
3. Agregat Kasar : Krikil Karangasem
4. Diameter agregat maksimum : 20 mm
5. Mutu semen yang digunakan : Semen gersik Tipe I (PCI)
Berikut adalah alat dan bahan serta langkah kerja dalam pembuatan benda uji.
Alat-alat yang digunakan dalam pembutan benda uji adalah sebagai berikut:
1. Cetakan berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
2. Batang besi.
3. Cetok.
4. Concrete Mixer.
5. Ember.
6. Kerucut Abrams.
7. Meteran.
8. Kuas.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembutan benda uji adalah sebagai berikut:
C. Langkah Kerja
2. Cetakan disiapkan kemudian diolesi solar agar beton tidak melekat pada
cetakan nantinya.
3. Kemudian seluruh bahan dicampur sampai menjadi adonan atau adukan
yang plastis menggunakan Concrete Mixer.
Gambar 2.2 Mencampur material beton dengan bantuan alat Concrete Mixer
4. Setelah adonan cukup plastis lalu dimasukan kedalam kerucut abrams dan
ukur nilai slumpnya.
Berdasarkan PBI 1971 NI 2 pengujian slump ini dilakukan dengan alat sebagai berikut:
A. Kerucut Abrams:
1. Kerucut terpancung, dengan bagian atas dan bawah terbuka,
2. Diameter atas 10 cm,
3. Diameter bawah 20 cm,
4. Tinggi 30 cm.
B. Batang besi:
1. Diameter 16 mm,
2. Panjang 60 cm,
3. Ujung dibulatkan.
D. Langkah pengujian:
1. Kerucut Abrams diletakkan di atas bidang alas yang rata dan
tidak menyerap air.
2. Kerucut diisi adukan beton sambil ditekan supaya tidak
bergeser.
3. Adukan beton diisikan dalam 3 lapis, masing-masing diatur
supaya sama tebalnya (1/3 tinggi kerucut Abrams),
4. Setiap lapis ditusuk-tusuk dengan batang penusuk
sebanyak 36 kali.
5. Setelah selesai, bidang atas diratakan.
6. Dibiarkan ½ menit (sambil membersihkan sisa jatuhan
beton di samping kerucut Abrams).
Perawatan benda uji dilakukan selama 14 hari dengan cara direndam di dalam ember
yang berisi air.
Setelah waktu perawatan beton berakhir selama 14 hari, dilakukan pengujian kuat tekan
beton menggunakan alat uji kuat tekan beton berbentuk silinder dengan diameter 15 cm, dan
tinggi 30 cm.